Anda di halaman 1dari 9

Skip to content

Kelas IPS
MENU

Materi Pemberontakan DI/TII

Assalammualaikum, Selamat datang di Kelas IPS. Disini Ibu Guru akan membahas tentang
pelajaran Sejarah yaitu Tentang “Pemberontakan DI/TII“. Berikut dibawah ini penjelasannya:

Latar-Belakang-Pemberontakan-DI-TII

Daftar Isi [Buka]

Latar Belakang Pemberontakan DI/TII


Darul Islam ataupun Negara Islam Indonesia dapat dikatakan menjadi salah satu peristiwa yang
mengiringi Indonesia pada masa pasca kemerdakaan, 17 Agustus 1945. Gerakan yang muncul
oleh adanya Perjanjian Renville dan memaksa Tentara Indonesia hijrah dari Jawa Barat oleh
karena kekalahan Indonesia dari pihak Belanda. Gerakan ini memberi dampak besar bagi
pemerintahan Indonesia merdeka yang masih belia bukan hanya di Jawa Barat namun juga
telah menyebar ke provinsi lain di Jawa bahkan di luar Jawa.

Hal ini tidak terlepas dari peran R. M. Kartosuwiryo sebagai pimpinan gerakan Darul Islam
sekaligus Imam dan Presiden Negara Islam Indonesia yang juga merupakan politikus
terkemuka di masa sebelum perang terutama di Partai Serikat Islam Indonesia (PSII) dan sifat
fanatiknya terhadap agama dan pandangannya mengenai politik hijrah. Darul Islam bukan
hanya menjadi musuh bagi pemerintahan baru Indonesia dan tentara nasional, tetapi juga bagi
rakyat sipil yang tidak lepas dari dampak kerusuhan dan kekacauan yang dilakukan oleh
anggota Darul Islam.

Meskipun pemberontakan ini didominasi oleh para mantan gerilyawan perang dari beragam
daerah namun mereka tetap dipersatukan di bawah bendera Negara Islam Indonesia dan tetap
bersatu oleh hasutan Kartosuwiryo yang menyadarkan bahwa para mantan gerilyawan dan
rakyat, terutama di Jawa Barat, telah ditinggalkan oleh pihak Tentara Nasional ketika mereka
merasa masih membutuhkan perlindungan dari pihak Belanda oleh penandatanganan
Perjanjian Renville oleh Amir Syariffudin.
Hingga 1961 kerusuhan terus berlanjut, korban terus berjatuhan, dan semakin banyak pula aksi
yang gencar dilakukan oleh pihak pemberontak dan pihak Tentara Republik. Perlawanan
terhadap Darul Islam dipersulit dengan adanya Tentara Islam dan Angkatan Bersenjata Islam
yang berhasil mereka bentuk sebagai tenaga penjaga keamanan Negara Islam Indonesia dan
sebagai senjata utama dalam memerangi pihak Indonesia. Hingga pada 1962 Kartosuwiryo
ditangkap dan dijatuhi hukuman mati yang mengawali runtuhnya Negara Islam terutama di
Jawa Barat , tetapi setelah lima belas tahun berlalu gerakan Darul Islam dinyatakan masih tetap
ada.

Kronologi Pemberontakan DI/TII


Gerakan ini bertujuan menjadikan Republik Indonesia yang saat itu baru saja diproklamasikan
kemerdekaannya dan ada di masa perang dengan tentara Kerajaan Belanda sebagai negara
teokrasi dengan agama Islam sebagai dasar negara. Dalam proklamasinya bahwa “Hukum
yang berlaku dalam Negara Islam Indonesia adalah Hukum Islam”, lebih jelas lagi dalam
undang-undangnya dinyatakan bahwa “Negara berdasarkan Islam” dan “Hukum yang tertinggi
adalah Al Quran dan Hadits”.

Proklamasi Negara Islam Indonesia dengan tegas menyatakan kewajiban negara untuk
membuat undang-undang yang berlandaskan syari’at Islam, dan penolakan yang keras
terhadap ideologi selain Alqur’an dan Hadits Shahih, yang mereka sebut dengan “hukum kafir”,
sesuai dalam Qur’aan Surah 5. Al-Maidah, ayat 50.

Dalam perkembangannya, DI menyebar hingga di beberapa wilayah, terutama Jawa Barat


(berikut dengan daerah yang berbatasan di Jawa Tengah), Sulawesi Selatan dan Aceh. Setelah
Kartosoewirjo ditangkap TNI dan dieksekusi pada 1962, gerakan ini menjadi terpecah, namun
tetap eksis secara diam-diam meskipun dianggap sebagai organisasi ilegal oleh pemerintah
Indonesia.

Penyebab Pemberontakan DI/TII


Berikut ini terdapat dua penyebab pemberontakan di/tii, yaitu sebagai berikut:

1. Sebab Umum Pemberontakan DI/TII


Kekosongan kekuatan di Jawa Barat.
Kartosuwirjo / rakyat menolak kalau Jawa Barat itu diserahkan kepada belanda begitu saja.
Rasa tdk puas dg keputusan perjanjian yg mengharuskan TNI keluar dr daerah
kantong dan masuk ke wilayah RI .
Artikel Terkait: Perkembangan Pergerakan Kebangsaan Indonesia
2. Sebab Khusus Pemberontakan DI/TII
Pemerintah RI menandatangani Perjanjian Renville yang mengharuskan pengikut RI
mengosongkan wilayah Jawa Barat dan pindah ke Jawa Tengah , hal ini dianggap Kartosuwirjo
sebagai bentuk pengkhianatan Pemerintah RI terhadap perjuangan rakyat Jawa Barat (karena
ada beberapa komandan TNI yang menjanjikan akan meninggalkan semua persenjataannya di
Jawa Barat jika mereka hijrah nanti. ).

Bersama kurang lebih 2000 pengikutnya yang terdiri atas laskar Hizbullah dan Sabilillah,
Kartosuwirjo menolak hijrah dan mulai merintis usaha mendirikan Negara Islam Indonesia (NII).

Jalannya Pemberontakan DI/TII


Berikut ini terdapat beberapa jalannya pemberontakan di/tii di indonesia, yaitu sebagai berikut:

A. Pemberontakan DI/TII Jawa Barat


Pemberontakan DI/TII di Jawa Barat berawal dengan ditandatanganinya Persetujuan Renville
pada 17 Januari 1948. Sekar Marijan Kartosuwiryo mendirikan Darul Islam (DI) bersama
pasukannya yang terdiri atas Hizbullah dan Sabillah (kurang lebih sebanyak 4000 orang . Ia
menolak untuk membawa pasukannya ke Jawa Tengah dan tidak mengakui lagi keberadaan
RI. dan tujuannya juga menentang penjajah Belanda di Indonesia.

Akan tetapi, setelah makin kuat, S.M.Kartosuwiryo memproklamasikan berdirinya Negara Islam
Indonesia (NII) pada tanggal 17 Agustus 1949 di Desa Cisayong,Jawa Barat dan tentaranya
dinamakan Tentara Islam Indonesia (TII) saat itu lah tidak sedikit rakyat yang menjadi korban.
Upaya pemerintah untuk menghadapi gerakan DI/TII pemerintah bekerja sama dengan rakyat
setempat.Dan dijalankan lah taktik dan strategi baru yang disebut Perang Wilayah. Pada 1 April
1962 dilancarkan Operasi Bharatayuda yaitu operasi penumpasan gerakan DI/TII.

engan taktis Pagar Betis. Pada tanggal 4 juni 1962, S.M.Kartosuwiryo beserta para pengikutnya
berhasil ditanggap oleh pasukan Siliwangi di Gunung Geber, Majalaya, Jawa Barat.Ia sempat
mengajukan grasi kepada Presiden,tetapi di tolak. Akhirnya S.M.Kartosuwiryo dijatuhi hukuman
mati di hadapan regu tembak dari keempat angkatan bersenjata RI 16 Agustus 1962.

B. Pemberontakan DI/TII Jawa Tengah


Gerakan DI/TII di Jawa Tengah yang dipimpin oleh Amir Fatah dan Kyai Sumolangu di bagian
utara, yang bergerak di daerah Tegal, Brebes dan Pekalongan. Inti kekuataanya adalah
pasukan Hizbullah yang dibentuk di Tegal,1946 dan pada 23 Agustus 1949, Amir Fatah
memproklamasikan berdirinya Darul Islam dan menyatakan brgabung dengan DI/TII
S.M.kartosuwiryo.Pasukannya dinamakan Tentara Islam Indonesia (TII) dengan sebutan
Batalion Syarif Hidayat Widjaja Kusuma(SHWK).

Untuk menghancurkan gerakan ini, Januari 1950 dibentuk Komando Gerakan Banteng Negara
(GBN) dibawah Letkol Sarbini. Pemberontakan di Kebumen dilancarkan oleh Angkatan Umat
Islam (AUI) yang dipimpin oleh Kyai Moh. Mahfudh Abdurrahman (Kyai Sumolanggu) Gerakan
ini berhasil dihancurkan pada tahun 1957 dengan operasi militer yang disebut Operasi Gerakan
Banteng Nasional dari Divisi Diponegoro.

Gerakan DI/TII itu pernah menjadi kuat karena pemberontakan Batalion 426 di Kedu dan
Magelang/ Divisi Diponegoro. Didaerah Merapi-Merbabu juga telah terjadi kerusuhan-
kerusuhan yang dilancarkan oleh Gerakan oleh Gerakan Merapi-Merbabu Complex (MMC).
Gerakan ini juga dapat dihancurkan. Untuk menumpas gerakan DI/TII di daerah Gerakan
Banteng Nasional dilancarkan operasi Banteng Raiders.

C. Pemberontakan DI/TII Sulawesi Selatan


Gerakan DI/TII di Sulawesi Selatan dipimpin oleh Kahar Muzakar.Latar belakang
pemberontakan ini berbeda dari yang terjadi di Jawa barat dan Jawa tengah. Pada tanggal 30
April 1950 Kahar Muzakar mengirim surat kepada Pemerintah pusat untuk membubarkan
Kesatuan Gerilya Sulawesi Selatan (KGSS) dan anggotanya disalurkan ke dalam APRIS.
Tenyata Kahar Muzakar menuntut agar Kesatuan Gerilya Sulawesi Selatan dan kesatuan
gerilya lainnya dimasukkan delam satu brigade yang disebut Brigade Hasanuddin di bawah
pimpinanya.

Tuntutan itu ditolak karena banyak diantara mereka yang tidak memenuhi syarat untuk dinas
militer. Pemerintah mengambil kebijaksanaan menyalurkan bekas gerilyawan itu ke Corps
Tjadangan Nasional (CTN). Pada saat dilantik sebagai Pejabat Wakil Panglima Tentara dan
Tetorium VII, Kahar Muzakar beserta para pengikutnya melarikan diri ke hutan dengan
membawa persenjataan lengkap dan mengadakan pengacauan serta pada tahun 1952, ia
menyatakan bahwa wilayah Sulawesi Selatan menjadi bagian dari Negara Islam Indonesia
pimpinan S.M.Kartosuwiryo di Jawa Barat pada tanggal 7 Agustus 1953.

Artikel Terkait: Sejarah Kerajaan Bali


Penumpasan pemberontakan Kahar Muzakar memakan waktu lebih dari 14 tahun. Faktor yang
menjadi penyebab lamanya adalah rasa kesukuan yang ditanamkan dan gerombolan ini telah
berakar di Hati rakyat Kahar Muzakar dan gerombolannya mengenal sifat rakyat dan
memanfaatkan lingkungan alam yang sangat dikenalnya. Tanggal 3 Februari 1965, Kahar
Muzakar tertembak mati dalam sebuah kontak senjata dengan pasukan RI.

D. Pemberontakan DI/TII Aceh


Adanya berbagai masalah antara lain masalah otonomi daerah, pertentangan antargolongan,
serta rehabilitasi dan modernisasi daerah yang tidak lancar menjadi penyebab meletusnya
pemberontakan DI/TII di Aceh.Daerah Aceh sebelumnya menjadi daerah istimewa diturunkan
statusnya menjadi daerah Karasidenan di bawah provinsi Sumatera Utara.

Gerakan DI/TII di Aceh dipimpin oleh Tengku Daud Beureueh yang pada tanggal 21 September
1953 memproklamasikan daerah Aceh sebagai bagian dari Negara Islam Indonesia dibawah
pimpinan S.M.Kartosuwiryo dan memutuskan hubungan dengan Jakarta. Pemberontakan DI/TII
di Aceh diselesaikan dengan diadakannya musyawarah Kerukunan Rakyat Aceh pada tanggal
17 – 28 Desember 1962 atas inisiatif Pangdam I Bukit Barisan, Kolonel Jasin. Dalam
musyawarah ini, dibicarakan berbagai permasalahan yang dihadapi dan kesalahpahaman yang
terjadi.Akhirnya dari musyawarah bersama tersebut ialah pulihnya kembali keamanan di daerah
Aceh.

E. Pemberontakan DI/TII Kalimantan Selatan


Pada akhir tahun 1950,Kesatuan Rakyat Jang Tertindas(KRJT) melakukan penyerangan ke
pos-pos TNI di Kalimantan Selatan. KRJT dipimpin seorang mantan Letnan dua TNI yang
bernama Ibnu Hadjar alias Haderi alias Angli.Ibnu Hadjar sendiri kemudian menyerahkan diri.
Akan tetapi , setelah merasa kuat dan memperoleh peralatan perang, ia kembali membuat
kekacauan dengan bantuan Kahar Muzakar dan S.M. Kartosuwiryo.

Pada tahun 1954, Ibnu Hadjar diangkat sebagai panglima TII wilayah Kalimantan. Akhirnya,
Pemerintah melalui TNI berhasil mengatasi gerakan yang dilakukan oleh Ibnu Hadjar pada
tahun 1959 dan Ibnu Hadjar berhasil ditangkap dan pada 22 maret 1965 dan ia dijatuhkan
hukuman mati oleh pengadilan militer.

Tokoh Pemberontakan DI/TII


Berikut ini terdapat beberapa tokoh pemberontakan di/tii, yaitu sebagai berikut:

Sekar Marijan Kartosuwiryo (Jawa Barat)


Sekar Marijan Kartosuwiryo mendirikan Darul Islam (DI) dengan tujuan menentang penjajah
Belanda di Indonesia. Akan tetapi, setelah makin kuat, Kartosuwiryo memproklamasikan
berdirinya Negara Islam Indonesia (NII) pada tanggal 17 Agustus 1949 dan tentaranya
dinamakan Tentara Islam Indonesia (TII).Upaya penumpasan dengan operasi militer yang
disebut Operasi Bharatayuda. Dengan taktis Pagar Betis. Pada tanggal 4 juni 1962,
Kartosuwiryo berhasil ditanggap oleh pasukan Siliwangi di Gunung Geber, Majalaya, Jawa
Barat. Akhirnya Kartosuwiryo dijatuhi hukuman mati 16 Agustus 1962.

Ibnu Hadjar (Kalimantan Selatan)


Ibnu Hadjar alias Haderi bin Umar alias Angli adalah seorang bekas Letnan Dua TNI yang
kemudian memberontak dan menyatakan gerakannya sebagai bagian DI/TII Kartosuwiryo.
Dengan pasukan yang dinamakannya Kesatuan Rakyat Yang Tertindas, Ibnu Hadjar
menyerang pos-pos kesatuan tentara di Kalimantan Selatan dan melakukan tindakan-tindakan
pengacauan pada bulan Oktober 1950. Untuk menumpas pemberontakan Ibnu Hajar ini
pemerintah menempuh upaya damai melalui berbagai musyawarah dan operasi militer.

Pada saat itu pemerintah Republik Indonesia masih memberikan kesempatan kepada Ibnu
Hadjar untuk menghentikan petualangannya secara baik-baik, sehingga ia menyerahkan diri
dengan kekuatan pasukan beberapa peleton dan diterima kembali ke dalam Angkatan Perang
Republik Indonesia. Tetapi setelah menerima perlengkapan Ibnu Hadjar melarikan diri lagi dan
melanjutkan pemberontakannya. Pada akhir tahun 1954, Ibnu Hajar membulatkan tekadnya
untuk masuk Negara Islam.

Ibnu Hajar diangkat menjadi panglima TII wilayah Kalimantan. Perbuatan ini dilakukan lebih dari
satu kali sehingga akhirnya Pemerintah memutuskan untuk mengambil tindakan tegas
menggempur gerombolan Ibnu Hadjar. Pada akhir tahun 1959 pasukan gerombolan Ibnu
Hadjar dapat dimusnahkan dan lbnu Hadjar sendiri dapat ditangkap. Gerakan perlawanan baru
berakhir pada bulan Juli 1963. Ibnu Hajar dan anak buahnya menyerahkan diri secara resmi
dan pada bulan Maret 1965 Pengadilan Militer menjatuhkan hukuman mati kepada Ibnu Hajar.
Daud Beureueh (Jawa Tengah)
Teungku Muhammad Daud Beureu’eh (lahir di Beureu’eh, kabupaten Pidie, Aceh, 17
September 1899, meninggal di Aceh, 10 Juni 1987 pada umur 87 tahun) atau yang nama
lengkapnya adalah Teungku Muhammad Daud Beureu’eh adalah mantan Gubernur Aceh,
pendiri NII di Aceh dan pejuang kemerdekaanIndonesia. Ketika PUSA (Persatuan Ulama
Seluruh Aceh) didirikan untuk menentang pendudukan Belanda, Daud Beureu’eh terpilih
sebagai ketuanya. Pada masa perang revolusi, Daud Beureu’eh menjabat sebagaiGubernur
Militer Aceh.

Artikel Terkait: Sejarah Singkat Kerajaan Sriwijaya


Sejak 21 September 1953 sampai dengan 9 Mei 1962, ia melakukan pemberontakan kepada
pemerintah dengan mendirikan NII akibat ketidakpuasannya atas pemerintahan Soekarno.
Namun akhirnya ia kembali ke pangkuan Republik Indonesia setelah dibujuk kembali oleh
Mohammad Natsir.

Kahar Muzakkar (Sulawesi Selatan)


Abdul Kahar Muzakkar (ada pula yang menuliskannya dengan nama Abdul Qahhar Mudzakkar;
lahir diLanipa, Kabupaten Luwu, 24 Maret 1921, meninggal 3 Februari 1965 pada umur 43
tahun; nama kecilnya Ladomeng) adalah seorang figur karismatik dan legendaris dari tanah
Luwu, yang merupakan pendiriTentara Islam Indonesia di Sulawesi. Ia adalah seorang prajurit
Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang terakhir berpangkat Letnan Kolonel atau Overste pada
masa itu. Ia tidak menyetujui kebijaksanaan pemerintahan presiden Soekarno pada masanya,
sehingga balik menentang pemerintah pusat dengan mengangkat senjata.

Ia dinyatakan pemerintah pusat sebagai pembangkan dan pemberontak. Pada awal tahun
1950-an ia memimpin para bekas gerilyawan Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tenggara
mendirikan TII (Tentara Islam Indonesia) kemudian bergabung dengan Darul Islam (DI), hingga
di kemudian hari dikenal dengan nama DI/TII di Sulawesi Selatan dan Tenggara. Pada tanggal
3 Februari 1960, melalui Operasi Tumpas, ia dinyatakan tertembak mati dalam pertempuran
antara pasukan TNI dari satuan Siliwangi 330 dan anggota pengawal Kahar Muzakkar di
Lasolo.

Namun tidak pernah diperlihatkan pusaranya, mengakibatkan para bekas pengikutnya


mempertanyakan kebenaran berita kejadiannya. Menurut kisah, jenazahnya dikuburkan di
Kilometer 1 jalan raya Kendari,sulawesi tengara. Tapi sampai saat ini banyak yang tidak
percaya atas kepergiannya karena belum ada bukti nyata tentang keberadaannya di sana.

Amir Fatah (Jawa Tengah)


Amir Fatah bernama lengkap Amir Fatah Wijaya Kusumah, adalah salah satu pimpinan
Hizbullah Fisabilillah di daerah Besuki, Jawa Timur sebelum bergolaknya pemberontakan DI/TII
di Jawa Tengah. Ketika Perjanjian Renville ditanda tangani oleh pihak Belanda dan Indonesia,
maka semua kekuatan Republik diharuskan hijrah ke Jawa Tengah, termasuk kesatuan
Hizbullah dan Fisabilillah yang dipimpinnya.
Pada tahun 1950, ia memproklamirkan wilayahnya merupakan bagian DI/TII Kartosuwiryo.
Melalui operasi yang dilakukan oleh TNI untuk sementara waktu kekuatan mereka melemah
tetapi akibat ada pembelot, kekuatan DI/TII Amir Fatah kembali kuat. Pada akhirnya pasukan
Amir Fatah dapat ditaklukkan di perbatasan Pekalongan – Banyumas.

Upaya Penumpasan Pemberontakan DI/TII


Untuk menumpas pemberontakan ini pada bulan Januari 1950 pemerintah melakukan operasi
kilat yang disebut “Gerakan Banteng Negara” (GBN) di bawah Letnan Kolonel Sarbini (selanjut-
nya diganti Letnan Kolonel M. Bachrun dan kemudian oleh Letnan Kolonel A. Yani). Gerakan
operasi ini dengan pasukan “Banteng Raiders.”

Sementara itu di daerah Kebumen muncul pemberontakan yang merupakan bagian dari DI/ TII,
yakni dilakukan oleh “Angkatan Umat Islam (AUI)” yang dipimpin oleh Kyai Moh. Mahudz
Abdurachman yang dikenal sebagai “Romo Pusat” atau Kyai Somalangu. Untuk menumpas
pemberontakan ini memerlukan waktu kurang lebih tiga bulan.

Pemberontakan DI/TII juga terjadi di daerah Kudus dan Magelang yang dilakukan oleh Batalyon
426 yang bergabung dengan DI/TII pada bulan Desember 1951. Untuk menumpas
pemberontakan ini pemerintah melakukan “Operasi Merdeka Timur” yang dipimpin oleh Letnan
Kolonel Soeharto, Komandan Brigade Pragolo.

Daftar Pustaka:

Alfian Maqdalia , Nana Nurliana Soeyono, Sudarini Suhartono, Esis, Sejarah untuk kelas XII ,
Penerbit Erlangga (hal 88-100).
C. Van Dijk, Darul Islam Sebuah Pemberontakan, 1993, Jakarta: PT Temprint.
Demikian Penjelasan Pelajaran IPS-Sejarah Tentang Latar Belakang Pemberontakan DI/TII:
Kronologi, Penyebab, Jalannya, Tokoh & Upaya Penumpasan

Semoga Materi Pada Hari ini Bermanfaat Bagi Siswa-Siswi, Terima Kasih !!!

Baca Artikel Lainnya:

Sejarah Kerajaan Bali


Makalah Pasar Modal
Pengertian Perubahan Sosial, Ciri, Bentuk dan Faktornya
Materi Likuiditas
5.0
15
SHARES
FacebookTwitterGoogle+PinterestLinkedInStumbleUponPrintEmailWhatsAppYahoo
MailGmailEvernoteLineSMSTelegramFacebook Messenger
Posting terkait:
Masa-Penjajahan-Inggris-Di-Indonesia
Masa Penjajahan Inggris Di Indonesia (1811-1816)

Perang-Melawan-Penjajahan-Kolonial-Hindia-Belanda
Perang Melawan Penjajahan Kolonial Hindia Belanda

Perang-Melawan-Keserakahan-Kongsi-Dagang
Perang Melawan Keserakahan Kongsi Dagang

Posting pada SejarahDitag akhir pemberontakan di/tii, akhir pemberontakan ditii, apa penyebab
pemberontakan apra, dampak pemberontakan di/tii, dampak pemberontakan ditii, di/tii dapat
ditumpas melalui operasi militer, di/tii kalimantan selatan, gerakan pki mencapai puncaknya
pada tanggal, jalannya pemberontakan di tii brainly, jalannya pemberontakan di/tii jawa tengah,
jalannya pemberontakan ditii, jelaskan latar belakang pemberontakan ditii dan rms di indonesia,
jelaskan pemberontakan ditii di aceh dan upaya penumpasannya, kronologi pemberontakan
di/tii, kronologi pemberontakan ditii, latar belakang di tii di jawa tengah, latar belakang di tii
kalimantan selatan, latar belakang pemberontakan ditii di jawa barat secara singkat, makalah
pemberontakan ditii, membandingkan ideologi pki dengan di/tii, pemberontakan di tii brainly,
pemberontakan di tii di sulawesi selatan, pemberontakan di tii jawa barat, pemberontakan di/tii
di jawa barat, pemberontakan rms, pemimpin pemberontakan di tii di aceh adalah, pengertian
ditii, penumpasan di tii, penumpasan di/tii aceh, ppt di tii aceh, ppt di/tii, sekarmadji maridjan
kartosoewirjo, tokoh di tii jawa barat, tujuan di/tii aceh, tujuan ditii aceh, tujuan pemberontakan
di tii aceh, tujuan pemberontakan di/tii, upaya penumpasan di/tii
Pos-pos Terbaru
Materi Kepuasan Konsumen
Materi Inflasi
Masa Penjajahan Inggris Di Indonesia (1811-1816)
Pengertian Lingkungan Hidup
Perang Melawan Penjajahan Kolonial Hindia Belanda
Perang Melawan Keserakahan Kongsi Dagang
Rangkuman Pluralitas Masyarakat Indonesia
Latar Belakang Sarekat Islam
Rakyat Riau Angkat Senjata
Pengertian Angin
Pengertian Pasar Keuangan
Materi Sistem Sosial
Pengertian Sumber Daya Alam
Pengertian Etnis
Peninggalan Kerajaan Banten
10 Macam-Macam Kebutuhan Manusia Beserta Pengertian dan Contoh
Peninggalan Kerajaan Demak
Politik Luar Negeri Bebas Aktif dan Pelaksanaannya
Pakaian Adat Aceh
4 Susunan Lapisan Matahari Beserta Penjelasan Secara Lengkap
DMCA.com Protection Status
Situs ini dilindungi oleh DMCA Pro, semua bentuk pencurian konten di situs ini tanpa
menyediakan tautan aktif akan dilaporkan ke DMCA dan situs tersebut akan dihapus.

Copyright © 2018 by Kelas IPS


Beranda
Ekonomi
Geografi
Sejarah
Sosiologi
Pencarian
Tutup Menu
undefined

Anda mungkin juga menyukai