Anda di halaman 1dari 5

Pemberontakan DI/TII

Negara Islam Indonesia (disingkat NII; juga dikenal dengan nama Darul Islam atau DI) yang
artinya adalah "Rumah Islam" adalah kelompok Islam di Indonesia yang bertujuan untuk pembentukan
negara Islam di Indonesia. Pemberontakan Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII) adalah suatu
gerakan yang menginginkan berdirinya sebuah negara Islam Indonesia. Pemberontakan ini terjadi
karena sebagai protes DI/TII terhadap perjanjian Renville. DII berdiri di Jawa Barat. Sebuah negara dalam
negara yang didirikan oleh Sekanohadji Maridjan Kartosuwiryo.Kartosuwiryo mendirikan DII, awalnya
bukan bagian dari pemberontakan terhadap RII atau sebagai salah satu penyebab terjadinya distegrasi
nasional. DII didirikan di negara bagian Belanda, karena pada tahun 1948 Indonesia terikat dengan
Perjanjian Renville yang menyatakan kalo Jawa Barat bagian dari wilayah Belanda.Berdirinya Negara
Islam Indonesia yang diikuti pembentukan tentara dengan DI/TII diikuti dengan pernyataan dari
berbagai wilayah Indonesia lain sebagai bagiannya.

Tujuan DI/TII

Sesuai yang udah dikemukakan sebelumnya, pendirian NII oleh Kartosuwiryo diikuti oleh
pernyataan atau pengakuan gerakan yang sama di berbagai wilayah Indonesia.Tapi, gak semua gerakan
DI/TII mempunyai tujuan yang sama. Supaya bisa melihat dan membandingkan tujuan gerakan atau
pemberontakan DI/TII di seluruh wilayah, maka di bawah ini diuraikan secara singkat tujuan DI/TII sesuai
wilayahnya.

1. PEMBERONTAKAN DI/TII DI JAWA BARAT

Pemberontakan DI/TII di Jawa Barat dipimpin oleh Sekarmadji Maridjan Kartosuwiryo (S.M.
Kartosuwiryo) pada tanggal 7 Agustus 1949. Kartosuwiryo mendirikan sebuah pesantren di Malangbong
Garut. Pesantren Sufah selain menjadi tempat menimba ilmu keagamaan juga dijadikan sebagai tempat
latihan kemiliteran Hizbullah dan Sabillah. Kartosuwiryo berhasil mengumpulkan banyak pengikut yang
kemudian dijadikan sebagai bagian dari pasukan Tentara Islam Indonesia (TII). Kelompok yang dianggap
radikal ini mengakui syariat Islam sebagai sumber hukum dan satu-satunya pedoman yang valid.

Pada tanggal 25 Januari 1949, ketika pasukan Siliwangi sedang melaksanakan hijrah dari Jawa
Barat ke Jawa Tengah, saat itulah terjadi kontak senjata yang pertama kali antara pasukan TNI dengan
pasukan DI/TII. Selama peperangan pasukan DI/TII ini di bantu oleh tentara Belanda sehingga
peperangan antara DI/TII dan TNI menjadi sangat sengit. Hadirnya DI/TII ini mengakibatkan penderitaan
penduduk Jawa Barat, karena penduduk tersebut sering menerima terror dari pasukan DI/TI

Tujuan DI di Jawa Barat ini jadi tujuan utama gerakan serupa di seluruh Indonesia. Tujuan tersebut,
diantaranya yaitu:

 Mendirikan sebuah negara dengan dasar syariat Islam berupa AL Qur’an dan Hadist di wilayah
Indonesia.

DII berdiri dengan tujuan mendirikan negara Islam di Indonesia. Sebuah negara yang semua hukum
dan aturannya berdasarkan Al Qur’an dan Hadist. Ini mengingat, kalo Bangsa Indonesia mayoritas
penduduknya beragama Islam.Seharusnya ada kewajiban kalo seluruh masyarakat Islam punya tanggung
jawab menjalankan kewajiban syariatnya. Gak berlaku bagi golongan non Islam.Kartosuwiryo
berkeyakinan, kalo mendirikan Negara Islam Indonesia (NII) akan menyelesaikan semua masalah
kenegaraan yang sedang berlangsung.

 Menolak Perjanjian Renville

Pendirian DII juga punya tujuan buat menolak dampak perjanjian Renville yang ditandatangani
tahun 1948 menggantikan Perjanjian Linggarjati yang dihianati dengan adanya Agresi Militer Belanda I.
Isi perjanjian Renville menyatakan, kalo Jawa Barat bukan menjadi bagian dari wilayah NKRI. Tentu aja
hal tersebut mengecewakan penduduk wilayah Jawa Barat.Sedangkan Presiden Soekarno, seperti halnya
dalam Perjanjian Linggarjati meminta seluruh rakyat menerima perjanjian tersebut. Kartosuwiryo yang
mempunyai pengaruh di daerah Tasikmalaya, tidak setuju. Perjanjian Renville memberi kesempatan
buat mendirikan DII dan sebuah negara yang benar-benar ingin lepas dari NKRI.

 Mengatasi Dominasi Komunis dan Sosialis

Tujuan pendirian NII lainnya yaitu mengatasi dominasi sistem politik komunis dan ciri ideologi
sosialisme yang mulai terlihat dalam pemerintahan Soekarno.Kartosuwiryo mengetahui hal tersebut
karena sejatinya bersama dengan Soekarno dan DN Aidit, mereka berasal dari guru yang sama.Lalu
Kartosuwiroyo menganggap, dominasi komunis dan sosialis akan menghancurkan kehidupan berbangsa
dan bernegara.Penolakan Kartosuwiryo dengan cara mendirikan sebuah negara dalam negara termasuk
kategori pemberontakan.Pemberontakan DI/TII ini disebut sebagai pemberontakan golongan kanan dan
komunis, disebut sebagai pemberontak golongan kiri.

2. PEMBERONTAKAN DI/TII DI JAWA TENGAH

Letak geografis Jawa Tengah gak jauh dari Jawa Barat dan beberapa kabupatennya berbatasan
langsung dengan Jawa Barat.TIDAK heran, kalo ide berdirinya NII mempengaruhi banyak wilayah.
Pemberontakan DI/TII di Jawa Tengah dipimpin Amir Fatah. Setelah mendapat pengikut, Amir Fatah
kemudian memproklamasikan diri untuk bergabung dengan DI/TII pada tanggal 23 Agustus 1949 di Desa
Pengarasan. Di Kebumen juga terdapat sebuah organisasi bernama Angkatan Umat Islam (AUI).
Organisasi tersebut juga bermaksud untuk membentuk Negara Islam Indonesia (NII) dan bersekutu
dengan Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo.

Hampir sama dengan Darul Islam di Jawa Barat, negara di bawah pimpinan Amir Fatah ini punya
tujuan buat mengatasi pengaruh komunis dan sosialisme yang semakin meluas dan mendirikan negara
berdasarkan syariat Islam.Pemberontakan yang jadi bagian dari sejarah kelam Indonesia dalam
mempertahankan kemerdekaan. Pemberontakan yang jadi ujian dalam upaya menjaga keutuhan NKRI.

Sebenarnya, gerakan ini sudah di desak oleh pasukan TNI. Akan tetapi, pada tahun 1952,
organisasi ini bangkit kembali dan menjadi lebih kuat setelah terjadinya pemberontakan Battalion 423
dan 426 di Magelang dan Kudus. Upaya untuk menumpas pemberontakan tersebut, pemerintah
membentuk sebuah pasukan baru yang di beri nama Banteng Raiders dengan organisasinya yang di
sebut Gerakan Banteng Negara (GBN). Pada tahun 1954 di lakukan sebuah operasi yang di sebut Operasi
Guntur untuk menghancurkan kelompok DI/TII tersebut.

3. PEMBERONTAKAN DI/TII DI KALIMANTAN SELATAN.

Pemberontakan DI/TI di Kalimantan Selatan dipimpin oleh Ibnu Hajar. Pada bulan Oktober 1950
terjadi sebuah pemberontakan Kesatuan Rakyat yang Tertindas (KRyT) yang di pimpin oleh seorang
mantan letnan dua TNI bernama Ibnu Hajar.Awalnya, Ibnu Hajar adalah tentara kemerdekaan sangat
kecewa, karena gak diterima dalam Angkatan Perang Repubik Indonesia Serikat.

Lalu, Ibnu Hajar dan beberapa tentara kemerdekaan lain merasa diabaikan, karena mereka gak bisa
membaca. Dia bersama kelompok KRyT menyatakan bahwa dirinya adalah bagian dari organisasi DI/TII
yang berada di Jawa Barat.

Tujuan DI/TII di Kalimantan Selatan berbeda dengan di Aceh dan Jawa Barat sebagai pusatnya.

DII/TII di Kalimantan Selatan punya tujuan buat menyalurkan aspirasi rakyat yang dirasakan
menjadi nomor dua oleh pemerintahan orde lama.Bergabung dengan NII, diharapkan membuat asipirasi
mereka lebih diperhatikan. Tentu aja tujuan utama NII, yaitu negara yang berdasarkan syariat Islam juga
didukung.Tentara kemerdekaan dibawah Ibnu hajar mayoritas beragama Islam. Agama yang dianut oleh
sebagian besar juga masyarakat Kalimantan Selatan

Sasaran utama yang di serang oleh kelompok ini adalah pos-pos TNI yang berada di wilayah
tersebut. Setelah pemerintah memberi kesempatan untuk menghentikan pemberontakan secara baik-
baik, akhirnya seorang mantan letnan Ibnu Hajar menyerahkan diri. Akan tetapi, penyerahan dirinya
tersebut hanyalah sebuah topeng untuk merampas peralatan TNI, dan setelah peralatan tersebut di
rampas olehnya, maka Ibnu Hajar pun melarikan diri dan kembali bersekutu dengan kelompok DI/TII.
Setelah itu, akhirnya pemerintahan RI mengadakan Gerakan Operasi Militer (GOM) yang di kirim ke
Kalimantan selatan untuk menumpas pemberontakan yang terjadi di Kalimantan Selatan tersebut, dan
pada tahun 1959, Ibnu Hajar berhasil di ringkus dan di jatuhi hukuman mati pada tanggal 22 Maret 1965.

4. PEMBERONTAKAN DI/TII DI SULAWESI SELATAN

Pemberontakan DI/TII di Sulawesi Selatan dipimpin oleh Kahar Muzakkar. DI Sulawesi Selatan
dideklarasikan pada tanggal 7 Agustus 1953.Pemberontakan DI/TII ini juga terjadi di Sulawesi Selatan
yang di pimpin oleh Kahar Muzakar organisasi yang sudah di dirikan sejak tahun 1951 tersebut baru bisa
di runtuhkan oleh pemerintah pada Tahun 1965. Mirip dengan DI di Kalimantan Selatan, Kahar
Muzakkar mendirikan NII tujuannya sebagai reaksi terhadap banyaknya anggota tentara Kesatuan
gerilya Sulawesi Selatan yang gak diterima sebagai tentara RI. Padahal, mereka merasa udah turut
berjuang mempertahankan kemerdekaan Indonesia pada waktu itu.Tujuan lainnya, yaitu jadi bagian dari
NII Kartosuwiryo yang menjadikan syariat Islam sebagai dasar negara.Tentara Islam Indonesia (NII) di
wilayah Makassar ini berhasil dilumpuhkan seluruhnya pada tanggal 3 Febuari 1965.
Untuk menumpas organisasi tersebut di butuhkan banyak biaya, tenaga, dan waktu karena
kondisi sulit. Para pemberontak memanfaatkan rasa kesukuan yang berkembang di kalangan masyarakat
untuk melawan pemerintah dalam menumpas organisasi DI/TII tersebut. Setelah pemerintahan Republik
Indonesia mengadakan operasi penumpasan DI/TII bersama anggota Tentara Republik Indonesia.
Barulah seorang Kahar Muzakar tertangkap dan di tembak oleh pasukan TNI pada tanggal 3 Februari
1965.Pada akhirnya TNI mampu menghalau seluruh pemberontakan yang terjadi pada saat itu. Karena
seperti yang kita ketahui Indonesia terbentuk dari berbagai suku dengan beragam kebudayaannya dan
UUD 45 yang melindungi beberapa kepercayaan sehingga tidak mungkin untuk menjadikan salah satu
hukum agama di jadikan hukum Negara

5. PEMBERONTAKAN DI/TII DI ACEH

Pemberontakan DI/TII di Aceh dipimpin oleh Tengku Daud Beureuh. Daud Beureueh merupakan
seorang tokoh ulama, sipil, pemerintahan, dan militer yang sangat disegani di wilayah Aceh.Dia mulai
memperluas pengaruhnya di tahun 1947, saat Perjanjian Renville ditandatangani. Saat itu, hampir
seluruh wilayah Aceh dan sekitarnya, gak terkecuali pejabat pemerintahan yang ada jadi pengikut.

Setelah terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indoneisa (NKRI) yang terbentuk pada bulan
Agustus 1950. Pemerintahan Republik Indonesia mengadakan sebuah sistem penyederhanaan
administrasi pemerintahaan yang mengakibatkan beberapa daerah di Indonesia mengalami penurunan
status. Salah satu dari semua daerah yang statusnya turun yaitu Aceh, yang tadinya menjabat sebagai
Daerah Istimewa, menjadi daerah keresidenan yang di kuasai oleh provinsi Sumatera Utara. Daud
Beureuh membuat sebuah keputusan yang bulat untuk bergabung dengan organisasi Negara Islam
Indonesia (NII) pada tanggal 20 Spetember 1953. Setelah Daud Beureuh bergabung dengan NII, mereka
melakukan sebuah operasi untuk menguasai kota-kota yang berada di Aceh, selain itu mereka juga
melakukan propaganda untuk memperkeruh citra pemerintahan Republik Indonesia.

Tujuan pemberontakan, diantaranya yaitu:

 Mengembalikan Otonomi Provinsi Aceh

Di awal kemerdekaan Indonesia, seluruh Pulau Sumatera menjadi satu provinsi.Tapi, gak lama
kemudian provinsi Sumatera dibagi menjadi beberapa provinsi, yang sesuai ciri khas dan perkembangan
dari masing-masing wilayah.Salah satunya Aceh. Aceh dijadikan provinsi tersendiri dengan otonomi
khusus, karena karakteristik masyarakat Islam yang beda dengan wilayah lainnya.Selain itu, pemberian
otonomi juga jadi bagian dari menghormati perjuangan rakyat Aceh selama perang mempertahankan
kemerdekaan.Saat Indonesia diubah jadi Negara Republik Indonesia Serikat tahun 1949 dan kemudian
jadi negara kesatuan kembali tahun 1950, Aceh dilebur jadi satu dengan wilayah Sumatera Utara.Hal
tersebut membuat rakyat, khususnya Gubernur Daerah Istimewa Aceh, Daud Beureuh kecewa.
Pembentukan NII di Aceh dianggap sebagai salah satu jalan keluarnya. NII di Aceh diresmikan 20
September 1953.
 Mencegah Kembalinya Kekuasaan Uleebalang

Uleebalang merupakan pemimpin adat dan formal yang berkembang sebelum Indonesia merdeka.
Uleebalang mempunyai aturan sendiri. Pemberontakan DI / TII pimpinan Daud Beureuh tujuannya buat
mencegah timbulnya kekuasaan Uleebalang buat mengisi kekuasaan yang ada.Kekuasaan Uleebalang
dianggap gak sesuai dengan syariat Islam yang ada di wilayah Aceh.

 Penegakkan Syariat Islam

Wilayah Aceh emang punya kondisi yang berbeda dengan propinsi lainnya. Makanya, diberi otonomi
khusus daerah istimewa. Adat istiadat yang berkembang dan mayoritas penduduknya merupakan
pemeluk taat agama Islam. Pengakuan terhadap NII di Jawa Barat tujuannya menegakkan syariat Islam
di Bumi Aceh. Aceh ingin wilayah yang dengan syariat Islam sebagai pedoman. Sampai saat ini, Aceh
menjadi daerah otonomi istimewa. Di propinsi paling Barat Indonesia tersebut, hukum syariat Islam
dipakai dalam kehidupan sehari-hari.

Pemberontakan yang di lakukan Daud Beureuh bersama angota NII yang di pimpin oleh Sekarmadji
akhirnya di atasi oleh pemerintah dengan cara menggunakan kekuatan senjata dan operasi militer dari
TNI. Setelah pemerintahan RI melakukan operasi tersebut, maka kelompok DI/TII tersebut mulai terkikis
dari kota-kota yang di tempatinya

Anda mungkin juga menyukai