Anda di halaman 1dari 14

SEJARAH

INDONESIA
KELOMPOK. 7
Tentang .....

PEMBERONTAKAN
PRRI/PERMESTA
Nama Anggota :

 Erliana
 Junita Puspita Sari
 Nur Khanifatul Azizah
 Rizky Maulida Aulia Putri
 Siti Nur Khikmah
A. Latar Belakang Pemberontakan
PRRI/PERMESTA
ketidakpuasan rakyat atau pimpinan di luar Jawa (Daerah) terhadap
penyelenggaraan pemerintahan (Pusat) yang dilakukan para pemimpin
RI karena dirasakan terlalu sentralistis & berorientasi Jawa. Sementara
sebaliknya, Pusat menganggap bahwa pendapatan Daerah
diperuntukkan bagi kepentingan nasional. Pergolakan seperti ini muncul
pertama kali di Sumatera pada pertengahan 1950.
B.Proses Pemberontakan
PRRI/PERMESTA
Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia (PRRI) merupakan salah satu
gerakan pertentangan antara pemerintah daerah dengan pemerintah pusat yang
dideklarasikan pada tanggal 15 Februari 1958 dengan keluarnya ultimatum
dari Dewan Perjuangan dipimpin oleh Letnan Kolonel Ahmad Husein diPadang,
Sumatera Barat, Indonesia. Kemudian gerakan ini mendapat sambutan dari
wilayah Sulawesi Utara dan Sulawesi Tengah, dimana pada tanggal 17
Februari 1958 kawasan tersebut menyatakan mendukung PRRI.
Konflik yang terjadi ini sangat dipengaruhi oleh tuntutan keinginan akan
adanya otonomi daerah yang lebih luas. Selain itu ultimatum yang
dideklarasikan itu bukan tuntutan pembentukan negara baru maupun
pemberontakan, tetapi lebih kepada konstitusi dijalankan. Pada masa
bersamaan kondisi pemerintahan di Indonesia masih belum stabil pasca
agresi Belanda. Hal ini juga memengaruhi hubungan pemerintah pusat
dengan daerah serta menimbulkan berbagai ketimpangan dalam
pembangunan, terutama pada daerah-daerah di luar pulau Jawa.
Dan sebelumnya bibit-bibit konflik tersebut dapat dilihat dengan
dikeluarkannya Perda No. 50 tahun 1950 tentang pembentukan wilayah otonom
oleh provinsi Sumatera Tengah waktu itu yang mencakup wilayah provinsi
Sumatera Barat, Riau, Kepulauan Riau, dan Jambi sekarang.
Namun apa yang menjadi pertentangan ini, dianggap sebagai sebuah
pemberontakan oleh pemerintah pusat yang menganggap ultimatum itu
merupakan proklamasi pemerintahan tandingan dan kemudian dipukul habis
dengan pengerahan pasukan militer terbesar yang pernah tercatat di dalam
sejarah militer Indonesia.
C. Tokoh – Tokoh Pemberontakan
PRRI/PERMESTA
 Letnan Kolonel Ahmad Husein
 Pejabat-Pejabat Kabinet PRRI, yakni: Mr. Syarifudin Prawiranegara yang menjabat sebagai Menteri
Keuangan. Mr. Assaat Dt. Mudo yang menjabat sebagai Menteri Dalam negeri. Dahlan Djambek
sempat memegang jabatan itu sebelum Mr. Assaat tiba di Padang. Mauludin Simbolon sebagai
Menteri Luar Negeri. Prof. Dr. Soemitro Djojohadikoesoemo menjaba sebagai Menteri
Perhubungan dan Pelayaran. Moh Syafei menjabat sebagai Menteri PKK dan Kesehatan. J.F
Warouw menjabat sebagai Menteri Pembangunan. Saladin Sarumpet menjabat sebagai Menteri
Pertanian dan Pemburuhan. Muchtar Lintang menjabat sebagai Menteri Agama. Saleh Lahade
menjabat sebagai Menteri Penerangan. Ayah Gani Usman Menjabat Sebagai Menteri Sosial. Dahlan
Djambek menjabat sebagai Menteri Pos dan Telekomunikasi
 Mayor Eddy Gagola
 Kolonel Alexander Evert Kawilarang
 Kolonel D.J Somba
 Kapten Wim Najoan
 Mayor Dolf Runturambi
 Letkol Ventje Sumual
D. Usaha Pemerintah Untuk Menumpas
Pemberontakan PRRI/PERMESTA

Terjadinya pemberontakan PRRI/PERMESTA ini mendorong pemerintahan RI


untuk mendesak Kabinet Djuanda dan Nasution aupaya menindak tegas
pemberontakan yang dilakukan oleh organisasi PRRI/PERMESTA tersebut.
Kabinet Nasution dan para mayoritas pimpinan PNI dan PKI menghendaki supaua
pemberontakan tersebut untuk segera di musnahkan dari Negara Kesatuan
Republik Indonesia. Pada akhir bulan Februari, Angkatan Udara Republik
Indonesia memulai pengeboman instansi-instansi penting yang berada di kota
Padang, Bukit Tinggi, dan Manado
bulan Maret, pasukan dari Divisi Diponogoro dan Siliwangi yang berada di
bawah pimpinan Kolonel Achmad Yani didaratkan di daratan Pulau Sumatera.
Pada tanggal 14 Maret 1958, daerah Pecan Baru berhasil dikuasai, dan Operasi
Militer kemudian dikerahkan ke pusat pertahanan PRRI. Pada tanggal 4 Mei
1958 Bukit tinggi berhasil dikuasai dan selanjutnya Pasukan Tentara Nasional
Indonesia (TNI) membereskan daerah-daerah bekas pemberontakan PRRI.
Untuk melancarkan penumpasan pemerintah membentuk Operasi Merdeka
pada bulan April 1958 di pimpin oleh Letkol Rukminto Hendradiningrat.
Organisasi PERMESTA diduga mendapatkan bantuan dari tentara asing, dan
bukti dari bantuan tersebut adalah jatuhnya pesawat yang dikemudikan oleh
A.L Pope (Seorang Warga negara Amerika) yang tertembak jatuh di Ambon
pada tanggal 18 Mei 1958. Pada tanggal 29 Mei 1961, Achmad Husein
menyerahkan diri, dan pada pertengahan tahun 1961, para tokoh-tokoh yang
bergabung dalam gerakan PERMESTA juga menyerahkan diri.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai