Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

MANAJEMEN PENGELOLAAN PROGRAM GIZI PUSKESMAS

DI KEDUNGMUNDU

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Pendidikan D3

Gizi

Disusun Oleh:

1. Sa’adatun Annifah G0B020078


2. Rizky Maulida Aulia P G0B020079
3. Nila Zidnal Izzah G0B020081
4. Tasya Putri Tonika I G0B020083
5. Aldi Fauzi Triana G0B020084

PROGRAM STUDI D3 GIZI

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN UNIVERSITAS

MUHAMMADIYAH SEMARANG TAHUN AKADEMIK 2022/2023


HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
MANAJEMEN PENGELOLAAN GIZI PUSKESMAS
DI PUSKESMAS KEDUNGMUNDU KOTA SEMARANG
Laporan ini telah disetujui dan disahkan di Semarang pada

Maret 2023

Menyetujui

Dosen Pembimbing Pembimbing Lapangan

Ria Purnawian Sulistiani, S.Gz, M.Gz Catur Dewi Sugiyartini, SKM


NIK. 28.6.1026.435 NIP. 19721223 199503 2 003
Mengetahui,
Kepala Program Studi Kepala Puskesmas

Yuliana Noor Setiawati Ulvie, S.Gz, M.Sc Dr. Gita Nur Fitriandari
NIK. 28.6.1026.220 NIP.19770914 200701 2 014
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT karena berkat Rahmat dan
Hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan PKL. Laporan PKL
ini telah kami susun dan mendapat bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat
memperlancar pembuatan Laporan PKL ini. Untuk itu kami mengucapkan banyak
terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan Laporan
PKL ini.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari bahwa dalam penyusunan Laporan
PKL ini masih jauh dari kesempurnaan dan masih banyak kekurangan. Oleh karena
itu, kami menerima segala kritik dan saran dari pembaca agar kami dapat
memperbaiki Laporan PKL ini.

Kami berharap semoga Laporan PKL Manajemen Pengelolaan Program Gizi


Puskesmas (MPGP) ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi bagi pembaca
pada umumnya.

Semarang, Februari 2023

(Penyusun)
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan menurut Undang-Undang nomor 36 tahun 2009 yaitu keadaan
yang sehat, baik secara fisik, mental, spiritual maupun sosial untuk
memungkinkan setiap orang bisa hidup produktif secara sosial dan ekonomi.
Kesehatan ini sangat penting dalam kehidupan manusia, sehat adalah keadaan
dari kondisi fisik, mental yang baik dan kesejahteraan sosial yang tidak hanya
merupakan ketiadaan dari penyakit atau kelemahan (WHO, 1948).

Puskesmas yaitu bentuk pelayanan dan fasilitas kesehatan yang snagat


penting dan yang terjangkau bagi seluruh kalangan masyarakat, terutama pada
masyarakat yang ekonominya menengah ke bawah. Untuk faktor biaya periksa
dan obat yang lebih murah, serta untuk lokasinya yang mudah dijangkau yang
merupakan alasan utama bagi masyarakat memilih Puskesmas sebagai tempat
untuk berobat. Pada Puskesmas dijadikan ujung tombak pelayanan kesehatan
yang dasar bagi masyarakat karena keberadaan pelayanan kesehatan ini
menyebar ke semua daerah di setiap kelurahan, kecamatan, dan kabupaten.
Keberadaan Puskesmas ini pun lebih dekat dibanding dengan Rumah Sakit.
Disamping itu biaya periksa, biaya obat relatif lebih murah dan prosedurnya juga
lebih mudah.

Puskesmas Kedungmundu merupakan unit pelaksana Teknis Dinas


Kesehatan Kota Semarang yang bertanggung jawab terhadap pembangunan
kesehatan diwilayah kerja Puskesmas yang sesuai dengan Permenkes nomor 75
tahun 2014. Pada Puskesmas Kedungmundu juga menyelenggarakan upaya
kesehatan masyarakat yang seperti tertuang dalam Permenkes nomor 75 tahun
2014 yang meliputi : upaya pelayanan promosi kesehatan, upaya pelayanan
kesehatan lingkungan, upaya pelayanan kesehatan ibu, anak, dan 2 keluarga
berencana, upaya pelayanan gizi, upaya pencegahan dan pengendalian penyakit.
Praktek Kerja Lapangan (PKL) merupakan wujud aplikasi yang terpadu
antara sikap, kemampuan, dan keterampilan yang diperoleh mahasiswa saat
dibangku kuliah.

Pada pelaksaan PKL di berbagai instansi ini akan sangat berguna bagi
mahasiswa untuk memperoleh ilmu pengetahuan, keterampilan, dan
pengalaman.PKL ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan
pendidikan Akademi Gizi. Pada PKL ini mahasiswa juga mendapat kesempatan
untuk mengembangkan cara berpikir, menambaha ide-ide yang berguna dan
dapat menambah pengetahuan mahasiswa sehingga dapat menumbuhkan rasa
disiplin dan rasa bertanggung jawab terhadap apa yang telah ditugaskan
kepadanya.

B. Tujuan PKL
a) Tujuan Umum
Mahasiswa mampu melaksanakan dan membantu program kegiatan yang ada
di Puskesmas Kedungmundu.
b) Tujuan Khusus
1. Mahasiswa mampu mengetahui peran dan fungsi Puskesmas dalam
upaya perbaikan gizi dalam Puskesmas dan diluar Puskesmas
Kedungmundu.
2. Mahasiswa mampu mengetahui masalah gizi dan kesehatan di
Puskesmas Kedungmundu.
3. Mahasiswa mampu menyusun rencana program gizi di Puskesmas
Kedungmundu.
4. Mahasiswa mampu mengetahui proses penyusunan biaya di Puskesmas
Kedungmundu
5. Mahasiswa mampu melaksanakan komunikasi dan koordinasi lintas
program dan lintas sektor di Puskesmas Kedungmundu
6. Mahasiswa mampu melaksanakan pemantauan kegiatan program gizi
masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Kedungmundu

C. Lokasi PKL dan Waktu


a) Lokasi PKL
Lokasi Praktek Kerja Lapangan di Puskesmas
Kedungmundu, Kecamatan Semarang Selatan, Kota Semarang,
Jawa Tengah.
b) Waktu PKL
Pada waktu hari Senin, 6 Februari 2023 sampai dengan hari.
BAB II
PELAKSANAAN PKL
A. Gambaran Umum
1. Gambaran umum puskesmas kedungmundu
Gambaran Umum Puskesmas Kedungman Paskemat Kedung adalah pesana
tekniv Dini Kesehan Kota Semarang yang Nigggjawab menyelenggarakan
pembangunan Kesehatan di wilayah kerja Puske Kedingin berperan
menyelenggarakan setingian dary tugas unit pelaksana tingkat pertama dan
memberikan pelayan kechistan kepada masyarakes.

Visi:
Menjadi Paskemas bermiti dan Profesional dalam pelayanan Kesehatan Menu
Masyarakat Kecamatan Teitibalang yang Mandin Untuk Hidup Sehat.

Misi:
- Memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu dan professional.
- Mendorong kemandirian masyarakat untuk berperilaku hidup bersih dan
sehat.
- Meningkatkan kerjasama lintas sektoral.

TATA NILAI “BERAKHLAK” Berorientasi pelayanan, Akuntabel, Kompeten,


Harmonis, Loyal, Adaptif, Kolaborasi.

Puskesmas Kedungmundu mempunyai sebuah gedung dengan rancangan tahun


1950, dimana tata ruang waktu itu diperuntukan untuk ruang Loket Pendaftaran,
Balai Pengobatan Umum, Balai Pengobatan Gigi, KIA, Apotek, ruang obat,
dapur, ruang kepala Puskesmas, ruang pertemuan dan gudang obat Ruangan
(rata-rata ukuran 3 x3 m², dengan sudah pernah dipimpin oleh tiga belas orang
kepala Puskesmas, diantaranya Dr Didik Hendrawan. dr. Wuryanto, dr. Eko
Kensasi, dr Lisawati Widodo, dr. Haryono, dr. Wahidah Novridalia, dr Wiwik
Widiastusi, dr. Yushartono, dr. Haryuni Indreswati, dr. Catur Budi Astuti. dr. Susi
Herawati, dr. Antonia Sodningtyas, dr. Masfufah, olch Turi Setyawati, Caturinta
Nurcahyaningsih.S.KM dan sekarang dipimpin oleh Dr. Gita Nur F.

2. Keadaan Geografia
Batas wilayah kerja Puskesmas Kedungmundü yaitu sebelah Utar
Desa/Kelurahan Kedungmundu yang berada di wilayah Kecamatan Pedurungan.
sebelah Selatan yaitu Kecamatan Banyumanik, sebelah Timur yaitu Kecamatan
Batusari sedangkan sebelah Burat yaitu Desa/Kelurahan Jangli yang berada di
wilayah Kecamatan Candisari.
Puskesmas Kedungmundu sebagai salah satu Puskesmas yang berada di
Kecamatan Tembalang dengan luas wilayah 2:135.96 km yang mempunyai
wilayah kerja 7 kelurahan yaitu:
 Kelurahan Kedungmundu 9.RW dan 74 RT
 Kelurahan Tandang 14 RW dan 125 RT
 Kelurahan jangli 5 RW dan 41 RT
 Kelurahan Sendangguwo 10 RW dan 116 RT
 Kelurahan Sendangmulyo 32 RW dan 265 RT
 Kelurahan Sambiroto 11 RW dan 96 RT
 Kelurahan Mangunharjo 10 RW dan 71 RT

3. Bangunan Perumahan Dinas Puskesmas.


Bangunan rumah dinas yang terletak di puskesmas induk antara lain:
Rumah Dinas Paramedis : 5 buah
Bangunan Puskesmas pembantu puskesmas kedungmundu, memiliki Puskesmas
pembantu empat Puskesmas Pembantu, yang masing-masing terletak di 4 kelurahan
yang ada di wilayah kerja Puskesmas Kedungmundu yaitu:
 Puskesmas Pembantu Sambiroto, terletak di perumahan KORPRI Provinsi Jateng.
 Puskesmas Pembantu Mangunharjo, terletak di kelurahan Mangunharjo.
 Puskesmas Pembantu Sendangguwo, terletak di kelurahan Sendangguwo.
 Puskesmas Pembantu Sendangmulyo, terletak di Kelurahan Sendangmulyo.

4. Sarana kesehatan
Sehubungan dengan itu, secara internal manajemen Puskesmas Kedungmundu
telah mempersiapkan berbagai persyaratan administratif untuk menjadi Badan
Layanan Umum seperti disyaratkan dalam Peraturan Pemerintah nomor 23 tahun
2005 dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 61 Tahun 2007. Berbagai
persyaratan tersebut antara lain Sarana Kesehatan seperti Laporan Keuangan Pokok,
Standar Pelayanan Minimal, Pola Tata Kelola, Penilaian Aset (Appraisal). Tarif
Pelayanan berbasis Unit Cost dan Sistem Remunerasi serta mempersiapkan struktur
organisasibaru yang sesuai dengan Puskesmas Kedungmundu dan
mempertimbangkan kebutuhan Puskesmas sebagai BLUD, namun tetap mendasarkan
Peraturan Pemerintah Nomor 41 tahun 2007.
5. Data Ketenagaan
Sumber daya manusia di Puskesmas Kedungmundu secara kualitas cukup lengkap,
namun dari segi jumlah masih belum mencukupi. Berikut data Pegawai
Puskesmas Kedungmundu.

No. Jenis tenaga Jumlah Lebih Kurang Keterangan


1 Kepala puskesmas 1 - - ASN
2 Ka. Sub. Bag Tata 1 - - ASN
Usaha
3 Dokter 6 - ASN 4, non ASN
umum/fungsional 2
4 Dokter Gigi 1 - - C ASN
5 Bidan 11 - - ASN 5, non ASN
6
6 Perawat 8 - - ASN 6, non ASN
2
7 Perawat Gigi 4 - - ASN 2, CASN 2
8 Sanitarian 2 - - ASN 1, non ASN
1
9 Apoteker 1 - - Non ASN
10 Ass Apoteker 3 - - ASN 2, non ASN
1
11 Analis Kesehatan/ 4 - - ASN 3, CASN 1
laborat
12 Nutritionist 3 - - ASN 1, CASN 2
13 Epidemiolog 2 - - ASN 1, non ASN
1
14 akutansi 1 - - Non ASN
15 Customer service 1 - - Non ASN
16 Pengolah simpis / - - 1 -
data
17 Bendahara/ - - 1 -
pengurus barang
18 Bendahara APBD - - 1 -
19 Bendahara BOK - - 1 -
20 Bendahara BLU - - 1 -
21 Pengadministrasi 2 - - Non ASN
22 Petugas Loket 5 - - ASN 4, non ASN
23 Promkes 2 - - Non ASN
24 Pengemudi 1 - - Non ASN
25 Penjaga malam 1 - - Non ASN
26 Petugas kebersihan 4 - - Non ASN
27 Rekam medis 3 - - CASN 2, non
ASN 1
28 IT 2 - - Non ASN
Total 69 - 5

6. Sarana Gedung
Sarana Gedung yang terdapat di Puskesmas Kedungmundu sebagai berikut:
1. Loket
2. Ruang Laborat
3. Ruang Gudang Obat
4. Ruang Lansia
5. Ruang MTBS
6. Ruang TU Ruang Arsip
7. DapurRuang Kepala Puskesmas
8. Ruang P2P/Mushola
9. Ruang TU Ruang Arsip Dapur
10. Ruang BP Umum
11. Ruang Gizi
12. Garasi
13. Ruang BP Gigi
14. Ruang Promkes/Keshing
15. Toilet 4
16. Ruang KIA
17. Pol TB/Poli Batuk
18. Rumah Dinas
19. Ruang Obat
20. Aula

7. Sarana Pendidikan
Sarana Pendidikan di wilayah kerja Puskesmas Kedungmundu adalah
Jumlah TK : 53
Jumlah SD : 32
Jumlah SMP : 9
Jumlah SMA : 4
Jumlah PT :3

g. Sarana Transportasi
Sarana Transportasi untuk menunjang kegiatan operasional di Puskesmas
Kedungmundu adalah

Kendaraan Roda Empat : 2 buah


Kendaraan Roda Dua : 2 buah

h. Situasi Derajat Kesehatan Puskesmas Kedungmundu


 Mortalitas (Angka Kematian)

a) Angka Kematian Bayi (Infant Mortality Rate-IMR)


Pada tahun 2017 di wilayah kerja Puskesmas Kedungmundu jumlah kematian bayi
sebanyak 4 kematian. Pada tahun 2018 angka bayu meningkat menjadi 17 kematian.

b) Angka Kematian Ibu


Angka Kematian ibu pada tahun 2017 di wilayah kerja Puskesmas Kedungmundu
hanya 1 orang sedangkan pada tahun 2018 angka kematian sebanyak 2 orang.
Kematian ibu tahun 2018 terjadi pada mana nifas dan disebabkan oleh adanya
penyakit penyerta yang tidak diketahu sebelumnya

c) Angka Kecelakaan Lalu lingas


Kondisi jalan raya yang merupakan jalan utama di kelurahan Kedungmundu dengan
jumlah pengendara cukup padat wilayah Puskesmas Kedungmundu termasuk wilayah
rawan terhadap kajadian kecelakaan lalu lintas. Sebagian jalan di kelurahan
Kedungmundu masih terdapat jalanan yang rusak terutama didaerah perkampungan.
Disepanjang tahun 2018 jumlah kejadian kecelakaan lalu lintas termasuk kedaruratan
yang terjadi dan ditangani diwilayah Puskesmas Kedungmundu tidak ada.

 Mordibitas (Angka Kesakitan)

a) Angka Kesembuhan Penderita TB Paru RTA (+)


Pada tahun 2017 jumlah suspect yang diperiksa sputum BTA sebanyak 176 orang,
dan sebanyak 25 beang dinyatakan positif menderita TB Paru BTA (+). Selanjutnya
diberikan tindakan berupa pemberian pengobatan anti TB secara rutin selama 6 bulan
kepada semua penderita yang dinyatakan positif ditambah 42 orang penderita diobati
dengan hasil rontgen positif Penderita yang dinyatakan sembuh setelah pemeriksaan
kembali sputum BTA dan pemeliharaan sputum BTA (-) sebanyak orang. Data
tersebut menjelaskan bahwa angka kesembuhan penderita TB paru BTA (+) yang
ditangani Puskesmas Kestungmundu belum dapat dilihat Karena sebagian masih
dalam peregram pengobatan selama 6 bulan.
b)
b) Persentase Balita dengan Penumonia Ditangani
Jumlah penderita pneumonis yang berobat ke Puskesmas Kedungmundu sebanyak
644 orang yang diobati dan penderita yang dirujuk ke Rumah Sakit pada tahun 2017
sebanyak 11 orang.

c) Angka Kesakitan Diare


Diare merupakan penyakit ednemis khususnya di negara-negara berkembang seperti
di Indonesia. Penyakit ini sering dan senantiasa terjadi peningkatan jumlah penderita
khususnys padamusim-musim hujan Di Puskesmas Kedungmundu berdasarkan hasil
rekapan tahunan STP (Surveilans Terpadu Penyakit) Puskesmas Kedungmundu tahun
2017, penyakit diare sebanyak 1857 penderita yang kesemuanya mendapatkan
penanganan pengobatan dan pemberian oralit dan tablet zane bagi penderita bayi dan
balita, dibandingkan tahun 2016 jumlah 2541 penderita diare tahun ini mengalami
penurunan.

d) Angka Kesakitan Malaria


Pada tahun 2017, ditemukan 5 kasus penderita Malaria Import dari Papua (Asrama
Papua)

e) Angka Penyakit Kusta


Di Puskesmas Kedungmundu tidak ditemukan penyakit Kusta, tetapi petugas
Puskesmas selalu dilakukan pelatihan dalam upaya penanganan penyakit ini.

f) Angka Penyakit Campak


Ditemukan kasus campak 33 penderita Hasil penelitian. laboratorium Bio Farma
Bandung melalui pengiriman specimen. darah, sebanyak dua specimen semua
dinyatakan negative campak.

g) Angka Penyakit DBD


Kejadian penyakit Demam Berdarah tahun 2018 Kecamatan Tembalang sebanyak 10
kasus, menurun 37 kasus dari tahun 2017 yang berjumlah 47 kasus Kasus DBD pada
tahun 2017 menyebar di 7 kelurahan, sedangkan pada tahun 2018 ada 3 kelurahan
yang tidak ada penderita DBD nya yaitu kedungmunud, sendangguwo, dan
sambiroto. Sebagian besar kasus DBD menyerang usia 6-12 tahun (80%). Penurunan
kasus DBD di tahun 2018 tidak lepas dari komitmen bapak Camat Tembalang beserta
jajarannya serta dukungan dari lintas sektor terkait, selain itu juga atas kerja keras
dari Gasurkes Kecamatan Tembalang yang tidak henti-hentinya memberikan
penyuluhan dan motivasi kepada masyarakat untuk melakukan PSN.
2. Gambaran Umum Gizi
a. Tugas Gizi
Tugas Gizi Puskesmas adalah sebagai penanggungjawab asuhan gizi sekaligus
sebagai pelaksana asuhan gizi yang mempunyai tugas pekak das fungsi sebagai
berikut
1) Mengkaji status gizi pasien/klien berdasarkan data rujukan
2) Melakukan anamnesa riwayat diet pasien/klien
3) Menerjemahkan rencans diet kedaam bentuk makanan yang disesuaikan dengan
kebiasaan makan serta keperluan terapi
4) Memberikan penyuluhan, motivasi dan konseling gri pada pasien/klien dan
keluarganya
5) Melakukan kunjungan keliling (visit) baik sendiri maupun bersama dengan Tim
Asuhan Gizi kepada pasien/klien
6) Memantau masalah yang berkaitan dengan asuhan gizi kepada pasien/klien
7) Mengevaluasi status gizi pasien/klien secara berkala, asupan makanan dan bila perlu
melakukan penurunan diet pasien berdasarkan hasil diskusi dengan TIM Asuhan Gizi
Puskesmas
8) Mengkomunikasikan hasil terapi gizi dan memberikan saran kepada anggota Tim
Asuhan Gizi Puskesmas

b. Pelayanan gizi
Pelayanan di puskesmas kedungmundu meliputi 2 mecam kegiatan yaitu :
 Kegiatan Di Dalam Gedung Puskesmas
Kegiatan pelayanan gizi di dalam gedung terdiri dari konsultasi gizi rawat jalan
dimana petugas gizi akan mendapatkan rujukan internal pasien dari ruang pelayanan
lain (misal pelayanan pengobatan umum, pelayanan KIA dan pelayanan lansia) yang
memerlukan konsultasi gizi. Dalam sebulan pelayanan konsultasi gizi kurang lebih de
40 pasien. Alur pelayanan gizi dalam gedung terdapat pada lampiran

 Kegiatan Di Luar Gedung Puskesmas


Kegiatan pelayanan gizi di luar gedung tidak sepenuhnya dilakukan di luar gedung,
melainkan tahapan perencanaan yang dilakukan sebelumnya di dalam gedung.
Kegiatan pelayanan gizi di luar gedung lebih ditekankan ke arah promotif dan
preventif serta sasarannya adalah masyarakat di wilayah kerja Puskesmas. Beberapa
kegiatan pelayanan gizi di luar gedung dalam rangka upaya perbaikan gizi yang
dilaksanakan oleh Puskesmas antara lain:
1) Edukasi Gizi/Pendidikan Gizi
o Tujuan Edukasi Gizi adalah mengubah pengetahuan, sikap, dan perilaku masyarakat
yang mengacu pada Pedoman Gizi Seimbang (PGS) dan sesuai dengan
resiko/masalah gizi.
o Sasarannya adalah kelompok dan masyarakat di wilayah kerja Puskesmas
o Lokasi Posyandu, Pusling, Institusi Pedidikan Kegiatan Keagamaan, Kelas Ibu Kelas
Balita. Upays: Kesehatan Kerja (UKK)
o Fungsi Tenaga Gizi Puskesmas dalam edukasi gizl disesuaikan dengan situasi dan
kondisi serta berkoordinasi) dengan tim penyuluh di Puskesmas misalnya tenaga
promosi kesehatan, antara lain:
a) Merencanakan kegiatan edukasi di wilayah kerja puskesmas
b) Merencanakan materi edukasi yang akan disampaikan kepada masyarakat
c) Memberikan pembinaan kepada kader agar mampu melakukan pendidikan gizi di
Posyandu masyarakat luas dan
d) Memberikan pendidikan gizi secara langsung di UKBM, institusi pendidikan,
pertemuan keagamaan, dan pertemuan-pertemuan lainnya.
e) Menyusun laporan pelaksanaan pendidikan gizi di wilayah kerja puskesmas.
2) Konseling ASI Eksklusif dan PMBA
o Tujuan konseling ASI Eksklusif dan PMBA adalah:
a) Meningkatkan pengetahuan, sikap, dan perilaku keluarga sehingga bayi baru lahir
segera diberikan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dan meneruskan ASI Eksklusif sampai
bayi berusia 6 bulan.
b) Sejak usia 6 bulan disamping meneruskan ASI mulai diperkenalkan makanan
pendamping ASI.
c) Meneruskan ASI dan MP-ASI sesui kelompok umur sampai usia 24 bulan.
o Sasaran konseling adalah ibu hamil dan atau keluarga dan ibu yang mempunyai anak
usia 0-24 bulan
o Lokasi konseling lain Posyandu, Kelompok Pendukung Ibu (KP-Ibu), terintegrasi
dengan program lain dalam kegiatan kelas balita, kelas ibu.
o Fungsi tenaga gizi puskesmas dalam konseling Ini disesuaikan dengan situasi dan
kondisi antara lain:
a) Merencanakan kegiatam konseling ASI dan PMBA di wilayah kerja Puskesmas
b) Menyiapkan materi dan media konseling yang akan digunakan
c) Melakukan pembinaan kepada tenaga kesehatan lain atau kader yang ditunjuk untuk
melaksanakan tuga konseling ASI PMBA
d) Memberikan konseling permasalahan individualnya.
e) Materi konseling PMBA antara lain:
 Makanan sehat selama hamil
 Inisiasi Menyusu Dini (IMD)
 ASI Eksklusif
 Makanan MP-ASI kepada bayi mulai usia 6 bulan dan terus memberikan ASI sampai
anak berusia 24 bulan atau lebih
 Makanan sehat Ibu menyusui
f) Membuat laporan bulanan pelaksanaan konseling di wilayah kerja Puskesmas
3) Pengelolaan Pemantauan Pertumbuhan di Posyandu
o Tujuan kegiatan ini adalah untuk memantau status gizi Balita menggunakan KMS
(Kartu Menuju Sehat) atau Buku KIA
o Sasaran kegiatan ini adalah kader posyandu
o Lokasi pelaksanaan kegiatan ini di Posyandu
o Fungsi tenaga gizi Puskesmas antara lain :
a) Merencanakan kegiatan pemantauan pertumbuhan di wilayah kerja Puskesmas
b) Memberikan pembinaan kepada kader posyandu agar mampu melakukan pemantauan
pertumbuhan di Posyandu
c) Melakukan penimbangan
d) Membina kader dalam menyiapkan SKDN dan pelaporan
e) Menyusun laporan pelaksanaan pemantauan pertumbuhan di wilayah kerja
puskesmas
f) Memberikan konfirmasi terhadap hasil pertumbuhan
4) Pengelolaan pemberian kapsul vitamin A
o Tujuan kegiatan int adalah untuk meningkatkan keberhasilan kegiatan pemberian
vitamin A melalui pembinaan mulai dari perencanaan pelaksanaan, dan pemantauan
sehingga kegiatan pencegahan kekurangan vitamin A dapat berjalan dengan baik.
o Sasaran kegiatan ini antara lain bayı, balita, dan ibu nifas
o Lokasi pelaksanaan kegiatan ini di Posyandu
o Fungsi tenaga gizi Puskesmas dalam pengelolaan manajemen pemberian vitamin A
antara lain :
a) Merencanakan kebutuhan vitamin A untuk bayi 6-11 bulan, anak usia 12-59 bulan
dan ibu nifas setiap tahun
b) Memantau kegiatan pemberian vitamin A di wilayah kerja Puskesmas yang dilakukan
oleh tenaga kesehatan
c) Menyusun laporan pelaksanaan distribusi vitamin A di wilayah kerja Puskesmas.

o Ketentuan dalam pemberian vitamin A


a) Bayi 6-11 bulan diberikan vitamin A 100.000 SI warna biru, diberikan dua kali
setahun yaitu pada bulan Februari dan Agustus
b) Balita 12-59 bulan diberikan kapsul vitamin A 200.000 SI warna merah, diberikan
dua kali setahun yaitu pada bulan februari dan Agustus
c) Bayi dan balita sakit
d) Bayi usia 6-11 bulan dan balita usia 6-59 bulan yang sedang menderita campak, diare,
gizi buruk, xeroflamia, diberikan vitamin A dengan dosis sesuai umur.
e) Ibu Nifas (0-42 hari)
f) Ibu nifas diberikan 2 kapsul merah dosis 200.000 SI, I kapsul segera setelah
melahirkan dan 1 kapsul 24 jam berikutnya.
5) Pengelolaan Pemberian Tablet Tambah Darah (TTD) untuk Ibu il dan Nifas
o Tujuan kegiatan ini adalah meningkatkan keberhasilan pemberian TTD untuk
kelompok masyarakat yang rawan menderita anemia gizi besiyaitu Ibu Hamil melalui
pembinaan mulai dari perencanaan, pelaksanaan, dan pemantauan sehingga kegiatan
pencegahan anemia gizi besi.
o Sasaran kegiatan ini adalah ibu hamil dan ibu nifas
o Lokasi: ditempat praktek bidan dan posyandu
o Fungsi tenaga gizi puskesmas dalam pengelolaan manajemen pemberian TTD antara
lain:
a) Merencanakan kebutuhan TTD untuk kelompok sasaran selama satu tahun
b) Memantau kegiatan pemberian TTD oleh bidan di wilayah kerja puskesmas
c) Menyusun laporan pelaksanaan distribusi TTD di wilayah kerja Puskesmas
d) Ketentuan dalam pemberian TTD untuk Ibu Hamil dan Ibu Nifas
Pencegahan : 1 tablet/hari sejak awal kehamilan dan dilanjutkan sampai masa nifas
Pengobatan : 2 tablet/hari sampai kadar Hb normal
6) Edukasi Dalam Rangka Pencegahan Anemia pada Remaja Putri dan WUS
o Tujuan kegiatan ini adalah meningkatkan keberhasilan program pencegahan anemia
gizi besi pada kelompok sasaran
o Sasaran kegiatan ini adalah remaja putri, WUS
o Lokasi pelaksanaan kegiatan ini di UKS
o Fungsi tenaga gizi Puskesmas dalam pengelolaan manajemen pemberian TTD antara
lain :
a) Memberikan pendidikan gizi agar remaja putri dan WUS mengonsumsi TTD secara
mandiri
b) Apabila di suatu daerah prevalensi anemia ibu hamil >20% maka tenaga gizi
puskesmas merencanakan kebutuhan TTD untuk remaja putri dan WUS kemudian
melakukan pemberian TTD kepada kelompok sasaran
c) Memantau kegiatan pemberian TTD oleh bidan di wilayah kerja Puskesmas
d) Menyusun laporan pelaksanaan distribusi TTD di wilayah kerja Puskesmas
e) Ketentuan dalam pemberian TTD untuk Remaja Putri dan WUS
Pencegahan : 1 tablet/hari selama haid dan 1 tablet/minggu
Pengobatan : 1 tablet/hari sampai kadar Hb normal
7) Pengelolaan pemberian MP-ASI dan PMT pemulihan
o MP-ASI
MP-ASI bufferstock adalah MP-ASI pabrikan yang disiapkan oleh
Kementrian Kesehatan RI dalam rangka pencegahan dan penanggulangan gizi
terutama di daerah rawan gizi/keadaan darurat /bencana. MP-ASI bufferstock
didistribusikan secara bertingkat, tenaga gizi Puskesmas akan mendistribusikan
kepada masyarakat. Sasaran MP- ASI bufferstock balita 6-24 bulan.
MP-ASI lokal adalah MP-ASI yng dibuat dari bahan lokal setempat dalam
rangka untuk meningkatkan pemahaman dan keterampilan tenaga kesehatan. MP-ASI
lokal dapat dialokasikan dari Dana Bantuan Operasional Kesehatan (BOK), dana
Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) atau dana lain sesuai dengan
perataturan yang berlaku. Sasaran MP-ASI lokal: balita gizi kurang 6- 24 bulan.
o PMT Pemulihan
a) Sasaran : balita gizi kurang, balita pasca perawatan gizi buruk, ibu hamil KEK
(Kurang Energi Kronik)
b) PMT Pemulihan untuk balita gizi kurang adalah makanan ringan padat gizi dengan
kandungan 350-400 kalori energi dan 10-15 gram protein
c) PMT bumil KEK bufferstock diberikan dalam bentuk makanan padat gizi dengan
kandungan 500 kalori energi dan 15 gram protein
d) Lama pemberian PMT Pemulihan untuk Balita dan Ibu Hamil KEK adalah 90 hari
makan anak (HMA) dan 90 hari makan bumil (HMB).
o Fungsi tenaga gizi Puskesmas dalam manajemen pemberian MP-ASI dan PMT bumil
KEK antara lain:
a) Merencanakan kebutuhan MP-ASI dan PMT bumil KEK untuk sasaran selama satu
tahun
b) Memantau kegiatan pemberian MP-ASI dan PMT bumil KEK, di wilah kerja
Puskesmas
c) Menyusun laporan pelaksanaan distribusi MP-ASI dan PMT bumil KEK di
wilayah kerja puskesmas
3. Program Gizi
 Pemberian kapsul vitamin A pada balita (12-59) bulan
 Pemberian tablet besi (Fe 120) pada ibu hamil, bufas dan remaja putri
 Pemberian PMT Pemulihan dan penyuluhan pada balita gizi buruk dan BGM
 Melakukan pemantauan hasil penimbangan menggunakan SKDN
 Pemberian kapsul vitamin A pada ibu nifas dan anak 6-11 bulan
 Pendataan status gizi, konsumsi gizi, garam yodium dan KADARZI
 Pelacakan balita gizi buruk atau BGM
 Konseling gizi
 Penyuluhan gizi (kelompok dan perorangan)

B. Program Kerja Gizi


1. Pemantauan balita dan ibu hamil
a) Monitoring posyandu .
b) Pelacakan balita BGM/ Gzi buruk/ Stunting.
c) Pemantauan balita BGM/ Gizi buruk/ Stunting.
d) Pendataan ibu hamil KEK dan Anemia.
e) Pendampingan balita gizi buruk kerumah pelangi.
2. Pelayanan gizi pada masyarakat
a) Distribusi kapsul vit.A pada balita.
b) Distribusi kapsul vit. A pada ibu nifas.
c) Distribusi tablet tambah darah pada ibu hamil.
d) Distribusi PMT ibu hamil.
e) Distribusi PMT balita.
f) Distribusi Zinc pada bayi stunting.
g) Distribusi tabelt tambah darah pada remaja putri.
3. Penyelidikan epidemiologi
a) Entri balita Eppbgm.
b) Operasi timbang.
c) Pendataan keluarga sadar gizi.
d) Pendataan konsumsi gizi.
e) Pemantauan konsumsi garam beryodium.
4. Edukasi Gizi
a) Promosi asi eksklusif dan gizi seimbang.
b) Pertemuan kader posyandu.
5. Klinik konsultasi gizi
a) Adanya rujukan pasien dari poli KIA, MTBS,Umum, dan Lansia.
b) Adanya rujukan balita dari posyandu.
C. Pembahasan
6. Target dan capaian gizi pada ibu hamil Puskesmas Kedungmundu Semarang
No INDIKATOR TARGET CAPAIAN INTERPRESTASI
1. Ibu hamil mendapatkan 30, 90 96,8% 96,12% Tidak bermasalah
dan 120 tablet Fe
2. Penanganan ibu hamil KEK <5% 6,95% Masalah
3. Penanganan ibu hamil anemia <19% 19,3% Masalah
6. Pemberian kapsul vit A ibu 95% 102,15% Tidak bermasalah
nifas

Indikator Ibu Hamil KEK merupakan persentase jumlah ibu hamil


dengan LLA <23,5 cm dibandingkan jumlah ibu hamil baru (secara kumulatif) di satu
wilayah kerja pada kurun waktu tertentu, dari data tersebut diketahui bahwa capaian
indikator ini adalah 6,95% sedangkan target indikator ini adalah <5%, dari hasil
capaian ini dapat dilihat bahwa masih banyaknya ibu hamil KEK di wilayah kerja
Puskesmas Kendungmu pada tahun 2023.
Indikator Anemia ibu hamil merupakan presentase jumlah ibu hamil
dengan HB <11 g/dL dibandingkan jumlah ibu hamil baru (secara komulatif) dalam
satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Dari data tersebut dapat dilihat bahwa
capaian indikator 19,3% sedangkan target indikator ini sebesar <19%, artinya ibu
hamil yang memiliki HB <11 g/dL di wilayah kerja Puskesmas Kedungmundu pada
tahun 2023  masih tinggi.
7. Prioritas Masalah
Berdasarkan data capain SPM dapat diidentifikasi analis prioritas masalah dapat
dilihat pada :

MASALAH U S G SKOR PRIORITAS


Penanganan ibu hamil KEK 5 5 5 15 Bermasalah
Penanganan ibu hamil Anemia 4 4 4 12 Bermasalah

Urgency, Seriousness, Growth (USG) adalah salah satu alat untuk menyusun urutan
prioritas isu yang harus diselesaikan. Caranya dengan menentukan tingkat urgensi,
keseriusan, dan perkembangan isu dengan menentukan skala nilai 1-5 atau 1-10. Isu
yang memiliki total skor tertinggi merupakan isu prioritas. Untuk lebih jelasnya,
pengertian urgency, seriousness, dan growth dapat diuraikan sebagai berikut :
U = Urgency atau Urgensi, yaitu dilihat dari ketersediaya waktu, mendesak atau tidak
masalah tersebut terselesaikan.
S = Seriousness atau tingkat keseriusan dari masalah, yaitu dengan melihat dampak
masalah tersebut terhadap keberhasilan, membahayakan sistem atau tidak.
G = Growth atau tingkat perkembangan masalah, yaitu apakah ada masalah tersebut
berkembang sedemikian rupa sehingga sulit untuk dicegah.
Anemia Gizi
Besi Ibu Hamil

Asupan tablet Fe
Asupan zat gizi kurang kurang
terutama yang
mengandung zat besi

Kurang patuhnya Tidak termonitoring


Mitos Ketersediaan pangan mengkonsumsi tablet
di tingkat rumah Fe
tangga

Kurangnya Kurangnya ketersedia


Konsumsi makanan pengetahuan bumil berupa leaflet untuk
yang kurang beragam tentang pentingnya zat penyampaian mater
besi tentang anemia gizi b

Tingkat penididikan
Kurangnya penyuluh
kepada masyarakat ten
Sosial ekonomi rendah pemenuhan zat besi p
bumil untuk menceg
anemia

Anda mungkin juga menyukai