Anda di halaman 1dari 15

KONSEP TEKANAN DARAH

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Keperawatan
Dasar
Dosen : Sukirno, S.Kep.,Ns.,M.Kep

Di susun Oleh:
1. Ardhilia Septy Utami
2. Eka Puspa Julianur
3. Mayla Sabrina
4. M Fikri NH

YAYASAN PENDIDIKAN PONDOK PESANTREN AL HIKMAH 2


AKADEMI KEPERAWATAN AL HIKMAH BENDA
SIRAMPOG BREBES
2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
penyusunan Makalah dengan judul “Konsep Tekanan Darah”. Guna memenuhi
tugas struktur mata kuliah Keperawatan Dasar dengan dosen Pengampu bapak
Sukirno, S.Kep.,Ns.,M.Kep Sebagai penulis, kami menyadari bahwa masih terdapat
kekurangan baik dari penyusunan hingga tata Bahasa penyampaian dalam karya
ilmiah ini. Oleh karena itu, segala kritik dan saran yang bersifat membangun akan
kami terima dengan senang hati. Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi pembaca.

Sirampog, 6 Februari 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................................................i
KATA PENGANTAR..............................................................................................................ii
DAFTAR ISI............................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.............................................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................................2
C. Tujuan...........................................................................................................................2
D. Manfaat.........................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian tekanan darah.........................................................................................….3
B. Fisiologi tekanan darah................................................................................................3
C. Factor yang mempengaruhi tekanan darah...................................................................5
D. Rentang normal hasil pengukuran tekanan darah.........................................................6
E. Prosedur pemeriksaan tekanan darah...........................................................................7
F. Kelainan pada tekanan darah dan cara pencegahan.....................................................8
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan...................................................................................................................11
B. Saran.............................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................12

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tekanan darah adalah tenaga pada dinding pembuluh darah arteri saat jantung
memompa darah ke seluruh tubuh. Tekanan darah normal pada anak dan remaja
bervariasi karena banyak faktor mempengaruhinya antara lain usia, jenis kelamin,
tinggi, dan berat badan. Pengukuran tekanan darah secara rutin berguna pada remaja
adalah untuk mendeteksi secara dini adanya hipertensi maupun hipotensi (tekanan
darah rendah) pada anak dan remaja sedini mungkin (Ilham,2010).
Hipertensi merupakan suatu keadaan ketika tekanan darah di pembuluh darah
meningkat secara kronis, terjadi karena jantung bekerja lebih keras memompa darah
untuk memenuhi kebutuhan oksigen dan nutrisi tubuh sehingga dapat mengganggu
fungsi organ-organ lain terutama organ-organ vital seperti jantung dan ginjal
(Riskesdas, 2013). Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan penyebab
kematian dan kesakitan yang tinggi. Darah tinggi merupakan pembunuh tersembunyi
yang penyebab awalnya tidak diketahui atau tanpa gejala sama sekali atau disebut
juga dengan silent killer (Saputra, 2014). Angka Proportional Mortality Rate akibat
hipertensi di seluruh dunia adalah 13% atau sekitar 7.1 juta kematian (American Heart
Association, 2011). Sesuai dengan data WHO bulan September 2011, disebutkan
bahwa hipertensi menyebabkan 8 juta kematian per tahun di seluruh dunia dan 1.5
juta kematian per tahun di wilayah Asia Tenggara. Badan Kesehatan Dunia (WHO)
juga
memperkirakan jumlah penderita hipertensi akan terus meningkat seiring dengan
jumlah penduduk yang yang semakin bertambah banyak. Pada tahun 2025 mendatang
diperkirakan sekitar 29 % warga dunia menderita hipertensi. Presentase penderita
hipertensi saat ini paling banyak terdapat di negara berkembang (WHO, 2011).
Berdasarkan data Kemenkes RI (2012), hipertensi merupakan penyakit penyebab
kematian peringkat ketiga di Indonesia dengan CFR (Case Fatality Rate) sebesar
4,81%. Berdasarkan data Riskesdas (2013), prevalensi hipertensi di Indonesia adalah
sebesar 26,5%. Hipertensi di beberapa provinsi di Indonesia melebihi rata-rata
nasional, dari 33 provinsi terdapat 8 provinsi yang kasus penderita hipertensi melebihi
rata-rata nasional yaitu : Sulawesi Selatan (27%), Sumatera Barat (27%), Jawa Barat

1
(26%), Jawa Timur (25%), Sumatera Utara (24%), Sumatera Selatan (24%), Riau
(23%), dan Kalimantan Timur (22%) (Eka,2011 dalam Dewi, 2013).
Hipertensi tidak hanya pada orang dewasa, tetapi bisa juga terjadi pada usia
remaja. Tekanan darah pada usia remaja dapat digunakan untuk meprediksi
kemungkinan hipertensi dikemudian hari karena hipertensi esensial pada orang
dewasa dapat berawal pada masa kanak-kanak dan remaja (Saing, J, 2005 dalam
Tooy, R, dkk, 2013). Beberapa remaja tampak mewarisi kecenderungan terkena
tekanan darah tinggi dari orang tua mereka, sementara yang lain menjadi korban gaya
hidup buruk, yang mengakibatkan obesitas dan bentuk tubuh tidak ideal.

B. Rumusan Masalah
1. Pengertian tekanan darah?
2. Fisiologis tekanan darah arteri?
3. Faktor yang mempengaruhi tekanan darah?
4. Rentang normal hasil pengukuran tekanan darah?
5. Prosedur pemeriksaan tekanan darah?
6. Kelainan pada tekanan darah dan cara pecegahan?

C. Tujuan
1. Untuk memahami pengertian tekanan darah
2. Untuk memahami fisiologis tekanan darah arteri
3. Untuk memahami faktor yang mempengaruhi tekanan darah
4. Untuk memahami rentang normal hasil pengukuran tekanan darah
5. Untuk memahami prosedur pemeriksaan tekanan darah
6. Untuk memahami kelainan pada tekanan darah dan cara pecegahan

D. Manfaat
1. Menambah pengetahuan dan wawasan bagi mahasiswa yang belum
mengetahui tentang tekanan darah
2. Menambah referensi buku tentang kesehatan khususnya tentang tekanan darah

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian tekanan darah


Tekanan darah adalah pengukuran tekanan jantung untuk melawan tahanan dinding
pembuluh darah saat sistole dan diastole. Tekanan darah diukur dalam satuan mmHg dengan
alat yang disebut tensimeter (Sfigmomanometer atau Aneroid manometer). Pengukuran
tekanan darah ini umumnya dilakukan pada lengan tangan dominan bagian atas. Ada dua
tahap saat darah dipompakan dan didengarkan saat pengukuran tekanan darah.

1. Tahap sistole
Pengukuran tekanan saat otot miokardio berkontraksi dan memompakan darah
dari dalam ventrikel. Sistole menggambarkan curah jantung (cardiac output).
2. Tahap diastole
Periode relaksasi yang menggambarkan tekanan dalam pembuluh darah perifer
setelah darah dipompakan. Diastole menggambarkan tahanan vena perifer. Tahap
diastole juga didefinisikan sebagai periode pengisian jantung oleh darah (Guyton,
1997).

Pada saat melakukan pengukuran tekanan darah, bunyi yang kita dengarkan adalah bunyi
Korrotkoff’s. Bunyi ini terdiri atas lima bagian.

1. Tahap pertama, suara denyutan terdengar tipis dan jauh, lama-lama makin keras.
2. Tahap kedua, suara makin keras dan terdengar bunyi pompaan.
3. Tahap ketiga, suara makin jelas dan teratur.
4. Tahap keempat, suara terdengan makin lirih dan menghilang.
5. Tahap kelima, suara menghilang.
Bunyi sistole ditandai oleh bunyi Korrotkoff’s 1 dan diastole ditan dai oleh bunyi
Korrotkoff’s 5.

B. Fisiologis tekanan darah arteri


Tekanan darah berhubungan dengan curah jantung, tahapan parifer, volume darah,
viskositas darah, dan elastisitas arteri. Setiap faktor hemodinamik akan mempengaruhi satu
sama lain. Perubahan pada satu faktor dapat menjalar ke faktor yang lain sebagai sarana
tubuh untuk melakukan kompensasi.

3
1. Curah jantung
Adalah volume darah yang dipompakan dari jantung dalam satu menit. Dengan
demikian curah jantung merupakan hasil perkalian anatara jumlah volume darah
dalam sekali pompa atau volume sekuncup (stroke volume-SV) dan juml;ah
denyut jantung dalam satu menit (heart ratel HR). Saat volume meningkat dalam
ruangan yang tertutup (pembuluh darah), tekanan dalam pembuluh darah akan
meningkat. Hal ini akan menyebabkan peningkatan curah jantung sehingga ada
banyak darah yang meregangkan dinding arteri. Kondisi ini akan meningkatkan
tekanan darah. Curah jantung akan meningkat jika ada peningkatan denyut
jantung, peningkatan kontraktilitas otot jantung, atau peningkatan volume darah.
Perubahan denyut jantung nterjadi lebih cepat dari pada perubahan kontraktilitas
otot jantung. Peningkatan denyut jantung dapat menurunkan waktu pengisian
diastolik dan volume akhir diastolik, yang menyebabkan penurunan denyut
jantung (crisp dkk., 2003)
2. Tahanan Perifer
Darah beredar ke seluruh tubuh melalui saluran, yaitu arteri, arteriola, pembuluh
kapiler, venula, dan vena. Arteri dan arteriola dikelilingi oleh serabut otot halus
yang berkontraksi dan berelaksasi untuk menyesuaikan banyaknya
volumenyaknya volume darah yang akan masuk keke dalam jaringan. Normalnya
arteri dan arteriola akan tetap dalam kondisi kontraksi untuk mempertahankan
volume aliran darah supaya tetap sama. Semakin kecil lubang pembuluh darah,
tahanannya akan semakin besar. Saat tahanan meningkat, tekanan darah arteri juga
meningkat. Saat pembuluh darah relaksasi dan tahanan menurun, tekanan darah
akan menurun (Crisp dkk., 2003).
3. Viskositas darah
Viskositas darah adalah kekentalan darah. Viskositas darah bisa dilihat dari hasil
pemeriksaan hematokrit. Hematokrit adalah persentase sel darah merah yang ada
dalam pembuluh darah. Saat hematokrit meningkat dan aliran darah melambat,
tekanan arteri juga meningkat sehingga jantung harus memompa lebih kuat supaya
darah yang kental bisa beredar ke seluruh jaringan tubuh (Crips dkk., 2003).

4
4. Elastisitas
Normalnya dinding pembuluh arteri sangat elastis. Saat tekanan darah yang
melalui arteri sangat besar dan banyak, dinding arteri akan melebar supaya darah
bisa melalui arteri. Elastisitas arteri berfluktuasi, bergantung pada tekanan darah.
Pada penyakit tertentu (arteriosklerosis), dinding pembulih arteri kehilangan
elastisitasnya dan digantikan oleh jaringan fibrosa yang tidak lentur. Penurunan
elastisitas menyebabkan peningkatan tekanan darah.

C. Faktor yang mempengaruhi tekanan darah


Berikut adalah beberapa faktor yang mempengaruhi hasil pengukuran tekanan darah
1. Lebar manset
Jika manset yang digunakan lebih sempit,maka hasil pengukuran yang didapat
juga lebih tinggi. Lebar manset untuk orang dewasa adalah 12 cm, sedangkan
pada bayi dan anak lebar mamsetnya lebih kecil lagi.
2. Posisi
Ada petbedaan hasil pengukuran antara posisi berdiri, duduk, dan berbaring.
Sebaliknya tekanan darah diukur dalam tiga posisi yang berbeda, yaitu berdiri,
duduk, dan berbaring.
3. Stresor psikologis dan fisik, misalnya: cemas, ketakutan, nyeri, dan emosi akan
merangsang saraf simpatis sehingga menimbulkan peningkatan denyut jantung,
curah jantung, dsn tahanan vena perifer. Perangsangan saraf simpatis meyebabkan
peningkatan tekanan darah.
4. Rokok
5. Usia
Rentang nilai normal tekanan darah berbefa pada tiap tahapan usia. Tekanan akan
sangat dipengaruhi oleh luas permukaan tubuh. Pada usia yang sama dengan
besar tubuh yang berbeda akan menyebabkan perbedaan hasil tekanan darah.
Tekanan darah pada anak yang bertubuh besar cenderung lebih tinggi dari pada
anak yang bertubuh kecil. Seiring dengan pertambahan usia tekanan darah akan
meningkat. Semakin tua seseorang, tekanan darahnya akan semakin tinggi, hal ini
disrbabkan oleh penurunan elastisitas pembuluh darah.

5
6. Variasi diurnal (variasi tekanan darah dalam satu hari)
Biasanya tekanan darah saat bangun tidur di pagi hari cenderung lebih rendah dan
secara perlahan akan meningkat hingga siang hari. Tekanan darah akan mencapai
puncaknya pada sore hari atau malam hari.
7. Jenis kelamin
Tidak ada penelitian yang spesifik tentang hal ini. Tekanan darah pada laki-laki
akan cenderung lebih tinggi pada masa pubertas jika dibandingkan dengan wanita
yang seusia. Akan tetapi, pada masa menopause tekanan darah wanita cenderung
lebih tinggi jika dibandingkan dengan laki-laki seusianya.

D. Rentang Normal hasil Pengukuran Tekanan Darah


Pengukuran tekanan darah mempunyai nilai yang berbeda pada tiap tahapan usia.
Tabel 1.1 menunjukan hasil normal pengukuran tekanan darah pada berbagai tahapan
usia.
Tabel 1.1 Rentang hasil pengukuran tekanan darah.
Usia Sistol (mmHg) Diastol (mmHg) Rata-rata (mmHg)
Newborn 65-95 30-60 80/60
Infant 65-115 42-80 90/61
3 tahun 76-122 46-84 99/65
6 tahun 85-115 48-64 100/56
10 tahun 93-125 46-68 109/58
14 tahun 99-137 51-71 118-61
Adult 100-140 60-90 120/80
Elderly 100-160 60-90 130/80

Hipertensi
Hipertensi adalah penyakit yang sering ditemukan dan menyebabkan kematian karena
stroke dan merupakan faktor pencetus terjadinya infark miokard. Hipertensi adalah
kelainan asimtomatis yang ditandai dengan hasil pengukuran tekanan darah yang tetap
tinggi dalam waktu yang lama. Berikut adalah klasifikasi pengukuran tekanan darah
dewasa dengan usia >18 tahun hingga dewasa.

6
Tabel 1.2 Kualifikasi hipertensi
Kategori Sistol (mmHg) Diastol (mmHg)
Optimal < 120 < 80
Normal < 130 < 85
Normal tinggi 130-139 85-89
Hipertensi
 Derajat I (ringan) 140-159 Atau 90-99
 Derajat II (sedang) 160-179 Atau 100-109
 Derajat III (berat) ≥ 180 Atau ≥ 110

Hipotensi
Dikatakan hipotensi jika sistole kurang dari 90 mmHg atau dibawahnya. Hipotensi
terjadi karena dilatasi pembuluh darah arteri, penurunan volume darah (pendarahan), atau
adanya kegagalan jantung untuk memompakan darah keseluruh tubuh (gagal jantung).
Hipotensi ditandai dengan peningkatan denyut nadi, keringat dingin, kulit yang lengket,
gelisah, dan penurunan produksi urine. Kondisi ini sanagat berbahaya, segera
beritahukan pada dokter jika menemui hal tersebut. Hipotensi postural (hipotensi
ortostatik) terjadi kerena perubahan posisi tubuh dari posisi yang lebih rendah ke posisi
yang lebih tinggi dan terjadi dengan cepat.

E. Prosedur Pemeriksaan Tekanan Darah


Persiapan alat :
1. Sfigmomanometer/aneroid tenseter
2. Stetoskop
3. Sarung tangan bersih
4. Kom untuk tempat sarung tangan
5. Baki
6. Alas kaki
7. Buku catatan

Persiapan pasien
1. Jelaskan pada pasien tujuan tindakan yang akan dilakukan
2. Atur lingkungan sekitar

7
Prosedur tindakan
1. Alat-alat didekatkan
2. Jelaskan pada pasien tujuan tindakan yang akan dilaksanakan
3. Beri posisi yang sesuai untuk pengukuran tekanan darah (duduk atau
berbaring)
4. Buka lengan baju atau gulung ke atas
5. Letakan tensi meter sejajar dengan jantung
6. Pasang manset tensi meter pada lengan atas 2-3 cm di atas fossa cubiti
kencang atau longgar
7. Raba denyut arteri brakialis laku letakan stetoskop di daerah tersebut
8. Tutup skrup balon karet dan buka pengunci raksa. Selanjutnya balon dipompa
sampai denyut arteri tidak terdengar lago dan air raksa di dalam pipa gelas
naik
9. Buka skrup balon perlahan-lahan sehingga air raksa turun perlahan-lahan.
Sambil memperhatikan turunnya air raksa, dengarkan bunyi denyutan pertama
dan terakhir
10. Pasien dirapihkan dan beritahukan hasilnya
11. Alat-alat rapihkan dan disimpandi tempatnya
12. Cuci tangan
13. Catat hasilnya

F. Kelainan Pada Tekanan Darah


1. Aterosklerosis dan Penyakit Arteri Koroner
Aterosklerosis, atau dikenal sebagai pengerasan arteri, terjadi ketika plak
menumpuk di dinding arteri dan akhirnya menghalangi aliran darah. Plak itu
terbentuk dari kolesterol, lemak, dan kalsium. Penyakit arteri koroner
menunjukkan bahwa penumpukan plak di arteri telah menyebabkan arteri
menyempit dan mengeras. Hal ini dapat membuat bekuan darah berisiko
menyumbat arteri. Penyakit ini dapat berkembang seiring waktu. Pengidapnya
dapat mengalaminya tetapi tidak menyadari gejala apa pun. Pada beberapa kasus,
kondisi ini dapat menyebabkan nyeri dada atau sensasi berat di dada.

8
2. Stroke
Kondisi ini terjadi saat suplai darah menuju otak terhenti atau terganggung. Salah
satu penyebab stroke adalah adanya sumbatan di pembuluh darah yang mengarah
ke otak. Stroke yang disebabkan oleh adanya sumbatan ini dikenal dengan sebutan
stroke iskemik.
3. Anemia
Anemia merupakan suatu keadaan kekurangan eritrosit (hemoglobin). Kekurangan
hemoglobin menyebabkan suplai oksigen ke jaringan menurun sehingga dapat
mengganggu fungsi kerja sel.
4. Talasemia
Talasemia merupakan suatu kelainan pada eritrosit yang berakibat sel tersebut
mudah rapuh dan cepat rusak. Talasemia termasuk penyakit keturunan yang dapat
terjadi pada perempuan maupun laki-laki.
5. Leukemia
Leukemia atau kanker darah adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh
kelebihan produksi leukosit. Leukemia terjadi akibat sumsum tulang atau jaringan
limpa bekerja secara tidak normal. Sehingga produksi leukosit menjadi berlipat
ganda, sedangkan produksi eritrosit dan trombosit menurun.
6. Hemofilia
Hemofilia merupakan suatu penyakit yang berakibat sukarnya darah membeku
ketika terjadi pendarahan. Hemofilia termasuk penyakit keturunan yang terjadi
hampir pada semua keturunan berjenis kelamin laki-laki.
7. Varises
Varises adalah suatu pelebaran pada pembuluh balik (vena). Varises sering terjadi
pada bagian bawah tubuh. Hemaroid atau wasir merupakan varises yang terjadi
pada daerah dubur.
8. Hipertensi
Hipertensi merupakan suatu keadaan yang ditandai dengan tekanan sistolid atas
150 mmHg atau tekanan diastol di atas 100 mmHg. Penyakit yang dikenal dengan
tekanan darah tinggi dapat menyebabkan pecahnya pembuluh arteri dan kapiler.
Jika terjadi pada otak, maka disebut pendarahan otak.

9
9. Hipotensi
Berkebalikan dengan hipertensi, hipotensi adalah suatu keadaan yang ditandai
dengan tekanan sistol dan diastol di bawah ukuran normal. Tekanan darah ideal
adalah 120 mmHg untuk sistol dan 70 atau 80 mmHg untuk diastol. Hipotensi
juga disebut dengan tekanan darah rendah.

Cara pencegahan gangguan sistem peredaran darah


Untuk menurunkan risiko berbagai gangguan tersebut, penting untuk senantiasa
menjalani pola hidup sehat. Berikut cara pencegahan gangguan sistem peredaran
darah manusia, yaitu :
1. Pertahankan berat badan yang sehat
2. Jangan merokok
3. Berolahraga minimal 30 menit sehari
4. Pertahankan pola makan yang sehat, rendah lemak, rendah kolesterol dengan
lebih banyak buah, sayuran, dan biji-bijian
5. Hindari konsumsi lemak trans dan lemak jenuh, seperti pada makanan olahan
dan makanan cepat saji
6. Batasi asupan garam dan alkohol
7. Gunakan relaksasi dan perawatan diri untuk mengurangi stres  

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Tekanan darah adalah pengukuran tekanan jantung untuk melawan tahanan dinding
pembuluh darah saat sistole dan diastole. Tekanan darah diukur dalam satuan mmHg
dengan alat yang disebut tensimeter (Sfigmomanometer atau Aneroid manometer).
Pengukuran tekanan darah ini umumnya dilakukan pada lengan tangan dominan
bagian atas. Ada dua tahap saat darah dipompakan dan didengarkan saat pengukuran
tekanan darah.
B. Saran
Diharapkan kepada pembaca untuk memberi masukan berupa kritik dan saran yang
bersifat membangun tentang keperawatan dasar khususnya konsep tekanan darah

11
DAFTAR PUSTAKA
Debora, Oda. 2013. Proses pemeriksaan keperawatan dan pemeriksaan fisik. Jakarta:
Salemba Medika.
Firani, N. K. (2018). Mengenali Sel-Sel Darah dan Kelainan Darah. Universitas Brawijaya
Press.
Lisiswanti, Rika, and Dea Nur Aulia Dananda. "Upaya pencegahan hipertensi." Jurnal
Majority 5.3 (2016): 50-54.
PENGERTIAN, I., & ALAT, I. P. PENGUKURAN TEKANAN DARAH. Fakultas Ilmu
Keperawatan Universitas Muhammadiyah Jakarta, 27.
Rahmadona, D. (2022). Hemofilia. Jurnal Kedokteran, 11(3), 1125-1139.
Situmorang, P. R. (2015). Faktor–faktor yang berhubungan dengan kejadian hipertensi pada
penderita rawat inap di Rumah Sakit Umum Sari Mutiara Medan tahun
2014. Jurnal ilmiah keperawatan imelda, 1(1), 71-74.

12

Anda mungkin juga menyukai