Anda di halaman 1dari 11

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang
telah melimpahkan rahmat- Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
“LAPORAN PRAKTIKUM” yang berjudul “PEMERIKSAAN
TEKANAN DARAH”.

Laporan ini kami buat sesuai dengan ketentuan. Laporan ini kami susun
untuk menambah ilmu serta untuk memenuhi salah satu tugas dalam mata
kuliah “ILMU BIOMEDIK DASAR”. Kami menyadari bahwa  dalam
penyusunan laporan ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kami
mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca.

Dan kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam menyelesaikan laporan ini. Sekali lagi kritik dan saran
sangat kami harapkan demi kelengkapan laporan ini. Dengan tersusunnya
laporan ini semoga bermanfaat, khususnya bagi penulis dan pembaca pada
umumnya.

[1]
DAFTAR ISI

Kata Pengantar...............................................................................................1

Daftar isi.........................................................................................................2

BAB I Pendahuluan........................................................................................3

1.1 Latar Belakang.............................................................................3

BAB II Pembahasan.......................................................................................4

2.1 Pengertian Tekanan Darah.........................................................4

2.2 Tujuan Praktikum.......................................................................5

2.3 Faktor-faktor tekanan darah.......................................................5

2.4 Cara pengukuran tekanan darah.................................................6

2.5 Alat pengukur tekanan darah.....................................................7

2.6 Data hasil praktikum pemeriksaan tekanan darah......................8

BAB III PENUTUP........................................................................................10

3.1 Kesimpulan................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................11

[2]
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tekanan darah dalam kehidupan seseorang bervariasi secara alami.


Bayi dan anak-anak secara normal memiliki tekanan drah yang jauh lebih
rendah dari orang dewasa. Tekanan darah juga dipengaruhi oleh aktivitas
fisik, dimana akan lebih tinggi pada saat melakukan aktivitas dan lebih
rendah ketika beristirahat. Tekanan darah dalam satu hari juga berbeda,
paling tinggi waktu pagi hari dan paling rendah pada saat tidur di malam
hari. Dalam kehidupan sehari-hari kita sering melihat seseorang yang
memeriksa tekanan darahnya dengan menggunakan sebuah alat yang
bernama Tensimeter, dari pengukuran tersebut akan didapatkan hasil yaitu
systole/diastole. Naik turunnya gelembung tekanan darah seirama dengan
pemompaan jantung untuk mengalirkan darah di pembuluh arteri. Tekanan
darah memuncak pada saat jantung memompa. Ini dinamakan diastole,
dan menurun sampai pada tekanan terendah yaitu saat jantung tidak
memompa (rileks) atau sering disebut juga dengan dyastole. Tekanan
darah merujuk pada tekanan yang dialami darah pada pembuluh arteri
darah ketika darah di pompa oleh jantung ke seluruh anggota tubuh
manusia. Tekanan darah dibuat dengan menganbil dua ukuran dan
biasanya diukur seperti berikut : 120/80 mmHg. Nomor atas (120)
menunjukkan tekanan ke atas pembuluh aruteri akibat denyutan jantung,
dan disebut tekanan sistole. Nomor bawah (80) menunjukkan tekanan saat
jantung beristirahat diantara pemompaan, dan disebut tekanan dyastole.
Saat yang paling baik untuk mengukur tekanan darah adalah saat anda
istirahat dan dalam keadan duduk atau berbaring.

[3]
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Tekanan Darah

Tekanan darah adalah gaya yang ditimbulkan oleh darah terhadap


satuan luas dinding pembuluh darah (arteri). Tekanan ini harus kuat, yaitu
cukup tinggi untuk menghasilkan gaya dorong terhadap darah dan tidak
boleh terlalu tinggi yang dapat menimbalkan beban tambahan bagi
jantung. Tekanan systole adalah tekanan puncak yang ditimbulkan di arteri
sewaktu darah dipompa kedalam pembuluh tersebut selama kontraksi
ventrikel. Sedangkan tekanan diastole adalah tekanan terendah yang
terjadi di arteri sewaktu darah mengalir keluar pembuluh-pembuluuh hilir
tersebut sewaktu relaksasi ventrikel. Tekanan arteri ini akan berubah
tergantung pada volume darah dalam pembuluh dan gaya renggang
dinding pembuluh darah.

Pengukuran tekanan darah dapat dilakukan dengan dua cara yaitu


langsung dan tidak langsung. Secara langsung dengan memasukkan
kanula kedalam pembuluh darah arteri da di monitor dengan alat
pendeteksi tekanan darahnya. Cara ini tidak lazim digunakan karena tidak
mudah pelaksanaannya. Cara tidak langsung dengan menggunakan alat
sphygmomanometer, yang lebih nyaman dan mudah dilakuka setiap saat.

[4]
2.2 Tujuan Peraktikum

Adapun tujuan dari percobaan ini adalah sebagai berikut :

a. Mengetahui tekanan darah saat normal, saat berdiri dan saat


berbaring.
b. Mengetahui macam-macam cara pengukuran tekanan darah
c. Mempelajari beberapa faktor yang dapat mempengaruhi tekanan
darah secara fisiologis

2.3 Faktor-faktor Tekanan Darah

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi tekanan darah seseorang


ditentukan oleh dua faktor, yaitu faktor fisiologis dan faktor patologis.
Faktor fisiologis ialah faktor yang berkaitan langsung terhadap kondisi
jantung. Sedangkan faktor patologis ialah faktor yang berhubungan
dengan kondisi tubuh secara fisik.

- Faktor fisiologis :
a. Kelenturan dinding arteri.
b. Volume darah, semakin besar volume darah maka semakin
tinggi tekanan darah.
c. Kekuatan gerak jantung
d. Kapasitas pembuluh darah, semakin besar kapasitas pembuluh
darah maka semakin tinggi tekanan darah.
- Faktor patologis :
a. Posisi tubuh, boaroresepsor akan merespon saat tekanan darah
turun dan akan berusaha menstabilkan tekanan darah.
b. Aktivitas fisik, aktivitas fisik membutuhkan energi sehingga
butuh aliran yang lebih cepat untuk suplai O2 dan nutrisi
(tekanan darah naik).
c. Usia, semakin bertambah usia semakin bertambah pula tekanan
darah hal ini disebabkan oleh berkurangnya elastisitas
pembuluh darah.

[5]
d. Jenis kelamin, wanita cendung memiliki tekanan darah rendah
karena komposisi tubuhnya yang lebih banyak lemak sehingga
butuh O2 lebih untuk pembakaran. Sedangkan pria yang
memiliki banyak aktivitaspun cenderung memiliki tekanan
darah yang lebih tinggi.
e. Makanan, makanan dapat menjadi pemicu tekanan darah yang
tinggi, diantaranya makanan yang mengandung garam (NaCl).
f. Emosi, emosi akan menaikkan tekanan darah karena pusat
pengatur emosi akan menset baroresepsor untuk meniikan
tekanan darah. Emosi akan memicu kerja hormon adrenalin,
adrenalin pria lebih tinggi karena dipengaruhi saraf
parasimpatis.

2.4 Cara Pengukuran Tekanan Darah

Pengukuran tekanan darah sangat mudah dilakukan dengan cara


palpasi, kita dapat melakukannya sendiri. Disamping itu dengan
perkembangan teknologi saat ini dapat menggunakan alat elektronik yang
canggih. Tekanan darah dapat diukur dengan dua metode, yaitu yang
pertama metode langsung yang merupakan penggunaan jarum atau kanula
yang dimasukkan kedalam pembuluh darah dan dihubungkan dengan
manometer. Metode ini merupakan cara yang sangat tepat untu
pengukuran tekana darah tapi butuh peralatan yang lengkap dan
keterampilan khusus. Yang kedua metode tidak langsung, metode ini
menggunakan sphygmomanometer.

Tekanan darah dapat diukur dengan dua cara :

a. Cara palpasi, dengan cara ini hanya dapat diukur tekanan sistolik.
b. Cara auskultasi, dengan cara ini dapat diukur tekanan sistolik
maupun tekanan diastolik cara ini memerlukan alat stethoscope.

[6]
Menghindari kesalahan dalam pengukuran tekanan darah :

a. Hindari makan, merokok dan semua kegiatan 30 menit sebelum


pengukuran.
b. Stress juga dapat menyebabkan tekanan darah yang tinggi.
c. Hindari penggunaan pakaian yang ketat, terutama pada bagian
lengan.
d. Jangan bergerak atau berbicara selama pengukuran

2.5 Alat Pengukur Tekanan Darah

Tensimeter adalah alat pengukuran tekanan darah sering juga disebut


sphygmomanoeter. Sejak itu sphygmomanometer air raksa telah
digunakan sebagai standar emas pengukuran tekanan darah oleh para
dokter. Tensimeter atau sphygmomanometer pada awalnya menggunakan
raksa sebagai pengisi alat ukur ini. Sekarang kesadaran akan masalah
konservasi lingkungan meningkat dan penggunaan dari air raksa telah
menjadi perhatian seluruh dunia. Bagaimanapun sphygmomanometer air
raksa masih digunakan sehari-hari, bahkan dibanyak negara modern. Para
dokter tidak meragukan untuk menempatkan kepercayaan meraka kepada
tensimeter air raksa ini. Sphygmomanometer terdiri dari sebuah pompa,
sumbat udara yang dapat diputar, kantong karet yang terbungkus kain,
pembaca tekanan yang bisa berupa jarum mirip jarum stopwatch atau air
raksa.

Berikut gambar alat yang dibutuhkan dalam pemeriksaan tekanan darah :

Sphygmomanometer air raksa Stethoscope

[7]
2.6 Data Hasil Praktikum Pemeriksaan Tekanan Darah

Hasil praktikum kami pada tanggal 30 oktober 2015 tentang pemeriksaan


tekanan darah :

No. Nama Nama Hasil Waktu


Pemeriksa Klien Pemeriksaan
1. Lupi Inayati Mulyani 110/70 mmHg 11.45
2. Marfiroh R. A. Rizki 100/70 mmHg 12.00
Desi
Gustari
3. Mia Audina Nella 120/80 mmHg 11.50
Novianti
4. Muhamad Iwan 110/80 mmHg 11.35
Romadhan Faturoni
5. Mulyani Lupi Inayati 100/60 mmHg 11.30

Dari pemeriksaan tekanan darah yang telah dilakukan oleh


kelompok kami, berdasarkan nilai normalnya yaitu normal sistolik
minimum 90 dan maksimum 120 sedangkan normal diastolik
mimimum 60 dan maksimum 79. Hipotensi (tekanan darah rendah)
yaitu sistoliknya kurang dari 90 sedangkan diastoliknya kurang dari
60. Prahipertensi (tekanan darah di atas normal tetapi belum dapat
dianggap sebagai tekanan darah tinggi) yaitu sistoliknya minimum 121
dan maksimum 139 sedangkan diastoliknya minimum 80 dan
maksimum 89. Hipertensi tahap 1 (tekanan darah tinggi tahap 1) yaitu
sistoliknya minimum 140 dan maksimum 159 sedangkan diastoliknya
minimum 90 dan maksimum 99. Hipertensi tahap 2 (tekanan darah
tinggi tahap 2) yaitu sistoliknya minimum 160 dan maksimum 179
sedangkan diastoliknya minimum 100 dan maksimum 119. Krisis
hipertensi (keadaan peningkatan tekanan darah pada penderita
hipertensi yang membutuhkan penangan segera) yaitu sistoliknya 180
atau lebih sedangkan diastoliknya 120 atau lebih. Berdasarkan
pemeriksaan pada tabel di atas yang telah dilakukan, tekanan darah

[8]
kelompok kami semuanya normal hanya saja tekanan darah atas nama
Nella dan Iwan tekanan darah pada diastolik melebihi batas
maksimum tekanan darah, itu termasuk prahipertensi yaitu tekanan
darah di atas normal tetapi belum dapat dianggap sebagai tekanan
darah tinggi.

[9]
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pengukuran tekanan darah dapat dilakukan pada lengan atas. Faktor-


faktor yang mempengaruhi tekanan darah yaitu aktivitas fisik, jenis
kelamin, usia, kesehatan, makanan, dan emosi. Pengukuran tekanan darah
dapat menggunakan metode tidak langsung dengan auskultasi dan palpasi
yang bisa menggunakan sphygmomanometer (manual/digital) dan
stetoskop. Semakin berat aktivitas tubuh, semakin cepat curah jantung
karena adanya fase dilatasi di otot rangka dan jantung serta fase kontriksi
di arteriol pada organ-organ tersebut dan menyebabkan aliran darah ke
saluran pencernaan.

[10]
DAFTAR PUSTAKA

http://www.academia.edu/6475438/
LAPORAN_PRAKTIKUM_ANFISMAN_TEKANAN_DARAH

http://www.scribd.com/doc/94946727/laporan-praktikum-tekanan-darah-
dengan-berbagai-posisi#scribd

http://deyra.wordpress.com/2012/12/07/laporan-praktikum-tekanan-darah-
dan-denyut-nadi/

[11]

Anda mungkin juga menyukai