OLEH :
NARITA AJENG LOVIANA
141610101031
LABORATORIUM FISIOLOGI-BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS JEMBER
2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa dipanjatkan kehadirat Allah SWT karena atas
rahmat dan karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan Laporan Praktikum
Fisiologi ini dengan judul Laporan Praktikum Fisiologi Blok Sistem Tubuh II :
Pengukuran Tanda-Tanda Vital.
Laporan Praktikum ini saya buat sebagai salah satu sarana untuk lebih
mendalami materi tentang pengukuran tanda-tanda vital pada manusia. Saya
menyadari bahwa hasil yang dicapai dalam penulisan laporan ini masih
mengandung berbagai kelemahan dan kekurangan. Untuk itu, kritik dan saran
yang sifatnya membangun sangat saya harapkan demi kesempurnaan laporan ini.
Semoga laporan ini dapat menjadi sumbangan yang berharga bagi semua pihak.
Penulis
DAFTAR ISI
10
10
10
11
13
14
15
16
21
22
23
23
23
24
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.1
Palpasi
yang
mengukur
tekanan
sistolik
tanpa
menggunakan stetoskop
untuk
1.1.2
frekuensi denyut jantung, tetapi juga mengkaji irama jantung dan kekuatan
denyut jantung.
Ukuran kecepatannya diukur pada beberapa titik denyut misalnya
denyut arteri radialis pada pergelangan tangan, arteri brachialis pada
lengan atas, arteri karotis pada leher, arteri poplitea pada belakang lutut,
arteri dorsalis pedis atau arteri tibialis posterior pada kaki. Pemeriksaan
denyut dapat dilakukan dengan bantuan stetoskop. Denyut nadi sangat
bervariasi tergantung jenis kelamin, jenis pekerjaan, dan usia. Bayi yang
baru dilahirkan (neonatus) dapat memiliki denyut 13-150 denyut permenit.
Orang dewasa memilikidenyut sekitar 50-80 denyut per menit (Simamora,
2009).
1.1.3
mengetahui
fungsi
sistem
pernapasan
yang
terdiri
dari
dapat
juga
disebabkan
oleh
vasodilatasi,
berkeringat,
suhu
pada
daerah
rektal/anus
menggunakan
(
(
)
)
Klasifikasi IMT :
BB kurang (kurus)
BB Normal
= 25 29,9 kg/m2
= 30 34,9 kg/m2
= 35 39,9 kg/m2
Extreme Obess
= 40 kg/m2
1. Stetoskop
2. Metronom
3. Stopwatch
4. Bangku Step-Test
5. Bak untuk tempat es
6. Sphygmomanometer/tensimeter raksa, aneroid dan digital
7. Termometer air raksa (suhu tubuh) dan termometer digital
8. Timbangan BB dan pengukur TB
BAB II
HASIL PERCOBAAN
Orang Parameter
Ke-1
Ke-2
Berbaring
Duduk
Berdiri
II
III
Rataan
II
III
Rataan
II
III
Rataan
Tangan
111
110
108
110
109
102
112
108
108
108
111
109
Kanan
57
67
66
63
73
67
69
70
74
74
79
76
Tangan
110
103
103
105
106
102
105
104
121
95
105
107
Kiri
72
67
67
69
67
60
72
66
73
75
80
76
Tangan
108
107
108
108
106
103
106
105
102
108
99
103
Kanan
55
54
50
53
62
54
49
55
59
59
63
60
Tangan
108
102
101
104
98
100
105
101
110
114
117
114
Kiri
55
51
61
56
57
54
54
55
66
64
67
65
Ke-1
Ke-2
Parameter
Nadi
Sistole
Diastole
(kali/menit)
(mmHg)
(mmHg)
3 menit pertama
90
130
65
6 menit
70
118
67
9 menit
87
122
60
12 menit
77
103
54
3 menit pertama
94
133
85
6 menit
106
128
80
9 menit
103
127
86
12 menit
93
121
87
10
Ke-1
Parameter
Sistole
Distole
(mmHg)
(mmHg)
100
70
30 detik
60 detik
90
65
2 menit
90
70
4 menit
100
70
Pra-stress
2. Apakah ada perbedaan hasil pengukuran darah dilakukan pada lengan kanan dan
kiri?
Ya, ada perbedaan hasil pengukuran pada lengan kanan dan kiri.
5. Apakah ada perbedaan tekanan darah yang diukur dengan perbedaan posisi?
Jelaskan mengapa?
Ya, ada perbedaan. Hal ini dikarenakan adanya perbedaan gaya gravitasi
yang diterima tubuh pada tiap-tiap posisi. Pada kondisi berbaring, gaya
gravitasi mempengaruhi seluruh tubuh. Pada posisi tegak, selain akibat
gaya gravitasi, pembuluh darah dibawah jantung mendapatkan beban
tambahan akibat perbedaan tinggi tingkat jantung dan pembuluh. Karena
peningkatan tekanan ini, darah mengumpul pada pembuluh vena di
ekstrimitas bawah sehingga isi sekuncup berkurang dan terjadi penurunan
11
energi
sehingga
butuh
aliran
yang
lebih cepat untuk suplai O2 dan nutrisi dan tekanan darah naik), temperatur
(menggunakan sistem renin-angiontensin vasokontriksi perifer), usia (semakin
bertambah
umur
semakin
tinggi
tekan
darah
karena
berkurangnya
Jelaskan kemungkinan yang dapat terjadi di bidang kedokteran gigi jika pada
penderita tidak dilakukan pengukuran tanda-tanda vital lebih dahulu?
12
Jenis Kelamin
Azizah
Perempuan
Denyut Nadi
A.Brachialis = 96 kali/menit
A.Radialis = 66 kali/menit
A.Carotis = 62 kali/menit
Arina
Perempuan
A.Brachialis = 90 kali/menit
A.Radialis = 77 kali/menit
A.Carotis = 70 kali/menit
Narita
Perempuan
A.Brachialis = 85 kali/menit
A.Radialis = 81 kali/menit
A.Carotis = 71 kali/menit
One
Perempuan
A.Brachialis = 88 kali/menit
A.Radialis = 97 kali/menit
A.Carotis = 80 kali/menit
Jenis kelamin, jenis aktifitas, usia, berat badan, keadaan emosi atau psikis,
rima jantung, bentuk tubuh, suhu tubuh, volume darah, obat-obatan dalam
tubuh.
3. Apakah ada perbedaan pengukuran denyut nadi pada berbagai posisi tubuh?
Jelaskan mengapa!
13
tubuh akan berkurang yang membuat darah lebih banyak mengalir kembali
ke jantung, sehingga denyut nadi lebih rendah. Sedangkan pada posisi
berdiri denyut nadi akan meningkat karena darah yang kembali ke jantung
lebih sedikit akibat pengaruh gravitasi ke bawah sehingga menyebabkan
peningkatan detak jantung yang berakibat naiknya denyut nadi. Pada
posisi duduk denyut nadi cenderung stabil karena jumlah darah yang
tersedia bagi jantung untuk dipompa menjadi meningkat dibandingkan saat
sedang berdiri.
4. Mengapa saat bekerja denyut nadi meningkat?
Jenis Kelamin
Frekuensi Nafas
Citra
Perempuan
20 kali/menit
Arina
Perempuan
19 kali/menit
Aini
Perempuan
23 kali/menit
14
Lokasi
Suhu Tubuh
Arina
Oral
1. 36,4 C
(termometer digital)
2. 36,4 C
Oral
1. 37,1 C
(termometer raksa)
2. 37,1 C
Ketiak
1. 35,9 C
2. 35,8 C
Rataan
36,45 C
2. Kapan harus melakukan pengukuran suhu tubuh di rongga mulut atau pengukuran
di bagian tubuh yang lain?
Metode pengukuran suhu tubuh ditentukan oleh kondisi dari pasien atau
objek yang akan diukur suhunya. Pengukuran suhu tubuh melalui oral
(mulut) merupakan metode yang paling umum digunakan. Melalui aksial
(ketiak), paling tepat digunakan pada objek anak-anak, objek dengan
gangguan pernapasan mulut atau seseorang yang sangat lemah sehingga
tidak bisa mempertahankan posisi termometer di mulutnya. Melalui rektal
(anus) merupakan metode pengukuran yang paling tepat digunakan untuk
15
Jenis
Berat Badan
BB ideal
Coba
Kelamin
dan Tinggi
(minimal dan
Badan
maksimal)
BB= 44 kg
BB maks=41
TB= 151 cm
BB min=36,9
BB= 60 kg
BB maks=50
TB= 161 cm
BB min=45
BB= 53 kg
BB maks=41
TB= 151 cm
BB min=36,9
BB= 58 kg
BB maks=60
TB= 170 cm
BB min=54
Ke-1
Ke-2
Ke-3
Ke-4
IMT
Klasifikasi
19,3
Normal
23,7
Normal
23,2
Normal
20,07
Normal
Iya diperlukan, karena dari tinggi badan dan berat badan dapat diperoleh
informasi tambahan yang digunakan untuk menegakkan diagnosis
terutama yang berkaitan dengan hormonal metabolik. Selain itu,
pengukuran TB dan BB juga dapat digunakan untuk mengetahui Indeks
Massa Tubuh yang dapat digunakan untuk memprediksi kesehatan
penderita dan BB biasa digunakan untuk acuan dalam memberikan obatobatan.
2.
Apakah akibat jika seseorang termasuk kurus beresiko dan apa pula akibat bagi
yang terlalu gemuk? Jelaskan!
16
Osteoporosis
Osteoporosis adalah penipisan jaringan tulang atau hilangnya
kepadatan tulang seiring dengan waktu. Osteoporosis terjadi
apabila tubuh tidak mampu membentuk jaringan tulang baru, atau
jaringan tulang yang telah ada diserap terlalu banyak oleh tubuh,
atau keduanya.
Berat badan yang rendah menyebabkan tekanan yang
diterima oleh tulang juga kecil, padahal, tekanan pada tulang
berfungsi meningkatkan kepadatan tulang.
Osteoporosis ini dapat mengancam baik pada pria maupun
wanita. Sehingga hanya dengan jatuh saja atau kecelakaan, bisa
menyebabkan luka yang fatal atau bahkan kematian. Untuk
mencegah terjadinya osteoporosis, maka orang yang memiliki IMT
kurang dari 17, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter untuk
menambah berat badannya dengan aman.
b.
Masalah reproduksi
Keadaan sangat kurus pada wanita, menjadi salah satu
penyebab beberapa masalah reproduksi pada wanita. Yang
pertama, siklus menstruasi akan berhenti atau menjadi tidak teratur
pada wanita yang terlalu kurus. Bukan hanya itu, wanita yang
terlalu kurus, juga akan mengalami kesulitan saat akan konsepsi
(terjadinya pembuahan), mereka juga sulit untuk mempertahankan
kehamilannya. Menurut hasil studi, 72 persen dari wanita hamil
yang underweight, akan mengalami keguguran dalam semester
pertama.
Pria yang terlalu kurus memiliki resiko untuk mengalami
disfungsi seksual menetap sebanyak 22 kali lebih tinggi daripada
orang dengan berat badan normal. Masalah-masalah seperti
17
disfungsi
ereksi,
sakit
saat
berhubungan
seksual
atau
Anemia
Kebanyakan orang yang terlalu kurus sering mengalami
kelelahan sepanjang waktu. Kekurangan energi dan fatigue atau
kelemahan adalah meripakan gejala khas anemia. Anemia adalah
penyakit yang terjadi saat tubuh mengalami kekurangan sel darah
merah. Sel darah merah bertanggung jawab untuk transportasi
oksigen menuju organ. Apabila sel darah merah kurang, maka
oksigen yang diangkut menuju organ tubuh juga tidak memadai.
d.
e.
18
penyakit
jantung
dibandingkan
dengan
BB
normal.
19
20
BAB III
PEMBAHASAN
21
Selain faktor jenis kelamin dan jenis aktivitas yang dilakukan, besarnya
tekanan darah juga dipengaruhi oleh faktor suhu. Suhu yang dingin akan
menyebabkan tubuh tidak mampu mempertahankan kondisi homeostasis,
sehingga menimbulkan respon stress. Respon stress ini akan memacu
disekresikannya
hormon
adrenalin
yang
memacu
peningkatan
aktivitas
3.2 Perbedaan Pengukuran Denyut Nadi dengan Arteri Brachialis, Carotis, dan
Radialis
Dalam pengukuran tekanan darah terdapat perbedaan hasil pada arteri
brachialis, carotis, dan radialis. Pengukuran denyut nadi pada arteri Brachialis
menunjukkan hasil yang paling besar, kemudian pengukuran pada arteri Radialis
dan yang paling kecil hasil pengukurannya adalah arteri Carotis. Faktor yang
mempengaruhi kerja atau denyut nadi adalah:
1. Aktivitas, denyut nadi akan bertambah secara lambat setelah makan atau dalam
keadaan tenang.
2. Ukuran dan umur, spesies yang lebih besar cenderung mempunyai denyut nadi
yang lebih lambat.
3. Temperatur, denyut nadi biasanya bertambah dengan kenaikan temperatur
dalam jangka waktu lingkungan normal.
4. Jenis kelamin dan
22
5.Obat-obatan.
3.3 Pengukuran Suhu Tubuh
Suhu tubuh pada orang coba yang diukur secara oral dan aksial
ditunjukkan hasil yang berbeda dengan perbedaan yang relatif kecil yaitu 0.9
derajat celcius. Hal ini disebabkan karena kelembapan di daerah ketiak lebih
tinggi sehingga menurunkan suhu tubuh inti.
Dengan mengetahui suhu badan, maka akan dapat diketahui adanya
kelainan pada tubuh yang nantinya dipergunakan sebagai salah satu penyokong
dalam membantu menentukan diagnosa, selain itu dapat juga mengetahui adanya
perkembangan penyakit.
Suhu tubuh manusia dapat diketahui atau diukur pada beberapa bagian
tubuh tertentu, misalnya; pengukuran secara oral (mulut), aksial (ketiak), rektal
dan pada telinga.
23
BAB IV
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pembahasan dari praktikum yang telah dilakukan, maka dapat
disimpulkan bahwa:
Tanda-tanda vital
status
kesehatan
yang
24
DAFTAR PUSTAKA
1. Simamora, Roymond H. 2009. Dasar Keperawatan : Mengukur TandaTanda Vital. Jember : Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas
Jember
2. Hidayat, Aziz Alimul. 2004. Buku Saku Praktikum Kebutuhan Dasar
Manusia. Jakarta : EGC
3. Indriana, Tecky. Parnaadji, Rahardyan. Suhartini. Hamzah, Zahreni.
Nugroho, Raditya. 2014. Modul Tanda-Tanda Vital dan Kelelahan Otot
Blok Sistem Tubuh II. Jember : Fakultas Kedokteran Gigi Universitas
Jember
4. Syaifuddin. 2006. Anatomi Fisiologi untuk Mahasiswa Keperawatan.
Jakarta : EGC
5. Guyton, Arthur C. 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta : EGC.
25