Anda di halaman 1dari 13

Tanda Tanda Vital (TTV): Pemeriksaan & Nilai Normal Pemeriksaan tanda –

tanda vital adalah prosedur pemeriksaan yang dilakukan oleh tenaga


kesehatan terhadap tanda vital seseorang yang bertujuan untuk mendeteksi
gangguan, kelainan atau perubahan pada sistem penunjang kehidupan.
Pemeriksaan tanda – tanda vital (TTV) merupakan metode pengukuran atau
pemeriksaan fungsi tubuh yang paling dasar yang dapat dilakukan untuk
mengetahui tanda klinis yang memiliki manfaat dalam menegakkan diagnosis
penyakit dan menentukan perencanaan terapi medis yang tepat. Ada empat
komponen tanda vital utama yang harus dipantau secara rutin oleh tenaga
kesehatan yaitu tekanan darah, denyut nadi, laju pernapasan, dan suhu
tubuh. Pemeriksaan tanda vital dilakukan pada saat pertama kali anda
datang ke fasilitas kesehatan untuk mendapatkan perawatan medis. Apabila
anda dicurigai sedang menderita kondisi medis yang serius yang dapat
mempengaruhi kehidupan maka tanda vital akan dipantau secara berulang
dan terus dilakukan evalauasi untuk menilai perkembangan penyakit, hal ini
akan terus dilakukan sampai didapatkan nilai ttv normal. Pada artikel kali ini
akan dijelaskan mengenai pemeriksaaan tanda vital beserta tanda – tanda
vital normal. Pemeriksaan tanda vital tekanan darah Jenis – Jenis
Pengukuran Tanda Vital 1. Tekanan Darah Tekanan darah merupakan
kekuatan pemompaan darah oleh jantung untuk mendorong darah di dalam
arteri (pembuluh darah) hingga ke seluruh tubuh. Pengukuran tekanan darah
dilakukan dengan menggunakan alat pengukur tekanan darah yang biasa
disebut dengan tensimeter diukur dengan alat pengukur tekanan darah yang
disebut dengan Tensimeter dan stetoskop. Tekanan darah normal untuk
orang dewasa adalah 120/80 MmHg. Pada bayi dan anak – anak tekanan
darah normal lebih rendah daripada dewasa. Ukuran tekanan darah ini dibagi
menjadi dua bagian yaitu Sistolik per Diastolik. Tekanan Sistolik
menunjukkan tekanan darah di dalam arteri pada saat jantung berkontraksi
untuk memompa darah ke seluruh bagian tubuh, sedangkan tekanan Diatolik
menunjukkan tekanan darah di dalam arteri pada saat jantung bersitirahat
untuk mengisi darah dari seluruh bagian tubuh. Tekanan darah normal
dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu aktivitas fisik, diet dan usia. Oleh
karena itu untuk dapat melakukan pengukuran tekanan darah dengan tepat,
sebaiknya seseorang yang akan diukur beristirahat dengan santai terlebih
dahulu selama sekitar 15 menit sebelum pengukuran dilakukan. 2. Denyut
Nadi Denyut nadi merupakan frekuensi pemompaan jantung pada arteri.
Pengukuran denyut nadi dilakukan dengan menggunakan stetoskop atau
menggunakan jari yang ditekankan pada nadi penderita selama 60 detik.
Pengukuran denyut nadi dapat dilakukan pada arteri radialis (pergelangan
tangan), arteri brakialis (siku), arteri karotis (leher), arteri poplitea (belakang
lutut) atau arteri dorsalis pedis (kaki). Pengukuran ini juga bermanfaat untuk
menentukan irama dan kekuatan nadi. Denyut nadi normal untuk orang
dewasa adalah 60 – 100 kali per menit, disebut juga dengan Detak Jantung
Normal. Pada bayi dan anak – anak denyut nadi normal lebih tinggi daripada
orang dewasa. Denyut nadi ini dapat mengalami peningkatan dengan
olahraga, emosi, pada saat sakit, atau mengalami cedera. Sama seperti
pegukuran tekanan darah, pengukuran denyut nadi juga sebaiknya dilakukan
setelah seseorang beristirahat terlebih dahulu. 3. Laju Pernapasan Laju
pernapasan merupakan frekuensi pernapasan. Pengukuran laju pernapasan
dilakukan dengan menghitung jumlah pengembangan dada seseorang untuk
menarik napasa dalam waktu satu menit. Pengukuran dilakukan pada saat
istirahat, dan pengukuran ini juga dapat menilai sulit tidaknya seseorang
bernapas. Respirasi normal atau pernafasan normal untuk orang dewasa
adalah 12 – 20 kali per menit. Pada bayi dan anak – anak laju perapasan
normal lebih tinggi daripada orang dewasa. Laju pernapasan dapat
mengalami peningkatan dengan olahraga, demam atau karena penyakit paru,
atau kondisi medis lainnya. 4. Suhu Tubuh Suhu tubuh merupakan ukuran
panas badan seseorang. Pengukuran suhu tubuh dilakukan dengan
menggunakan alat ukur shu yang disebut dengan Termometer. Tergantung
jenis termometer yang digunakan pengukuran suhu tubuh dapat dilakukan
melalui mulut, ketiak, dubur, telinga, dan kulit dahi. Suhu tubuh normal untuk
orang dewasa adalah 36,5 derajat Celcius – 37,5 derajat Celcius. Suhu tubuh
dapat bervariasi, tergantung aktivitas, makanan, konsumsi cairan, cuaca dan
jenis kelamin terutama wanita pada saat mengalami masa subur.

BAB II
MELAKUKAN PEMERIKSAAN TANDA- TANDA VITAL

A. Pengertian :
Pemeriksaan tanda vital merupakan suatu cara untuk mendeteksi adanya perubahan
sistem tubuh. Tanda vital meliputi: Suhu tubuh, Denyut Nadi, Frekuensi Pernapasan, dan
Tekanan Darah.
Tujuan :
1. Pengukuran suhu tubuh dilakukan untuk mengetahui rentang suhu tubuh.
2. Mengetahui denyut nadi (Irama, Frekuensi, dan Kekuatan)
3. Menilai kemampuan kardiovaskuler
4. Mengetahui frekuensi, irama dan kedalaman pernapasan
5. Menilai kemampuan fungsi pernapasan
6. Mengetahui nilai tekanan darah.
Tanda-tanda vital adalah pengukuran tanda-tanda fungsi vital tubuh yang paling dasar.
Tanda vital utama antara lain :
a. Tekanan darah
Tekanan darah adalah kekuatan yang mendorong darah terhadap dinding arteri, Tekanan
ditentukan oleh kekuatan dan jumlah darah yang dipompa, dan ukuran serta fleksibilitas dari
arteri, diukur dengan alat pengukur tekanan darah dan stetoskop. Tekanan darah terus-menerus
berubah tergantung pada aktivitas, suhu, makanan, keadaan emosi, sikap, keadaan fisik, dan
obat-obatan.
Dua angka dicatat ketika mengukur tekanan darah. Angka yang lebih tinggi, adalah
tekanan sistolik, mengacu pada tekanan di dalam arteri ketika jantung berkontraksi dan
memompa darah ke seluruh tubuh. Angka yang lebih rendah, adalah tekanan diastolik, mengacu
pada tekanan di dalam arteri ketika jantung beristirahat dan pengisian darah. Baik tekanan
sistolik dan diastolik dicatat sebagai “mm Hg” (milimeter air raksa). Perbedaan antara tekanan
sistolik dan diastolik disebut tekanan denyut. DiIndonesia, tekanan darah biasanya diukur
dengan tensimeter air raksa.
Jumlah tekanan darah yang normal berdasarkan usia seseorang adalah:
- Bayi usia di bawah 1 bulan : 85/15 mmHg
- Usia 1 - 6 bulan : 90/60 mmHg
- Usia 6 - 12 bulan : 96/65 mmHg
- Usia 1 - 4 tahun : 99/65 mmHg
- Usia 4 - 6 tahun : 160/60 mmHg
- Usia 6 - 8 tahun : 185/60 mmHg
- Usia 8 - 10 tahun : 110/60 mmHg
- Usia 10 - 12 tahun : 115/60 mmHg
- Usia 12 - 14 tahun : 118/60 mmHg
- Usia 14 - 16 tahun : 120/65 mmHg
- Usia 16 tahun ke atas : 130/75 mmHg
- Usia lanjut : 130-139/85-89 mmHg
Seseorang dikategorikan hypertensi berdasarkan tekanan darahnya adalah:
* Hipertensi rendah : 140 - 159/ 90-99 mmHg
* Hipertensi sedang : 160 - 169/100-109 mmHg
* Hipertensi berat : 180 - 209/110-119 mmHg
Tempat untuk mengukur tekanan darah seseorang adalah:
* Lengan atas
* Pergelangan kaki
Pelaksanaan
1. Alat dan bahan
 Sfigmomanometer (tensimeter) yang terdiri dari
 Stetoskop
 Buku catatan tanda vital
 Pena
2. Cara kerja
Cara palpasi
 Jelaskan prosedur pada klien.
 Cuci tangan.
 Atur posisi pasien
 Letakkan lengan yang hendak diukur pada posisi telentang.
 Lengan baju di buka.
 Pasang manset pada lengan kanan/kiri atas sekitar 3 cm di atas fossa cubiti (jangan terlalu
ketat maupun terlalu longgar)
 Tentukan denyut nadi arteri radialis dekstra/sinister
 Pompa balon udara manset sampai denyut nadi arteri radialis tidak teraba
 Pompa terus sampai manometer setinggi 20 mm Hg lebih tinggi dari titik radialis tidak
teraba
 Letakkan diafragma stetoskop di atas nadi brakhialis dan kempeskan balon udara manset
secara perlahan dan berkesinambungan dengan memutar sekrup pada pompa udara berlawanan
arah jarum jam.
 Catat mmHg manometer saat pertama kali denyut nadi teraba kembali. Nilai ini
menunjukkan tekanan sistolik secara palpasi.
 Catat hasil.
 Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.

Cara auskultasi
 Jelaskan prosedur pada klien.
 Cuci tangan.
 Atur posisi pasien
 Letakkan lengan yang hendak diukur dalam posisi telentang.
 Buka lengan baju.
 Pasang manset pada lengan kanan/kiri atas sekitar 3 cm di atas fossa cubiti (jangan terlalu
ketat maupun terlalu longgar).
 Tentukkan denyut nadi arteri radialis deks¬tra/sinistra.
 Pompa balon udara manset sampai denyut nadi arteri radialis tidak teraba.
 Pompa terus sampai manometer setinggi 20 mm Hg dari titik radialis tidak teraba.
 Letakkan diafragma stetoskop di atas arteri brakhialis dan dengarkan.
 Kempeskan balon udara manset secara perlahan dan berkesinambungan dengan memutar
sekrup pada pompa udara berlawanan arah jarum jam.
 Catat tinggi air raksa manometer saat per¬tama kali terdengar kembali denyut.
 Catat tinggi air raksa pada manometer
 Suara Korotkoff I: menunjukkan besarnya tekanan sistolik secara auskultasi
 Suara Korotkoff IV/V: menunjukkan besarnya tekanan diastolik secara auskultasi.
 Catat hasilnya pada catatan pasien.
 Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.
b. Nadi
Nadi adalah denyut nadi yang teraba pada dinding pembuluh darah arteri yang
berdasarkan systol dan gystole dari jantung. Denyut nadi adalah jumlah denyut jantung, atau
berapa kali jantung berdetak per menit. Mengkaji denyut nadi tidak hanya mengukur frekuensi
denyut jantung, tetapi juga mengkaji irama jantung dan kekuatan denyut jantung. Denyut
merupakan pemeriksaan pada pembuluh nadi atau arteri. Ukuran kecepatannya diukur pada
beberapa titik denyut misalnya denyut arteri radialis pada pergelangan tangan, arteri
brachialis pada lengan atas, arteri karotis pada leher, arteri poplitea pada belakang lutut, arteri
dorsalis pedis atau arteri tibialis posterior pada kaki. Pemeriksaan denyut dapat dilakukan dengan
bantuan stetoskop. Denyut nadi dapat meningkat pada saat berolahraga, menderita suatu
penyakit, cedera, dan emosi.
Jumlah denyut nadi yang normal berdasarkan usia seseorang adalah:
- Bayi baru lahir : 140 kali per menit
- Umur di bawah umur 1 bulan : 110 kali per menit
- Umur 1 - 6 bulan : 130 kali per menit
- Umur 6 - 12 bulan : 115 kali per menit
- Umur 1 - 2 tahun : 110 kali per menit
- Umur 2 - 6 tahun : 105 kali per menit
- Umur 6 - 10 tahun : 95 kali per menit
- Umur 10 - 14 tahun : 85 kali per menit
- Umur 14 - 18 tahun : 82 kali per menit
- Umur di atas 18 tahun : 60 - 100 kali per menit
- Usia Lanjut : 60 -70 kali per menit

Jika jumlah denyut nadi di bawah kondisi normal, maka disebut bradicardi.
Jika jumlah denyut nadi di atas kondisi normal, maka disebut tachicardi.

Tempat-tempat menghitung denyut nadi adalah:


- Ateri radalis : Pada pergelangan tangan
- Arteri temporalis : Pada tulang pelipis
- Arteri caratis : Pada leher
- Arteri femoralis : Pada lipatan paha
- Arteri dorsalis pedis : Pada punggung kaki
- Arteri politela : pada lipatan lutut
- Arteri bracialis : Pada lipatan siku
- Ictus cordis : pada dinding iga, 5 – 7
Pelaksanaan
Alat dan bahan
 Arloji (jam) atau stopwatch
 Buku catatan nadi
 Pena
Cara kerja
 Jelaskan prosedur pada klien
 Cuci tangan
 Atur posisi pasien (manusia coba)
 Letakkan kedua lengan telentang di sisi tubuh
 Tentukan letak arteri (denyut nadi yang akan dihitung)
 Periksa denyut nadi (arteri) dengan meng¬gunakan ujung jari telunjuk, jari tengah, dan jari
manis. Tentukan frekuensinya per menit dan keteraturan irama, dan kekuatan denyutan.
 Catat hasil.
 Cuci tangan setelah prosedur dilakukan

c. Suhu
Denyut nadi merupakan denyutan atau dorongan yang dirasakan dari proses pemompaan
jantung. Pemeriksaan nadi seharusnya dilakukan dalam keadaan tidur atau istirahat. Kondisi
hipertermia dapat meningkatkan denyut nadi sebanyak 15 – 20 kali per menit setiap peningkatan
suhu 1 derajat celcius. Pemeriksaan suhu digunakan untuk menilai kondisi metabolisme di dalam
tubuh, dimana tubuh menghasilkan panas secara kimiawi melalui metabolisme darah.
Keseimbangan suhu harus diatur dalam pembuangan dan penyimpanannya di dalam tubuh yang
diatur oleh hipotalamus.
Pemeriksaan suhu akan memberikan tanda suhu inti yang secara ketat dikontrol karena
dapat dipengaruhi oleh reaksi kimiawi. Suhu tubuh normal seseorang bervariasi, tergantung pada
jenis kelamin, aktivitas, lingkungan, makanan yang dikonsumsi, gangguan organ, waktu. Suhu
tubuh normal, menurut American Medical Association, dapat berkisar antara 97,8˚F atau setara
dengan 36,5˚C sampai 99˚F atau 37,2˚C.
Seseorang dikatakan bersuhu tubuh normal, jika suhu tubuhnya berada pada 36˚C -
37,5˚C. Seseorang dikatakan bersuhu tubuh rendah (hypopirexia/hypopermia), jiak suhu
tubuhnya < 36˚C
Seseorang dikatakan bersuhu tubuh tinggi/panas jika:
- Demam : Jika bersuhu 37,5 ˚C - 38˚C
- Febris : Jika bersuhu 38˚C - 39˚C
- Hipertermia : Jika bersuhu > 40˚C
Persiapan pasien dan lingkungan
Prosedur

1. Mengukur suhu pada aksila


 Sebelum kerja cuci tangan
 Menurunkan aiar raksa sampai batas reservoir
 Bila perlu lengan baju pasien dibuka, jika ketiak pasien basah harus dikeringkan
 Termometer dipasang tepat pada tengah ketiak dijepitkan, lengan pasien dilipat di dada
 Setelah 10 menit termometer di angkat langsung di baca dengan teliti dan di catat pada
buku catatan suhu
 Termometer dibersihkan dengan larutan sabun, memakai tissue kemudian di masukkan
dalam larutan desinfektan lalu dibersihkan dengan air bersihdan dikeringkan
 Air raksa diturunkan dan termometer dimasukkan ke dalam tempatnya
2. Mengukur denyut nadi dan pernafasan
 Pengaturan posisi pasdien berbaring / duduk
 Menetukan tempat pengukura nadi dengan menggunakan tiga jari : jari telunjuk, tengah,
manis
 Menghitung denyut nadi dalam 1 menit
 Mengitung pernafasan tanpa diketahui pasien selama 1 menit
 Mencatat hasil
 Adanya komunikasi dengan pasien
3. Mengukur tekanan darah
 Mengatur posisi tidur terlentang / semi fowler
 Lengan baju di buka / digulung
 Manset tensimeter di pasang pada lengan atas dan pipa karet berda di sisiluar lengan
 Manset di pasang tidak terlalu kuat
 Pompa tensimeter dipasang
 Meraba denyut nadi brachialis
 Sekrup balon karet ditutup , pengunci air raksa dibuka
 Mempopa balon karet pelan- pelan sampai denyut nadi brachialis terdengar
 Sekrup balon di buka perlahan- lahan, pandanga mata sejajar air raksa
 Mencatat hasil
 Manset dibuka dan digulung, air raksa di masukkan dalam reservoir, kunci air raksa di
tutup , tensimeter di tuutp dengan rapi
 Mencuci tangan sesudah bekerja
Hasil
1. Data yang diperoleh valid sesuai sebagai hasil pemeriksaan
2. Posisi pasien pada keadaan semula
3. Alat – alat dalam keadaan siap pakai

Pelaksanaan
Alat dan bahan
 Termometer
 Tiga buah botol
 botol pertama berisi larutan sabun
 botol kedua berisi larutan desinfektan
 botol ketiga berisi air bersih
 Bengkok
 Kertas/tisu
 Vaselin
 Buku catatan suhu
 Sarung tangan
Pemeriksaan suhu aksila
 Jelaskan prosedur kepada klien
 Cuci tangan
 Gunakan sarung tangan
 Atur posisi pasien
 Tentukan letak aksila (Ketiak) dan bersihkan daerah aksila dengan menggunakan tissue
 Turunkan suhu termometer dibawah anatara 34˚C – 35˚C.
 Letakkan termometer pada daerah aksila dan lengan pasien fleksi diatas dada (mendekap dada)
 Setelah 3 – 5 menit, angkat termometer dan baca hasilnya
 catat hasil
 Bersihkan termometer dengan kertas / tissue
 Cuci termometer dengan air sabun, desinfektan, bilas dengan air bersih dan keringkan.
 Cuci tangan setelah prosedur dilakukan

Termometer
d. Pernapasan
Merupakan pemeriksaan yang dilakukan untuk menilai proses pengambilan oksigen dan
pengeluaran karbondioksida. Menilai frekuensi, irama, kedalaman dan tipe atau pola
pernapasan. Tingkat respirasi atau respirasi rate adalah jumlah seseorang mengambil napas per
menit. Tingkat respirasi biasanya diukur ketika seseorang dalam posisi diam dan hanya
melibatkan menghitung jumlah napas selama satu menit dengan menghitung berapa kali dada
meningkat. Respirasi dapat meningkat pada saat demam, berolahraga, emosi. Ketika memeriksa
pernapasan, adalah penting untuk juga diperhatikan apakah seseorang memiliki kesulitan
bernapas.
Jumlah pernapasan seseorang adalah:
- Bayi : 30 - 40 kali per menit
- Anak : 20 - 50 kali per menit
- Dewasa : 16 - 24 kali per menit
Pelaksanaan
Alat dan bahan
 Arloji (jam) atau stop-watch
 Buku catatan
 Pena
Cara kerja
 Jelaskan prosedur pada klien
 Cuci tangan
 Atur posisi pasien (manusia coba).
 Hitung frekuensi dan irama pernapasan.
 Catat hasil.
 Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.

I. PEMERIKSAAN SUHU TUBUH :


LANDASAN TEORI
Pemeriksaan suhu digunakan untuk menilai kondisi metabolisme di dalam tubuh, dimana tubuh
menghasilkan panas secara kimiawi melalui metabolisme darah. Keseimbangan suhu harus
diatur dalam pembuangan dan penyimpanannya di dalam tubuh yang diatur oleh hipotalamus.

PENGERTIAN
Suhu tubuh merupakan hasil keseimbangan antara produksi panas dan hilangnya panas dari
tubuh ke lingkungan.

Produksi panas yang dihasilkan tubuh antara lain berasal dari :


Metabolisme dari makanan ( Basal Metabolic Rate )
Olahraga
Shivering atau kontraksi otot skelet
Peningkatan produksi hormon tiroksin ( meningkatkan metabolisme seluler )
Proses penyakit infeksi
Termogenesis kimiawi ( rangsangan langsung dari norepinefrin dan efinefrin atau dari
rangsangan langsung simpatetik )

Proses hilangnya panas tubuh :


1. Radiasi
adalah pemindahan panas dari satu benda ke benda lain tanpa melalui kontak langsung.
Ex : orang berdiri didepan lemari es yang terbuka
2. Konduksi
adalah pemindahan panas dari satu benda ke benda lainnya melalui kontak langsung,
ex : kontak langsung dengan es
3. Konveksi
adalah pemindahan panas yang timbul akibat adanya pergerakan udara.
Ex :udara yang berdekatan dengan badan akan menjadi hangat
4. Evaporisasi
adalah pemindahan panas yang terjadi melalui proses penguapan.
Ex : pernapasan dan perspiration dari kulit.
keringat meningkatkan pengeluaran panas tubuh

Factor yg mmpengaruhi suhu tubuh :


Umur
Aktifitas tubuh
Jenis Kelamin
Perubahan emosi
Perubahan Cuaca
Makanan, minuman
Rokok n obat2an

Lokasi pemeriksaan suhu tubuh :


Pengukuran suhu tubuh dapat dilakukan dibeberapa tempat yaitu :
di mulut (oral),
anus (rectal),
ketiak (axilla)
telinga ( auricular )

Alat pengukur suhu tubuh :


Secara umum pengukuran suhu tubuh menggunakan termometer kaca (glass thermometers)
dan termometer digital, Skala yang sering digunakan adalah termometer skala Celcius
( Centigrade) yang mempunyai skala dengan titik beku air 0 derajat Celcius dan titik didih 100
derajat Celcius.

Prosaedur pemeriksaan :
Pengukuran suhu oral dianggap paling mudah dan aman, namun kurang akurat Penggunaan
sering dilakukan pada :
Anak
Pasien dengan radang mulut
Pasien yang bernapas dengan mulut atau menggunakan alat bantu napas

II. PEMERIKSAAN NADI


LANDASAN TEORI :
Denyut ini dapat dirasakan dengan palpasi yaitu dengan menggunakan ujung jari tangan
disepanjang jalannya pembuluh darah arteri, terutama pada tempat- tempat tonjolan tulang
dengan sedikit menekan diatas pembuluh darah arteri

PENGERTIAN :
Denyut nadi merupakan denyutan atau dorongan yang dirasakan dari proses pemompaan
jantung.
Denyut nadi (pulse) adalah getaran/ denyut darah didalam pembuluh darah arteri akibat
kontraksi ventrikel kiri jantung.

Factor yg mmpengaruhi prubahan nadi :


Cemas dan stres
Penyakit trutama penyakit cardio vascular
suhu
aktifitas dan olah raga
makanan dan minuman
umur dan jenis kelamin

Lokasi pemeriksaan nadi :


1. Arteri radialis
Terletak sepanjang tulang radialis, lebih mudah teraba diatas pergelangan tangan pada sisi ibu
jari. Relatif mudah dan sering dipakai secara rutin
2. Arteri Brankialis
Terletak di dalam otot biceps dari lengan atau medial di lipatan siku (fossa antekubital).
Digunakan untuk mengukur tekanan darah dan kasus cardiac arrest pada infant
3. Arteri Karotid
Terletak dileher dibawah lobus telinga, dimana terdapat arteri karotid berjalan diantara trakea
dan otot sternokleidomastoideus. Sering digunakan untuk bayi, kasus cardiac arrest dan untuk
memantau sirkulasi darah ke otak
4. arteri poplitea
terletak pada belakang lutut
5. arteri dorsalis pedis atau arteri
tibialis posterior pada kaki

Alat yg dGunakan untk mmeriksa nadi :


Stethoscope (auskultasi)
Jeri-jari tangan (palpasi)

Prosedur perhitungan :
hitung nadi selama 1 menit
bila perhitungan selama 15 detik maka dikalikan 4 (empat)
bila pertingan selama 30 menit maka dikalikan 2 (dua)
perhitungan perkalian hanya dilakukan pada frekuensi nadi yang teratur

III. PEMERIKSAAN TEKANAN DARAH


LANDASAN TEORI :
Pemeriksaan tekanan darah diperoleh dari pengkuran pada sirkulasi arteri. Aliran darah akibat
pemompaan jantung menimbulkan gelombang yaitu gelombang tinggi yang disebut tekanan
systole dan gelombang pada titik terendah yang disebut tekanan diastole.
Satuan Tekanan darah dinyatakan dalam millimeter air raksa (mm hg).

PENGERTIAN :
tekanan darah adala kecepatan aliran darah persatuan dinding pada pembuluh darah yang
diberikan oleh darah yang mengalir

Faktor yg mempengaruhi TD :
Tolakan perifer
Gerakanmemompa oleh ajntung
Volume darah
Kekentalan darah
Latihan fisik
Posisi tubuh
Makanan, minuman n obat – obatan
Lingkungan
emosi

Lokasi pemeriksaan :
Lengan,sebaiknya lengan kiri karena dekat dengan jantung dan hindari penempatan manset pd
lengan yg terpasang infus, terpasang shun arterivena, lenan yg mengalami fistula, trauma dan
tertutup gip/balutan
Pergelangan kaki bagian atas

Alat yang digunakan :


1. Stethoscope,Bagian-bagiannya terdiri dari
gagang
selang penghubung
bel n diafragma
2. Sphygmanometer ( digital n air raksa )bagiannya tediri dari
manometer air raksa n klep pembuka pnutup
manset pengisi udara
selang dari karet
pompa udara dari karet n secrup pmbuka pnutup

IV. PEMERIKSAAN PERNAPASAN


LANDASAN TEORI :
Seseorang dikatakan bernapas bila menghirup oksigen (O2) dan mengeluarkan karbon dioksida
(CO2) melalui sistim pernapasan. Bernapas dapat dalam dan dapat pula dangkal. Pernapasan
yang dalam akan mempunyai volume udara yang besar, baik pada waktu tarik napas/ inspirasi/
inhalasi atau pada waktu mengeluarkan napas/ ekspirasi/ekshalasi. Sedangkan pada
pernapasan dangkal maka volume udara akan mengecil.

PENGERTIAN :
1 Pernapasan adl suatu pross kluar dan masukx udara dalam paru2 yang disertai dg suatu
keadaan pertukaran gas O2 dengan CO2
2. Pernapasan luar adl proses penyerapan O2 dan pengeluaran CO2 dari tubuh secara
keseluruhan
3. Pernapasan dlm adl proses prtukaran gas antara sel jaringn dg cairan sekitarx

Teknik pemeriksaan pernapasan :


Lihat
Dengar
Rsakan
Pada penderita sadar jangan sampai penderita mengetahui bahwa frekwensi pernapasanx
sedang dihitung

Anda mungkin juga menyukai