Pengertian :
Suatu tindakan melepaskan jahitan yang biasanya di lakukan hari ke 5-7 (atau sesuai dengan
penyembuhan luka yang terjadi).
2. Tujuan :
a. Mempercepat proses penyembuhan luka
b. Mencegah terjadinya infeksi akibat adanya corpus alenium
3. Persiapan alat :
a. Set angkat jahitan steril berisi pinset sirugis 2, anatomis 1, gunting hatting up, lidi waten,
kasa dalam bak instrumen steril
b. Bengkok berisi lisol 2-3 %
c. Kapas balut
d. Korentang
e. Gunting plester
f. Plester
g. Bensin
h. Alcohol 70 %
i. Bethadin 10 %
j. Kantung balutan kotor/bengkok kosong
4. Prosedur pelaksanaan
a. Memberi tahu dan menjelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan.
b. Mendekatkan alat ke dekat pasien
c. Membantu pasien mengatur posisi sesuai kebutuhan, sehingga luka mudah dirawat
d. Mencuci tangan
e. Meletakkan set angkat jahit di dekat pasien atau di daerah yang mudah dijangkau.
f. Membuka set angkat jahitan secara steril
g. Membuka balutan dengan hati-hati dan balutan di masukkan kedalam kantong balutan
kotor.
h. Bekas-bekas plester dibersihkan dengan kapas bensin
i. Mendesinfeksi sekitar luka operasi dengan alkohol 70% dan mengolesi luka operasi dengan
betadhin solution 10%.
j. Melepaskan jahitan satu persatu selang seling dengan cara : menjepit simpul jahitan
dengan pinset sirurgis dan ditarik sedikit ke atas kemudian menggunting benang tepat
dibawah simpul yang berdekatan dengan kulit atau pada sisi lain yang tidak ada simpul.
k. Mengolesi luka dan sekitarnya dengan bethadin solution 10 %
l. Menutup luka dengan kasa steril kering dan di plester
m. Merapikan pasien
n. Membersihkan alat-alat dan mengembalikan pada tempatnya
o. Mencuci tangan
p. Mencatat pada catatan perawatan.
Referensi :
JHPIEGO, 2003. Panduan Pengajaran Asuhan Kebidanan, Buku 5 Asuhan Bayi Baru Lahir
Jakarta. Pusdiknakes.
Johnson, Ruth, Taylor. 2005. Buku Ajar Praktek Kebidanan. Jakarta. EGC.
Kozier, Barbara, 2000, Fundamental of Nursing : Concepts, Prosess and Practice : Sixth
edition, Menlo Park, Calofornia.
Potter, 2000, Perry Guide to Basic Skill and Prosedur Dasar, Edisi III, Alih bahasa Ester
Monica, Penerbit buku kedokteran EGC.
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan YME yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya. Sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapatkan bantuan baik dari segi materi
maupun masukan dari pihak lain. Untuk itu penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak
yang telah berkenan memberikan bantuan kepada penulis.
Dengan segala kerendahan hati penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih
banyak kekurangan. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun senantiasa kami harapkan
dari pembaca sekalian.
PENULIS
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. TUJUAN
C. PERMASALAHAN
BAB II PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN MENGANGKAT JAHITAN
B. TUJUAN MENGANGKAT JAHITAN
C. HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN
D. LANGKAH PROSEDUR PELAKSANAAN
BAB III PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kulit merupakan bagian tubuh paling luar yang berguna melindungi diri dari trauma luar serta
masuknya benda asing. Apabila ulit terkena trauma, maa dapat menyebabkan luka, yaitu suatu
keadaan terputusnya kontinuitas jaringan tubuh yang dapat menyebabkan terganggunya fungsi tubuh
sehingga dapat mengganggu ativitas sehari-hari.
Dokter bedah menutup luka dengan cara menyatukan tepi-tepi luka serapat mungkin untuk
mengurangi terbentuknya jaringan parut yaitu dengan cara menjahit luka. Setelah luka jahitan sudah
menutup selama 7-10 hari, jahitan itu bias diangkat. Dalam pengangatan jahitan harus memeriksa
jenis jahitan yang digunakan.
Dalam pengangkatan jahitan perawat harus tergantung pada kebijakan lembaga dan
berpedoman dengan Standard Operasional Prosedur (SOP).
B. TUJUAN
C. PERMASALAHAN
BAB II
ISI
Suatu tindakan yang dilakukan untuk mengangkat atau melepaskan jahitan luka bedah atau
mengambil jahitan pada luka badah dengan cara memotong simpul jahitan. Mengangkat jahitan
biasanya di lakukan hari ke 5-7 (atau sesuai dengan penyembuhan luka yang terjadi).
2) PROSEDUR PELAKSANAAN
a) Memberi tahu dan menjelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan
b) Mendekatkan alat ke dekat pasien
c) Membantu pasien mengatur posisi sesuai kebutuhan, sehingga luka mudah dirawat
d) Perawat mencuci tangan
e) Meletakkan set angkat jahit di dekat pasien atau di daerah yang mudah dijangkau
f) Membuka set angkat jahitan secara steril
g) Membuka balutan dengan hati-hati dan balutan di masukkan kedalam kantong balutan kotor
h) Bekas-bekas plester dibersihkan dengan kapas bensin
i) Mendesinfeksi sekitar luka operasi dengan alkohol 70 % dan mengolesi luka operasi dengan betadhin
solution 10 %
j) Melepaskan jahitan satu persatu selang seling dengan cara : menjepit simpul jahitan dengan pinset
sirurgis dan ditarik sedikit ke atas kemudian menggunting benang tepat dibawah simpul yang
berdekatan dengan kulit atau pada sisi lain yang tidak ada simpul.
k) Mengolesi luka dan sekitarnya dengan bethadin solution 10 %
l) Menutup luka dengan kasa steril kering dan di plester
m) Merapikan pasien
n) Membersihkan alat-alat dan mengembalikan pada tempatnya
o) Perawat mencuci tangan
p) Mencatat pada catatan perawatan
BAB III
PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
1.2 tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Mahasiswa dapat mengetahui tentang Perawatan Luka: Luka Bersih, Luka Basah,
Menjahit Luka, dan Mengangkat Jahitan. Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Kebutuhan Dasar Manusia.
1.2.2 Tujuan khusus
1. Pengertian Luka
2. Penyembuhan luka
3. Faktor yang mempengaruhi penyembuhan luka
4. Perawatan luka
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Dasar Teori Perawatan Angkat Jahitan
2.1.1 Definisi Luka
Secara definisi suatu luka adalah terputusnya kontinuitas suatu jaringan oleh karena
adanya cedera atau pembedahan. Luka ini bisa diklasifikasikan berdasarkan struktur
anatomis, sifat, proses penyembuhan dan lama penyembuhan. Luka adalah rusaknya
kesatuan/komponen jaringan, dimana secara spesifik terdapat substansi jaringan yang rusak
atau hilang. Ketika luka timbul, beberapa efek akan muncul :
1. Hilangnya seluruh atau sebagian fungsi organ
2. Respon stres simpatis
3. Perdarahan dan pembekuan darah
4. Kontaminasi bakteri
5. Kematian sel
Sedangkan klasifikasi berdasarkan struktur lapisan kulit meliputi: superfisial, yang
melibatkan lapisan epidermis; partial thickness, yang melibatkan lapisan epidermis dan
dermis; dan full thickness yang melibatkan epidermis, dermis, lapisan lemak, fascia dan
bahkan sampai ke tulang. Berdasarkan proses penyembuhan, dapat dikategorikan menjadi
tiga, yaitu:
a. Healing by primary intention
Tepi luka bisa menyatu kembali, permukan bersih, biasanya terjadi karena suatu insisi,
tidak ada jaringan yang hilang. Penyembuhan luka berlangsung dari bagian internal ke
ekseternal.
b. Healing by secondary intention
Terdapat sebagian jaringan yang hilang, proses penyembuhan akan berlangsung mulai
dari pembentukan jaringan granulasi pada dasar luka dan sekitarnya.
BAB III
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
Secara definisi suatu luka adalah terputusnya kontinuitas suatu jaringan oleh karena
adanya cedera atau pembedahan. Luka ini bisa diklasifikasikan berdasarkan struktur
anatomis, sifat, proses penyembuhan dan lama penyembuhan. Luka adalah rusaknya
kesatuan/komponen jaringan, dimana secara spesifik terdapat substansi jaringan yang rusak
atau hilang.
3.2 saran
Semoga makalah ini dapat di manfaatkan oleh semua para pembaca khususnya oleh
DIII kebidanan dalam praktek klinik pendidikan kebidanan dalam mencangkup aspek
pengangkatan luka jahitan.
DAFTAR PUSTAKA
A aziz alimul hidayat.AAA & uliyah musrifatul.2009.KDPK untuk
kebidanan.jakarta .salemba medika