Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

Pemeriksaan Fisik Muskuloskeletal

Disusun oleh :
1. Rosa Delima Yunitria C.M (201601027)
2. Siti Nur Fatimah (201601029)
3. Tony Oktareza Putra (201601030)
4. Yenny Nurita Sari (201601031)
5. Yuliana Fransiska (201601032)
6. Dwi Wildatus Syarifah (201601034)

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Banyuwangi

Progam Studi Diploma III Keperawatan

Banyuwangi

2017
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha pengasih lagi Maha
penyayang, Kami panjatkanpuja dan puji syukur atas kehadirat-Nya,yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah,dan inayah-Nya kepada kami,sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ilmiah tentang pemeriksaan muskuluskeletal.

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini, untuk itu kami
menyampaikan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi
dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semuai tu, kami menyadari sepenuhnya masih ada kekurangan baik dari
segi susuanan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan terbuka kami
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
makalah ilmiah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang pemeriksaan


muskuluskeletal ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.

Juli 2017

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Pengkajian muskuluskeletal meliputi pada pemeriksaan pada tulang,
persendian, dan otot .
Pengkajian sistem muskuluskeletal sangat rumit karena :
1) Bagian-bagian ini bertanggung jawab akan pergerakan, penunjangan dan
stabilitas tubuh.
2) Fungsinya sangat terintegrasi dengan sistem integumen dan neurologis.

Oleh karenanya, sebelum melakukan pemeriksan fisik, seorang perawat


terlebih dahulu harus mengetahui tentang anatomi dan fisiologi sistem muskoskeletal
dan integrasinya dengan sistem neorologi dan integumen .

Adapun tekhik – tekhnik yang digunakan dalam pengkajian fisik sistem


muskuluskeletal adalah, inspeksi dan palpasi .

1.2 Rumusan masalah


1. Apa definisi pemeriksaan fisik muskuloskeletal ?
2. Berapa kekuatan skala otot ?
3. Apa saja prosedur pemeriksaan fisik muskuloskeletal ?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui definisi pemeriksaan fisik
2. Mengetahui skala-skala pada otot
3. Mengetahui prosedur pemeriksaan fisik muskuloskeletal

1.4 Manfaat
Adapun manfaat yang diperoleh dari penulisan ini adalah pembaca dapat
mengetahui pengertianpemeriksaan fisik muskuloskeletal,dan mengetahui macam-
macam dari otot dan letaknya. Selain itu, diharapkan pembaca dapat mengetahui
prosedur/langkah-langkah pemeriksaan fisik muskuloskeletal.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian pemeriksaan muskuluskeletal

– Sistem yang memberi dukungan tubuh dan memungkinkan pergerakan bagi otot
(klien gangguan sistem muskuloskeletal. Suratun: 2008)

– Sistem tubuh yang teridiri dari otot (muskulo) dan tulang tulang yang membentuk
rangka (skelet) (Histologi Dasar Anthony;2011)

– Sistem penunjang bentuk tubuh dan bertanggung jawab terhadap pergerakan


( anatomi dan fisiologi untuk pemula. EGC;2004)

2.2 Skala Kekuatan Otot

Skal Ciri-ciri
a
0 Paralisis total
1 Tidak ada gerakan, teraba/terlihat adanya kekuatan otot
2 Ada gerakan pada sendi tetapi tidak bisa melawan gravitasi (hanya bergeser)
3 Bisa melawan gravitasi tetapi tidak dapat menahan / melawan tahanan
pemeriksa
4 Bisa melawan tahanan pemeriksa tetapi kekuatannya berkurang
5 Dapat melawan tahanan pemeriksa dengan kekuatan maksimal

2.3 Tahap pelaksanaan pemeriksaan fisik muskuloskeletal


a. Persiapan pasien

1. Posisikan pasien senyaman mungkin


2. Menjelaskan prosedur dan tujuan dari pemeriksaan
3. Menanyakan persetujuan dan kesiapan pasien

b. Persiapan lingkungan

1. Menjaga privasi pasien


2. Menutup sampiran
3. Mengatur pencahayaan
c. Persiapan alat
1. Meteran
2. Goniometer
3. Handscoon
4. Reflek hummer
5. Bengkok

d. Tahap pelaksanaan :

1. Lakukan langkah-langkah pemeriksaan berikut ini:

Minta pasien untuk berdiri lalu amati struktur rangka dan perhatikan
adanya kelainan dan deformitas, lalu minta pasien untuk merentangkan
kedua tangan kedepan, amati adanya tremor dengan cara meletakkan
selembar kertas diatas punggung tangan, ukuran otot (atropi,hipertropi)
serta ukur ekstremitas atasdengan cara mengukur lengan pasien dengan
menggunakan meteran.

1) Sternokleidomastoideus
Minta klien menegok kesalah satu sisi dengan melawan
tahanan dan ulangi untuk sisi yang berlainan
2) Trapezius
Letakkan kedua tangan diatas bahu pasien dan minta pasien
untuk menaikkan bahu menahan tahanan tangan perawat
3) Deltoideus
Minta pasien untuk mengangkat kedua lengan dan melawan
dorongan tangan perawat
4) Otot panggul
Posisikan pasien dengan posisi supinasi lalu minta pasien
mengangkat slah satu tungkai dan dorong tungkai bawah
pasien dan ulangi tungkai satunya
5) Abduksi panggul
Minta pasien terlentang dengan kedua tungkai ekstensi
kemudian letakkan kedua tangan perawat pada permukaan
lateral masing-masing lutut
6) Aduksi panggul
Letakkan kedua tangan perawat diantara kedua lutut pasien
kemudian minta pasien untuk merapatkan kedua tungkai
melawan tahanan perawat
7) Bisep
Minta pasien merenggangkan kedua lengan dan mencoba
melekuknya kemudian perawat menahan lengan agar tetap
ekstensi

8) Trisep
Minta pasien untuk menekuk kedua lengan dan mencoba
merentangkannya dan perawat mencoba menahan lengan
pasien agar tetap fleksi
9) Otot pergelangan tangan dan jari-jari
Minta pasien meregangkan kelima jari dan melawan usaha
untuk mengumpulkan kelima jari
10) Kekuatan genggaman
11) Minta pasien menggenggam jari telunjuk dan jari tengah
perawat
Perawat berusaha menarik kedua jari dari genggaman pasien
12) Hamstring
Posisikan pasien dengan posisi supinasi dan minta pasien
untuk menekuk lututnya dan minta pasien melurusdkan
tungkai melawan tahanan perawat.
13) Kuadrisep
Posisikan pasien dengan posisi ekstensi, pasien menahan
tahanan perawat untuk memfleksikan lutut
14) Otot mata dan kaki
1) Dorsofleksi
Minta pasien melawan usaha perawat untuk
mendorsofleksikan kakinya dan ulangi kaki
sebelahnya
2) Fleksi
Minta pasien untuk melawan usaha perawat untuk
memfleksikan kakinya dan ulangi kaki yang
sebelahnya
15) Palpasi tulang ekstremitas dan setiap persendian untuk
menemukan area yang mengalami edema atau nyeri tekan,
bengkak, krepitasi dan nodul dengan cara :
Minta pasien untuk memberi tau perawat bila terasa nyeri
2. Pemeriksaan reflek fisiologis
Caranya : Mengalihkan perhatian pasien dengan diajak bicara
a. Pemeriksaan refleks biseps
Memukulkan palu refleks pada tendon muskulus biseps jika
positif akan terjadi kontraksi otot biseps atau fleksi lengan
bawah
b. Pemeriksaan refleks triseps
Memukulkan palu refleks pada tendon muskulus trisep jika
positif akan terjadi ekstensi lengan bawah
c. Pemeriksaan refleks brachioradialis
Memukulkan palu refleks pada tendon muskulus
radiobrachialis jika positif akan terjadi gerakan pronasi lengan
bawah dan fleksi ringan dan pergelangan tangan
d. Pemeriksaan refleks patela
Memukulkan palu refleks pada tendon patella jika positif
terjadi ekstensi tungkai bawah
e. Pemeriksaan refleks achilles
Memukulkan palu refleks pada tenton achilles jika positif
akan terjadi gerakan plantar fleksi
f. Pemeriksaan refleks bisep
Pemeriksaan pada posisi berbaring dan memukulkan palu
refleks pada tendon bisep
g. Pemeriksaan refleks trisep
Pemeriksaan pada posisi berbaring dan memukulkan palu
refleks tendon trisep
h. Pemeriksaan refleks patella
Pemeriksaan pada posisi berbaring dan memukulkan palu
refleks pada patella

3. Penampilan klien secara keseluruhan:

Adalah fleksi secara umum, kepala dan leher mengarah kedepan,


kifosis dorsalis, fleksi pada siku, pergelangan tangan, pinggul dan lutut,
berdiri pada dasar lebar.

4. Observasi Rentang Gerak Sendi

- Ukuran secara keseluruhan

- Adanya defomitas

- Pembesaran tulang

- Kesimetrisan

- Keselarasan, panjang terhadap posisi tubuh.


BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Manusia bisa bergerak karena ada rangka dan otot. Rangka tersebut tidak
dapat bergerak sendiri, melainkan dibantu oleh otot. Dengan adanya kerja sama
antara rangka & otot, manusia dapat berjalan, melompat, berlari dan sebagainya.

3.2 Saran
Saat akan melakukan pemeriksaan fisik terlebih dahulu harus mengetahui
tentang anatomi dan fisiologis sistem muskuloskeletal dan integrasinya dengan
sistem neurologi dan integumen.
DAFTAR PUSTAKA

http://skillslab.fk.uns.ac.id/wp-content/uploads/2016/08/MUSKULOSKELETAL-2016.pdf

http://s1keperawatan.umm.ac.id/files/file/PEMFIS%20MUSKULOSKELETAL%20&
%20NEUROLOGI.pdf

https://ahmadjiwa.files.wordpress.com/2011/05/px-fisik-word.doc

http://kesmas-fkm.blogspot.co.id/2012/12/sistem-muskuloskeletal.html

Anda mungkin juga menyukai