Anda di halaman 1dari 27

2024

LABORATORIUM SKILL KEPERAWATAN KOMUNITAS


1. RANGE OF MOTION (ROM)
2. PIJAT ENDORPHINE
3. TERAPI SPIRITUAL RELAKSASI BENSON
4. RELAKSASI NAPAS DALAM
5. TERAPI KOMPLEMENTER AKUPRESUR
6. RELAKSASI OTOT PROGRESIF
7. RELAKSASI AUTOGENIK

KEILMUAN KEPERAWATAN KOMUNITAS DAN KELUARGA


PRODI KERPERAWATAN DAN PROFESI NERS
FKIK UIN ALAUDDIN MAKASSAR|
RANGE OF MOTION (ROM)

1. Definisi

ROM (Range Of Motion) merupakan latihan fisik menggerakkan anggota badan dan

anggota gerak secara teratur baik dibantu maupun secara mandiri yang berguna untuk

melatih otot-otot yang mengalami kekakuan.

Latihan ROM aktif dan pasif adalah merupakan suatu kebutuhan manusia untuk

melakukan pergerakan dimana pergerakan tersebut dilakukan secara bebas. latihan

aktif dan pasif / ROM dapat dilakukan kapan saja dimana keadaan fisik tidak aktif dan

disesuaikan dengan keadaan pasien.

2. Manfaat

Manfaat dari ROM, yaitu :

a. Menentukan nilai kemampuan sendI, tulang dan otot dalam melakukan pergerakan

b. Mengkaji tulang, sendi, dan otot

c. Mencegah terjadinya kekakuan sendi

d. Memperlancar sirkulasi darah

e. Memperbaiki tonus otot

f. Meningkatkan mobilisasi sendi

g. Memperbaiki toleransi otot untuk latihan

3. Jenis ROM

Rom dibedakan menjadi dua jenis, yaitu :

a. ROM Aktif

ROM Aktif yaitu gerakan yang dilakukan oleh seseorang (pasien) dengan

menggunakan energi sendiri. Perawat memberikan motivasi, dan membimbing klien

dalam melaksanakan pergerakan sendiri secara mandiri sesuai dengan rentang


gerak sendi normal (klien aktif). Hal ini untuk melatih kelenturan dan kekuatan otot

serta sendi dengan cara menggunakan otot-ototnya secara aktif. Sendi yang

digerakkan pada ROM aktif adalah sendi di seluruh tubuh dari kepala sampai

ujung jari kaki oleh klien sendri secara aktif.

b. ROM Pasif

ROM Pasif yaitu energi yang dikeluarkan untuk latihan berasal dari orang lain

(perawat) atau alat mekanik. Perawat melakukan gerakan persendian klien sesuai

dengan rentang gerak yang normal (klien pasif). Indikasi latihan pasif adalah pasien

semikoma dan tidak sadar, pasien dengan keterbatasan mobilisasi tidak mampu

melakukan beberapa atau semua latihan rentang gerak dengan mandiri, pasien tirah

baring total atau pasien dengan paralisis ekstermitas total.

4. Prinsip Dasar ROM

Prinsip dasar latihan range of motion (ROM) menurut Suratun, Heryati, Manurung, &

Raenah (2008) yaitu:

a. ROM harus di ulangi sekitar 8 kali dan di kerjakan minimal 2 kali sehari

b. ROM dilakukan perlahan dan hati-hati sehinga tidak melelahkan pasien.

c. Dalam merencanakan program latihan range of motion (ROM), Memperhatikan umur

pasien, diagnosis, tanda vital, dan lamanya tirah baring.

d. ROM sering di programkan oleh dokter dan di kerjakan oleh ahli fisioterapi

e. Bagian-bagian tubuh yang dapat dilakukan ROM adalah leher, jari, lengan, siku,

bahu, tumit, atau pergelangan kaki.

f. Rom dapat dilakukan pada semua persendian yang di curigai mengurangi proses

penyakit.

g. Melakukan ROM hrus sesuai waktunya, misalnya setelah mandi atau perawatan rutin

telah dilakukan.
5. Indikasi dan Kontraindikasi

a. Indikasi

1) Pasien dengan penurunan kesadaran, kelumpuhan atau bed rest total.

2) Pasien memiliki kelemahan otot dan tidak dapat menggerakkan persendian

sepenuhnya.

b. Kontraindikasi

1) ROM tidak boleh diberikan apabila gerakan dapat mengganggu proses

penyembuhan cedera.

2) Terdapatnya banyak gerakan yang salah, termasuk tanda- tanda meningkatnya

rasa nyeri dan peradangan.

3) ROM tidak boleh dilakukan bila respon pasien atau kondisinya membahayakan.
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR RANGE OF MOTION (ROM)

Dilakukan
Aspek yang dinilai
Ya Tidak
1. Tahap Pra Interaksi
a. Baca catatan keperawatan dan catatan medis pasien
b. Persiapan alat (Handscone, buku catatan dan pena)
c. Cuci tangan
2. Tahap Orientasi
a. Assalamualaikum, panggil pasien dengan namanya
b. Jelaskan prosedur, tujuan, manfaat, waktu pada pasien dan keluarga
c. Meminta persetujuan (informed concent)
d. Menjaga privacy pasien.
3. Tahap Kerja
a. Leher
1) Fleksi : menggerakkan dagu menempel ke dada.
2) Ekstensi : mengembalikan kepala ke posisi tegak.
3) Hiperekstensi : menekuk kepala ke belakang sejauh
mungkin.
4) Fleksi lateral : memiringkan kepala sejauh mungkin kearah setiap
bahu.
5) Rotasi : memutar kepala sejauh mungkin ke arah
setiap bahu.
b. Bahu
1) Fleksi : menaikkan lengan dari posisi di samping tubuh ke depan
ke posisi diatas kepala.
2) Ekstensi : mengembalikan lengan ke posisi di samping tubuh.
3) Abduksi : menggerakkan lengan ke posisi samping dan
menjauhi sisi tubuh
4) Adduksi : menggerakkan lengan ke samping menyilang tubuh
sejauh mungkin.
5) Rotasi dalam : dengan siku fleksi, memutar bahu dengan
menggerakkan lengan sampai ibu jari menghadap ke dalam dan ke
belakang
6) Rotasi luar : dengan siku fleksi, menggerakkan lengan sampai ibu
jari ke atas dan samping kepala.
c. Siku
1) Fleksi : menekuk siku sehingga lengan bawah bergerak ke depan
sendi bahu
2) Ekstensi : meluruskan siku dengan menurunkan lengan.
d. Lengan Bawah
1) Supinasi : memutar lengan bawah dan tangan sehingga telapak
tangan menghadap ke atas
2) Pronasi : memutar lengan bawah sehingga telapak tangan
menghadap ke bawah.
e. Pergelangan Tangan
1) Fleksi : menggerakkan telapak tangan ke sisi bagian dalam lengan
bawah
2) Ekstensi : menggerakkan jari-jari sehingga jari-jari, tangan dan
lengan bawah berada dalam arah yang sama
3) Hiperekstensi : membawa permukaan tangan dorsal ke
belakang sejauh mungkin.
f. Jari-Jari Tangan
1) Fleksi : membuat genggaman
2) Ekstensi : meluruskan jari-jari tangan
3) Hiperekstensi : menggerakkan jari-jari tangan ke belakang sejauh
mungkin
4) Abduksi : meregangkan jari-jari tangan yang satu dengan yang lain
5) Adduksi : merapatkan kembali jari-jari tangan.
g. Ibu Jari
1) Oposisi : menyentuhkan ibu jari ke setiap jari-jari tangan pada
tangan yang sama.
h. Pinggul
1) Fleksi : menggerakkan tungkai ke depan dan ke atas
2) Ekstensi : menggerakkan kembali ke samping tungkai yang lain
3) Abduksi : menggerakkan tungkai ke samping menjauhi tubuh
4) Adduksi : menggerakkan kembali tungkai ke posisi medial dan
melebihi jika mungkin
5) Rotasi dalam : memutar kaki dan tungkai ke arah tungkai lain.
5) Rotasi luar : memutar kaki dan tungkai menjauhi tungkai lain
7) Sirkumduksi : menggerakkan tungkai memutar.
i. Kaki
1) Inversi : memutar telapak kaki ke samping dalam (medial)
2) Eversi : memutar telapak kaki ke samping luar (lateral)
j. Jari-Jari Kaki
1) Fleksi : melengkungkan jari-jari kaki ke bawah
2) Ekstensi : meluruskan jari-jari kaki
3) Abduksi : merenggangkan jari-jari kaki satu dengan yang lain
6) Adduksi : merapatkan jari-jari kaki kembali

4. Tahap Terminasi
a. Evaluasi perasaan pasien
b. Simpulkan hasil kegiatan
c. Akhiri kegiatan
d. Cuci tangan
e. Mengucapkan Alhamdulillah

5. Tahap Dokumentasi
Catat hasil tindakan keperawatan dan evaluasi yang telah dilakukan
Jumlah

\
DAFTAR PUSTAKA

Bararah, T dan Jauhar, M. (2013). Asuhan Keperawatan Panduan Lengkap Menjadi Perawat
Profesional. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher
Nanda Internasional. (2015). Diagnosis Keperawatan 2015-2017. EGC : Jakarta.
Nasrullah, D. (2016). Buku ajar keperawatan gerontik edisi 1. Jakarta: Trans Info Media.
PPNI. (2017). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan Indikator Diagnostik
Edisi 1. Jakarta: DPP-PPNI.
Sujono Riyadi, S. M. 2011. Buku Keperawatan Medikal Bedah. Pustaka Pelajar:
Yogyakarta.
PIJAT ENDORPHINE

Tindakan Metode Pijat Endorphine Berdasarkan Aplikasi Riset


Pijat endorphin merupakan suatu metode sentuhan ringan yang dikemabnagkan
pertama kali oleh Costance Palinsky. Sentuahn ringan ini bertujuan untuk
meningkatkan kadarendorphin (untuk membiarkan tubuh menghasilkan endorphin) .
Tahapan pijat melakukan pijat endorphin adalah sebagai berikut :
A. Fase Orientasi
1. Mengucapkan salam dan memperkenalkan diri
2. Menjelaskan tujuan tindakan
3. Menjelaskan langkah prosedur
4. Menanyakan kesiapan
5. Kontrak waktu
B. Fase Kerja
1. Anjuran ibu untuk mengambil posisi senyaman mungkin, bisa dilakukan
dengan duduk, atau berbaring miring. Perawat untuk duduk dengan
nyaman
di samping atau dibelakang ibu.
2. Anjurkan ibu untuk bernafas dalam, sambil memejamkan mata dengan
lembut untuk beberapa saat. Setelah itu perawat mulai mengelus
permukaanluar lengan ibu, mulai dari tangan sampai lengan bawah. Belaian
ini sangat lembut dan dilakukan dengan menggunakan jari-jemari atau
hanya ujung-
ujung jari.
3. Setelah kira-kira lima menit, berpindah ke lengan yang lain. Walaupun
sentuhan ringan ini dilakukan di kedua lengan ibu, ibu akan merasakan
bahwa dampaknya sangat menenangkan di sekujur tubuh. Teknik ini juga
bisa diterapkan dibagian tubuh lain, termasuk telapak tangan, leher, dan
bahu, serta paha.
4. Teknik sentuhan ringan ini sangat efektif jika dilakukan di bagian
punggung. Caranya, ibu dianjurkan untuk berbaring miring, atau duduk.
Dimulai dari leher, memijat ringan membentuk huruf V kearah luar menuju
sisi tulang rusuk. Pijatan-pijatan ini terus turun kebawah, kebelakang. Ibu di
anjurkan untuk rilaks dan merasakan sensasinya.
5. Perawat dapat memperkuat efek menegangkan dengan mengucapkan kata -
kata yang menentramkan saat dia memijat dengan lembut.
6. Merapikan pasien dan alat
C. Fase Terminasi
1. Evaluasi hasil
2. Rencana tindak lanjut
3. Dokumentasi
TERAPI SPIRITUAL RELAKSASI BENSON

Relaksasi Benson dapat menurunkan skala nyeri seseorang bekerja dengan cara
mengalihkan fokus seseorang terhadap nyeri dengan berusaha menciptakan suasana yang
nyaman serta tubuh yang rileks sehingga di dalam tubuh akan terjadi peningkatan proses
analgesia endogen yang kemudian terus meningkat dengan diperkuatnya oleh kalimat
atau kata-kata penuh keyakinan yang dianut pasien sehingga mampu merelaksasikan otot-
otot dan memberikan efek menenangkan (Wahyu, 2018). Relaksasi Benson merupakan
tehnik relaksasi yang digabung dengan unsur kata-kata keyakinan dari pasien dapat
merangsang tubuh untuk menghasilkan endorphin dan enfikelin yang dapat menghambat
impuls nyeri dengan cara memblok transmisi implus di dalam otak dan medulla spinalis
(Anita, Misrawati, dan Safri, 2016).

Selain itu, relakssi Benson ini dapat menghambat aktivitas saraf simpatik yang
mengarah pada pengurangan konsumsi oksigen oleh tubuh dan selanjutnya otot-otot jadi
rileks sehingga timbul perasaan tenang dan nyaman (Safitri, Erlinawati, Fitri, 2018).
2.1.1 Indikasi
1. Orang yang merasakan Nyeri
2. Orang yang mengalami ketegangan pada otot-ototnya
2.1.2 Kontraindikasi
Relaksasi Benson ini tidak memiliki efek samping apapun (Novitasari dan Aryana, 2013).
2.1.3 Prosedur pemberian dan rasionalisasi
Langkah-langkah relaksasi Benson (Inayati, 2012) adalah sebagai berikut:
a. Fase Orientasi
1. Berikan salam
2. Perkenalkan diri
3. Identifikasi pasien
4. Kontrak waktu
5. Jelaskan tentang prosedur tindakan yang akan dilakukan, berikan kesempatan
kepada pasien untuk bertanya dan jawab seluruh pertanyaan pasien, berikan
informed consent.
b. Fase Kerja
1. Usahakan situasi dan lingkungan tenang dan nyaman
2. Anjurkan klien memilih tempat yang disenangi
3. Anjurkan klien mengambil posisi tidur terlentang atau duduk yang dirasakan paling

Keilmuan Keperawatan Komunitas dan Keluarga


Prodi Keperawatan dan Profesi Ners
UIN Alauddin Makassar
nyaman
4. Anjurkan klien untuk memejamkan mata dengan pelan tidak perlu untuk dipaksakan
sehingga tidak ada ketegangan otot sekitar mata
5. Anjurkan klien untuk mengendurkan otot serileks mungkin, mulai dari kaki, betis,
paha, perut, dan lanjutkan ke semua otot tubuh. Lemaskan kepala, leher, dan pundak
dengan memutar kepala dan mengangkat pundak perlahan-lahan. Tangan dan lengan
diulurkan kemudian kendurkan dan biarkan terkulai di samping tubuh dan usakan agar
tetap rileks
6. Mulai bernafas dengan lambat dan wajar, dan ucapkan dalam hati frase atau kata
sesuai dengan keyakinan anda. Sebagai contoh anda dapat menggunakan frase yaa
Allah. Pada saat mengambil nafas disertai dengan mengucapkan kata yaa dalam hati,
setelah selesai keluarkan nafas dengan mengucapkan Allah dalam hati, sambil terus
melakukan langkah pada nomer 6 ini, lemaskan seluruh tubuh disertai dengan sikap
pasrah kepada Allah. Sikap ini menggambarkan sikap pasif yang diperlukan dalam
relaksasi, dari sikap pasif akan muncul efek relaksasi yaitu ketenangan. Kata atau
kalimat yang akan diucapkan dapat diubah atau disesuaikan dengan keyakinan
klien
Teruskan selama 15-20 menit, klien diperbolehkan membuka mata untuk melihat waktu
tetapi jangan menggunakan alarm. Bila sudah selesai tetap berbaring dengan tenang
beberapa menit, mula-mula mata terpejam dan sesudah itu mata dibuka
Contoh kata atau frase yang menjadi fokus sesuai dengan keyakinan:
1. Islam: Allah, atau nama-namaNya dalam Asmaul Husna, kalimat-kalimat untuk
berzikir seperti Alhamdulillah; Subhanallah; dan Allahu Akbar
2. Katolik: Tuhan Yesus Kristus, kasihinilah aku; Bapa kami yang ada di surga; Salam
Maria, yang penuh rahmat; dan Aku Percaya akan Roh Kudus
3. Protestan: Tuhan Datanglah ya, Roh Kudus; Tuhan adalah gembalaku; dan Damai
sejahtera Allah, yang melampui aku
4. Hindu: Kebahagian ada dalam di dalam hati; Engkau ada dimana-mana; Dan
Engkau adalah tanpa bentuk
5. Budha: Aku pasrahkan diri sepenuhnya; dan Hidup adalah sebuahperjalanan
c. Fase Terminasi
1. Beritahu pasien bahwa tindakan telah selesai dilakukan
2. Evaluasi tindakan
3. Beri reinforcement positif pada klien
Keilmuan Keperawatan Komunitas dan Keluarga
Prodi Keperawatan dan Profesi Ners
UIN Alauddin Makassar
RELAKSASI NAPAS DALAM

Definisi
Relaksasi napas dalam adalah suatu metode untuk meningkatkan pertukaran gas,
mengurangi stres dan menurunkan tekanan darah.
Bagaimana cara melakukan relaksasi napas dalam ?
1. Ciptakan ruangan dengan lingkungan yang tenang, tetap santai, konsentrasi sambil
memejamkan mata.
2. Duduk dikursi atau lantai yang membuat nyaman. Jaga punggung agar tetap lurus
3. Tempatkan tangan dipaha dengan telapak tangan menghadap ke atas atau bawah.
4. Tutup mata untuk mencegah pikiran dan merasa terganggu oleh benda luar
5. Mulai dengan tarik napas dalam-dalam melalui hidung sampai hitungan keempat,
keluarkan lewat mulut, ulangi selama satu menit. Tutup mulut dan rilekskan otot-
otot wajah.
6. Selanjutnya menarik napas dengan irama normal 3 kali
7. Tarik napas kembali melalui hidung dan menghembuskan melalui mulut secara
perlahan-lahan.
8. Ulangi selama 15 menit, dengan selingan istirahat setiap 5 kali pernapasan.
9. Setelah itu buka mata dan rasakan perubahan stres yang dirasakan.

Keilmuan Keperawatan Komunitas dan Keluarga


Prodi Keperawatan dan Profesi Ners
UIN Alauddin Makassar
TERAPI KOMPLEMENTER AKUPRESUR

1. Pengertian
Terapi akupresur merupakan pengembangan dari ilmu akupuntur, sehingga pada
prinsipnya metode terapi akupresur sama dengan akupuntur yang membedakan terapi
akupresur tidak menggunakan jarum dalam proses pengobatan. Proses pengobatan dengan
teknik akupresur menitik beratkan pada titik saraf di tubuh. Titik akupresur terletak pada
kedua telapak tangan dan telapak kaki. Dimana kedua telapak tangan dan kaki kita
terdapat titik akupresur untuk jntung, paru, mata, hati, kelenjar tiroid, pankreas, sinus dan
otak (Hartono, 2012).
2. Tujuan
Teknik pengobatan akupresur bertujuan untuk membangun kembali sel-sel dalam tubuh
yang melemah serta mampu membuat sistem pertahanan dan meregenerasi sel tubuh.
3. Manfaat Akupresur
Akupresur terbukti bermanfaat untuk mencegah penyakit, penyembuhan penyakit,
rehabilitasi (pemulihan) dan meningkatkan daya tahan tubuh.
6. Kontraindikasi
Akupresur merupakan terapi yang dapat dilakukan dengan mudah dan memiliki efek
samping minimal. Meskipun demikian, akupresur tidak boleh dilakukan pada bagian yang
luka, bengkak, tulang retak atau patah dan kulit yang terbakar
7. Cara Perangsangan Titik Akupresur
Titik akupresur ialah bagian atau lokasi di tubuh sebagai tempat terakumulasinya energi
vital. Pada titik akupresur inilah akan dilakukan pemijatan terapi akupresur. Didalam
tubuh terdapat banyak titik akupresur, kurang lebih berjumlah 360 titik akupresur yang
terletak di permukaan tubuh dibawah kulit. Beberapa hal yang harus diperhatikan sebelum
melakukan pijat akupresur diantaranya adalah akupresur tidak boleh dilakukan saat
kondisi seseorang terlalu lapar ataupun terlalu kenyang, dalam keadaan terlalu emosional
dan pada perempuan yang sedang hamil.
Pijat bisa dilakukan setelah menemukan titik meridian yang tepat yaitu timbulnya reaksi
pada titik pijat berupa rasa nyeri, linu atau pegal. Dalam terapi akupresur pijatan bisa
dilakukan dengan menggunakan jari tangan (jempol dan jari telunjuk). Semua titik pijat
berpasangan kecuali untuk jalur meridian Ren dan Tu. Lama dan banyaknya tekanan
(pijatan) tergantung pada jenis pijatan. Pijatan untuk menguatkan (Yang) dapat dilakukan
dengan menggunakan 30 kali tekanan, untuk masing-masing titik dan pemutaran

Keilmuan Keperawatan Komunitas dan Keluarga


Prodi Keperawatan dan Profesi Ners
UIN Alauddin Makassar
pemijatannya searah jarum jam sedangkan pijatan yang berfungsi melemahkan (Yin) dapat
dilakukan 50 kali tekanan dan cara pemijatannya berlawanan arah jarum jam
(Fengge,2012).
8. Cara Pemeriksaan pada Terapi Akupresur
a. Pengamatan
Amati perubahan tubuh pasien yang tampak oleh kasat mata. Misalnya, ada
pembengkakan/luka dan perubahan warna kulit/rambut
b. Penciuman dan pendengaran
Penciuman dan pendengaran ini dilakukan untuk mengetahui kelainan bau yang
keluar atau dikeluarkan oleh tubuh pasien
c. Wawancara
Hal yang perlu ditanyakan adalah sebab penyakit, riwayat penyakit, keluhan yang
diderita, pengobatan yang pernah dijalankan, pola makan, BAB, BAK dan kebiasaan
tidur
d. Perabaan
Perabaan dilakukan dengan tangan pada daerah keluhan dan titik pijat atau indikator,
serta sifat nadi di pembuluh radikal
Setelah dilakukan pengumpulan data diagnostik dari hasil pemeriksaan barulah dibuat
kesimpulan atau biasa disebut diagnosa. Titik pijat, teknik perangsangan, jadwal
pengobatan dan saran bagi pasien dapat diambil dari hasil diagnosa tersebut.

9. Titi Akupresur Untuk hipertensi


a. Meridian Jantung
Meridian jantung muai dari bawah ketiak menyesuri lengan bagian dalam menuju jari
kelingking (Ling, Chang, Chen, Tsai, Hu, dan Chen, 2016).

Titik
Lokasi Indikasi
Penekanan
Artritis sendi siku, lengan
HT.3 Ujung medial lipat siku
kesemutan, tremor

Keilmuan Keperawatan Komunitas dan Keluarga


Prodi Keperawatan dan Profesi Ners
UIN Alauddin Makassar
1 jari dari pergelangan tangan Jantung berdebar, daya ingat
HT. 5 bagian dalam, segaris dengan jari menurun, suara tiba-tiba hilang,
kelingking. lidah kaku.
Tepat pada lekukan garis
Jantung berdebar, sulit tidur, sakit
HT 7 pergelangan tangan, segaris
kuning, nyeri tulang iga.
dengan jari kelingking
Pada telapak tangan, tengah-
Nyeri dada, telapak tangan panas,
HT.8 tengah antara tulang metakarpal
kejang jari kelingking
IV dan V
0,1 cun sudut basis kuku jari
HT.9 Hilang kesadaran, gelisah
kelingking

b. Meridian Selaput Jantung (Pericardium)


Titik meridian selaput jantung dimulai dari dada, sampai pada lengan bagian dalam
melewati telapak tangan dan berakhir diujung jari tengan. Meridian jantung dapat
bergantung untuk mengatasi gangguan jantung dapat digunakan untuk mengatasi
gangguan jantun, seperti berdebar, susah tidur, gelisah, nyeri ulu hati dan kesemutan
ditangan.

Titik
Lokasi Indikasi
Penekanan
Pada lipat siku bagian tengahNyeri dada, nyeri pundak, muntah,
PC.3 nyeri lambung, nyeri jantung, tremor
dan menggigil.
3 jari di atas pergelangan Denyut nadi cepat, sakit lambung,
tangan bagian tengah muntah, susah tidur, gelisah, kejang
PC.6
siku, perut mual, gangguan mental,
jari kaku.
Di tengah-tengah pergelangan Gelisah, nyeri ulu hati, muntah-
PC.7 tangan bagian dalam muntah, nyeri dada, nyeri siku, sakit
tenggorokan, telapak tangan panas.
Tengah telapak tangan antara Jantung berdebar, muntah
PC.8
metakarpal 2 dan 3
PC.9 Di ujung jari tengah Pingsan, stroke

Keilmuan Keperawatan Komunitas dan Keluarga


Prodi Keperawatan dan Profesi Ners
UIN Alauddin Makassar
C. Titik Taichong
Terletak proximal pertemuan tulang-tulang metatarsal I dan metatarsal II

D. SP 6
Terletak 3 cun diatas malleolus internus

E. Lr 2 Xingjian
Terletak 0,5 cun batas distal lekukan antara ibu jari dan jari kedua kaki.

F. Gb 20 Fengchi
Terletak satu cun dari batas rambut belakang pada sebuah lekukan.

Keilmuan Keperawatan Komunitas dan Keluarga


Prodi Keperawatan dan Profesi Ners
UIN Alauddin Makassar
10. Titik Akupresure Flu dan Batuk
Flu dan batuk adalah gangguan pada alat pernafasan dan sering muncul pada saat cuaca
dingin. Adapun beberapa titik akupresure untuk gejala ini adalah
a. Meredian Paru-paru (LU = Lung) 1 dan 7

b. Meredian Kandung Kemih (BL = Blander) 13

Keilmuan Keperawatan Komunitas dan Keluarga


Prodi Keperawatan dan Profesi Ners
UIN Alauddin Makassar
c. Meredian Usus Besar ( Li = Large Intestine) 4 dan 20

d. Meredian Lambung (ST = Stomach) 36 dan 40

Keilmuan Keperawatan Komunitas dan Keluarga


Prodi Keperawatan dan Profesi Ners
UIN Alauddin Makassar
e. Meredian Limpa (SP = Spleen) 6

f. Meredian Selaput Jantung (PC = Pericardium) 6

(Ariyanti, 2013)

Referensi :
Ariyani, Yusti. (2013). Buku Pedoman Belajar Akupressur Plus Herbal. LKP Keppti :
Bekasi, Jawa Barat.
Fengge, A. (2012). Terapi Akupresur: Manfaat & Teknik Pengobatan. Yogyakarta : Crop
Circle Corp
Hartono, Radyanto Iwan Widya. 2012. Akupresur Untuk Berbagai Penyakit. Cetakan 1.
Rapha Publishing, Yogyakarta.
Lin, G.H., Chang, W.C., Chen, K.J., Tsai C.C., Hu, S.Y dan Chen. (2016). Effectiveness Of
Acupressure on the Taochong Acupoint in Lowering Blood Pressure in Patients With
Hypertension : A Randomized Clinical. Trial. Hindawi Publishing Corporation. Doi :
10.1155/2016/1549658.

Keilmuan Keperawatan Komunitas dan Keluarga


Prodi Keperawatan dan Profesi Ners
UIN Alauddin Makassar
RELAKSASI OTOT PROGRESIF

✓ Relaksasi otot progresif


Relaksasi otot progresif adalah gerakan untuk menurunkan ketegangan otot, dengan
mengistirahatkan dan mengurangi ketegangan didalam tubuh. Gerakan ini bermanfaat
untuk membuat pikiran tenang, mengurangi kecemasan karena stres, meningkatkan
konsentrasi, memperbaiki kualitas tidur, menstabilkan tekanan darah.
✓ Bagaimana relaksasi otot progresif dilakukan ?
Relaksasi otot progresif dapat dilakukan ditempat yang tenang, menggunakan baju yang
longgar, dilakukan dengan posisi duduk atau tidur, dengan tahapan sebagai berikut:

Gerakan 1 Gerakan 2 Gerakan3

Gerakan 4 Gerakan 5 Gerakan 6

Gerakan 7 Gerakan 8 Gerakan 9

Keilmuan Keperawatan Komunitas dan Keluarga


Prodi Keperawatan dan Profesi Ners
UIN Alauddin Makassar
Gerakan 10 Gerakan 11 Gerakan 12

Gerakan 13 Gerakan 14 Gerakan 15

DAFTAR PUSTAKA

Gitanjani, N., & Sreehari, R. (2014). Progressive Muscular Relaxation as a Multi-pronged


psychotherapeutic technique for Insomnia. Amrita Journal of Medicine. Vol. 10, No: 1.
http://medind.nic.in/aaf/t14/i1/aaft14i1p33.pdf. Di akses pada tanggal 15 Februari 2017
Kobayashi, et al. (2013). Relaxation technique training to alleviate emotional stress in
patients with chronic pain: A report of two cases. Open Journal of Nursing. Vol 3, 71-75.
Doi: http://dx.doi.org/10.4236/ojn.2013.31009
Li, et al. (2015). Progressive muscle relaxation improves anxiety and depression of
pulmonary arterial hypertension patients. Hindawi Publishing Corporation. Volume
2015, 8. Doi: http://dx.doi.org/10.1155/2015/792895

Keilmuan Keperawatan Komunitas dan Keluarga


Prodi Keperawatan dan Profesi Ners
UIN Alauddin Makassar
RELAKSASI AUTOGENIK

1. Definisi
Relaksasi Autogenik merupakan latihan mental yang dilakukan dalam keadaan
meditasi pikiran dan relaksasi yang dalam (Girgla et al., 2015). Pelatihan Autogenik
adalah teknik relaksasi yang dikelola sendiri dan banyak digunakan untuk perbaikan
berbagai kondisi psikologis yang berhubungan dengan stres seperti kecemasan, sakit
kepala, sindrom iritasi usus besar, dan penyakit psikosomatik lainnya (Lim & Kim,
2014). Selain itu, Relaksasi Autogenik telah digunakan sebagai metode penyembuhan
diri dan dikatakan sebagai promosi kesehatan (Varvogli & Darviri, 2011). Relaksasi
Autogenik dalam aplikasi praktisnya sebagai sistem formula yang bersifat auto
sugestif spesifik untuk meredakan ketegangan dan untuk meringankan gangguan
psikosomatik termasuk banyak kasus seperti insomnia, kelebihan berat badan,
ketidakmampuan berkonsentrasi, tekanan darah tinggi, sembelit, masalah kulit.
2. Tujuan
Rice (1999) dalam Fitriani & Alsa (2015) mengemukakan tujuan relaksasi autogenik
adalah mengembangkan hubungan isyarat verbal dan kondisi tubuh yang tenang
dimana tidak ada kondisi fisik yang aktif saat melakukannya. Tujuan terapi ini adalah
memberikan perasaan nyaman, mengurangi stres ringan, memberikan ketenangan dan
mengurangi ketegangan.
3. Manfaat
Teknik ini membantu tubuh untuk membawa perintah melalui autosugesti untuk rileks
sehingga dapat mengendalikan pernafasan, tekanan darah, denyut jantung dan suhu
tubuh. Imajinasi visual dan sugesti verbal yang membantu tubuh merasa hangat, berat
dan santai merupakan standar latihan relaksasi autogenic (Ortigosa-Márquez et al.,
2015). Sensasi tenang, ringan dan hangat yang menyebar ke seluruh tubuh merupakan
efek yang bisa dirasakan dari relaksasi autogenic (Khare et al., 2016).
4. Prosedur
Langkah 1 1. Membaca Basmalah
[Induksi 2. Atur posisi (duduk atau berbaring sesuai kenyamanan klien)
“Berat”] 3. Bisa diiringi dengan murottal atau music klasik yang
menenangkan
4. Fokuskan pikiran dan diri Anda untuk konsentrasi pada
latihan ini. Resapi serta rasakan sensasi relaksasi yang indah
dan tenang pada seluruh tubuh Anda. Konsentrasi hanya pada
suara saya. Ikuti panduan suara saya.

Keilmuan Keperawatan Komunitas dan Keluarga


Prodi Keperawatan dan Profesi Ners
UIN Alauddin Makassar
5. Tarik napas dalam melalui hidung, tahan, ucapkan
Astagfirullah dalam hati hembuskan napas melalui mulut
(sekali)
6. Lengan kanan Anda sampai ke telapak tangan terasa sangat
berat. Rasakan tangan kanan Anda memegang beban yang
sangat berat, rasa berat tersebut sampai ke jari-jari dan rasa
berat tersebut mengalir ke seluruh tangan kanan Anda (enam
kali).
7. Okey sekarang.. Lengan kiri Anda terasa sangat berat.
Rasakan lengan sampai tangan Anda memegang sesuatu yang
sangat berat, rasa berat tersebut sampai ke jari-jari dan rasa
berat tersebut mengalir ke seluruh tangan kiri Anda (enam
kali).
8. Rasa berat dari lengan dan tangan, turun ke kaki. Kaki kanan
Anda terasa sangat berat. Rasakan kaki kanan Anda
membawa beban yang sangat berat, rasa berat tersebut
sampai ke jari-jari dan rasa berat tersebut mengalir ke seluruh
kaki kanan Anda (enam kali).
9. Saat ini, Kaki kiri Anda terasa sangat berat. Rasakan kaki kiri
Anda membawa beban yang sangat berat, rasa berat tersebut
sampai ke jari-jari dan rasa berat tersebut mengalir ke seluruh
kaki kiri Anda (enam kali).
10. Sekarang, Kedua lengan dan kaki Anda terasa sangat berat.
Rasakan beban pada kedua lengan dan kaki Anda, yang
membuat kedua lengan dan kaki terasa sangat berat, rasa
berat tersebut mengalir ke seluruh lengan dan kaki Anda
(6X)
Okey... sekarang... tarik nafas dalam.... tahan.. hembuskan
bersama beban yang Anda rasakan pada kedua lengan dan
kaki.... lepaskan rasa berat yang Anda rasakan dikedua
lengan dan kaki Anda bersama hembusan nafas... Anda
menjadi rileks (3x).

Langkah 2 1. Anda benar-benar merasa tenang (sekali)


[Induksi 2. Lengan kanan Anda terasa sangat berat (enam kali)
“Kehangatan”] 3. Anda benar-benar merasa tenang (sekali)
4. Lengan kanan Anda terasa sangat hangat (enam kali)
5. Anda benar-benar merasa tenang (sekali)
6. Lengan kiri Anda terasa sangat hangat (enam kali)
7. Tarik napas dalam melalui hidung, tahan, ucapkan
Astagfirullah dalam hati hembuskan napas melalui mulut
(sekali).

Keilmuan Keperawatan Komunitas dan Keluarga


Prodi Keperawatan dan Profesi Ners
UIN Alauddin Makassar
Langkah 3 1. Anda benar-benar merasa tenang (sekali)
[Latihan 2. Lengan kanan Anda terasa sangat berat (enam kali)
Jantung] 3. Anda benar-benar merasa tenang (sekali)
4. Lengan kanan Anda terasa sangat hangat (enam kali)
5. Anda benar-benar merasa tenang (sekali)
6. Jantung Anda terasa hangat (enam kali)
7. Anda benar-benar merasa tenang (sekali)
8. Jantung Anda berdetak dengan tenang dan teratur (enam kali)
9. Tarik napas dalam melalui hidung, tahan, ucapkan
Astagfirullah dalam hati hembuskan napas melalui mulut
(sekali).

Langkah 4 1. Anda benar-benar merasa tenang (sekali)


[Latihan 2. Lengan kanan Anda terasa sangat berat (enam kali)
Pernapasan] 3. Anda benar-benar merasa tenang (sekali)
4. Lengan kanan Anda terasa sangat hangat (enam kali)
5. Anda benar-benar merasa tenang (sekali)
6. Jantung Anda berdetak dengan tenang dan teratur (enam
kali)
7. Anda benar-benar merasa tenang (sekali)
8. Dada dan paru-paru anda terasa hangat (enam kali)
9. Anda benar-benar merasa tenang (sekali)
10. Napas Anda tenang dan teratur (enam kali)
11. Tarik napas dalam melalui hidung, tahan, ucapkan
Astagfirullah dalam hati hembuskan napas melalui mulut
(sekali).
Langkah 5 1. Anda benar-benar merasa tenang (sekali)
[Latihan 2. Lengan kanan Anda terasa sangat berat (enam kali)
Abdominal] 3. Anda benar-benar merasa tenang (sekali)
4. Lengan kanan Anda sangat hangat (enam kali)
5. Anda benar-benar merasa tenang (sekali)
6. Jantung Anda berdetak dengan tenang dan teratur (enam
kali)
7. Anda benar-benar merasa tenang (sekali)
8. Napasku tenang dan teratur (enam kali)
9. Anda benar-benar merasa tenang (sekali)
10. Perut Anda sangat hangat (enam kali)
11. Anda benar-benar merasa tenang (sekali)
12. Perut Anda terasa sangat hangat (enam kali)
13. Tarik napas dalam melalui hidung, tahan, ucapkan
Astagfirullah dalam hati hembuskan napas melalui mulut
(sekali).

Keilmuan Keperawatan Komunitas dan Keluarga


Prodi Keperawatan dan Profesi Ners
UIN Alauddin Makassar
Langkah 6 1. Anda benar-benar merasa tenang (sekali)
[Latihan Kepala] 2. Lengan kanan Anda terasa sangat berat (enam kali)
3. Anda benar-benar merasa tenang (sekali)
4. Lengan kanan Anda terasa sangat hangat (enam kali)
5. Anda benar-benar merasa tenang (sekali)
6. Jantung Anda berdetak dengan tenang dan teratur (enam
kali)
7. Anda benar-benar merasa tenang (sekali)
8. Napas Anda tenang dan teratur (enam kali)
9. Anda benar-benar merasa tenang (sekali)
10. Perut Anda terasa sangat hangat (enam kali)
11. Anda benar-benar merasa tenang (sekali)
12. Dahi Anda terasa dingin (enam kali)
13. Anda benar-benar merasa tenang (sekali)
14. Dahi Anda terasa dingin (enam kali)
15. Membuat resolusi (sepuluh kali)
16. Saat ini Anda semakin sehat, semakin kuat, tidak adalagi
beban yang ada di pikiran Anda. Anda sudah sehat dan
beban dalam diri Anda sudah hilang.
17. Tari napas perlahan, hembuskan secara perlahan, buka mata
secara perlahan
18. Ucapkan Alhamdulillah.
19. Lakukan tahap terminasi

DAFTAR PUSTAKA
Fitriani, Y., & Alsa, A. (2015). Relaksasi autogenik untuk meningkatkan regulasi emosi pada
siswa SMP. E-Jurnal Gama Jpp, 1(3), 149–162.
Girgla, K. K., Chalana, H., & Ghay Thaman, R. (2015). Autogenic Relaxation Response To
Stress. Pak J Physiol, 11(4), 21–24. http://www.pps.org.pk/PJP/11-4/Kiran.pdf
Khare, D., Gautam, S., & Sathe, A. (2016). Effects of Aerobic Exercises versus Autogenic
International Journal Of Recent Scientific. International Journal Of Recent Scientific
Research, 7(April 2017).
Lim, S. J., & Kim, C. (2014). Effects of autogenic training on stress response and heart rate
variability in nursing students. Asian Nursing Research, 8(4), 286–292.
https://doi.org/10.1016/j.anr.2014.06.003
Luthe, W. (1979). Wolfgang Luthe. 1979, 167–186.
Ortigosa-Márquez, J. M., Carranque-Cháves, G. A., & Hernández Mendo, A. (2015). Effects
of autogenic training on lung capacity, competitive anxiety and subjective vitality.
Biomedical Research (India), 26(1), 71–76.
Varvogli, L., & Darviri, C. (2011). That Reduce Stress and Promote Health. Health Science
Jounal, 2, 74–89.
Keilmuan Keperawatan Komunitas dan Keluarga
Prodi Keperawatan dan Profesi Ners
UIN Alauddin Makassar
Keilmuan Keperawatan Komunitas dan Keluarga
Prodi Keperawatan dan Profesi Ners
UIN Alauddin Makassar

Anda mungkin juga menyukai