Anda di halaman 1dari 22

SATUAN ACARA PENYULUHAN

LATIHAN MOBILISASI AKTIF PASIF DAN


MANAJEMEN NYERI NON FARMAKOLOGIS
PASCA OPERASI

Disusun Oleh
Winda Firdaus

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


STIKes FALETEHAN
SERANG BANTEN
2016-2017
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Pokok Bahasan : Manajemen Post Operasi


Sub Pokok Bahasan : Latihan Mobilisasi Aktif Pasif dan
Manajemen Nyeri Non
Farmakologis Pasca Operasi
Sasaran : Pasien Post Operasi
Pemberi Materi : Winda Firdaus
Pelaksanaan Kegiatan : RSUD dr.Dradjat Prawiranegara Serang
Hari/Tanggal : Oktober 2017
Waktu : 15 menit
Tempat : Ruang Anggrek 1

A. Karakteristik Peserta (Sasaran)


1. Keluarga Pasien
2. Jumlah peserta + 1 orang
3. Peserta mampu menyimak edukasi yang diberikan
4. Keluarga pasien belum pernah mendapat pendidikan kesehatan
seputar perawatan anggota keluarga post operasi

B. Tujuan Instruksional Umum


Setelah dilakukan pendidikan kesehatan keluarga dapat mengetahui
seputar manajemen post operasi dengan melatih anggota keluarga sakit
melakukan mobilisasi dan mengajarkan teknik manajemen nyeri non
farmakologis untuk mengurangi nyeri.

C. Tujuan Instruksional Khusus


Setelah dilakukan pendidikan kesehatan diharapkan keluarga dapat
mengetahui tentang:
1. Pengertian mobilisasi
2. Manfaat mobilisasi
3. Jenis mobilisasi
4. Tahap tahap mobilisasi
5. Bentuk dan langkah gerakan mobilisasi aktif dan pasif
6. Akibat tidak melakukan mobilisasi
7. Seputar teknik relaksasi dan distraksi
8. Macam macam teknik relaksasi dan distraksi
9. Cara melakukan teknik relaksasi dengan hipnosis
10. Teknik cuci tangan yang benar

D. Materi Pengajaran
1. Pengertian mobilisasi
2. Manfaat mobilisasi
3. Jenis mobilisasi
4. Tahap tahap mobilisasi
5. Bentuk dan langkah gerakan mobilisasi aktif dan pasif
6. Akibat tidak melakukan mobilisasi
7. Seputar teknik relaksasi dan distraksi
8. Macam macam teknik relaksasi dan distraksi
9. Cara melakukan teknik relaksasi dengan hipnosis
10. Teknik cuci tangan yang benar
(Secara lengkap terlampir)

E. Metode
Ceramah, demonstrasi dan tanya jawab.

F. Media
- Leaflet Memberikan sekilas seputar mobilisasi, gerakan mobilisasi,
dampak tidak melakukan mobilisasi, seputar manajemen nyeri non
farmakologis dan teknik cuci tangan yang benar dengan 6 langkah.

G. Kegiatan Pembelajaran
Terlampir.

H. Materi Evaluasi
Pertanyaan secara lisan :
1. Pengertian mobilisasi
2. Manfaat mobilisasi
3. Jenis mobilisasi
4. Tahap tahap mobilisasi
5. Bentuk dan langkah gerakan mobilisasi aktif dan pasif
6. Akibat tidak melakukan mobilisasi
7. Seputar teknik relaksasi dan distraksi
8. Macam macam teknik relaksasi dan distraksi
9. Cara melakukan teknik relaksasi dengan hipnosis
10. Teknik cuci tangan yang benar

I. Evaluasi
1. Evaluasi struktural
a. Satuan acara penyuluhan sudah siap sesuai dengan masalah
keperawatan
b. Kontrak waktu sudah tepat dengan pasien
c. Media sudah disiapkan yaitu leaflet dan infokus

2. Evaluasi Proses
a. Keluarga mengikuti hingga selesai
b. Media dapat digunakan dengan baik
c. Pendidikan kesehatan dapat dilaksanakan sesuai waktu.
d. Peserta berpartisipasi aktif dalam kegiatan pengajaran
e. Pasien dapat mengikuti sampai selesai
f. Diakhir kegiatan sudah dievaluasi jalannya kegiatan
3. Evaluasi Hasil
Diajukan beberapa soal dan jawaban terkait topik pembelajaran
(terlampir)
Adapun hasil yang hendak dicapai :
a. Pengertian mobilisasi
b. Manfaat mobilisasi
c. Jenis mobilisasi
d. Tahap tahap mobilisasi
e. Bentuk dan langkah gerakan mobilisasi aktif dan pasif
f. Akibat tidak melakukan mobilisasi
g. Seputar teknik relaksasi dan distraksi
h. Macam macam teknik relaksasi dan distraksi
i. Cara melakukan teknik relaksasi dengan hipnosis
j. Teknik cuci tangan yang benar
DAFTAR PUSTAKA

Astrid, Maria; Elly Nurachmah; Budiharjo. 2011. Pengaruh Latihan Range


of Motion (ROM)
Terhadap Kekuatan Otot, Luas Gerak Sendi dan Kemampuan Fungsional
Pasien Post
Operasi di RS Sint Carolus Jakarta. Jurnal Keperawatan dan Kebidanan
(I):175-1.
Ruslan, 2010. Mobilisasi Aktif dan Pasif Untuk Cegah Ulkus Dekubitus.
Diakses Pada Tanggal
12 Februari 2013. www.nursingbegin.com
Smeltzer, Suzzanne C.2001.Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner
& Suddarth
Ed.8.Jakarta: EGC.
Lampiran Materi

1. Definisi Mobilisasi

Mobilisasi adalah kemampuan seseorang untuk bergerak secara bebas, teratur


untuk memenuhi kebutuhan hidup sehat menuju kemandirian.
Range of Motion (ROM) adalah suatu teknik dasar yang digunakan untuk
menilai gerakan dan untuk gerakan awal ke dalam suatu program intervensi
terapeutik. Gerakan dapat dilihat sebagai tulang yang digerakkan oleh otot
ataupun gaya eksternal lain dalam ruang gerakannya melalui persendian. Bila
terjadi gerakan, maka seluruh struktur yang terdapat pada persendian tersebut
akan terpengaruh, yaitu: otot, permukaan sendi, kapsul sendi, fasia, pembuluh
darah dan saraf.
Gerakan yang dapat dilakukan sepenuhnya dinamakan range of motion
(ROM). Untuk mempertahankan ROM normal, setiap ruas harus digerakkan
pada ruang gerak yang dimilikinya secara periodik. Faktor-faktor yang dapat
menurunkan ROM, yaitu penyakit-penyakit sistemik, sendi, nerologis
ataupun otot; akibat pengaruh cedera atau pembedahan; inaktivitas atau
imobilitas.
Dari sudut terapi, aktivitas ROM diberikan untuk mempertahankan mobilitas
persendian dan jaringan lunak untuk meminimalkan kehilangan kelentukan
jaringan dan pembentukan kontraktur. Teknik ROM tidak termasuk
peregangan yang ditujukan untuk memperluas ruang gerak sendi.

2. Manfaat Mobilisasi

a. Menjaga agar tidak terjadi kerapuhan tulang


b. Meningkatkan kekuatan otot
c. Mencegah trauma dan pengecilan otot pada tulang
d. Mempertahankan tingkat kesehatan
e. Mencegah atau menurunkan nyeri
f. Mencegah hilangnya kemampuan fungsi tubuh
5. Jenis Mobilisasi (ROM)
a. ROM pasif

Latihan ROM yang dilakukan pasien dengan bantuan perawat di setiap


gerakan. Perawat melakukan gerakan persendianklien sesuai dengan
rentang gerak yang normal (klien pasif). Kekuatan otot 50% Indikasi
latihan pasif adalah pasien semikoma dan tidak sadar, pasien dengan
keterbatasan mobilisasi, pasien dengan tirah baring total.
Pada ROM pasif sendi yang digerakan yaitu seluruh persendian tubuh atau
hanya pada ekstremitasyang terganggu dan klien tidak mampu
melaksanakannya secara mandiri.

b. ROM aktif

Perawat memberikan motivasi, dan membimbing klien dalam


melaksanakan pergerakan sendi secara mandiri sesuai dengan rentang
gerak sendi normal ( klien aktif ). Kekuatan otot 75 %. Pada ROM aktif
sendi yang digerakan adalah seluruh tubuh dari kepala sampai ujung jari
kaki oleh klien sendiri secara aktif. Jenis Gerakan ROM yang dilakukan
adalah 1) Fleksi : adalah gerakan melipat sendi dari keadaan lurus.
Contohnya : flexi lengan bawah, flexi jari; 2) Ekstensi : adalah gerakan
meluruskan sendi dari keadaan terlipat, keadaan lurus ini mengakibatkan
ukuran lengan atas tungkai menjadi lebih panjang dibanding dari keadaan
terlipat. Duplikasi ( makna atau ganda ) terjadi untuk gerakan sendi kaki
antara doro flexi dan plantar flexi, mana yang flexi mana yang extensi atau
keduanya flexi. Boleh digunakan istilah dorso flexi, plantar flexi atau flexi
kaki dorso flexi atau extensi kaki = plantar flexi, karena dengan extensi
dimaksud disini ukuran seluruh tungkai menjadi lebih panjang; 3)
Hiperekstensi; 4) Rotasi : adalah gerak putar pada sumbu panjang seluruh
tungkai kearah luar; 5) Supinasi : adalah gerakan putar kearah luar dari
lengan bawah dan tangan sehingga telapak tangan kembali menghadap ke
depan; 6) Pronasi : adalah gerakan putar kearah dalam dari lengan bawah
dan tangan sehingga telapak tangan menghadap ke belakang; 7) Abduksi :
adalah gerakan pada bidang frontal untuk membuka sudut terhadap garis
tengah. Contohnya : gerakan merentangkan lengan, merentangkan tungkai
dan merentangkan jari jari tangan; 8) Aduksi : adalah gerakan pada
bidang frental untuk menutup sudut terhadap garis tengah. Gerakan ini
merupakan gerakan yang sebaliknya dari gerakan abduksi.

6. Indikasi Latihan Mobilisasi (ROM)


1. Indikasi ROM :
a. Pada saat pasien dapat melakukan kontraksi otot secara aktif dan
menggerakkan ruas sendinya baik dengan bantuan atau tidak.
b. Pada saat pasien memiliki kelemahan otot dan tidak dapat
menggerakkan persendian sepenuhnya, digunakan ROM.
c. ROM dapat digunakan untuk program latihan aerobik.
d. ROM digunakan untuk memelihara mobilisasi ruas di atas dan di bawah
daerah yang tidak dapat bergerak.

2. Sasaran ROM :
a. Apabila tidak terdapat inflamasi dan kontraindikasi, sasaran PROM
serupa dengan ROM.
b. Keuntungan fisiologis dari kontraksi otot aktif dan pembelajaran gerak
dari control gerak volunter.

Sasaran spesifik :
a. Memelihara elastisitas dan kontraktilitas fisiologis dari otot yang
terlibat.
b. Memberikan umpan balik sensoris dari otot yang berkontraksi.
c. Memberikan rangsangan untuk tulang dan integritas jaringan
persendian.
d. Meningkatkan sirkulasi.
e. Mengembangkan koordinasi dan keterampilan motorik.

7. Prinsip Mobilisasi (AROM dan PROM)


1. Pemeriksaan, penilaian dan rencana perlakuan :
a. Pemeriksaan dan penilaian kelemahan pasien, tentukan prognosis,
pencegahan serta rencana intervensi.
b. Tentukan kemampuan pasien untuk mengikuti program.
c. Tentukan seberapa banyak gerakan yang dapat diberikan.
d. Tentukan pola gerak ROM.
e. Pantau kondisi umum pasien.
f. Catat serta komunikasikan temuan-temuan serta intervensi.
g. Lakukan penilaian ulang serta modifikasi intervensi bila diperlukan.

2. Penerapan teknik ROM :


a. Untuk mengendalikan gerakan, genggamlah ekstremitas di sekitar
sendi. Apabila persendian terdapat nyeri, modifikasi pegangan.
b. Beri penunjang bagi daerah yang memiliki integritas struktural yang
lemah, misalnya tempat patahan atau segmen yang mengalami
kelumpuhan.
c. Gerakkan segmen di seluruh ruang gerak yang bebas rasa nyeri hingga
sampai terdapat resistensi/ tahanan jaringan.
d. Lakukan gerakan dengan lembut dan berirama 5 sampai10 repetisi.

3. Pada PROM :
a. Gaya untuk gerakan adalah berasal dari eksternal (therapist atau mesin).
b. Tidak terdapat resistensi aktif dari penderita. Gerakan dilangsungkan di
dalam ROM yang mana terdapat rentang gerak tanpa adanya nyeri atau
gaya yang dipaksakan.

4. Pada AROM :
a. Peragakan gerakan yang diinginkan kepada penderita dengan
menggunakan PROM, kemudian mintalah kepada penderita untuk
melakukan gerakan tersebut. Beri bantuan bila dibutuhkan.
b. Bantuan dibutuhkan pada gerakan halus atau terdapat kelemahan.
c. Gerakan dilakukan pada ruang gerak sendi yang tesedia

8. Tahap Tahap Mobilisasi


a. 6 10 Jam Pertama
Latihan miring kanan dan kiri
(mika miki)

b. Setelah 24 jam (Hari Ke - 2)

Latihan duduk disangga bantal

c. Hari Ke 3 5

Latihan Berjalan Pelan


9. Bentuk dan Cara Gerakan Mobilisasi Pada Pasien Pasca Operasi

Gerakan 1 dan 2 (Fleksi dan ekstensi bahu (Shoulder joint )

Langkah :

a. Posisi pasien tidur terlentang


b. Pegangan terapis pada pergelangan tangan dan juga pada lengan
bawah(sedikit di bawah siku). Peletakan tangan pasien sebaiknya
menyilang agar mempermudah gerakan saat ekstensi dilakukan.
c. Posisi awal dari lengan pasien adalah mid position, kemudian lakukan gerakan
fleksi, instruksikan agar pasien rileks.
d. Pada saat bahu membentuk sudut 90o berikan gerakan eksternal rotasi (berputar
keluar) pada lengan hingga membentuk posisi supinasi lengan bawah.
e. Hindari penguluran berlebihan pada bahu yang mengalami kelemahan.
f. Lakukan pengulangan sebanyak tujuh kali atau sesuai toleransi.Latihan ini
akan mampu mengurangi komplikasi akibat kurang gerak pada bahu dan
terpeliharanya sifat fisiologis jaringan pada area bahu dan lengan. Tujuan
utama latihan ini agar terpeliharanya jarak gerak sendi pada bahu kearah fleksi.

Gerakan 3 Ekstensi / hiperekstensi bahu


Langkah :
a. Posisi pasien tidur miring (sims).
b. Pegangan terapis pada pergelangan tangan dan pada bagian bahu
c. Posisi lengan pasien semi fleksi dengan lengan bawah mid position
d. Berikan topangan pada siku atau lengan bawah pasien dengan lengan bawah terapis.
e. Berikan gerakan ekstensi secara penuh.
f. Hindari adanya kompensas i gerak berupa elevasi bahu dengan
pemberi anstabilisasi.
g. Hindari adanya keluhan nyeri saat gerakan dilakukan.
h. Pertahankan gerakan terjadi pada mid posisi lengan bawah pasien.
i. Lakukan pengulangan minimal tujuh kali atau sesuai toleransi. Latihan ini
ditujukan untuk memelihara jarak gerak sendi bahu, khususnya pada
arah ekstensi dan memelihara elastisitas jaringan pada sisi
anterior. Hal ini dimungkinkan karena pada latihan ini
terdapat regangan di akhir gerakan pada jaringan-jaringan sisi
depan sendi bahu

Gerakan 4 Abduksi bahu (shoulder joint)

Langkah :

a. (a)Posisi pasien tidur terlentang, dengan siku semi fleksi.


b. (b)Pegangan terapis pada pergelangan tangan dan lengan atas (sedikit di
atassiku).
c. (c)Lakukan gerakan abduksi.
d. (d)Awali geraka n dengan posisi pronasi pada lengan bawah,
kemudian pada 90 derajat. abduksi, lakukan rotasi ke arah supinasi
lengan bawah pasien.
e. (e)Berikan instruksi untuk tetap rileks.
f. (f)Lakukan pengulangan sebanyak tujuh kali atau sesuai toleransi.Latihan
ini ditujukan untuk memelihara jarak gerak sendi bahu, khususnya ke
arah abduk si.

Selain itu, latihan ini juga akan mengurangi adanya


komplikasi berupa kontraktur jaringan pada sendi bahu.Hindari adanya gerakan
kompensasi pada bahu, sehingga jarak gerak sendi pada latihan dapat dicapai
dengan lebih baik. adanya kompensasi gerak merupakan indikator adanya masalah
pada jaringan lunak ataupun jaringan keras di sekitar bahu yang perlu dilakukan
pemeriksaan lebih spesifik

Gerakan 5 Abduksi dan adduksi horizontal bahu (shoulder joint)

Langkah :

a. Posisi pasien tidur terlentang dengan bahu membentuk


90derajat abduksi, dan siku ekstensi penuh dengan lengan bawah dalam
posisi supinasi.
b. Posisikan pasien dalam keadaan rileks.
c. Pegangan terapis pada pergelangan tangan dan juga pada sendi siku.
d. Berikan gerakan ke arah dalam (adduks i) dan ke arah luar
(abduksi) pada sendi bahu.
e. Berikan instruksi agar pasien tetap rileks.
f. Hindari adanya nyeri saat gerakan dilakukan.
g. Lakukan pengulangan sebanyak tujuh kali atau sesuai toleransi.
Gambar 6 internal dan eksternal rotasi bahu (shoulder joint)

Langkah :

a. Persiapkan posisi pasien dengan menghindari adanya hambatan gerak oleh


faktor tempat tidur atau benda lainnya.
b. Posisi pasien tidur terlentang dengan bahu membentuk 90
detajat abduksi, dan siku 90 derajat fleksi.
c. Pegangan terapis pada pergelangan tangan dan juga pada sendi siku
sebagai stabilisasi gerak.
d. Berikan gerakan ke arah eksternal dan internal pada sendi bahu.
e. Berikan instruksi untuk tetap rileks.
f. Perhatikan jarak gerak sendi yang dibentuk, apakah dalam jarak yang
normal atau terbatas.
g. Lakukan pengulangan sebanyak tujuh kali atau sesuai toleransi. Pada
gerakan ini hindari adanya nyeri.

Gambar 7 fleksi dan ekstensi siku (elbow joint)

Langkah :

a. Posisi pasien terlentang dengan posisi tangan pasien supinasi.


b. Tangan terapis berada pada pergelangan tangan dan sendi siku.
c. Lakukan gerakan fleksi dan ekstensi pada sendi siku
d. Berikan instruksi agar pasien tetap rileks.
e. Pastikan gerakan yang diberikan berada pada midline yang benar.
f. Perhatikan jarak sendi yang dibentuk apakah dalam jarak yang normal atau
terbatas

Gambar 8 fleksi dan ekstensi pergelangan tangan (wrist joint)

Langkah :

a. Posisi pasien tidur terlentang dengan fleksi siku 90 0


b. Tangan terapis diletakan pada pangkal pergelangan dan pada telapak
tangan.
c. Berikan gerakan ke arah luar (ekstensi) dan ke arah dalam (fleksi).
d. Pada saat gerakan fleksi wrist dilakukan, maka sebaiknya
jari-jari dalam kondisi lurus (ekstensi), sedangkan saat dilakukan
gerakan ekstensi wrist,maka sebaiknya jari-jari menggenggam

Gerakan 9 Fleksi-Ekstensi Panggul (hip ) dan lutut (knee)

Langkah :
a. Posisi pasien tidur terlentang.
b. Posisi tangan terapis pada tumit serta sisi bawah dan tepi luar lutut pasien.
c. Lakukan gerakan ke atas -depan sehingga membentuk gerakan
fleksi hip dan fleksi knee
d. Berikan instruksi untuk tetap rileks
e. Lakukan pengulangan sebanyak tujuh kali atau sesuai toleransi

Gerakan 10 (Menangkat Area kaki Lurus Ke Atas)

Gerakan 11 (Fleksi dan Ekstensi Jari Jari Kaki)

10. Cara-cara Mengatasi Nyeri pada Luka Post Operasi


a. Terapi Relaksasi yang bias diterapkan
Terapi atau tekhnik nafas dalam guna mengurangi atau mengontrol
rasa nyeri yang di rasa datang tiba-tiba.
Terapi pengalihan nyeri dengan cara mengalihkan focus bukan pada
rasa nyeri, melainkan pada fokus yang lain seperti berbincang-
bincang, menonton televise, mendengarkan musik, atau hal lain
sehingga dapat mengalihkan perhatian dari nyeri.
Tekhnik pemijitan atau pengurutan secara halus pada bagian yang
dirasa nyeri, dengan cara mengurut secara melingkar di sekitar area
luka yang di rasa nyeri dengan sentuhan lembut.

M. Lampiran Kegiatan
Uraian Kegiatan
No Kegiatan
Penyuluh Peserta
1 Pembukaan a. Mengucapkan salam. a. Menjawab salam.
2 Menit b. Menyampaikan tujuan penyuluhan b. Mendengarkan

2 Penyuluhan a. Menanyakan kepada peserta a. Menyimak


10 Menit pengetahuan seputar mobilisasi pada penjelasan.
pasien post operasi

b. Memberi reinforcement atas kemauan b.Menyimak penjelasan


peserta mengungkapkan
pemahamannya tentang mobilisasi pada
pasien post operasi

c. Menjelaskan dengan infocus definisi, c. Peserta menyimak


manfaat, jenis, tahapan, bentuk, cara
gerakan mobilisasi pada pasien post
operasi, dampak tidak mobilisasi,
seputar teknik relaksasi dan distraksi

d. Memberikan kesempatan pada keluarga


d. Peserta bertanya
pasien untuk bertanya tentang hal yang
belum difahaminya.

e. Kkeluarga
e. Melakukan demontrasi cara melakukan
memperhatikan
gerakan latihan mobilisasi pada pasien
demonstrasi yang
post operasi teknik relaksasi dengan
sedang diajarkan
hipnosis dan teknik cuci tangan 6
langkah

f. Memotivasi dan memberikan f. Keluarga melakukan


kesempatan pada keluarga untuk re-demonstrasi
melakukan re-demonstrasi gerakan
mobilisasi di tempat tidur, perawatan
luka dan teknik cuci tangan 6 langkah
g. Memberikan reinforcement atas g. Mendengarkan
kesediaan klien dan keluarga
melakukan demonstrasi mobilisasi
3. Penutup a. Melakukan evaluasi (menanyakan a. Menjawab
3 Menit perasaan klien dan keluarga setelah pertanyaan
dilakukan penkes)
b. Memberikan reward pada keluarga b.
pasien yang aktif bertanya dan
menjawab pertanyaan selama proses
edukasi
c. Menyimpulkan materi penyuluhan dan c. Menyimak
membagikan leaflet kesimpulan.
d. Mengucapkan salam d. Menjawab salam.

N. Lampiran Evaluasi Hasil


(Soal dan Kunci Jawaban)
1. Apa itu mobilisasi ?
Jawab : Mobilisasi adalah kemampuan seseorang untuk bergerak secara
bebas, teratur untuk memenuhi kebutuhan hidup sehat menuju
kemandirian

2. Bagaimana gerakan mobilisasi pada anggota keluarga dengan post


operasi ?
Jawab :

Gerakan 1 dan 2

Gerakan 3 dan 4
Gerakan 5 dan 6

Gerakan 7

Gerakan 8 dan 9

Gerakan 10 dan 11

3. Apa akibat jika tidak melakukan mobilisasi/pergerakan badan ?


Jawab : terjadi luka lecet, penyembuhan luka menjadi lama, menambah rasa
sakit, bBadan

Anda mungkin juga menyukai