Anda di halaman 1dari 2

Tahapan Melakukan Mobilisasi:

1.Pada 6 jam pertama pasien harus bisa menggerakkan anggota tubuhnya di tempat tidur (seperti
belajar untuk menggerakkan jari, tangan dan menekuk lutut).
2.Kemudian setelah 6-10 jam, pasien diharuskan bisa miring kekiri dan kekanan.
3.Jika sudah 24 jam, pasien dianjurkan untuk dapat mulai Tujuan Mobilisasi dini:
Mempertahankan fungsi tubuh, memperlancar peredaran darah, membantu pernafasan menjadi
lebih baik, mempertahankan kekuatan otot, memperlancar Buang Air Kecil dan Buang Air Besar,
mencegah terjadinya hipotensi (tekanan darah rendah), dan mencegah terjadinya konstipasi (susah
BAB). Bukan hanya itu lhoo Mobilisasi juga dapat meningkatkan hubungan komunikasi antara
pasien dengan perawat agar lebih akrab dong pastinya.
belajar untuk duduk.
4.Setelah pasien dapat duduk, lalu dianjurkan untul belajar berjalan.
Jenis Rentang Gerak
1.Rentang gerak pasif
Rentang gerak pasif ini berguna untuk menjaga kelenturan otot-otot dan persendian dengan
menggerakkan otot orang lain secara pasif misalnya perawat mengangkat dan menggerakkan kaki
pasien.
2.Rentang gerak Aktif
Hal ini untuk melatih kelenturan dan kekuatan otot serta sendi dengan cara menggunakan otot-
ototnya secara aktif misalnya berbaring pasien menggerakkan kakinya.
3.Rentang gerak Fungsional
Berguna untuk memperkuat otot-otot dan sendi dengan melakukan aktifitas yang diperlukan
misalnya belajar bangun dari tempat tidur.
Kerugian Tidak Melakukan Mobilisasi Dini
Adapun kerugian bila tidak melakukan mobilisasi secara dini adalah penyembuhan luka menjadi
lama, menambah rasa sakit, badan menjadi pegal dan kaku, kulit menjadi lecet dan luka, terjadi luka
di punggung, dan dapat memperlama masa perawatan di rumah sakit.
Namun perlu kita perhatikan juga ya bahwa mobilisasi dilakukan pada Pasien yang tidak sadar
(semikoma), Pasien dengan keterbatasan gerakan, Pasien dengan tirah baring (tidak memiliki
kemampuan untuk bangun dari tempat tidur).
Menyadari cukup banyak manfaat melakukan mobilisasi dini, Mari Kita ajarkan dan sebarkan
informasi sederhana ini ya, agar memberikan banyak manfaat untuk orang disekeliling kita. Jangan
lupa. Salam Sehat untuk kita semua ?
Penulis:
Oleh kelompok 3 Program Pendidikan Profesi, Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga.
Editor : Titis Nurmalita
Sumber:
Brunner&Suddarth.2002.Keperawatan medical bedahVol 1.Jakarta:EGC
Beyer, Dudes (1997). The Clinical Practice Of Medical Surgical Nursing 2 nd : Brown Co Biston.
Agustin, A. (2017). Upaya peningkatan mobilisasi pada pasien post operasi fraktur intertrochanter
femur. Jurnal Keperawatan Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Helmi, Z. N. (2012). Buku ajar gangguan muskuloskeletal. Jakarta: Salemba Medika.
Kozier, B. (2010). Buku ajar fundamental keperawatan: konsep, proses, praktik, edisi 7, volume 2.
(pamilih eko karyani, penerjemah). Jakarta: EGC.
Carpenito, 2000. Buku Saku Diagnosa Keperawatan (terjemahan).Edisi 8. Jakarta: EGC
Mochtar R. Sinopsis obstetric :sinopsis fisiologi, obstetric patologi. Jakarta: EGC. 1998.

fShare
 
Share
Save

entu kita tidak asing lagi bukan mengenai tindakan operasi. Sebelum lebih lanjut membahas terkait
mobilisasi dini pasca operasi tentu kita harus tau apa itu tindakan operasi. Operasi atau
pembedahan merupakan tindakan invasif dengan membuka bagian tubuh untuk perbaikan.
Pembedahan biasanya dilakukan dengan memberikan anestesi untuk mengurangi keluhan nyeri
akibat tindakan yang dilakukan, menjaga tanda-tanda vital agar tetap stabil, dan juga untuk
mendukung keberhasilan pembedahan (Sjamsuhidajat dan Wim De Jong, 2010).
Nah, lalu bagaimana jadinya ketika luka akibat tindakan pembedahan tersebut tidak juga sembuh ?
Menurut penelitian yang telah dilakukan oleh Puspitasari HA, Sumarsih T, (2011) menunjukan
bahwa faktor yang mempengaruhi proses penyembuhan luka pada pasien post operasi 75%
dipengaruhi oleh mobilisasi, 75% personal hygiene dan 47% dipengaruhi oleh nutrisi.
Mobilisasi pasca operasi adalah suatu pergerakan perubahan posisi atau adanya kegiatan yang
dilakukan setelah beberapa jam menjalani operasi (Sudiharjani, 2012). Contoh sederhana saja
ketika badan kita terlalu banyak tidur apa yang dirasakan ? Tentu yang dirasakan adalah badan
menjadi sakit semua, sedangkan kita tidak melakukan aktivitas yang berat. Contoh yang lain adalah
ketika kita memposisikan tubuh dalam posisi yang sama dan dalam waktu yang lama tentu akan
menjadikan tubuh kram atau bahasa jawanya gringingen. Secara sederhana dilakukan mobilisasi
dini adalah sebagai cara merilekskan tubuh setelah tindakan pembedahan operasi, yang tentunya
dilakukan dengan rentang gerak yang sederhana (tidak membutuhkan energi yang banyak).

Anda mungkin juga menyukai