MOBILISASI
KELOMPOK IV
ANDIKA SYAHPUTRA
ANISA NOVRIANTI
DESKA JASMIATI
ELISIA ELFINA
ENDANG SUSANTI
FATMA SURYANI
HABIBBURRAHMAN
METARIA NENGSIH
ROSMANI
UNIRAH
UNIVERSITAS RIAU
2013
SKENARIO
Nina adalah seorang pelaksana yang bertugas diruang rawat bedah ortopedi. Saat ini
tingkat hunian ruangan sangat banyak sehingga setiap shift Nina bertanggung jawab
untuk merawat 8 orang klien.salah seorang klien Tn.Hari (37tahun) telah dirawat
diruang tersebut selama 7 hari dengan diagnose medis fraktur femur sepertiga distal
sinistra postoperasi pemasangan fiksasi internal hari kelima.saat ini, klien mengeluh
nyeri seingga klien takut untuk menggerakan anggota tubuhnya karena nyeri.Saat
dilakukan pengkajian integument punggung,sacrum,dan tumitnya tanpak merah karena
lama tertekan.Dokter bedahnya juga telah menginstruksikannya untuk latihan berjalan
tetapi klien tidak mau karena merasa nyeri.klien juga mengeluhkan pusing saat berdiri
dan wajah tampak pucat saat dicoba berubah posisi dari duduk menjadi berdiri. Nina
mencoba membantu klien tersebut berjalan,namun karena beban klien terlalu berat,
anda mengalami kesulitan dalam melakukannya,sebagai perawat apa yang harus
dlakukan nina dalam mengatasi masalah tersebut?
STEP 1
KLARIFIKASI ISTILAH
IDENTIFIKASI MASALAH
ANALISIS MASALAH
HIPOTESIS
DEFINISI
JENIS MOBILISASI
MOBILISASI
TUJUAN
PASIEN
PERAN PERAWAT
DIRI SENDIRI
GANGGUAN
STEP 5
LEARNING ISSUES
1. Defenisi mobilisasi
2. Factor-faktor apa saja yang mempengaruhi mobilisasi?
3. Sebutkan bagian-bagian tubuh yang berperan dalam mobilisasi!
4. Sebutkan perbedaan antara mobilisasi dan imobilisasi!
5. Sebutkan jenis-jenis mobilisasi!
6. Apa tujuan dari mobilisasi?
7. Apa peran perawat dalam mengatasi masalah pasien dan kesulitan pada
dirinya sendiri saat menangani pasien?
8. Sebutkan gangguan mobilisasi!
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadiran Allah SWT karena atas rahmat dan
karunianNya kami dapat mengerjakan tugas kelompok makalah” Mobilisasi”dengan penuh
kemudahan. Tanpa pertolonganNya mungkin kami tidak dapat menyelesaikan makalah ini
dengan baik, meskipun kami juga menyadari segala kekurangan yang ada di dalam makalah ini.
Makalah ini kami susun berdasarkan beberapa sumber buku yang telah kami peroleh.
Kami berusaha menyajikan makalah ini dengan bahasa yang sederhana dan mudah di mengerti.
Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada rekan-rekan semuanya yang telah
memberikan sumbang sarannya untuk penyelesaian makalah ini. Kami menyadari bahwa
makalah ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kami menerima kritik dan saran yang positif
dan membangun dari rekan-rekan pembaca untuk penyempurnaan pada tugas makalah-makalah
berikutnya.
Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita semua. Amin.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
B.Rumusan Masalah
PEMBAHASAN
A. Mobilisasi
Mobilisasi secara garis besar dibagi menjadi 2, yaitu mobilisasi secara pasif dan
mobilisasi secara aktif. Mobilisasi secara pasif yaitu: mobilisasi dimana pasien
dalam menggerakkan tubuhnya dengan cara dibantu dengan orang lain secara
total atau keseluruhan. Mobilisasi aktif yaitu: dimana pasien dalam
menggerakkan tubuh dilakukan secara mandiri tanpa bantuan dari orang lain.
Mobilisasi secara tahap demi tahap sangat berguna untuk membantu jalannya
penyembuhan pasien.
1. Skeletal(tulang)
Skelet tempat melekatnya otot dan ligament yang berfungsi membentuk
tubuh.Skeletal adalah rangka pendukung yang terrdiri dari empat tipe tulang ;
Tulang panjang membentuk tinggi tubuh (ex.femur,fibula,tibia),
Tulang pendek ada dalam bentuk berkelompok dan ketika dikombinasikan
dengan ligament dan kartilago akan menghasilkan gerakan (ex.karpal,patela).
Tulang pipih mendukung struktur bentuk (ex.tulang ditengkorak dan tulang
rusuk ditoraks).Tulang ireguler membentuk kolumna vertebra dan beberapa
tulang tengkorak (ex.mandibula).
2. Sendi
Sendi adalah hubungan diantara tulang.Ada empat klasifikasi sendi ;
a. Sendi Sinostotik : Sendi ini mengacu pada ikatan tulang dengan
tulang.tidak ada pergerakan pada tipe sendi ini . Contoh klasik tipe
sendi ini adalah sacrum,pada sendi vertebra.
b. Sendi Kartilaginus : Memiliki sedikit pergerakan tetapi elastic dan
menggunakan sedikit kartilago untuk menyatukan permukaannya.
c. Sendi Fibrosa ; Sendi tempat kedua permukaan tulang disatukan
dengan ligamen.Ligamennya fleksibel dan dapat diregangkkan dan
dapat bergerak dengan jumlah terbatas.Misalnya sepasang tulang dari
kaki bawah yaitu tibia dan fibula.
d. Sendi Sinovial : Yaitu sendi sebenarnya sendi yang dapat digerakan
secara bebas karena permukaan tulang yang berdekatan dilapisi
dengan kartilago dan hubungan dengan ligament sejajar.Tipe lain sendi
synovial adalah sendi ball-and-socket seperti pinggul
3. Ligamen
Adalah ikatan jaringan fibrosa yang berwarna putih,mengilat,fleksibel mengikat
sendi menjadi satu,dan menghubungkan tulang dengan kartilago.Misalnya
ligament antervertebra,ligament flavum dan ligament nonelastis.
4. Tendon
Adalah jaringan ikat fibrosa bewarna putih,mengilat yang menghubungkan otot
dengan tulang.Tendon bersifat kuat,fleksibel dan tidak elastic.
5. Kartilago
Adalah jaringan penyambung yang tidak mempunyai vaskuler,yang terletak
terutama pada sendi dan toraks,trakea,laring,hidung dan telinga.
6. Otot yang Penting dalam Pergerakan
Gerak pada umumnya terjadi secara sadar, namun, ada pula gerak yang terjadi
tanpa disadari yaitu gerak refleks.Untuk terjadi gerak refleks, maka dibutuhkan
struktur sebagai berikut : organ sensorik (yang menerima impuls), serabut saraf
sensorik (yang menghantarkan impuls), sumsum tulang belakang (serabut-serabut
saraf penghubung menghantarkan impuls), sel saraf motorik (menerima dan
mengalihkan impuls), dan organ motorik (yang melaksanakan gerakan). Gerak
refleks merupakan bagian dari mekanika pertahanan tubuh yang terjadi jauh lebih
cepat dari gerak sadar, misalnya menutup mata pada saat terkena debu, menarik
kembali tangan dari benda panas menyakitkan yang tersentuh tanpa sengaja. Gerak
refleks dapat dihambat oleh kemauan sadar ; misalnya, bukan saja tidak menarik
tangan dari benda panas, bahkan dengan sengaja menyentuh permukaan panas.
(Evelyn Pearce, 2009 : 292)
Mekanisme gerak refleks merupakan suatu gerakan yang terjadi secara tiba-tiba
diluar kesadaran kita. Refleks fleksor, penarikan kembali tangan secara refleks dari
rangsangan yang berbahaya merupakan suatu reaksi perlindungan. Refleks
ekstensor (polisinaps) rangsangan dari reseptor perifer yang mulai dari refleksi pada
anggota badan dan juga berkaitan dengan ekstensi anggota badan. Gerakan refleks
merupakan bagian dari mekanisme pertahanan tubuh dan terjadi jauh lebih cepat
dari gerak sadar misalnya menutup mata pada saat terkena debu
Untuk terjadinya gerakan refleks maka dibutuhkan struktur sebagai berikut, organ
sensorik yang menerima impuls misalnya kulit. Serabut saraf sensorik yang
menghantarkan impuls tersebut menuju sel-sel ganglion radiks posterior dan
selanjutnya serabut sel-sel akan melanjutkan impuls danmenghantarkan impuls-
impils menuju substansi pada kornu posterior medula spinalis. Sel saraf motorik
menerka impuls dan menghantarkan impuls-impuls melalui serabut motorik.
Kegiatan sistem saraf pusat ditampilkan dalam bentuk kegiatan refleks.Dengan
kegiatan refleks dimungkinkan terjadi hubungan kerja yang baik dan tepat antara
berbagai organ yang terdapat dalam tubuh manusia dan hubungan dengan
sekelilingnya.Refleks adalah respon yang tidak berubah terhadap perangsangan
yang terjadi diluar kehendak.Rangsangan ini merupakan reaksi organisme terhadap
perubahan lingkungan baik didalam maupun diluar organisme yang melibatkan
sistem saraf pusat dalam maupun memberikan jembatan (respons) terdapat
rangsangan. Refleks dapat berupa peningkatan maupun penurunan kegiatan,
misalnya kontraksi atau relaksasi otot, kontraksi atau dilatasi pembuluh darah.
Dengan adanya kegiatan refleks, tubuh mampu mengadakan reaksi yang cepat
terhadap berbagai perubahan diluar maupun didalam tubuh disertai adaptasi
terhadap perubahan tersebut.Dengan demikian seberapa besar peran sistem saraf
pusat dapat mengukur kehidupan organisme.
1.Gaya Hidup
4.Tingkat energy
Setiap orang mobilisasi jelas memerlukan tenaga atau energi, orang yang lagi
sakit akan berbeda mobilitasnya di bandingkan dengan orang sehat apalagi
dengan seorang pelari.
1. Tirah Baring
Tirah baring merupakan suatu intervensi dimana klien dibatasi untuk tetap
berada ditempat tidur untuk tujuan terapeutik.Klien dalam kondisi bervariasi
dimasukan kedalam katagori tirah baring,lamanya tirah baring tergantung
penyakit atau cidera dan status kesehatan klien sebelumnya.Pada individu
normal dengan kondisi tirah baring akan mengalami kurangnya kekuatan
otot dari tingkat dasarnya pada rata-rata 3% sehari.
2. Imobilisasi
Imobilisasi merupakan gangguan imobilisasi fisik . (NANDA)
Sebagai suatu keadaan ketika individu mengalami atau beresiko
mengalami keterbatasan gerak fisik (Kim et al, 1995).penggunaan alat
bantu eksternal ( mis: gips atau traksi rangka) pembatasan gerakan
volunter atau kehilangan fungsi motorik.
1. Terhadap Pasien
(COBA PITUT CARI2 TUT, IMA BELUM DAPAT YG INI. DI BUKU YG IMA BW
PULANG NI GA ADA.)
2. Terhadap diri perawat
(INI JUGA BELUM DAPAT TUT. COBA CARI TUT, ATAU MINTA ANGGOTA
LAIN TOLONG CARIIN TTG INI)
F. Diagnosis Keperawatan
Penilaian Permasalahan
Sistem musculoskeletal
Ukuran lingkar kaki dan tangan Penurunan lingkar kaki dan
Raba dan observasi sendi tubuh tangan yang disebabkan oleh
Melakukan pengukuran goniometric penurunan massa otot
ROM sendi Kekakuan dan nyeri pada
sendi
Penurunan sendi
ROM,kontraktur sendi
Sistem kardiovaskuler
Auskultasi jantung Penaikan denyut jantung
Memerikasa tekanan darah Hipotensi ortostatik
Meraba dan mengobservasi Edema perifer,
sacrum dan kaki pembengkakan vena
Meraba bagian perifer Nadi melemah
Mengukur lingkar otot betis Edema
Mengobservasi daerah betis Thrombophlebitis
terhadap kemerahan,nyeri dan
pembengkakan
Sistem respirasi
Mengobservasi naik-turun dada Pergerakan dada tidak
Auskultasi dada simetris,dyspnea
Suara napas
berkurang,berbunyi dan
penurunan tingkat
pernapasan
Sistem metabolism
Mengukur tinggi dan berat Berat berkurang yang
Meraba kulit disebabkan oleh mengecilnya
otot(atropi) dan kekurangan
substansi lemak
Umumnya mengalami edema
disebabkan oleh penuruan
protein darah
Sistem Perkemihan
Mengukur pemasukan dan Dehidrasi
pengeluaran cairan Urin keruh, gelap dan berat
Memeriksa urin jenis tinggi
Meraba kandung kemih Kandung kemih
menonjol(membuncit)
disebabkan oleh retensi urin
Sistem Pencernaan
Mengobservasi feses Feses keras,kering dan kecil
Auskultasi bunyi usus Penurunan bunyi usus
disebabkan oleh penurunan
motilitas usu
Sistem integument
Meraba kulit Keusakan pada permukaan
kulit
Assessing Problems of Immobility(Barbara Kozier,Foundamental of Nusing)
NANDA mencakup label diagnostik keperawatan berikut untuk aktivitas dan masalah
kepelatihan :
1. Intoleransi aktivitas: energy fisiologis atau psikologis tidak cukup untuk bertahan
atau melengkapi kegiatan hidup sehari hari. 4 level yang dapat digunakan
setelah label diagnostic:
a. Level 1: berjalan dengan kecepatan baik diatas tanah dengan leluasa;
menaiki tangga bandara tetapi dengan panjang napas lebih pendek dari
keadaan normal
b. Level 2;berjalan satu blok(kira-kira 500 kaki).naik tangga dengan perlahan
tanpa berhenti
c. Level 3:berjalan tidak lebih dari 50 kaki,tidak mampu menaiki tangga
terus-terusan tanpa berhenti
d. Level 4: masalh kesulitan bernafas dan merasa pegal serta lelah ketika
istirahat
Tanda – tanda yang dapat dikaji pada intoleransi aktifitas antara lain (Gordon, 1976).
A. KESIMPULAN
B. SARAN