Di susun oleh:
A. Aktivitas
1. Pengertian
Aktivitas adalah suatu energi atau keadaan bergerak dimana manusia memerlukan
untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup.
4. Pengkajian
Beberapa hal yang perlu dikaji oleh perawat dalam hubungannya dengan
pemenuhan kebutuhan aktivitas dan latihan antara lain:
a. Anamnesa
1) Keluhan utama
2) Riwayat penyakit sekarang
3) Riwayat penyakit dahulu
4) Riwayat penyakit keluarga
5) Tingkat aktivitas sehari-hari ( Pola aktivitas sehari-hari, Jenis, frekuensi, dan
lamanya latihan fisik )
6) Tingkat kelelahan ( Aktivitas yang membuat lelah, Riwayat sesak nafas )
7) Gangguan pergerakan ( Penyebab gangguan pergerakan, Tanda dan gejala,
Efek dari gangguan pergerakan)
b. Pemeriksaan fisik
1) Tingkat kesadaran
2) Postur / bentuk tubuh: Skeliosis, kiposis, lordosis, dan cara berjalan
3) Ekstrimitas ( Kelemahan, Gangguan sensorik, Tonus otot, Atropi, Tremor,
Gerakan tak terkendali, Kekuatan otot, Kemampuan jalan, Kemampuan
duduk, Kemampuan berdiri, Nyeri sendi, Kekakuan sendi )
Makan/minum
Mandi
Toileting
Berpakaian
Berpindah
Ambulasi/ROM
Keterangan:
0 : mandiri
1 : dibantu alat
4 : tergantung total
c. Pemeriksaan penunjang
pemeriksaan kekuatan otot (neuthopografi)
5. Diagnosa keperawatan
Beberapa diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada klien dengan
gangguan pemenuhan kebutuhan aktivitas dan latihan antara lain:
a. Intoleransi aktivitas b.d. bed rest atau imobilitas, mobilitas yang kurang,
pembatasan pergerakan, nyeri.
b. Gangguan mobilitas fisik b.d. kelemahan, gangguan persepsi kognitif, imobilisasi,
gangguan neuromuskular, kelemahan / paralisis, pemasangan traksi.
c. Defisit perawatan diri b.d gangguan neuromuskular, menurunnya kekuatan otot,
dan koordinasi, kerusakan persepsi kognitif, depresi, gangguan kognitif.
6. Intervensi
a. Intoleransi aktivitas b.d. bed rest atau imobilitas, motivasi yang kurang,
pembatasan pergerakan, nyeri.
NOC: Energy conservation dan self care, dengan kriteria hasil klien dapat:
Berpartisipasi dalam aktivitas fisik tanpa disertai peningkatan tekanan darah,
Mampu melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri
NIC:
3. Gangguan tidur
a. Insomnia
Pengertian insomnia mencakup banyak hal. Insomnia dapat berupa kesulitan
untuk tidur atau kesulitan untuk tetap tidur, bahkan seseoranng yang terbangun
dari tidur tapi merasa belum cukup tidur dapat di sebut mengalami insomnia
(japardi 2002). Jadi insomnia merupakan ketidak mampuan untuk mencukupi
kebutuhan tidur baik secara kualitas maupun kuantitas. Insomnia bukan berarti
seseorang tidak dapat tidur/kurang tidur karena orang yang menderita insomnia
sering dapat tidur lebih lama dari yang mereka pikirkan, tetapi kualitasnya
berkurang.
Jenis insomnia yaitu :
1) Insomnia insial adalah ketidakmampuan seseorang untuk dapat memulai tidur.
2) Insomnia intermiten adalah ketidakmampuan seseorang untuk dapat
mempertahankan tidur atau keadaan sering terjaga dari tidur.
3) Insomnia terminal adalah bangun secara dini dan tidak dapat tidur lagi.
Beberapa faktor yang menyebabkan seseorang mengalami insomnia yaitu rasa
nyeri, kecemasan, ketakutan, tekanan jiwa kondisi, dan kondisi yang tidak
menunjang untuk tidur.
b. Somnambulisme
Merupakan gangguan tingkah laku yang sangat kompleks mencakup adanya
otomatis dan semipurposeful aksi motorik, seperti membuka pintu, duduk di
tempat tidur, menabrak kursi,berjalan kaki dan berbicara. Termasuk tingkah laku
berjalan dalam beberapa menit dan kembali tidur (Japardi 2002). Lebih banyak
terjadi pada anak-anak, penderita mempunyai resiko terjadinya cidera.
c. Enuresis
Enuresis adalah kencing yang tidak di sengaja (mengompol) terjadi pada anak-
anak, remaja dan paling banyak pada laki-laki, penyebab secara pasti belum jelas,
namun ada bebrapa faktor yang menyebabkan Enuresis seperti gangguan pada
bladder, stres, dan toilet training yang kaku.
d. Narkolepsi
Merupakan suatu kondisi yang di cirikan oleh keinginan yang tak terkendali untuk
tidur, dapat di katakan pula bahwa Narkolepsi serangan mengantuk yang
mendadak sehingga ia dapat tertidur pada setiap saat di mana serangn mengantuk
tersebut datang. Penyebabnya secara pasti belum jelas, tetapi di duga terjadi
akibat kerusakan genetikasistem saraf pusat di mana periode REM tidak dapat di
kendalikan. Serangan narkolepsi dapat menimbulkan bahaya bila terjadi pada
waktu mengendarai kendaraan, pekerja yanng bekerja pada alat-alat yang
berputar-putar atau berada di tepi jurang.
e. Night Terrors
Adalah mimpi buruk, umumnya terjadi pada anak usia 6 tahun atau lebih, setelah
tidur beberapa jam, anak tersebut langsung terjaga dan berteriak, pucat dan
ketakutan.
f. Mendengkur
Disebabkan oleh adanya rintangan terhadap pengaliran udara di hidung dan
mulut. Amandel yang membengkak dan Adenoid dapat menjadi faktor yang turut
menyebabkan mendengkur. Pangkal lidah yang menyumbat saluran nafas pada
lansia. Otot-otot dibagian belakang mulut mengendur lalu bergetar bila di lewati
udara pernafasan.
4. Pengkajian
a. Riwayat tidur
1) Kuantitas (lama tidur) dan kualitas watu tidur di siang dan malam hari
2) Aktivitas dan rekreasi yang di lakukan sebelumnya
3) Kebiasaan/pun saat tidur
4) Lingkungan tidur
5) Dengan siapa paien tidur
6) Obat yang di konsumsi sebelum tidur
7) Asupan dan stimulan
8) Perasaan pasien mengenai tidurnya
9) Apakah ada kesulitan tidur
10) Apakah ada perubahan tidur
b. Pemeriksaan fisik
1) Observasi penampilan wajah, perilaku, dan tingkat energy pasien
2) Adanya lingkaran hitam disekitar mata, mata syu, dan konjungtiva merah
3) Perilaku : iretabel, kurang perhatian, pergerakan lambat, bicara lambat, postur
tubuh tidak stabil, tangan tremor, sering menguap, mata tampak lengket,
menarik diri, bingung, dan kurang koordinasi.
c. Pemeriksaan diagnostic
1) Electroencephalogram (EEG)
2) Electromyogram (EMG)
3) Electroologram (EOG)
5. Diagnosa keperawatan
a. Gangguan pola tidur berhubungan dengan kerusakan transfer oksigen, gangguan
metabolisme,kerusakan eliminasi, pengaruh obat, imobilisasi, nyeri pada kaki,
takut operasi, lingkungan yang mengganggu.
6. Intervensi
Tujuan : Perencanan keperawatan berhubungan dengan cara untuk mempertahankan
kebutuhan istirahat dan tidur dalam batas normal.
Tindakan keparawatan pada orang dewasa :
a. Mengidentifikasi faktor yang mempengaruhi masalah tidur.
1) Bila terjadi pada pasien rawat inap, masalah tidur di hubungkan dengan
lingkungan rumah sakit, maka :
a) Libatkan pasien dalam pembuatan jadwal aktivitas
b) Berikan obat analgesik sesuai prosedur
c) Berikan lingkungan yang suportif
d) Jelaskan dan berikan dukungan pada pasien agar tidak takut akan cemas.
2) Bila faktor insomnia maka
a) Anjurkan pasien memakan makanan yang berprotein tinggi sebelum tidur.
b) Anjurkan pasien tidur pada waktu sama dan hindari tidur pada waktu siang
dan sore hari.
c) Anjurkan pasien tidur saat mengantuk.
d) Anjurkan pasien menghindari kegiatan yang membangkitkan minat
sebelum tidur.
e) Anjurkan pasien menggunakan teknik pelepasan otot serta meditasi
sebelum tidur.
3) Bila terjadi somabulisme, maka :
a) Berikan rasa aman pada diri pasien
b) Bekerjasama dengan diazepam dalam tindakan pengobatan.
c) Cegah timbulnya cidera.
4) Bila terjadi enuresa, maka :
a) Anjurkan pasien mengurangi minum beberapa jam sebelum tidur.
b) Anjurkan pasien melakukan pengosongan kandungan kemih sebelum
tidur.
c) Bangunkan pasien pada malam hari untuk buang air kecil.
5) Bila terjadi Narkolepsi, maka :
a) Berikan obat kelompok Amfetamin / kelompok Metilfenidat hidroklorida
(ritalin) Untuk mengendalikan narkolepsi
b) Mengurangi distraksi lingkungan dan hal yang mengganggu tidur
c) Tutup pintu kamar pasien
d) Pasang kelambu / garden tempat tidur
e) Matikan pesawat telapon
f) Bunyikan musik yang lembut
g) Redupkan atau matikan lampu
h) Kurangi jumlah stimulus
i) Tempatkan pasien dengan kawan sekamar yang cocok
j) Meningkatkan aktivitas pada siang hari :Buat jadwal aktivitas yang dapat
menolong pasien. Usahakan pasien tidak tidur pada siang hari.
b. Membuat Pasien untuk memicu tidur.
1) Anjurkan pasien mandi sebelum tidur
2) Anjurkan pasien minum susu hangat.
3) Anjurkan pasien membaca buku
4) Anjurkan pasien menonton televisi
5) Anjurkan pasien menggosok gigi sebelum tidur
6) Anjurkan pasien embersihkan muka sebelum tidur
7) Anjurkan pasien membersuihkan tempat tidur
c. Mengurangi potensial cedera sebelum tidur
1) Gunakan cahaya lampu malam.
2) Posisikan tempat tidur yang rendah.
3) Letakkan bel dekat pasien.
4) Ajarkan pasien untuk meminta bantuan
5) Gantungkan selang Drainase di tempat tidur dan cara memindahkannya bila
pasien memekainnya.
d. Memberi pendidikan kesehatan dan rujukan.
1) Ajarkan rutinitas jadwal tidur di rumah.
2) Ajarkan pentingkan latihan reguler jam.
3) Penerangan tentang efek samping obat hipnotik
4) Lakukan rujukan segera bila gangguan tidur kronis.
Tindakan Keperawatan Pada Anak
a. Masa Neonatus Dan bayi
1) Beri sprai kering dan tebal untuk menutupi perlak.
2) Hindarkan pemberian bantal yang terlalu banyak.
3) Atur suhu ruangan menjadi 18o-21o C pada malam dan 15,5o-18o C pada
siang.
4) Berikan cahaya lampu yang lembut
5) Yakinkan bayi merasa nyaman dan kering.
6) Berikan aktivitas yang tenang sebelum menidurkan bayi.
b. Masa Anak
1) Berikan kebiasaan waktu tidur malam dan siang secara konsisten.
2) Tempel jadwal tidur
3) Berikan aktivitas yang tenang sebelum tidur.
4) Dukung aktivitas pereda ketegangan seperti bercerita.
Asmadi (2008) Prosedural Keperawatan, Konsep dan Aplikasi KDM, Salemba Medika Jakarta.
Doengos.E.Maryln,dkk (2002) Rencana Asuhan Keperawatan, EGC, Jakarta
Kozier, Barbara, G. Erb, K. Blais. (1995). Fundamental of Nursing Concept, Process and
Practice. Addison-Wesley: California
Maas, J. B. (2002). Power sleep : kiat-kiat tidur sehat untuk mencapai kondisi dan prestasi
puncak, alih bahasa : Hariyanto, S. Bandung : Kaifa.
Wartonah, Tarwoto. (2006). Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan Edisi 3.
Salemba Medika: Jakarta.