TINJAUAN TEORI
C. Model Modular
1). Pengertian Model Modular
Model modular adalah pengorganisasian pelayanan atau asuhan
keperawatan yang dilakukan oleh perawat profesional dan non profesional
(terampil) untuk sekelompok klien dari mulai masuk rumah sakit sampai pulang
disebut tanggung jawab total atau keseluruhan. Metode ini diperlukan perawat
yang berpengetahuan, terampil dan memiliki kemampuan kepemimpinan.
Idealnya 2-3 perawat untuk 8-12 klien. Keunggulan dan kekurangan metode ini
sampai dengan gabungan antara metode tim dan metode perawatan primer
(Arwani, 2006).
Menurut Arwani (2006) metode keperawatan moduler adalah suatu variasi
dari metode keperawatan primer. Metode ini merupakan gabungan antara metode
tim dengan metode primer. Metode ini sama dengan metode tim karena baik
perawat profesional maupun non-profesional bekerja bersama dalam memberikan
asuhan keperawatan dibawah kepemimpinan seorang perawat profesional. Di
samping itu, dikatakan memiliki kesamaan dengan metode keperawatan primer
karena dua atau tiga orang perawat bertanggung jawab atas sekelompok kecil
pasien sejak masuk dalam perawatan hingga pulang, bahkan sampai dengan
follow up care.
Dalam memberikan asuhan keperawatan dengan menggunakan metode
keperawatan moduler, satu tim yang terdiri dari 2 hingga 3 perawat memiliki
tanggung jawab penuh pada sekelompok pasien berkisar 8-12 orang. Hal ini tentu
saja dengan suatu persyaratan peralatan yang dibutuhkan dalam perawatan cukup
memadai.
Sekalipun di dalam memberikan asuhan keperawatan dengan
menggunakan metode ini dilakukan oleh dua hingga tiga perawat, tanggung jawab
yang paling besar tetap ada pada perawat profesional. Perawat profesional juga
memiliki kewajiban untuk membimbing dan melatih non-profesional. Apabila
perawat profesional sebagai ketua tim dalam keperawatan modular ini tidak
masuk, tugas dan tanggung jawab dapat digantikan oleh perawat profesional
lainnya yang berperan sebagai ketua tim. Peran perawat kepala ruang diarahkan
dalam hal membuat jadwal dinas dengan mempertimbangkan kecocokan untuk
bekerja sama, dan berperan sebagai fasilitator, pembimbing serta memotivator.
Keuntungan dan Kelebihan Model Modular
2). Keuntungan Model Modular :
a. Memfasilitasi pelayanan keperawtan yang komprehensif dan holistic dengan
pertanggung jawaban yang jelas.
b. Memungkinkan pencapaian proses keperawatan.
c. Konflik atau perbedaan pendapat antar staf dapat ditekan melalui rapat tim, cara
ini efektif untuk belajar.
d. Memberi kepuasaan anggota tim dalam hubungan interpersonal.
e. Memungkinkan menyatukan kemampuan anggota tim yang berbeda-beda dengan
aman dan efektif.
f. Produktif karena kerjasama, komunikasi dan moral.
g. Model praktek keperawatan professional dapat dilakukan atau diterapkan.
h. Memberikan kepuasan kerja bagi perawat.
i. Memberikan kepuasan bagi pasien dan keluarga yang menerima asuhan
keperawatan.
j. Lebih mencerminkan otonomi.
k. Menurunkan dana perawat.
3). Kekurangan Model Modular :
a. Beban kerja tinggi terutama jika jumlah klien banyak sehingga tugas rutin yang
sederhana terlewatkan.
b. Pendelegasian perawatan pasien hanya sebagian selama perawat penanggung
jawab pasien bertugas.
c. Biaya relatif lebih tinggi dibandingakan metode lain.
d. Perawat harus mampu mengimbangi kemajuan teknologi kesehatan/ kedokteran.
e. Perawat anggota dapat merasa kehilangan kewenangan.
f. Masalah komunikasi.
D. Model Perawatan Primer (Primary Nursing)
1. Pengertian Model Primer
Model primer adalah metode pemberian asuhan keperawatan dilakukan oleh
perawat primer yang bertanggungjawab selama 24 jam terus menerus terhadap
beberapa pasien, selama pasien dirawat dampai pasien pulang. Ketika perawat
primer tidak hadir, perawat asosiate melaksanakan asuhan sesuai rencana (Gilies,
2009).
2. Kelebihan dan Kekurangan Model Primer
Kelebihan model ini adalah menjamin asuhan berkualitas dan holistik, kinerja
fungsi, kepuasan klien dan keluarga tinggi, pelayanan bersifat holistik, konsisten
dan kontinyu serta akuntabilitas perawat primer tinggi.
3. Keuntungan :
a. Model praktek keperawatan profesional dapat dilakukan atau diterapkan.
b. Memungkinkan asuhan keperawatan yang komprehensif.
c. Memungkinkan penerapan proses keperawatan.
d. Memberikan kepuasan kerja bagi perawat.
e. Memberikan kepuasan bagi klien dan keluarga menerima asuhan keperawatan .
4. Kerugian :
a. Hanya dapat dilakukan oleh perawat profesional
b. Biaya relatif lebih tinggi dibandingkan metode lain
E. Metode Perawatan TIM
1. Pengertian
Adalah suatu bentuk sistem / metoda penugasan pemberian asuhan
keperawatan, dimana Kepala Ruangan membagi perawat pelaksana dalam
beberapa kelompok atau tim, yang diketuai oleh seorang perawat professional /
berpengalaman. Metoda ini digunakan bila perawat pelaksana terdiri dari berbagai
latar belakang pendidikan dan kemampuannya. (Arwani, 2006)
Ketua tim mempunyai tanggung jawab untuk mengkoordinasikan seluruh
kegiatan asuhan keperawatan dalam tanggung jawab kegiatan anggota tim. Tujuan
metoda penugasan keperawatan tim untuk memberikan keperawatan yang
berpusat kepada pasien. Ketua Tim melakukan pengkajian dan menyusun rencana
keperawatan pada setiap pasien, dan anggota tim bertanggung jawab
melaksanakan asuhan keperawatan berdasarkan rencana asuhan keperawatan yang
telah dibuat. Oleh karena kegiatan dilakukan bersama-sama dalam kelompok,
maka ketua tim seringkali melakukan pertemuan bersama dengan anggota timnya
(konferensi tim) guna membahas kejadian-kejadian yang dihadapi dalam
pemberian asuhan keperawatan
1. Kelebihan dan Kekurangan Metode Tim
Kelebihan :
a. Melibatkan semua anggota tim dalam asuhan keperawatan pasien.
b. Akan menghasilkan kualitas asuhan keperawatan yang dapaty dipertanggung
jawabkan.
c. Membutuhkan biaya lebih sedikit/murah, dibanding sistem penugasan lain.
d. Pelayanan yang diperoleh pasien adalah bentuk pelayanan professional.
Kekurangan :
a. Dapat menimbulkan pragmentasi dalam keperawatan.
b. Sulit untuk menentukan kapan dapat diadakan pertemuan/konferensi, karena
anggotanya terbagi-bagi dalam shift.
c. Ketua tim lebih bertanggung jawab dan memiliki otoritas, dibandingkan dengan
anggota tim.
F. Model Perawatan Fungsional
1. Pengertian
Sistem penugasan ini berorinetasi pada tugas dimana fungsi keperawatan
tertentu ditugaskan pada setiap perawat pelaksana, misalnya seorang perawat
ditugaskan khusus untuk tindakan pemberian obat, perawat yang lain untuk
mengganti verband, penyuntikan, observasi tanda-tanda vital, dan sebagainya.
Tindakan ini di distribusikan berdasarkan tingkat kemampuan masing-masing
perawat pelaksana.
Oleh karena itu Kepala Ruang terlebih dahulu mengidentifikasi tingkat
kesulitan tindakan tersebut, selanjutnya ditetapkan perawat yang akan
bertanggung jawab mengerjakan tindakan yang dimaksudkan. Setiap perawat
pelaksana bertanggung jawab langsung kepada kepala Ruangan. Tidak ada
perawat pelaksana yang bertanggung jawab penuh untuk asuhan keperawatan
pada seorang pasien (Arwani, 2006).
2. Kelebihan dan kekurangan Model Fungsional
Kelebihan :
a. Menyelesaikan banyak pekerjaaan dalam waktu singkat.
b. Tepat metoda ini bila ruang rawat memiliki keterbatasan / kurang tenaga
keperawatan professional.
c. Perawat lebih terampil, karena orientasi pada tindakan langsung dan selalu
berulang-ulang dikerjakan.
2. Kerugian :
a. Memilah-milah asuhan keperawatan oleh masing-masing perawat.
b. Menurunkan tanggung gugat dan tanggung jawab.
c. Hubungan perawat-pasien sulit terbentuk.
d. Pelayanan tidak professional.
e. Pekerjaan monoton, kurang tantangan.
G. SWOT
Analisis SWOT ( singkatan bahasa Inggris dari kekuatan / strengths, kelemahan /
weaknesses, kesempatan / opportunities, dan ancaman / threats ) adalah metode
perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan, kelemahan,
peluang, dan ancaman dalam suatu proyek atau suatu spekulasi bisnis. Proses ini
melibatkan penentuan tujuan yang spesifik dari spekulasi bisnis atau proyek dan
mengidentifikasi faktor internal dan eksternal yang mendukung dan yang tidak dalam
mencapai tujuan tersebut.
Teknik ini dibuat oleh Albert Humphrey, yang memimpin proyek riset pada
Universitas Stanford pada dasawarsa 1960-an dan 1970-an dengan menggunakan data
dari perusahaan-perusahaan Fortune 500. Sebelum melakukan perencanaan, maka
perlu dikaji terlebih dahulu beberapa hal. Focus identifikasi bisa menggunakan
pendekatan yang lazim dipakai yaitu SWOT. Di dalam pendekatan ini kita akan
mengumpulkan semua data tentang tenaga keperawatan, adimistrasi dan bagian
keuangan yang akan mepengaruhi fungsi organisasi keperawatan secara keseluruhan.
Setiap data akan di kelompokan apakah merupakan kekuatan, kelemahan, kesempatan
ataukah merupakan ancaman bagi oraganisasi.
DAFTAR PUSTAKA
Gillies, DA. (2005). Manajemen Keperawatan Suatu Pendekatan Sistem Edisi Kedua.
Terjemahan Illios W.B Sounders Company.
Gillies, DA. (2009), Manajemen Keperawatan, suatu Pendekatan Sistem; W.B. Saunders
Company, Philadephia.
Marquis, L Bessie and Carol J. Huston. (2009). Leadership Roles and Management
Fungtions in Nursing, Theory and Application. Lippincott: Philadelphia.
Marteau, J. (2003). Standards and Competencies Series An Implementation Model for the
ICN Framework of Competencies for the Generalist Nurse. Switzerland.