Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PENDAHULUAN

STASE MANAJEMEN KEPERAWATAN

Disusun Oleh :

NASRUDIN

NIM: 21317086

Pembimbing :

Ns. Jaenidin,S,Kep,M.Kep

PROGRAM PROFESI NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes)


YATSI TANGERANG
2021
TEORI DAN KONSEP

A. Definisi Manajemen Keperawatan


1. Definisi Manajemen Keperawatan
Manajemen keperawatan adalah ilmu pengetahuan yang harus dimiliki dan diterapkan
oleh perawat manajer dalam menyediakan dan mengelola sumber daya keperawatan
secara efektif dan efisien dengan bantuan staf keperawatan untuk mencapai tujuan
pelayanan keperawatan. Ilmu pengetahuan yang dimaksud meliputi pengetahuan yang
berkaitan dengan fungsi-fungsi manajemen keperawatan, seperti kemampuan dalam
perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, implementasi, monitoring, evaluasi,
pengendalian, dan penyusunan laporan (Kamalia dkk, 2020).
Manajemen keperawatan adalah suatu proses bekerja melalui anggota staf keperawatan
untuk memberikan asuhan keperawatan secara professional. Proses manajemen
keperawatan sejalan dengan proses keperawatan sebagai suatu metode pelaksanaan
asuhan keperawatan secara professional, sehingga diharapkan keduanya dapat saling
mendukung. Proses keperawatan dalam manajemen keperawatan terdiri atas
pengumpulan data, identifikasi masalah, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi hasil
(Nursalam, 2014 dalam Supinganto dkk, 2020).
Manajemen keperawatan adalah suatu pendekatan yang dinamis dan proaktif kepada
anggota untuk melaksanakan kegiatan dalam mencapai tujuan bersama (Nursalam, 2014
dalam Hidaya dkk, 2020)
2. Tujuan Manajemen Keperawatan
Menurut Supinganto dkk (2020) tujuan dari manajemen keperawatan, yaitu :
a. Mengarahkan seluruh kegiatan yang sudah direncanakan
b. Mencegah atau mengatasi masalah manajerial
c. Pencapaian tujuan organisasi secara efektif dan efisien dengan melibatkan seluruh
komponen yang ada
d. Meningkatkan metode kerja keperawatan sehingga staf perawatan bekerja lebih efektif
dan efisien, sehingga mengurangi waktu kerja yang sia-sia serta mengurangi duplikasi
tenaga
3. Prinsip-Prinsip Manajemen Keperawatan
Menurut Supinganto dkk (2020) agar manajemen dapat berjalan sesuai dengan harapan
dan mencapai tujuan organisasi, maka terdapat prinsip-prinsip manajemen yang harus
diketahui, yaitu :
a. Perencanaan (planning)
Perencanaan adalah fungsi dasar dan pertama dalam manajemen. Perencanaan adalah
suatu proses berfikir untuk membuat keputusan dan peramalan (forecasting).
Perencanaan harus berorientasi pada masa deoan dan memastikan kemungkinan hasil
yang diharapkan. Dalam perencanaan, salah satu hal yang penting adalah pengaturan
sumber daya manusia dan sumber daya lain yang relevan. Perencanaan yang baik akan
meningkatkan capaian tujuan dan pembiayaan yang efektif.
b. Penggunaan waktu efektif (effective utilization of time)
Penggunaan waktu efektif berhubungan dengan pola pengaturan dan pemanfaatan
waktu yang tepat, sehingga memungkinkan berjalannya roda organisasi dan
tercapainya tujuan organisasi. Waktu pelayanan dihitung dan kegiatan keperawatan
dikendalikan.
c. Pengambilan keputusan (decision making)
Keputusan dibuat untuk mencapai tujuan melalui pelaksanaan atau impelementasi.
d. Pengelola atau pemimpin (manager or leader)
Manajer yang bertugas mengatur manajemen memerlukan keahlian dan tindakan nyata
agar para anggota menjalankan tugas dan wewenang dengan baik. Adanya manajer
yang mampu memberkan semangat, mengontrol, dan mengajak mencapai tujuan
merupakan sumber daya yang sangat menentukan.
e. Tujuan sosial (social goal)
Manajemen yang baik harus memiliki tujuan yang jelas dan ditetapkan dalam bentuk
visi, misi, dan tujuan organisasi.
f. Pengorganisasian (organiziting)
Pengorganisasian dalah pengelompokan sejumlah aktifitas untuk mencapai tujuan
yang diharapkan. Penugasan pada masing-masing kelompok dilakukan berdasarkan
supervise dan koordinasi dengan unit lain baik secara vertical maupun horizontal.

g. Perubahan (change)
Perubahan adalah proses penggantian yang berbeda dari sebelumnya. Dalam
manajemen keperawatan, perubahan dijadikan prinsip karena sifat pelayanan yang
dinamis dan menigkuti karakteristik klien yang dilayani.
1. Fungsi Manajamen Keperawatan
Menurut Kamalia dkk (2020) fungsi manajemen keperawatan terbagi menjadi :
a. Perencanaan
Perencanaan merupakan proses penyusunan program dan kegiatan pelayanan
keperawata baik dalam rencana strategik maupun rencana operasional (POA).
Perencanaan disusun berdasarkan hasil pengumpulan data, hasil kegiatan keperawatan
dan sumber daya, norma etik profesi, dan dana yang tepat untuk mencapai tujuan
pelayanan keperawatan.
b. Pengorganisasian
Pengorganisasian adalah proses pembentukan organisasi formal maupun non formal
yang disesuaikan dengan kebutuhan dalam pelaksanaan berbagai kegiatan pengaturan
sumberdaya melalui integrasi dan koordinasi untuk mencapai tujuan pelayanan
keperawatan yang diinginkan.
c. Pengarahan
Pengarahan adalah proses pemberian petunjuk (pengaruh) secara terstruktur kepada
staf yang dipimpinnya untuk melaksanakan tugas sesuai dengan SOP, sehingga
pelayanan keperawatan yang bermutu dapat tercapai guna mendukung tujuan
organisasi sarana kesehatan.
d. Pengendalian
Pengendalian adalah suatu upaya pemantauan yang dilakukan oleh pimpinan
pelayanan keperawatan secara berkesinambungan untuk menjamin terlaksananya
program dan kegiatan pelayanan keperawatan sebagaimana yang telah ditetapkan agar
pelayanan keperawatan dapat dicapai secara efektif, efisien, dan bermutu tinggi.

B. Konsep manajemen keperawatan


Secara garis besar konsep terbagi lagi mejadi beberapa pengertian diantara
nya :
1. Konsep kualitas
Dalam konsep ini organisasi mementingkan kualitas yang mampu
memasuki pasar dan dengan demikian harus mementingkan kepuasan
pelanggan.
2. Konsep manajemen
Dalam konsep manajemen bukan hanya manager melainkan semua personil
bertugas melaksanakan manajemen menggunakan fakta dan manajemen
dengan siklus PDCA ( Plan Do Check Acet ).
3. Konsep Proses
Dalam kosep proses siapapun yang akan melakukan rangkaian tindakan,
harus dianggap pelanggan yang harus di puaskan. Pengendalian proses juga
lebih diutamakan agar kesalahan kualitas dapat dihindari.
4. Konsep standarisasi
Dalam konsep ini semua melaksanakan pekerjaan berpangkal pada standar
seperti standar prosedur kualitas dan kompetensi.
5. Konsep Hormon respect
Dalam konsep ini manusia sepenuhnya perlu dihormati untuk
membutuhkan motivasi.
6. Konsep Quality Assurance
Dalam konsep ini keikutsertaan pegawai dari kegiatan dalam gugus kendali
mutu ( quality circle ).

C. Standar pelaksaaan manajemen keperawatan


1. Memenuhi kriteria dan hasil maajemen keperawatan
2. Memenuhi aspek-aspek operasional dan fungsional keperawatan
3. Memenuhi mutu pelayanan manajemen kesehatan
4. Memenuhi peran dan meningkatkan produktivitas keperawatan
D. Tipe – tipe manajemen keperawatan
Dalam setiap realitasnya bahwa manajemen dalam melaksanakan proses
manajemen keperawatannya terjadi adanya sesuatu perbedaan antara satu dengan
yang lainnya. Menurut G.R Terry , tipe manajemen keperawatan terbagi menjadi 6
tipe :
1. Tipe Manajemen pribadi ( Manajement Personal )
Dalam system kepemimpinan ini, segala sesuatu tindakan itu dilakukan
dengan mengadakan kontrak pribadi ( secara lisan atau langsung )
2. Tipe Manajemen Non pribadi ( Non Manajement Personal )
Dilaksanakan melalui bawahan atau media non pribadi baik rencana atau
perintah juga pengawasan.
3. Tipe Manajemen Otoriter ( Autoritation Management ) Biasanya bekerja
keras sunguh-sungguh teliti dan tertib
4. Tipe Manajemen Demokratis ( Democratic Management ). Mengatur
dengan demokratis oleh dirinya merupakan bagian dari kelompok yang
berusaha bertanggung jawab tentang pelaksanaan untuk tujuan bersama.
5. Tipe Manajemen Paternalistis ( Paternalitis Management ). Didirikan oleh
sesuatu pengaruh yang bersifat kebapakandalam hubungan pemimpin dan
kelompok.
6. Tipe Manajemen menurut bakat ( Indogenious Management ) Biasanya
timbul pada orang informal yang mungkin berlatih dengan adanya system
kompetisi, menurut Sulaiman dan sulaiman ( 1983 ) dibagi menjadi
menjadi 3 :
a. Otocratis
b. Demokratis
c. Laissezfaire

E. Standar Pelaksanaan Penetapan Tim Manajemen Keperawatan


1. Peran manajer
Peran manajer dapat mempengaruhi factor motivasi dan lingkungan ( Nursalam,
2005 )
2. Peran kepala ruang
Kepala ruangan disebuah ruangan keperawatan perlu melakukan koordinasi
kegiatan unit yang menjadi tanggung jawabnya dan melakukan kegiatan
evaluasi kegiatan pemberian asuhan keperawatan.
3. Lini dan staf
Otalitis ini menunjukkan kekuasaan supervisi langsung terhadap bawahannya.
Sebaliknya, kerja staff dirumah sakit umumnya dihubungkan dengan kegiatan
pengarahan atau pemberian saran. Dibagian perawat, kepuasan ini dilaksanakan
oleh para manajer yang bertanggung jawab terhadap pelatih dan pendidik.

F. Bentuk-bentuk Evaluasi Manajemen Keperawatan


Tahap akhir daro proses manajerial adalah melakukan evaluasi seluruh kegiatan
yang telah dilaksanakan. Pada Tahap ini manajemen akan memberikan nilai seberapa
jauh staffmampu melaksanakan tugasnya dan mengidentifikasi factor-faktor yang
menghambat dan mendukung dalam pelaksanaan.
1. Langkah-langkah evaluasi
a. Menentukan kriteria standart dan pertanyaan evaluasi
b. Mengumpulkan data barutentang klien
c. Menafsirkan data baru
d. Membandingkan data baru dengan standar yang berlaku
e. Merangkum hasil dan membuat kesimpulan
f. Melaksanakan tindakan yang sesuai berdasarkan kesimpulan

2. Hasil Evaluasi
a. Tujuan tercapai :
Jika klien menunjukkan perubahan sesuai dengan standar yang telah
ditentukan
b. Tujuan tercapai sebagian :
Jika klien menunjukkan sebagian dari standard an kriteria yang telah
ditetapkan.
c. Tujuan tidak tercapai :
Jika Klien tidak menunjukkan perubahan dan kemajuan sama sekali dan
bahkan timbul masalah baru.

G. Metode Penugasan dalam Manajemen Asuhan Keperawatan


Metode penugasan merupakan suatu aspek penting dalam dunia keperawatan, hal
ini dibutuhkan agar perawat mampu bekerja secara maksimal. Untuk itu dalam
pemilihan metode penugasan perlu memperhatikan berberap hal berikut: jumlah tenaga
perawat, kualifikasi staff, dan klasifikasi pasien. Berikut ini merupakan metode
penugasan yang tengah berkembang saat ini:

a. Metode Fungsional
Metode fungsional yaitu metode penugasan dimana seorang perawata hanya
melakukan satu sampai dua jenis intervensi. Metode ini banyak dipakai saat perang
dunia kedua. Ketika perang dunia kedua metode ini banhyak dipakai karena jumlah
perawat serta kemampuan perawat masih terbatas.

Gambar 1 : Sistem pemberian asuhan Keperawatan Fungsional (Marquis dan


Huston, 1998)

Kelebihan metode penugasan fungsional adalah sebagai berikut:


1. Managemen klasik yang menekankan efisiensi, pembagian tugas yang jelas dan
pengawasan nyang baik.
2. Baik diguanakan dalam kondisi keterbatasan tenaga perawat.
Kelemahan :
1) Tidak memberikan kepuasan pada pasien maupun perawat.
2) Pelayanan keperawatan terpisah-pisah, tidak dapat menerapkan proses
keperawatan.
3) Persepsi perawat cenderung kepada tindakan yang berkaitan dengan ketrampilan
saja.
b. Metode penugasan Tim
Metode pemberian asuhan keperawatan dimana seorang perawat professional
memimpin sekelompok tenaga keperawatan dengan berdasarkan konsep kooperatif &
kolaboratif (Douglas, 1992). Metode ini bertujuan untuk: memfasilitasi pelayanan
keperawatan; menerapkan proses keperawatan standard; dan menyatukan kemampuan
anggota tim yang beragam. Konsep dari metode ini adalah ketua tim sebagai perawata
professional harus mampu menggunakan berbagai teknik kepemimpinan. Komunikasi
juga merupakan hal yang sangat penting dalam metode ini, anggota tim harus
menghargai kepemimpinan ketuan. Selai itu peran kepala ruang sangat penting dalam
model tim ini.

Kepala ruangan

Ketua tim Ketua tim Ketua tim

Staf perawat Staf perawat Staf perawat

l Pasien / klien Pasien / klien Pasien / klien


Gambar 2 : Sistem pemberian asuhan keperawatan “ Team Nursing “ (Marquis
dan Huston, 1998)

c. Metode Primer
Metode penugasan dimana satu orang perawat bertanggung jawab penuh selama
24 jam terhadap asuhan keperawatan pasien mulai dari masuk sampai keluar rumah
sakit. Mendorong praktek kemandirian perawat, ada kejelasan antara pembuat
perencana asuhan dan pelaksana. Metode primer ini ditandai dengan adanya
keterkaitan kuat dan terus menerus antara pasien dengan perawat yang ditugaskan
untuk merencanakan, melakukan, dan koordinasi asuhan keperawatan selama pasien
dirawat.
Konsep dasar metode primer :
1) Ada tanggungjawab dan tanggunggugat
2) Ada otonomi
3) Ketertiban pasien dan keluarga
Kelebihannya :
1) Model praktek profesional
2) Bersifat kontinuitas dan komprehensif
3) Perawat primer mendapatkan akontabilitas yang tinggi terhadap hasil dan
memungkinkan pengembangan diri → kepuasan perawat
4) Klien/keluarga lebih mengenal siapa yang merawatnya
Kelemahannya :
1) Hanya dapat dilakukan oleh perawat yang memiliki pengalaman danpengetahuan
yang memadai dengan kriteria asertif, self direction,kemampuan mengambil
keputusan yang tepat, menguasai keperawatanklinik, akontable serta mampu
berkolaborasi dengan berbagai disiplin.
2) Biaya lebih besar
Kepala ruangan Kepala ruangan Kepala ruangan

Perawat primer

Perawat pelaksana Perawat pelaksana Perawat pelaksana

Gambar 3 : Diagram sistem asuhan keperawatan “ Primary Nursing “ (Marquis


dan Huston, 1998)

d. Metode Kasus
Setiap pasien ditugaskan kepada semua perawat yang melayani seluruh
kebutuhannya pada saat ia dinas. Pasien akan dirawat oleh perawat yang berbeda
untuk setiap shift dan tidak ada jaminan bahwa pasien akan dirawat oleh orang yang
sama pada hari berikutnya. Metode penugasan kasus biasa diterapkan satu pasien
satu perawat, umumnya dilaksanakan untuk perawat privat atau untuk perawatan
khusus seperti : isolasi, intensive care.

Kelebihan :
1) Perawat lebih memahami kasus per kasus
2) Sistem evaluasi dari manajerial menjadi lebih mudah

Kekurangan :
1) Belum dapatnya diidentifikasi perawat penanggungjawab
2) Perlu tenaga yang cukup banyak dan mempunyai kemampuan dasar yang sama
Kepala ruangan

Ketua tim Ketua tim Ketua tim

Pasien / klien Pasien / klien Pasien / klien

Gambar 4 : Sistem sistem asuhan keperawatan “ Case Method Nursing “


(Marquis dan Huston, 1998)

Agar metode metode diatas dapat di jalankan dengan baik maka masing-masing pihak
harus menge tahui peran dan ttanggung jawab masing-masing, berikut merupakan
tanggung jawab masing –masing peran.

1) Tanggung Jawab Karu :


a) Menetapkan standar kinerja yang diharapkan dari staf
b) Membantu staf menetapkan sasaran dari ruangan
c) Memberi kesempatan katim untuk mengembangkan keterampilan
kepemimpinandan managemen
d) Mengorientasikan tenaga baru
e) Menjadi narasumber bagi tim
f) Mendorong kemampuan staf untuk menggunakan riset keperawatan
g) Menciptakan iklim komunikasi terbuka

2) Tanggung Jawab Katim :


a) Melakukan orientasi kepada pasien baru & keluarga
b) Mengkaji setiap klien, menganalisa, menetapkan rencana keperawatan (renpra),
menerapkan tindakan keperawatan dan mengevaluasi renpra
c) Mengkoordinasikan renpra dengan tindakan medis melalui komunikasi yang
konsisten
d) Membagi tugas anggota tim dan merencanakan kontinuitas asuhan keperawatan
melalui konfrens
e) Membimbing dan mengawasi pelaksanan asuhan keperawatan oleh anggota
tim
f) Bertanggung jawab terhadap kepala ruangan

3) Tanggung Jawab Anggota Tim :


a) Melaksanakan perawatan sesuai renpra yang dibuat katim
b) Memberikan perawatan total/komprehensif pada sejumlah pasien
c) Bertanggung jawab atas keputusan keperawatan selama katim tidak ada di
tempat
d) Berkontribusi terhadap perawatan
 observasi terus menerus
 ikut ronde keperawatan
 berinterkasi dgn pasien & keluarga
 berkontribusi dgn katim/karu bila ada masalah

Anda mungkin juga menyukai