Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Rumah Sakit adalah salah satu institusi pelayanan kesehatan yang


menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang
menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.(Kemenkes,
2018). Sebagai sarana pelayanan kesehatan yang bersifat kompleks, rumah sakit
memiliki sumber daya dengan berbagai multidisiplin ilmu, sehingga besar
kemungkinan untuk terjadi kesalahan atau kejadian yang tidak diharapkan
( KTD) dalam pemberian pelayanankesehatan ( Harsul, dkk 2018) saat ini
kesehatan data pasien menjadi isue international.

Salah satu sasaran keselamatan pasien rumah sakit adalah mengurangi


risiko pasien jatuh. Dampak yang ditimbulkan dari insiden jatuh dapak
menyebabkan kejadian tidak diharapkan. Dalam rangka menerapkan Standar
Keselamatan Pasien, Rumah Sakit melaksanakan Tujuh Langkah Menuju
Keselamatan Pasien Rumah Sakit, diantaranya a. membangun kesadaran akan
nilai keselamatan pasien, b. memimpin dan mendukung staf, c. mengintegrasikan
aktivitas pengelolaan risik, d. mengembangkan sistem pelaporan, e. melibatkan
dan berkomunikasi dengan pasien, f. belajar dan berbagi pengalaman tentang
keselamatan pasien, dan g. mencegah cedera melalui implementasi sistem
keselamatan pasien. (Peraturan Menteri Kesehatan, 2011). Akar masalah dari
insiden jatuh berasal dari belum optimalnya perencanaan standar oprasional
prosedur pasien jatuh di suatu institusi, selain itu kepatuhan perawat dalam
melaksanakan standar oprasional prosedur tersebut dapat menjadi salah satu
faktor risiko dari insiden jatuh ( Ardianto, dkk 2020 )
Seperti diutarakan oleh WHO 2010. Pengembangan upaya mutu
pelayanan saat ini mengarah pada pasien sefety yaitu keselamatan dan keamanan
pasien . Karena itu penerapan pasien sefety sangat penting dalam peningkatan
mutu rumah sakit dalam rangka globalisasi. Keselamatan Pasien adalah suatu
sistem yang membuat asuhan pasien lebih aman, meliputi asesmen risiko,

1
identifikasi dan pengelolaan risiko pasien, pelaporan dan analisis insiden,
kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya, serta implementasi solusi
untuk meminimalkan timbulnya risiko dan mencegah terjadinya cedera yang
disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak
mengambil tindakan yang seharusnya diambil.
Dalam upaya keselamatan pasien tidak dapat dipisahkan dengan proses
asuhan keperawatan. Berdasarkan JCI tahun 2001 memiliki enam tujuan dalam
penerapan keselamatan pasien yang meliputi, identifikasi pasien dengan benar,
mencegah kesalahan obat, komunikasi efektif, mencegah infeksi nosocomial,
mencegah jatuh serta mencegah salah pasien, salah tempat dan salah prosedur
tindakan pembedahan.

Jatuh adalah suatu kejadian dengan hasil seorang berbaring secara tidak
sengaja di tanah atau dilantai atau permukaan yang lebih rendah ( WHO dalam
Miake -Lye et al, 2013 ),Penelitian terkait kejadian pasien jatuh pernah dilakukan
oleh Riyo Nurihsan (2018) yang berhubungan dengan kepatuhan pewarat dalam
pelaksanaan prosedur intervensi pasien resiko tinggi jatuh di RSUD Wates
Kulon . hasil penelitian didapat bahwa sebagian besar perawat 68,4 % ( 57
responden ) berada pada katagori tidak patuh pada pelaksanaan intervensi pasien
resiko tinggi jatuh.

Kepatuhan adalah tingkat seseorang melaksanakan suatu cara atau


berperilaku sesuai dengan apa yang disarankan atau dibebankan kepadanya. Teori
kepatuhan salah satunya dikembangkan oleh Gibson, yang menyatakan bahwa
ada tiga faktor yang mempengaruhi perilaku patuh seseorang yaitu faktor
individu, faktor organisasi, dan faktor psikologi. Faktor individu merupakan
faktor yang memiliki dampak langsung pada kinerja petugas kesehatan yaitu
karakteristik demografi berupa usia, jenis kelamin, pendidikan, masa kerja, dan
status pernikahan. Sedangkan faktor organisasi yaitu suatu perserikatan formal
dari dua orang atau lebih yang bekerja sama untu mencapai tujuan yang tertentu
mencakup sumber daya manusia, kepemimpinan, dan imbalan atau reward.
Adapun faktor psikologi adalah meliputi sikap, motivasi, dan persepsi.
Salah satu rumah sakit swasta yang ada di DKI Jakarta salah satunya RS

2
Siaga Raya Jakarta, berdiri ditahun 1990 yang terdiri dari tiga lantai, berdiri diatas
tanah seluas 2500 meter persegi dan memiliki 49 Tempat tidur untuk yang
terdapat di semua bangsal, sedangkan penelitian tentang pelaksanaan Stantar
Oprasional Prosedur (SOP) di RS Siaga Raya Jakarta belum dilakukan sehingga
peneliti bermaksud melakukan penelitian terkait pelaksanaan standar oprasional
prosedur ( SOP) risiko jatuh yang tentunya dapat berguna dalam meningkatkan
kualitas pelayanan asuhan keperawatan. RS Siaga Raya Jakarta merupakan
rumah sakit swasta tipe C dengan keunggulan pelayanan orthopaedi dan memjadi
rumah sakit rujukan ortopaedi se indonesia.
Studi pendahuluan yang dilakukan pada Februari 2021, dengan
pengamatan didapat bahwa perawat banyak yang tidak menjalankan standar
opasonal prosedur resiko pasien jatuh, mulai mengidentifikasi sampai pemakaian
gelang atau pin risiko jatuh.
Untuk prosedur pasien risiko jatuh yng dikalukan di rumah sakit siaga
raya adalah dimulai dari skrining awal pasien masuk rumah sakit mulai dari
rawat jalan atau unit gawat darurat sampai pasien pulang atau dirawat. Untuk
skring pasien risiko jatuh di rawat jalan dan unit gawat darurat menggunakan
pengkajian dengan metode get up and go sedangkan diruangan menggunakan
metode morse fall scale pada pasien dewasa, sedangkan pada anak
menggunakan metode humpty dumpty, dan pada bayi menggunakan metode
rikiso jatuh neonatus.
Jumlah kejadian jatuh pada tahun 2018 di ruang rawat inap lantai 2 ruang
VIP 1 orang dan pada tahun 2019 dilantai 3 ada 1 orang di ruang isolasi, dan
Standart Operasional Procedure yang di pakai di ruang awat inap Dewasa adalah
identifikasi pasien, pengkajian risiko jatuh, pemasangan gelang dan edukasi pada
keluarga untuk pencegahan jatuh.
Berdasarkan fenomena tersebut penulis tertarik melakukan penelitian
yang berjudul " Faktor - faktor yang mempengaruhi kepatuhan perawat dalam
menilai resiko jatuh di RS Siaga Raya " adapun faktor – faktor yang
mempengaruhi kepatuhan perawat yaitu : faktor individu, faktor organisasi, dan
faktor psikologis

3
1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas , maka peneliti ingin mengetahui apa


saja faktor - faktor yang mempengaruhi kepatuhan seorang perawat dalam
menilai resiko jatuh di Rumah Sakit Siaga Raya?”

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktor - faktor apa saja yang
mempengaruhi resiko jatuh di rumah sakit .

1.3.2 Tujuan Khusus

a. Diketahui distribusi frekuensi karakteristik perawat meliputi usia, jenis


kelamin, pendidikan, masa kerja perawat di rumah sakit .

b. Diketahui distribusi frekuensi penerapan sasaran keselamatan pasien


terkait peniliain atau identifikasi pasien resiko jatuh di rumah sakit .

c. Diketahui distribusi tingkat kepatuhan perawat terhadap Standart


Operasional Prosedure pasien risiko jatuh di rumah sakit.

d. Diketahui hubungan antara faktor individu, organisasi dan psikologis


dapat mempengaruhi kepatuhan perawat dalam menilai risiko jatuh di
rumah sakit .

1.4 Manfaat Penelitian


Penulis berharap hasil dari penelitian ini dapat memberikan kegunaan
atau manfaat baik secara teoritis maupun praktis, yaitu sebagai berikut :
1. Secara Teoritis
Bagi Ilmu Keperawatan
Untuk menambah khasanah ilmu pengetahuan di bidang Manajemen

4
Keperawatan khusunya dalam meningkatkan keselamatan pasien dalam
melaksanakan penilaian pasien risiko jatuh di rumah sakit .
2. Secara Praktis
a. Bagi pihak Manajemen Rumah Sakit
Sebagai bahan masukan dalam upaya meningkatkan kualitas asuhan
keperawatan terkait penilaian pasien jatuh guna pencegahan risiko
jatuh.
b. Bagi Kepala Ruang
Sebagai bahan acuan melakukan tugas manajer dalam proses staffing,
organizing dan supervise dalam pelaksanaan penilaian pasien risiko
jatuh di ruangan.
c. Bagi Perawat
Dapat menjadi bahan untuk melaksanakan penilaian risiko jatuh pada
pasien sesuai penilaian yang ada di rumah sakit yang tentunya
diharapkan meningkatkan pelayanan.
d. Bagi Peneliti Selanjutnya
Sebagai bahan informasi atau data yang dapat dijadikan referensi dalam
penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan tingkat perawat
melakukan penilaian pasien resiko jatuh.

Anda mungkin juga menyukai