Anda di halaman 1dari 7

TREND DAN ISSUE PATIENT SAFETY DI RUMAH SAKIT

OLEH:
NI KADEK PEBRI DWI ARIASTUTI
17089014063

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BULELENG


PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
2019
PEMBAHASAN
Trend dan issue mengenai keselamatan pasien atau patient safety di rumah sakit
saat ini telah menjadi bahan pembicaraan yang ramai diperbincangkan dikalangan
masyarakat karena rumah sakit merupakan salah satu penyedia layanan kesehatan yang
dituntut untuk senantiasa meningkatkan mutu pelayanan dengan membangun
keselamatan dan layanan kesehatan yang lebih aman sehingga mendapat kepercayaan
dari pelanggan. Keselamatan di rumah sakit merupakan aspek penting dan prinsip dasar
layanan kesehatan serta komponen kritis dari manajemen mutu dan salah satu indikator
dalam penilaian akreditasi rumah sakit. Kepatuhan perawat dalam menerapkan pedoman
keselamatan kerja perawat instrumen dipengaruhi oleh banyak faktor diantaranya jenis
kelamin, umur, tingkat pendidikan, dan pengalaman kerja yang telah dilalui adapun
pendidikan bagi seorang perawat merupakan faktor penting sehingga kinerja perawat
dalam melakukan pelayanan mendapatkan hasil yang maksimal. Penyebab kecelakaan
atau cidera salah satunya adalah kebiasaan dimana terdapat suatu keadaan lingkungan
tidak aman (unsafe condition) atau tindakan yang tidak memenuhi keselamatan (unsafe
act). Seringkali kecelakaan merupakan kombinasi dari faktor tersebut. Namun dari hasil
penelitian yang dilakukan Pitoyo (2017) kejadian cedera pada perawat bisa terjadi
akrena dipengaruhi oleh tindakan yang tidak memenuhi keselamatan (unsafe act) dalam
hal ini adalah kepatuhan dalam menerapkan pedoman keselamatan kerja. (Pitoyo,
Hamarno and Elija, 2017)
Menurut Jalarada (2015) yang dimuat dalam jurnalnya menjelasakan bahwa saat
ini pelayanan keselamatan pasien sering dikeluhkan masyarakat. Keselamatan pasien
sering diakibatkan karena adanya kesalahan-kesalahan dalam tindakan media yang
dilakukan. Dimulai dengan diagnosa, pertolongan pertama, pemeriksaan laboratorium,
pemberian obat hingga tindakan pembedahan. Belum terdapat data mengenai kejadian
terkait keselamatan pasien (patient safety) di IGD yang lengkap dan akurat di Indonesia,
namun berdasarkan data Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit (KKPRS), tercatat
pelaporan insiden keselamatan pasien insiden yang terjadi berupa kesalahan pemberian
obat oleh perawat kepada pasien (Jaladara, Jayanti and Ekawati, 2015).
Mengidentifikasi pasien dengan benar merupakan pondasi utama mencegah
terjadinya insiden keselamatan pasien. Saat ini masih ada beberapa perawat yang
perilakunya lupa, kelelahan dan tindakan yang darurat yang diharuuskan bertindak cepat
sehingga identifikasi pasien dengan pemasangan gelang tidak efisien. Tidak
memungkinkan waktu untuk menjelaskan kepada pasien tentang manfaat gelang karena
kurangnya perawat yang bekerja pada saat itu tidak seimbang dengan banyaknya pasien
yang gawat darurat. Keselamatan pasien (patient safety) sangat dipengaruhi oleh
perilaku dan penerapan dari perawat pelaksanaan yang mengutamakan kepentingan
keselamatan pasien. Salah satu peningkatan mutu pelayanan keselamatan pasien yaitu
hand hygiene yang efektif terutama 5 momen. Adapun keamanan pelayanan di rumah
sakit salah satunya dimulai dari ketepatan identifikasi pasien dimana sejak pasien
mendaftar, identitas pasien meliputi: nama, umur, dan nomor rekam medis pasien.
Kemudian identitas pasien dicetak pada stiker yang selanjutnya akan ditempelkan pada
gelang identitas pasien dan status atau catatan medis. Pasien selama dirawat dirumah
sakit harus memakai gelang pasien dengan perbedaan laki-laki berwarna biru dan
perempuan berwarna merah muda. Setiap perawat atau petugas kesehatan lainnya harus
memverifikasi setiap melakukan tindakan pemberian obat, pemberian transfusi darah,
pengambilan sampel untuk pemeriksaan laboratorium, dan tindakan lainnya (Lombogia,
Karundeng and Karundeng, 2016).
Keselamatan (safety) telah menjadi isu global termasuk juga untuk rumah sakit.
Oleh karena itu, keselamatan pasien merupakan prioritas utama untuk dilaksanakan dan
hal tersebut terkait dengan terjadinya Insiden Keselamatan Pasien (IKP) di rumah sakit.
Keselamatan pasien (patient safety) rumah sakit adalah suatu sistem dimana rumah sakit
membuat asuhan pasien lebih aman. Sistem tersebut meliputi: assessmen risiko,
identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan dan
analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindaklanjutnya serta implementasi
solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko. Sistem tersebut diharapkan dapat
mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu
tindakan atau tidak melakukan tindakan yang seharusnya dilakukan. Keselamatan
pasien merupakan prioritas utama untuk dilaksanakan dan hal tersebut terkait dengan
terjadinya Insiden Keselamatan Pasien (IKP) di rumah sakit. Jika rumah sakit ingin
menurunkan kejadian insiden keselamatan pasien maka rumah sakit harus menerapkan
budaya keselamatan pasien. Sampai saat ini, banyak negara telah memulai penelitian
budaya keselamatan pasien, baik Negara maju maupun Negara berkembang seperti
Indonesia (Najihah, 2018).
Berbagai pengalaman dan perspektif orang mengenai keselamatan pasien adalah
hal yang sangat penting untuk mencegah terjadinya insiden, serta melihat
perkembangan dan mengevaluasi program keselamatan pasien. Kesalahan pengobatan
di rumah sakit terhadap kematian melampaui ancaman kematian akibat kecelakaan
kendaraan bermotor, kanker payudara dan AIDS. Standar keselamatan pasien dilakukan
melalui pelaporan insiden. Pelaporan insiden keselamatan pasien adalah jantung dari
mutu pelayanan, yang merupakan bagian penting dalam proses belajar dan pembenahan
ke dalam, peremajaan revisi dari kebijakan, termasuk standar prosedur operasional
(SPO) dan panduan yang ada. Rendahnya pelaporan insiden mendorong pentingnya
kajian faktor penyebab rendahnya pelaporan insiden keselamatan pasien. Laporan IKP
yang tidak adekuat menyebabkan hilangnya kesempatan rumah sakit melakukan
identifikasi faktor resiko dan perbaikan sistem pelayanan yang menuju kepada
keselamatan pasien. Pelaporan IKP adalah salah satu langkah dan syarat untuk
membangun budaya keselamatan pasien. Pelaporan yang baik akan memberikan
dukungan positif terhadap upaya-upaya identifikasi resiko insiden yang menyebabkan
ancaman keselamatan pasien. Pelaporan yang baik juga akan memberikan respon positif
untuk membangun sistem pelayanan yang berorientasi pada keselamatan pasien dengan
mendasarkan pada evidence based (Rangkuti, Silaen and Jamaluddin, 2018)
Secara keseluruhan program patient safety sudah diterapkan, namun masalah
dilapangan merujuk pada konsep patient safety, karena walaupun sudah pernah
mengikuti sosialisasi, tetapi masih ada pasien cedera, resiko jatuh, resiko salah
pengobatan, pendelegasian yang tidak akurat saat oforan pasien yang mengakibatkan
keselamatan pasien menjadi kurang maksimal. Pengurangan kesalahan dapat dicapai
dengan memodifikasi perilaku. Perawat dalam memberikan asuhan keperawatan kepada
pasien harus menerapkan keselamatan pasien. Perawat harus melibatkan kognitif,
afektif, dan tindakan yang mengutamakan keselamatan pasien. Perawat dalam
memberikan asuhan keperawatan harus penuh dengan kepedulian. Persepsi perawat
untuk menjaga keselamatan pasien sangat berperan penting dalam pencegahan,
pengendalian, dan peningkatan keselamatan pasien (Lombogia, Karundeng and
Karundeng, 2016).
(Najihah, 2018) mengatakan dijurnalnya bahwa untuk meningkatkan mutu
pelayanan keselamatan pasien di tingkat unit maka harus dilakukan upaya perubahan
budaya keselamatan pasien di seluruh unit Rumah Sakit yaitu dengan cara :
a. Budaya Keselamatan Pasien
Budaya keselamatan pasien merupakan indikator kualitas penting dalam
pelayanan kesehatan dan telah dikaitkan dengan hasil pasien yang diperoleh
pasien di rumah sakit. Untuk meningkatkan budaya keselamatan pasien,
kesadaran perawat tentang pentingnya keselamatan pasien juga perlu
ditingkatkan. Dari penelitiannya semua hubungan antara item budaya
keselamatan pasien dan kejadian yang merugikan pasien berada di arah yang
diharapkan. Hasil temuan dari analisis ini menunjukkan bahwa budaya
keselamatan pasien yang positif merupakan variabel penting bagi hasil pasien
yang optimal dalam pengaturan rawat jalan.
b. Insiden Keselamatan Pasien
Kesadaran perawat tentang keselamatan pasien harus ditingkatkan dan
pengetahuan yang terkait harus terus di Update dengan sering memberikan
pelatihan kepada perawat. Dengan adanya peningkatan budaya pelaporan dan
respon tidak menghukum terhadap kesalahan misalnya dengan melakukan
evaluasi pada sistem pelaporan agar bisa diketahui penyebabnya. Selain itu,
perlu adanya tindak lanjut bagaimana caranya untuk menurunkan angka kejadian
insiden misalnya dengan mencari akar permasalahan agar dapat ditemukan atau
didesain sistem yang baru sehingga tidak terjadi insiden serupa serta adanya
umpan balik kepada unit pelapor agar mereka mengetahui sebab terjadinya
insiden.
c. Pelaporan Insiden Keselamatan Pasien meningkatkan Kualitas dan Keselamatan
Pasien
Kesalahan saat ini, kejadian sistem laporan tidak menyediakan cakupan yang
cukup dan memadai sebagai faktor yang berkontribusi terhadap gangguan
keamanan dan perawatan yang berkualitas. Kurangnya pelaporan tentang
insiden keselamatan pasien dapat juga disebabkan karena praktisi sering
mengalami masalah keamanan yang mereka sendiri bisa menyelesaikan masalah
tersebut. Masalah yang dilaporkan terkait langsung dengan faktor umum yang
mempengaruhi kualitas pelayanan dan keselamatan pasien. Dari hasil tersebut,
keandalan sistem pelaporan dapat menunjukkan dengan tepat masalah utama per
unit yang diselidiki sesuai dengan karakteristik yang spesifik. Jenis sistem
pelaporan dapat mengisi kesenjangan informasi penting dengan potensi untuk
menjadi sumber database awal untuk meningkatkan kualitas pelayanan,
mengurangi kesalahan, dan meningkatkan keselamatan pasien (Najihah, 2018).
Dari penjelasan yang didapat melalui jurnal yang dilakukan oleh beberapa
penelitian ternyata trend dan issue terkait keselamatan pasien atau patient safety
dirumah sakit masih kurang, hal tersebut terjadi karena kelalaian akibat kurangnya
pengetahuan dan kemampuan perawat, kepatuhan terhadap pedoman keselamatan kerja
dan kejadian cidera, serta masih kurangnya budaya keselamatan kerja.
DAFTAR PUSTAKA
Jaladara, V., Jayanti, S. and Ekawati. (2015). Hubungan Tingkat Pengetahuan Dan
Praktik Perawat Mengenai Keselamatan Pasien (Patient Safety) Di Instalasi
Gawat Darurat RS X Semarang, Jurnal Kesehatan Masyarakat (e-Journal),
3(1), pp. 462–472.
Lombogia, A., Karundeng, J. and Karundeng, M. (2016). Hubungan Perilaku Dengan
Kemampuan Perawat Dalam Melaksanakan Keselamatan Pasien (Patient
Safety) Di Ruang Akut Instalasi Gawat Darurat RSUP Prof. dr. R. D. Kandou
Manado, e-journal Keperawatan (e-Kp) Volume, 4(2).
Najihah. (2018). Budaya Keselamatan Pasien Dan Insiden Keselamatan Pasien Di
Rumah Sakit: Literature Review, Journal Of Islamic Nursing.
Pitoyo, J., Hamarno, R. and Elija, T. (2017). Kepatuhan Perawat Menerapkan Pedoman
Keselamatan Kerja dan Kejadian Cedera Pada Perawat Instrumen di Instalasi
Bedah Sentral. 6(2), pp. 65–70.
Rangkuti, D. S. R., Silaen, M. and Jamaluddin (2018). Analisis Penyebab
Ketidaktepatan Waktu Pelaporan Insiden Keselamatan Pasien Di RSU Bunda
Thamrin. 1(2), pp. 76–86.

Anda mungkin juga menyukai