PENDAHULUAN
I.3 Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini yaitu:
1. Untuk mengetahui pengertian dari obesitas dan bagaimana prevalensi
kejadian obesitas di Indonesia.
2. Untuk mengetahui faktor-faktor penyebab obesitas.
3. Untuk menentukan tingkat prioritas dari faktor-faktor penyebab obesitas.
4. Untuk menentukan program kerja untuk menyelesaikan masalah obesitas.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
PENGERTIAN OBESITAS
Obesitas adalah keadaan akumulasi lemak dalam tubuh yang abnormal atau
berlebihan yang dapat mengganggu kesehatan. Obesitas merupakan kondisi
pertambahan lemak tubuh yang didasarkan pada nilai Indeks Massa Tubuh (IMT).
Asupan makanan berlebih disimpan sebagai cadangan energi dalam bentuk lemak
yang dalam jangka panjang mengakibatkan cadangan lemak ditimbun semakin
banyak dalam tubuh yang menyebabkan obesitas, kondisi abnormal kelebihan lemak
yang serius dalam jaringan adiposa yang menganggu kesehatan. Obesitas secara
klinis dinyatakan dalam bentuk IMT ≥ 25 kg/m2, kegemukan dan obesitas
merupakan faktor risiko kejadian penyakit degeneratif seperti diabetes melitus tipe 2,
hipertensi, kardiovaskular, dan kanker ( Widiantini dan Zarfiel, 2014).
Tabel Klasifikasi Obesitas Berdasarkan IMT
WHO (1998) Asia Pacific (2000)
IMT IMT
(Kg/m2) (Kg/m2)
BB kurang < 18.5 BB kurang < 18.5
Normal 18.5 - 24.9 Normal 18.5 – 22.9
BB lebih 25.0 - 29.9 BB lebih > 23
Obesitas I 30.0 - 34.9 Obesitas I 23 – 24.9
Obesitas II 35.0 - 39.9 Obesitas II 25 – 29.9
Obesitas III > 40 Obesitas III > 30
Pada anak dan remaja, kategori IMT atau status gizi ditentukan berdasarkan
persentil atau kalkulasi standar deviasi (z score) sesuai dengan usia dan jenis kelamin
dari populasi rujukan.4,6,7 Usia 5 sampai 18 tahun memiliki berat badan berlebih
bila memiliki indeks masa tubuh dalam rentang lebih dari 1 sampai dengan 2 standar
deviasi dan dikategorikan obesitas apabila memiliki IMT lebih dari 2 standar deviasi
pada chart IMT/usia kriteria WHO (Cahyani dan Sidiartha, 2013).
DATA OBESITAS MENURUT RISKESDAS 2013
Pada anak sekolah, dan remaja kejadian kegemukan dan obesitas merupakan
masalah yang serius karena akan berlanjut hingga usia dewasa. Remaja obesitas pada
sepanjang hidupnya mempunyai resiko lebih tinggi untuk menderita sejumlah
masalah kesehatan yang serius seperti diabetes, penyakit jantung, stroke, dll.
Obesitas terutama disebabkan oleh faktor lingkungan. Faktor genetik meskipun
diduga juga berperan tetapi tidak dapat menjelaskan terjadinya peningkatan
1 2 3 4
Rencana Program
1. Masalah : Asupan Makanan Berlebih
Tujuan : Memperbaiki asupan makanan masyarakat
Sumber : Jurnal “Hubungan pola makan dan Obesitas pada Remaja di Kota
Bitung” Makolensang dkk. tahun 2016.
Hasil analisis komparatif menggunakan fisher exact test
menunjukkan secara keseluruhan terdapat hubungan yang bermakna
antara pola makan dalam hal ini adalah asupan energi, karbohidrat,
protein, dan lemak dengan status obesitas (p< 0,01)
Indikator : 60% warga setempat mengikuti edukasi yang dilakukan dan
mendapatkan pamflet tentang obesitas, juga poster tentang obesitas
terpasang diruang-ruang publik.
Asumsi resiko : Berat
Kegiatan : Edukasi/penyuluhan
Logistik
Alat : Materi penyuluhan, soundsystem dan mic, kursi, dan konsumsi
Biaya : Rp. 1.000.000,-/kegiatan
Waktu : 1 x dalam 2 bulan dan berangsur dikurangi seiring perubahan
perilaku
Tenaga : 20 orang Mahasiswa gizi yang berkapabel untuk satu desa dan
disupervisori oleh 1 ahli gizi
2. Masalah : Kurang Olahraga
Tujuan : Mengedukasi masyarakat tentang pentingnya olahraga dan
membiasakan olahraga rutin di kalangan masyarakat
Sumber : Jurnal “Obesitas dan Olahraga” Muhammad Adam Mappaompo
2010.
Dari hasil penelitian Dr. Kenneth Cooper pada institute for Aerobic
Research di Dalla, yang dikutif oleh Sadoso Sumosardjono (1993),
ternyata yang berusia kurang lebih 70 tahun, yang tetap memelihara
aktivitas fisik dengan kadar yang cukup tinggi selama hidupnya, pada
tes kesegaran jasmani dapat mengalahkan orang-orang yang umurnya
kurang lebih 20 tahun, yang tak pernah berolahraga , pekerjaannya
hanya duduk saja. Dari hasil penelitian di atas membuktikan, bahwa
aktivitas fisik (olahraga) sangat berpengaruh terhadap terpeliharanya
kapasitas organ-organ faal tubuh. Terpeliharanya kapasitas
organorgan faal tubuh akan dapat memperlancar semua system yang
terdapat didalam tubuh. Khusus berfungsinya secara baik organorgan
system pencernaan akan dapat memperlancar proses metabolisme
sehingga penimbunan lemak maupun asam laktat yang berlebihan
dapat dikurangi. Dengan penimbunan lemak dan asam laktat yang
sedikit maka akan dapat mengurangi terjadinya obesitas.
Indikator : 70% warga setempat mengikuti kegiatan senam bersama setiap sabtu
dan minggu
Asumsi Resiko : Berat
Kegiatan : Edukasi gizi dan senam bersama setiap hari sabtu
Logistik
Alat : Materi penyuluhan, soundsystem dan mic, kursi, dan konsumsi
Biaya : Rp. 1.500.000,-
Waktu : 1 x dalam 2 bulan untuk edukasi, Senam 1 x seminggu
Tenaga : 20 orang Mahasiswa gizi yang berkapabel untuk satu desa dan
disupervisori oleh 1 ahli gizi. Serta 1 instruktur senam untuk 1 desa
3. Masalah : Sedentary Activity
Tujuan : Mengubah gaya hidup sedentary menjadi gaya hidup yang produktif
Sumber : Jurnal “Hubungan Penggunaan Waktu Perilaku Kurang Gerak
(Sedentary Behaviour) Dengan Obesitas Pada Anak Usia 9-11 Tahun
Di Sd Negeri Beji 02 Kabupaten Tulungagung” Setyoadi dkk. 2015
Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata responden
menghabiskan waktu untuk melakukan sedentary behaviour 3.55
jam/hari saat weekday dan meningkat menjadi 4.98 jam/hari saat
weekend. Sebanyak 18 responden yang sering melakukan sedentary
behaviour, 14 responden (82.3%) diantaranya termasuk pada proporsi
anak obesitas. Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa rata-rata
responden obesitas menghabiskan 0,5 jam lebih banyak dalam sehari
untuk melakukan sedentary dibandingkan dengan responden dengan
berat badan normal.
Indikator: 70% warga setempat mengikuti ceramah.
Asumsi Resiko : Berat
Kegiatan : Edukasi melalui ceramah agama “Move on from sedentary activity”
Logistik
Alat : Materi penyuluhan, soundsystem dan mic, kursi, dan konsumsi
Biaya : Rp. 1.000.000,-
Waktu : 1 x sebulan
Tenaga : Ustadz dengan basic pendidikan gizi dan kesehatan
4. Masalah : Kurang konsumsi serat
Tujuan : Menyadarkan akan pentingnya konsumsi serat dan membiasakan
konsumsinya setiap hari
Sumber : Skripsi “Hubungan Konsumsi Serat Dengan Kejadian Overweight
Pada Remaja Putri Sma Batik 1 Surakarta” Makaryani 2013.
Hasil analisis statistik dengan menggunakan uji Chi-Square pada uji
hubungan asupan serat dengan kejadian overweight adalah nilai (p =
0,525). Berdasarkan data tersebut dapat diketahui bahwa tidak ada
hubungan antara konsumsi serat dengan kejadian
overweight.Penelitian ini sejalan dengan penelitian Wulansari (2009)
yang meneliti konsumsi serta preferensi buah dan sayur pada remaja
dengan obesitas.Hal ini menunjukan bahwa tidak ada hubungan nyata
antara konsumsi buah dan sayur dengan kejadian obesitas. Penelitian
Dewi (2000) menunjukan hal yang berkebalikan dimana ada
hubungan negatif sangat signifikan antara konsumsi serat dengan
status gizi.Melalui penelitian ini diketahui bahwa semakin rendah
konsumsi serat maka semakin tinggi terjadinya overweight.
Indikator : 80% masyarakat setempat mengkonsumsi rujak buah seti.
Asumsi Resiko : Berat
Kegiatan : Edukasi melalui pembagian produk makanan “rujak buah seti (serat
tinggi)” yang selanjutnya dijual dengan harga murah
Logistik
Alat : Alat masak, bahan makanan, dan kertas edukasi
Biaya : Rp. 3.000.000,-
Waktu : 1 x seminggu
Tenaga : Ahli gizi atau dietesien
5. Masalah : Sering Konsumsi Junkfood/fastfood
Tujuan :Mengubah mindset masyarakat terhadap pangan lokal nusantara dan
menyadarkan masyarakat tentang bahaya sering konsumsi junkfood.
Sumber : “Hubungan Konsumsi Junk Food dengan Status Gizi Lebih pada
Siswa SD Pertiwi 2 Padang” Amalia dkk. 2015
Semua responden dalam penelitian ini mengonsumsi junk food.
Rata-rata frekuensi konsumsi junk food pada responden adalah 4,6±
2,9 kali per hari, frekuensi minimum 1,03 kali per hari, dan
frekuensi maksimum adalah 17,3 kali per hari. Dalam penelitian ini
ditemukan adanya hubungan yang bermakna antara frekuensi junk
food dengan kejadian gizi lebih (p< 0,05)
Indikator : Diikuti oleh 60% dari jumlah masyarakat setempat
Asumsi Resiko : Berat
Kegiatan : Seminar gratis semi formal “Bangga Menjadi Indonesia dengan
Pangan Melimpahnya” berisi tentang betapa bangganya orang di luar
negeri akan pangan dan makanan di Indonesia yang melimpah dan
manfaat-manfaat pangan lokal dari segi kesehatan
Logistik
Alat : Materi, soundsystem dan mic, kursi, konsumsi
Biaya : Rp. 1. 000.000,-
Waktu : 1 x dalam 6 bulan
Tenaga : Ahli gizi, atau dietesien
BAB III
KESIMPULAN
KESIMPULAN
Obesitas adalah keadaan akumulasi lemak dalam tubuh yang abnormal atau
berlebihan yang dapat mengganggu kesehatan. Obesitas merupakan kondisi
pertambahan lemak tubuh yang didasarkan pada nilai Indeks Massa Tubuh (IMT).
Berdasarkan hasil skoring didapat 5 masalah yang menjadi prioritas yaitu Asupan
makanan berlebih, Kurang olahraga, Sedentary activity, Kurang konsumsi serat,
dan Sering konsumsi junkfood. Adapun perencanaan program gizi yang dirancang
untuk menyelesaikan 5 masalah yang menjadi prioritas yaitu:
Edukasi gizi/Penyuluhan
Edukasi gizi dan senam bersama setiap hari sabtu
Edukasi melalui ceramah agama “Move on from sedentary activity”
Edukasi melalui pembagian produk makanan “rujak buah seti (serat tinggi)”
yang selanjutnya dijual dengan harga murah
Seminar gratis semi formal “Bangga Menjadi Indonesia dengan Pangan
Melimpahnya” berisi tentang betapa bangganya orang di luar negeri akan pangan
dan makanan di Indonesia yang melimpah dan manfaat-manfaat pangan lokal dari
segi kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA
KELOMPOK 1
1. Herman K211 14 009
2. Nurhikmah Ahmad K211 14 006
3. Putri Mutmainnah K211 14 013
4. Endah Pangesti Suprayitno K211 14 014
5. Aslim Husain K211 14 020
6. Hardiyanti K211 14 023
7. Samriati Candra Runa K211 14 024
8. Humaira Bachmid K211 14 028
9. Khairunnisa K211 14 301
10. Muthmainnah K211 14 302
11. Maryulni Grace K211 14 503