Anda di halaman 1dari 39

Pertemuan IX

Konsep Legal dan Etik Keperawatan


Gerontik
KONSEP LEGAL ETIK KEPERAWATAN GERONTIK
Tujuan Pembelajaran:
Mahasiswa menahami tentang:
1. Konsep legal dan etik keperawatan gerontik:
1.1. Prinsip etik
1.2. Pemecahan masalah etik
1.3. Prioritas penelitian bidang keperawatan gerontik
1.4. Area prioritas
2. Prinsip etika pelayanan kesehatan gerontik
3. Aspek hukum dan etika
4. Landasan hukum di Indonesia
5. Permasalahan
6. Aspek legal dan etis keperawatan gerontik praktekkeperawatan
profesional
PENGERTIAN ETIK
• Ilmu ttg apa yang baik dan apa yang buruk,
hak dan kewajiban moral (akhlak) ilmu
yang mempelajari tentang baik dan buruk sikap
dan tindakan manusia
• Batasan/standar yg mengatur pergaulan
manusia yang mempengaruhi perilaku kelompok
profesionalnya. Cara hidup moral perawat
dideskrepsikan dalam etika keperawatan.
KODE ETIK PPNI
• Legal merupakan sesuatu yg dianggap sah oleh
hukum dan undang-undang (Kamus Besar Bahasa
Indonesia)

• Aspek legal keperawatan adalah aspek aturan


keperawatan dlm memberikan askep sesuai lingkup
wewenang dan tanggung jawabnya pada berbagai
tatanan pelayanan, termasuk hak dan kewajibannya
yg diatur dlm undang2 keperawatan(Hariyati, 2006)
Watson (1979), human care

• Upaya utk melindungi,


meningkatkan, dan menjaga atau
mengabdikan rasa kemanusiaan
dgn membantu orang lain
mencari arti dalam sakit,
penderitaan, dan keberadaannya
serta membantu orang lain untuk
meningkatkan pengetahuan dan
pengendalian diri .
PRINSIP-PRINSIP ETIK DALAM
PELAYANAN KEPERAWATAN
LANSIA
Prinsip Etik
1. Respect (Hak untuk dihormati)
Perawat harus menghargai hak-hak pasien/ klien
2. Autonomy (Hak pasien memilih)
Hak pasien untuk memilih treatmen yang terbaik
untuknya
3. Beneficence (Do Good) (Bertindak)
• Perawat wajib melakukan dgn baik,
mengimplementasikan tindakan yg
menguntungkan pasien dan keluarga
• Meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan pasien
dengan cara yg terbaik untuk membantu pasien
4. Non Maleficence (do no harm) (Utamakan tidak
mencederai orang lain)
Kewajiban perawat utk tdk dgn sengaja
menimbulkan kerugian/cidera.
Prinsip: Jangan membunuh,menghilangkan nyawa
orang lain, jangan menyebabkan nyeri/penderitaan
pd org lain.

5.Confidentiality (Kerahasiaan)
• Menjaga kerahasiaan kondisi penyakit pasien
• Menjaga kerahasiaan informasi yg berkaitan
dengan kondisi pasien
6. Justice (Keadilan)

• Adalah suatu prinsip dimana seorang perawat wajib


memberikan perlakuan sama serta adil utk
kebahagiaan dan kenyamanan pasien tsb

• Perbedaan tingkat ekonomi, pandangan politik,


agama, kebangsaan, perbedaan kedudukan sosial,
kewarganegaraan tdk boleh mengubah sikap dan
pelayanan perawat terhadap pasien yg dirawatnya
6. Fidelity (Loyality, Ketaatan)
• Kebenaran dasar utk hubungan relasi.
• Semua informasi dlm bentuk interaksi perawat –
pasien dpt dipercaya kebenarannya
• Kewajiban utk setia thd kesepakatan dan bertgjwb
atas kesepakatan yg telah diambil
• Era modern pelayanan kesehatan: upaya tim
(tgjwb tdk hanya pada satu profesi).
80% kebutuhan dipenuhi perawat.
• Masing2 profesi memiliki aturan tersendiri yg
berlaku
• Memiliki keterbatasan peran dan berpraktik dgn
menurut pd aturan yg disepakati
7. Veracity (Truthfullness & Honesty)

• Kewajiban untuk mengatakan kebenaran


• Prinsip veracity mengikat pasien dan perawat utk
selalu mengutarakan kebenaran
Pemecahan Masalah Etik

1. Identifikasi masalah
2. Kumpulkan fakta2
3. Evaluasi tindakan alternatif dari berbagai
perspektif etik
4. Buat keputusan dan ujicobakan
5. Bertindaklah dan kemudian refleksikan pada
keputusan tersebut
PRIORITAS PENELITIAN BIDANG KEPERAWATAN
GERONTIK

• Penelitian keperawatan gerontik diharapkan dapat memberi


manfaat yg se-besar2nya utk pengembangan teknik maupun
mutu pelayanan dengan berbagai pendekatan, yakni: pemulihan
kesehatan, memaksimalkan kualitas hidup lansia (baik dalam
kondisi sehat, sakit maupun kelemahan serta memberikan rasa
aman nyaman, terutama dalam menghadapi kematian)
• Menyusun prioritas penelitian keperawatan lansia,perlu
diseimbangkan antara kebutuhan utk menambah ilmu dan
wawasan baru dg kebutuhan meningkatkan kualitas, efektifitas,
efisiensi, dan kepatuhan pelayanan
• Dalam mengembangkan penelitian tsb,perlu mengetahui lebih
dahulu aspek2 kritis yg ada dlm keperawatan gerontik.
AREA PRIORITAS

1. Pelayanan evaluasi dan efektivitas intervensi thd


individu/kelompok /metoda baru dlm pelayanan
keperawatan sub area prioritas:
sirkulasi, ventilasi, nutrisi, ekskresi, aktifitas dan istirahat,
stimulasi mental, tidur, masalah kardiovaskuler, masalah
penyakit vaskularisasi perifer, masalah respiratori, masalah
gastrointestinal, masalah diabetes, masalah muskuloskletal,
masalah genitourinary, masalah neurology, masalah menurunnya
fungsi sensorik, masalah dermatologi, masalah kesehatan mental,
tindakan operatif dan dampaknya, palliatif care, manajemen nyeri,
rehabilitasi, perawatan diri dan hygieneitas, dan pengawasan
menelan obat.
AREA PRIORITAS (lanjutan…………..)

2. Parameter dan hasil (out come) intervensi klinik yg spesifik.


Sub area prioritas diagnosis keperawatan yg spesifik,
pengembangan alat ukur geriatric
3. Faktor2 organisasi yg berdampa pd sistem pelayanan dan
kinerja, sub area prioritas: peran kolaborasi model
keperawatan di rumah (home care), model keperawatan di
RS (hospital care), model keperawatan di panti jompo
(institusional care),model keperawatan jangka panjang (long
term care),nursing agency dan team work.
AREA PRIORITAS (lanjutan…………..)

4. Faktor2 sosial yg berdampak pada tingkat kesehatan lansia.


Sub area prioritas: aspek legal kebijakan dan regulasi,
kelenturan kesehatan yg berbasis budaya dan kepercayaan,
sosial ekonomi, konsep2 gerontology (aspek kesehatan, aspek
spiritual,aspek etika dan moral, aspek nutrisi, aspek
psikologis, aspekfisiologis dan aspek sosial)
5. Kualitas hidup (quality of life) dan intervensi kesehatan psiko
sosial.
Sub area prioritas: penilaian status fungsional, psikologis, senil
dimentia, OR, rekreasi, upaya preventif thd risiko kecelakaan,
interaksi sosial, spritual, manajemen stres, sakratul maut, support
keluarga, aktifitas dan disfungsi seksual.
6. Promosi kesehatan. Sub area prioritas: pesan dan teknologi
PRINSIP ETIKA PELAYANAN KESEHATAN PADA LANSIA

Menurut Kane et.al (1994) dan reuben et.al(1996),tdd:


1. Empati: harus memandang lansiayg sakit dengan
“pengertian, kasih sayang danmemahami rasa penderitaan
yg dialami oleh lansia”. Empatidilaksanakandg wajar,tdk
berlebihan shg tdk terkesan over protective dan belas
kasihan.
2. Yang “harus”dan yang “jangan”. Pelayanan geriatri selalu
didasarkan atas keharusan utk mengerjakan yg baik utk klien
dan hrs menghindari tindakan yg menambah penderitaan
(harm) bagi klien
PRINSIP ETIKA PELAYANAN KESEHATAN PADA LANSIA
(LANJUTAN)

3. Otonomi.
Di bidang geriatric, otonomi berdasar pada
keadaan,apakah lansia dapat membuat keputusan
secara bebas dan mandiri?.

Secara hakiki, prinsip otonomi berupaya melindungi


penderita yg fungsional masih kapabel.

Dalam berbagai hal,aspek etik ini se-olah2 memakai prinsip


paternalisme, dimana ada seseorang menjadi wakil untuk
mengambil keputusan.
PRINSIP ETIKA PELAYANAN KESEHATAN PADA LANSIA
(LANJUTAN)

4. Keadilan. Pelayanan geriatri hrs memberikan


perlakuan yg sama bagi semua klien,
tdk mengadakan perbedaan atas dasar
karakteristik yg tdk relevan.
5. Kesungguhan hati. Prinsip utk selalu
memenuhi semua janji yg diberikan kepada
klien
ASPEK HUKUM DAN ETIKA

Produk hukum ttg lansia dan penerapannya di


suatu negara merupakan gambaran seberapa
jauh perhatian negara kepada lansia.
1. UU No.4 th 1965: tentang bantuan bagi
orang jompo.
2. Dibandingkan negara maju,perhatian negara
berkembang terhadap lansia belum begitu
besar
LANDASAN HUKUM DI INDONESIA
(TERKAIT DENGAN LANSIA)

1. UU No. 4 th 1965: tentang bantuan bagi orang jompo.


2. UU No. 6 th.1974 tentang: ketentuan2 pokok
kesejahteraan sosial
3. UU No. 7 th.1984 tentang: Pengesahan konvensi
mengenai penghapusan segala bentuk diskriminasi thd
wanita
4. UU No. 2 th.1989 tentang: Sistim pendidikan nasional
5. UU No23 th 1992 tentang:Kesehatan
6. UU No.13 th 1998 tentang: Kesejahteraan lansia
(pengganti UU No.4 th.1965 tentang:Bantuan bagi
orang jompo)
LANDASAN HUKUM DI INDONESIA
(LANJUTAN)
7. UU No.23 th 1992 tentang: Kesehatan manula
diarahkan untuk memelihara dan meningkatkan
kesehatan agar tetap produktif dg bantuan
pemerintah dlm upaya penyelenggaraannya
8. UU No.13 th 1998 tentang: Kesehatan lansia,
pelayanan kesehatan dimaksudkan utk memelihara
dan meningkatkan derajat kesehatan dan
kemampuan lansia agar kondisi fisik, mental dan
sosialnya dpt berfungsi secara wajar melalui upaya
penyuluhan,penyembuhan dan pengembangan
lembaga
LANDASAN HUKUM DI INDONESIA
(LANJUTAN)
9. UU No.13 th 1998 tentang: pemerintah dan
masyarakat wajib memberikan pelayanan sosial
kepada lansia. Pemberian layanan berlandaskan
pada filosofi dan nilai budaya masyarakat Indonesia
yg berazas“ Three Generation in One Roof “,artinya:
adanya pertautan yg bernuansa antar 3 generasi,
yaitu anak,orangtua dan kakek/nenek.
LANDASAN HUKUM DI INDONESIA
(LANJUTAN)
10. Keppres No. 452 th 2004 tentang: Komite nasional
lansia
11. Kep.Mensos No. 10/HUK/1998 tentang : Lembaga
kesejahteraan lansia
12. Geriatri: Bertugas merumuskan program pembinaan
kesehatan lansia
PERMASALAHAN
Permasalahan pada lansia ditinjau dari aspek hukum dan
etika, disebabkan faktor:
1. Produk hukum: Blm semua ada peraturan
pelaksanaannya,belum diterbitkan Perdanya,
Juklak dan Juknis,shg penerapannya di
lapangan sering timbul masalah.
2. Keterbatasan prasarana. Pelayanan lansia ditingkat
masyarakat, pelayanan tk. dasar, pelayanan rujukan I
dan II, shg lansia tdkdpt diberi pelayanan sedini
mungkin shg persoalannya menjadi berat pada saat
diberi pelayanan
PERMASALAHAN (LANJUTAN..)

3. Keterbatasan SDM.
Keterbatasan kuantitas dan kualitas tenaga yg dpt
memberi pelajanan kesehatan bermutu dan
berkelanjutan kpd lansia shg mengakibatkan
keterlambatan mengetahui tanda2 dini. Tenaga yg
dimaksud,yaitu : tenaga ahli gerontology, tenaga
kesehatan, tenaga sosial, ahli hukum, ahli psikolog,
dan relawan
PERMASALAHAN (LANJUTAN..)
4. Hubungan lansia dengan keluarga.
Menurut Mary Ann Christ (1993, berbg isu hukum
dan etika yg sering terjadi dari hubungan lansia
dengan keluarga:
a. Pelecehan dan ditelantarkan (abuse and reglect)
b. Tindak kejahatan (crime)
c. Pelayanan perlindungan (protective service)
d. Persetujuan tertulis (informed concent)
e. Kualitas kehidupan dan isu etika (quality of life
and related ethical issues)
ASPEK LEGAL DAN ETIS KEPERAWATAN GERONTIK PRAKTEK KEPERAWATAN PROFESIONAL

1.Aspek legal
Peraturan per-UU an yg berlaku di Indonesia:
a. GBHN 1998 – 2003: tentang Kesra, pendidikan dan
kebudayaan
b. UU RI No.13 th 1998 tentang: kesejahteraan lansia:
1) Arah pembangunan :peningkatan kualitas
penduduk lansia utk mengwujudkan integritas
sosial penduduk lansia dg masyarakat
lingkungannya.
2) Pelayanan lansia utk penghargaan: Kemudahan
pelayanan umum dan bantuan kesra bagi yg memerlukan.
ASPEK LEGAL DAN ETIS KEPERAWATAN
GERONTIK
ASPEK LEGAL DAN ETIS KEPERAWATAN GERONTIK
PRAKTEK KEPERAWATAN PROFESIONAL (LANJUTAN)

2.Kode etik dlm praktik keperawatan:


a. Tanggungjawab terhadap klien
b. Tanggungjawab terhadap tugas
c. Tanggungjawab terhadap sesama perawat
d. Tanggungjawab terhadap profesi keperawatan
e. Tanggungjawab terhadap pemerintah, bangsa dan
tanah air
HAL-HAL YG HARUS DIPERHATIKAN PERAWAT
BERKAITAN DGN KODE ETIK
1. Perawat hrs memberikan rasa hormat kpdklien
tanpa memperhatikan suku,ras,golongan,
pangkat,jabatan,status sosial dan masalah
kesehatan.
2. Menjaga rahasia klien
3. Melindungi klien dari campur tangan pihakyg tdk
kompeten,tidketik, dan praktik ilegal
4. Perawat berhak menerima jasa dari hasil konsultasi
dan pekerjaannya.
HAL-HAL YG HARUS DIPERHATIKAN PERAWAT
BERKAITAN DGN KODE ETIK (LANJUTAN)

5. Perawat menjaga kompetensi keperawatan


6. Perawat memberikan pendapat dan menggunakannya
7. Kompetisi individu serta kualifikasi dlm memberikan
konsultasi
8. Berpartisipasi aktif dlm kelanjutannya perkembangan
body of knowledge
9. Berpartisipasi aktif dlm meningkatkan standar
profesional
HAL-HAL YG HARUS DIPERHATIKAN PERAWAT
BERKAITAN DGN KODE ETIK (LANJUTAN)
10. Berpartisipasi dlm upaya mencegah masyarakat,
dari informasi yg salah dan misinterpretasi dan
menjaga integritas perawat
11. Perawat melakukan kolaborasi dgn profesi
kesehatan yg lain atau ahli dlm rangka meningkatkan
pelayanan kesehatan yg dibutuhkan oleh masyaraka,
termasuk lansia
FUNGSI KODE ETIK

Menurut Kozier dan Erh (1980):


1. Memberikan dasar dlm mengatur hubungan antar
perawat, pasien, tenaga kesehatanlain,dan masyarakat
2. Memberikan dasar dlm menilai tindakan keperawatan
3. Menjadi dasar dlm membuat kurikulum pendidikan
keperawatan dan untuk mengenalkan kepada lulusan
tenaga keperawatan yg baru tentang praktik
keperawatan profesional
4. Membantumasyarakat utk mengetahui pedoman dlm
melaksanakan praktik keperawatan
PRINSIP ETIK

1. Fidelity :Lebih terpusat kepada kode etik


keperawatan dimana perawat hrs respect kpd klien
sbg keutuhan manusia
2. Autonomy :Lebih mementingkan keputusan klien
atas tindakan yg diberikan
3. Beneficence: Punya prinsip berbuat baik
4. Justice: Kewajiban moral
UPAYA MEMINIMALKAN RESIKO DGN PENUH
TANGGUNGJAWAB
1. Lakukan tindakan yg sistematis,logis dan ilmiah,yaitu:

Pengkajian, diagnosa keperawatan yg benar,


perencanaan yg benar, implenentasi yg sesuai dan
evaluasi sesuai kondisi
2. Lakukan research untuk pengembangan keperawatan
gerontik
PRINSIP-PRINSIP DASAR ETIK

1. Acceptance (Penerimaan)
2. Individualization (individualisasi)
3. Non-judgemental attitude (sikaptdkmenghakimi)
4. Rationality (rasionalisasi)
5. Emphaty (empati)
6. Genuiness (ketulusan/kesungguhan)
7. Impartiality (kejujuran)
8. Confidentiality (kerahasiaan)
9. Self-awarness (mawas diri)
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai