Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PENDAHULUAN

PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR MANUSIA


PENGATURAN SUHU TUBUH
(TERMOREGULASI)

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 1

PROGRAM STUDI PROFESI NERS ANGKATAN 33


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS NGUDI WALUYO
2021
DEFINISI TERMOREGULASI
 Termoregulasi atau pengaturan suhu tubuh adalah mekanisme
fisiologis dan perilaku mengatur keseimbangan antara panas
yang hilang dan panas yang dihasilkan, sehingga suhu tubuh
tetap konstan dan ada dalam rentang yang sesuai
 Suhu tubuh normal seseorang bisa berubah- ubah tergantung
kondisi tubuh orang tersebut, namun pada umumnya suhu tubuh
normal berada pada rentang antara 36,5 – 37,2 0C.
ANATOMI FISIOLOGI TERMOREGULASI
 Sistem yang mengatur suhu tubuh memiliki tiga bagian
penting : sensor di bagian permukaan dan inti tubuh, integrator
di hipotalamus, dan sistem efektor yang dapat menyesuaikan
produksi serta pengeluaran panas
 Hipotalamus, yang terletak antara hemisfer serebral,
mengontrol suhu tubuh sebagaimana thermostat dalam rumah.
Hipotalamus merasakan perubahan ringan pada suhu tubuh.
Hipotalamus anterior mengontrol pengeluaran panas, dan
hipotalamus posterior mengontrol produksi panas.
PENGELUARAN PANAS

Pengeluaran dan produksi panas terjadi secara konstan,


pengeluaran panas secara normal melalui radiasi, konduksi,
konveksi, dan evaporasi.
 Radiasi
 Konduksi
 Konveksi
 Evaporasi
 Diaforesis
ETIOLOGI DAN FAKTOR RISIKO

 Usia  Aktivitas otot


 Olahraga  Sekresi tiroksin
 Kadar Hormon  Stimulasi epinefrin,
 Irama Sirkadian norepinefrin, dan simpatis.
 Stress  Demam
 Lingkungan
 Laju Metabolisme Basal
(BMR)
MANIFESTASI KLINIS

Perubahan suhu tubuh di luar rentang normal mempengaruhi set point


hipotalamus. Perubahan ini dapat berhubungan dengan produksi panas
yang berlebihan, pengeluaran panas yang berlebihan, produksi panas
minimal. Pengeluaran panas minimal atau setiap gabungan dari perubahan
tersebut. Sifat perubahan tersebut mempengauhi masalah klinis yang
dialami klien :
 Demam
 Kelelahan akibat panas
 Hipertermia
 Heatstroke
 Hipotermia
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS GANGGUAN TERMOREGULASI
 

A. PENGKAJIAN
 Pengkajian identitas pasien
 Riwayat keperawatan
- Riwayat penyakit sekarang
- Riwayat kesehatan lalu
- Riwayat penyakit keluarga
Lanjutan….
 Pemeriksaan Fisik
 Ukur suhu inti selama setiap fase demam
 Kaji factor-faktor pemberat seperti dehidrasi,
insfeksi, atau suhu lingkungan
 Identifikasi respons fisiologis terhadap suhu : Ukur
semua tanda-tanda vital, Observasi semua warna kulit
dan turgor kulit, Kaji suhu kulit (palpasi) Kaji
,

kenyamanan klien
 Tentukan fase demam : kedinginan, stabil, serangan
demam
Lanjutan….
 Pemeriksaan Penunjang :

Pemeriksaan Laboratorium meliputi :


 Pemeriksaan darah lengkap
 Pemeriksaan urin
 Uji widal
 Pemeriksaan elektrolit : Na, K, Cl
 Uji tourniquet
 Pemeriksaan SGOT (Sserum glutamat Oksaloasetat
Transaminase) dan SGPT (Serum Glutamat Piruvat
Transaminase)
DIAGNOSA KEPERAWATAN
 Hipertermia
 Hipotermia
 Termoregulasi tidak efektif
 Risiko termoregulasi tidak efektif
 Risiko ketidakseimbangan cairan
Asuhan keperawatan
Hipertermia (D0130)

Definisi :
Suhu tubuh meningkat di atas rentang normal tubuh.

Tanda dan Gejala :


 Suhu tubuh diatas nilai normal
 Kulit merah
 Kejang
 Takikardi
 Takipnea
 Kulit terasa hangat
SLKI SIKI
Termoregulasi (L.14134) Manajemen Hipertermia (I.15506)
Setelah dilakukan perawatan selama …. x ….. Diharapkan suhu Tindakan :
tubuh kembali normal, dengan kriteria hasil :  Identifikasi penyebab hipertermia
 Mengigil  Monitor suhu tubuh
Skala outcome …. Ditingkatkan menjadi ….  Monitor haluaran urin
 Kulit merah  Berikan cairan oral
Skala outcome …. Ditingkatkan menjadi ….  Lakukan pendinginan eksternal dengan kompres hangat
 Suhu tubuh  Anjurkan tirah baring
Skala outcome …. Ditingkatkan menjadi ….  Kolaborasi pemberian cairan intravena
 Takikardi
Skala outcome …. Ditingkatkan menjadi ….
 Takpnea
Skala outcome …. Ditingkatkan menjadi ….
Risiko ketidakseimbangan cairan (D.0036)

Definisi :
Berisiko mengalami penurunan, peningkatan, atau percepatan
perpindahan cairan dari intravaskuler, interstitial, atau
intraseluler.
Keseimbangan cairan (L.05020) Manajemen Hipertermia (I.15506)
Setelah dilakukan perawatan selama …. x ….. Diharapkan tidak Tindakan :
terjadi ketidakseimbangan cairan, dengan kriteria hasil :  Identifikasi penyebab hipertermia
 Asupan cairan  Monitor suhu tubuh
Skala outcome …. Ditingkatkan menjadi ….  Monitor haluaran urin
 Keluaran urin  Berikan cairan oral
Skala outcome …. Ditingkatkan menjadi ….  Lakukan pendinginan eksternal dengan kompres hangat
 Kelembaban membrane mukosa  Anjurkan tirah baring
Skala outcome …. Ditingkatkan menjadi …. Kolaborasi pemberian cairan intravena
 Asupan makanan
Skala outcome …. Ditingkatkan menjadi ….
 Dehidrasi
Skala outcome …. Ditingkatkan menjadi ….
 Turgor kulit
Skala outcome …. Ditingkatkan menjadi ….
 Berat badan
Skala outcome …. Ditingkatkan menjadi ….
 
TERIMAKASIH…..

Anda mungkin juga menyukai