Anda di halaman 1dari 18

PENGARUH KOMPRES HANGAT

TERHADAP PENURUNAN SUHU


TUBUH DENGAN MASALAH
HIPERTERMIA PADA ANAK
Tugas Presentasi Power Point Proposal

Nama : Novita Eka Putri


NIM : 2010076
Mata Kuliah : Metode Penelitian

Dosen : Kgs.M.Faizal,S.Kep,Ners,M.Kep
LATAR BELAKANG
 Hipertermi adalah suatu keadaan dimana suhu tubuh lebih
tinggi dari biasanya, dan merupakan gejala dari suatu
penyakit.
 Badan Kesehatan Dunia (2013) memperkirakan jumlah kasus
demam di seluruh dunia mencapai 16 – 33 juta dengan 500 –
600 ribu kematian tiap tahunnya.
 Rikesnas (2014) menyatakan prevelansi demam di Indonesia
sebesar 1,5%. Hal tersebut menunjukkan bahwa ada kasus
demam 1.500 per 100.000 penduduk Indonesia.
RUMUSAN MASALAH

 Apakah dengan
memberikan kompres
hangat berpengaruh
terhadap penurunan
suhu tubuh
(Hipertermia) pada anak? TUJUAN PENELITIAN

 Untuk mengetahui ada


atau tidaknya pengaruh
kompres hangat terhadap
penurunan suhu tubuh
(Hipertermia) pada anak.
KERANGKA TEORI
 Definisi Hipertermia
 Manifestasi Klinis Hipertermia
 Patofisiologi Hipertermia
 Komplikasi Hipertermia
 Penanganan Hipertermia
 Kompres Hangat
 Skema Kerangka Konsep Penelitian
HIPERTERMIA
Definisi Manifestasi Klinis
 Hipertermi merupakan (Hermand, 2015 dan
peningkatan suhu tubuh yang Wilkinson,2016) tanda dan gejala
dapat disebabkan oleh gangguan hipertermia, yaitu :
hormone, gangguan metabolisme,  Suhu tinggi 37,8oC per oral atau

penggunaan obat-obatan atau 38,8oC


peningkatan suhu lingkungan  Takikardi

sekitar/sehubungan dengan  Hangat pada sentuhan

pemaparan panas dari luar yang  Menggigil

menyebabkan ketidakseimbangan  Dehidrasi

pembentukan dan kehilangan  Kehilangn nafsu makan

panas (Lusia, 2015).


Patofisiologi Hipertermia Komplikasi Hipertermia
 Hipertermi biasanya disertai dengan infeksi dan (Hermand, 2015) Komplikasi
penyakit lainnya. Kasus infeksi termogenesis
sangat meningkat dan termolisis dihambat oleh Hipertermia yaitu:
vasokonstriksi perifer. Terlepas dari demam  Kerusakan sel-sel dan
tinggi, seorang pasien merasa “dingin” dan jaringan
menggigil, karena pusat termogulasi diatur
 Kejang
secara keliru pada tingkat tinggi oleh pirogen.
Termogulasi pasien yang terinfeksi mirip  Hiperpireksia
dengan salah satu orang yang mengatur suhu  Heat stroke
tubuh pada suhu rendah. Oleh karena itu,
termogenesis dipromosikan oleh gerakan otot
yang ditingkatkan sebagai “menggiggil”. Pada
saat yang sama, termolisis dihambat oleh
vasokontriksi perifer dan penurunan aliran
darah, oleh karena itu tangan dan kaki pasien
menjadi dingin dan tidak berkerigat (Haryono
dan Utami, 2018).
PENANGANAN HIPERTERMIA
 Penanganan hipertermi menurut Lemone
(2016) yakni:
 Pantau suhu terutama selama episode menggigil; catat
frekuensi dan irama jantung. Menggigil
mengidentifikasikan peningkatan suhu. Hipertemi
dapat menyebabkan disritmia.
 Berikan antipiretik yang diresepkan sesuai dengan yang
diindikasikan ketika terjadi peningkatan suhu
 Dukung pendinginan tubuh dengan menurunkan suhu
ruangan.Pendinginan yang cepat menstimulasi
hipotalamus untuk meningkatkan suhu tubuh; kondisi
ini meningkatkan rasa menggigil dan laju metabolisme.
KOMPRES HANGAT
 Sodikin (2021) Tindakan kompres dilakukan
secara tradisonal, seperti memakaikan
pakaian minimal, memajan kulit dengan
udara, menurunkan suhu kamar,
meningkatkan sirkulasi udara, dan pemberian
kempres hangat. Metode penanganan demam
secara fisik, memungkinkan tubuh
kehilangan panas dengan cara konduksi,
konveksi, atau penguapan.
  
SKEMA KERANGKA KONSEP
PENELITIAN

Variabel Bebas : Variabel Tergantung :


Melakukan Kompres Hipertermia
Hangat

Variabel Luar :
• Imun setiap anak berbeda
• status gizi
HIPOTESIS
Memberikan Kompres Hangat dapat menurunkan
suhu tubuh (Hipertermia) pada anak
Operasionalisasi Hipotesis
• Variabel Bebas : Melakukan Kompres Hangat
Definisi Operasional :
⇨ Melakukan kompres hangat di berbagai titik yang berpengaruh peran
besar seperti di dahi, lipatan paha dan dibawah ketiak.
Sekali melakukan dengan waktu 15 menit-20 menit.
Level of Measurement : Nominal
(Melakukan Kompres hangat atau tidak melakukan kompres hangat)

• Variabel Tergantung : Hipertermia


Definisi Operasional :
hipertermia adalah peningkatan suhu tubuh sehubungan dengan
ketidakmampuan tubuh untuk meningkatkan pengeluaran panas atau
menurunkan produksi panas.
Level of Measurement :
( Hipertermia atau Suhu tubuh Normal)
Operasionalisasi Hipotesis
• Variabel Luar :
1. Imun
Definisi Operasional :
Imun ditentukan dari kekebalan tubuh setiap anak
Level of Measurement : Ordinal
( Imun Kuat dan imun lemah)

2. Status Gizi
Definisi Operasional :
Status gizi ditentukan dengan pengukuran secara antropologis :
yaitu berdasarkan tinggi badan, berat badan dan tebal lipatan
kulit.
Level Of Measurement : Ordinal
(Gizi baik, gizi sedang dan gizi kurang)
RANCANGAN PENELITIAN
Peneliti menggunakan rancangan penelitian
eksperimental dengan membagi subjek
secara random menjadi 2 kelompok
perlakuan dan kontrol
 Kelompok perlakuan: dilakukan kompres

hangan selama 15-20 menit


 Kelompok kontrol: tidak dilakukan kompres

hangat
SUBJEK PENELITIAN

• Sampel 20 anak penderita


Hipertermia yang belum melakukan
kompres hangat
• Usia 7-15 tahun
• Subjek dibagi dua secara random
PENGUMPULAN DATA
PASCA PERLAKUAN :
Melakukan pemeriksaan
frekuensi Suhu Tubuh dan lihat
termometernya

Tabel Kerja Hasil Penelitian :

Hipertermia + Hipertermia -
Kel. Perlakuan 2 8
Kel. Kontrol 7 3
ANALISIS DATA
Dilakukan uji perbedaan :
 Data skala nominal
 4 kelompok (tabel kerja 2x2)
 Uji perbedaan X-Kuadrat
KESIMPULAN
Melakukan atau memberikan kompres hangat
dapat membantu dalam penurunan suhu tubuh
(HIpertermia) terutama apda anak-anak.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai