Oleh:
OLEH :
TINGKAT 2.1
D III KEPERAWATAN
A. PENGERTIAN
Suhu adalah suatu keadaan baik panas atau dingin pada suatu substansi. Suhu tubuh adalah
perbedaan antara jumlah panas yang diproduksi oleh proses tubuh dan jumlah panas yang hilang
ke lingkungan luar. Suhu tubuh mencerminkan kesimbangan antara produksi dan pengeluaran
panas dari tubuh, yang diukur dalam unit panas yang disebut derajat.
Suhu tubuh adalah suatu keadaan kulit dimana dapat diukur dengan menggunakan
thermometer yang dapat di bagi beberapa standar penilaian suhu, antara lain : normal, hipertermi,
hipotermi, dan febris. Suhu tubuh kita sering kali berubah-ubah tanpa kita tahu sebab-sebabnya
dan mekanismenya. Suhu tubuh manusia cenderung berfluktuasi setiap saat. Banyak faktor yang
dapat menyebabkan fluktuasi suhu tubuh. Untuk mempertahankan suhu tubuh manusia dalam
keadaan konstan, diperlukan regulasi suhu tubuh.
Suhu tubuh manusia diatur dengan mekanisme umpan balik (feed back) yang diperankan
oleh pusat pengaturan suhu di hipotalamus. Apabila pusat temperature hipotalamus mendeteksi
suhu tubuh yang terlalu panas, tubuh akan melakukan mekanisme umpan balik. Mekanisme
umpan balik ini terjadi bila suhu inti tubuh telah melewati batas toleransi tubuh untuk
mempertahankan suhu, yang disebut titik tetap (set point). Titik tetap tubuh dipertahankan agar
suhu tubuh inti konstan pada 37°C. Apabila suhu tubuh meningkat lebih dari titik tetap,
hipotalamus akan merangsang untuk melakuan serangkaian mekanisme untuk mempertahankan
suhu dengan cara menurunkan produksi panas dan meningkatkan pengeluaran panas sehingga
suhu kembali pada titik tetap.
Gangguan keseimbangan suhu tubuh ialah suatu mekanisme keadaan panas atau dingin
pada tubuh yang tidak dapat terkontrol sehingga dapat menyebabkan gangguan seperti
merasakan ketidaknyamanan, rasa cemas dan mengganggu aktivitas yang biasa dilakukan.
Gangguan keseimbangan suhu tubuh meliputi :
a. Hipertermia
Hipertermia merupakan keadaan ketika individu mengalami atau berisiko mengalami
kenaikan suhu tubuh <37,8 0C per oral atau 38,8 0C per rektal yang sifatnya menetap karena
faktor eksternal (Lynda Juall, 2012). Hipertermia adalah peningkatan suhu tubuh diatas
kisaran normal (Nurarif, Amin H dan Hardhi Kusuma, 2015). Hipertermia adalah keadaan
suhu tubuh seseorang yang meningkat diatas rentang normalnya (NIC NOC, 2007).
Peningkatan suhu tubuh sehubungan dengan ketidakmampuan tubuh untuk meningkatkan
pengeluaran panas atau menurunkan produksi panas adalah hipertermia. Setiap penyakit
atautrauma pada hipotalamus dapat mempengaruhi mekanisme pengeluaran panas. Hipertermia
malignan adalah kondisi bawaan tidak dapat mengontrol produksi panas, yang terjadi ketika
orang yang rentan menggunakan obat-obatan anestetik tertentu.
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa hipertermia adalah keadaan
dimana suhu inti tubuh diatas batas normal fisiologis sehingga menyebabkan peningkatan suhu
tubuh dari individu.
Menurut Nurarif, Amin H dan Hardhi Kusuma (2015) mengatakan suhu normal tubuh
berkisar antara 36,50C – 37,50C, hipertermia jika suhu tubuh > 37,50C dan hipotermi jika suhu
tubuh <36,50C.
b. Hipotermia
C. POHON MASALAH
Sirkulasi darah
Hipotalamus
Hipotalamus Anterior
titik patokan suhu
(sel point)
kehilangan cairan
elektrolit tubuh
elektrolit pada
pembuluh darah
suhu tubuh
Hipertermia
D. PEMERIKSAAN DIAGNOTIK/PENUNJANG
E. PENATALAKSANAAN MEDIS
1. Non Farmakologi
a) Observasi keadaan umum pasien
b) Observasi tanda-tanda vital pasien
c) Observasi perubahan warna kulit pasien
d) Anjurkan pasien memakai pakaian yang tipis (hipertermia), menggunakan pakaian tebal
(hipotermia)
e) Anjurkan pasien banyak minum (hipertermia)
f) Berikan minum hangat (hipotermia)
g) Kompres dengan handuk kering yang dihangatkan atau botol berisi air hangat di bagian
leher, dada, atau selangkangan untuk penderita hipotermia.
h) Anjurkan pasien banyak istirahat
i) Beri kompres hangat di beberapa bagian tubuh, seperti ketiak, lipatan paha, leher bagian
belakang
j) Beri Health Education ke pasien dan keluarganya mengenai pengertian, penanganan, dan
terapi yang diberikan tentang penyakitnya
2. Farmakologi
F. Pengkajian Keperawatan
Pengkajian keperawatan merupakan tahap awal dan dasar utama dari proses keperawatan
yang bertujuan untuk mengumpulkan data-data.
Pengkajian keperawatan merupakan tahap awal dan dasar utama dari proses keperawatan yang
bertujuan untuk mengumpulkan data-data.
a. Identitas pasien mencakup (nama, No.RM, umur, Jenis kelamin, Pekerjaan, Agama, status,
tanggal MRS, tanggal pengkajian).
b. Keluhan utama dan riwayat keluhan utama (PQRST)Keluhan utama adalah keluhan yang
paling dirasakan mengganggu oleh klien pada saat perawat mengkaji, dan pengkajian
tentang riwayat keluhan utamaseharusnya mengandung unsur PQRST (Paliatif/Provokatif,
Quality, Regio, Skala, dan Time)
c. Riwayat Kesehatan
1. Riwayat kesehatan dahulu
2. Riwayat kesehatan sekarang
3. Riwayat kesehatan keluarga
d. Pemeriksaan Fisik
1. Hitung TTV ketika panas terus menerus
2. Inspeksi dan palpasi kulit, cek turgor kulit (dingin, kering,kemerahan,hangat dan turgor
kulit menurun
3. Tanda – tanda dehidrasi
4. Perubahan tingkah laku : bingung, disorientasi, gelisah, sakit kepala, nyeri otot, lemah dll
G. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Hipertermia
Suhu tubuh meningkat diatas rentang normal tubuh.
Berhubungan dengan:
- Dehidrasi
- Terpapar lingkungan panas
- Proses penyakit (mis. Infeksi, kanker)
- Ketidaksesuaian pakaian dengan suhu lingkungan
- Peningkatan laju metabolisme
- Respon trauma
- Aktivitas berlebihan
- Penggunaan incubator
Dibuktikan dengan:
- Suhu tubuh diatas nilai normal
- Kulit merah
- Kejang
- Takikardi
- Takipnea
- Kulit terasa hangat
H. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
N Diagnosa
o keperawatan Tujuan/ kriteria
yang
hasil Intervensi Rasional
mungkin
muncul
1 Hipertermia TERMOREGUL INTERVENSI UTAMA
berhubunga ASI (Manajemen Hipertermia) 1) Untuk mengetahui
n dengan ..... Setelah diberikan a) Observasi keluhan yang
Dibuktikan asuhan 1) Identifikasi penyebab dirasakan pasien
dengan..... keperawatan hipertermia (mis. 2) Untuk mengetahui
....x.... jam maka Dehidrasi, terpapar suhu tubuh pasien
termoregulasi lingkungan panas, 3) Untuk mengetahui
membaik penggunaan incubator) kadar elektrolit
DENGAN 2) Monitor suhu tubuh pasien
KRITERIA 3) Monitor kadar elektrolit 4) Untuk mengetahui
HASIL : 4) Monitor haluaran urine jumlah
- Menggigil 5) Monitor komplikasi pengeluaran urine
menurun akibat hipertermia. pasien
- Kulit merah 5) Untuk mengetahui
menurun b) Terapeutik komplikasi yang
- Kejang 1) Sediakan lingkungan dialami pasien.
menurun yang dingin 6) Untuk memberikan
- Akrosianosis 2) Longgarkan atau kenyaman pada
menurun lepaskan pakain pasien
- Konsumsi 3) Basahi dan kipasi 7) Untuk memberikan
oksigen permukaan tubuh kenyaman pada
menurun 4) Berikan cairan oral pasien
- Piloereksi 5) Ganti linen setiap hari 8) Untuk memberikan
menurun atau lebih sering jika rasa nyaman pada
- Vasokonstriksi mengalami hyperhidrosis pasien
perifer (keringat berlebihan) 9) Untuk mengurangi
menurun 6) Lakukan pendinginan terjadinya
- Kutis eksternal (mis. selimut dehidrasi
memorata hipotermia atau kompres 10) Untuk memberikan
menurun dingin pada dahi, leher, rasa nyaman pada
- Pucat menurun dada, abdomen, aksila) pasien
- Takikardi 7) Hindari pemberian 11) Untuk menurunkan
menurun antipiretik atau aspirin suhu tubuh pasien
- Takipnea 8) Berikan oksigen, jika 12) Untuk mencegah
menurun perlu terjadinya efek
- Bradikardi samping
menurun c) Edukasi 13) Untuk mengurangi
- Dasar kuku 1) Anjurkan tirah baring sesak yang dialami
sialonik pasien
menurun d) Kolaborasi 14) Untuk memberikan
- Hipoksia 1) Kolaborasi pemberian pasien istirahat dan
menurun cairan dan elektrolit posisi yang
- Suhu tubuh intravena, jika perlu. nyaman
membaik 15) Untuk mengetahui
- Suhu kulit pemberian cairan
membaik dan elektrolit yang
- Kadar glukosa dibutuhkan oleh
darah menurun pasien.
- Pengisian
kapiler
membaik
- Ventilasi
membaik
- Tekanan darah
membaik
I. REFERENSI
Tim Pokja SDKI DPP PPNI.2016.Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia.Jakarta
Selatan:DPP PPNI
Asmadi. 2008. Tehnik Prosedural Keperawatan: Konsep Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien.
Jakarta : Salemba Medika.
Doengoes, Marilynn E. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman untuk Perencanaan dan
Pendokumentasian Perawatan Pasien. Jakarta : EGC. Herlman,T. Heather.2015.NANDA
International Diagnosis Keperawatan :
Definisi dan Klasifikasi 2015-2017.Edisi 10.Jakarta : EGCNurarif, Amin H dan Hardhi Kusuma.
2014.Handbook for Health Student.Yogyakarta:MediAction Publishing