h. Aktivitas otot
Aktivitas otot , termasuk menggigil akan meningkatkan laju
metabolisme.
i. Sekresi tiroksin
Peningkatan sekresi tiroksin akan meningkatkan laju metabolisme sel
di seluruh tubuh. Efek ini biasanya disebut sebagai termogenesis
kimiawi, yaitu stimulasi untuk menghasilkan panas di seluruh tubuh
melalui peningkatan metabolisme seluler.
c. Heatstroke
Pajanan yang lama terhadap sinar matahari atau lingkungan dengan
suhu tinggi dapat mempengaruhi mekanisme pengeluaran panas.
Kondisi ini disebut heatstroke, kedaruratan yang berbahaya panas
dengan angka mortalitas yang tinggi. Heatstroke dengan suhu lebih
besar dari 40,50C mengakibatkan kerusakan jaringan pada sel dari
semua organ tubuh.
d. Hipotermia
Pengeluaran panas akibat paparan terus-menerus trehadap dingin
mempengaruhi kemampuan tubuh untuk memproduksi panas.,
mengakibatkan hipotermi. Dalam kasus hipotermi berat, klien
menunjukkan tanda klinis yang mirip dengan orang mati (misal tidak
ada respon terhadap stimulus dan nadi serta pernapasan sangat lemah).
5. Pemeriksaan Penunjang
Jenis dan parameter Pemeriksaan Diagnostik
a. Darah Lengkap : WBC Hb, PLT, HCT
b. Elektrolit : Albumin, Na, K, Mg
6. Penatalaksanaan Medis
Pada gangguan termoregulasi hipertermi diberikan antipiretik dan pada
hipotermi diberkan infus normal salin yang telah dihangatkan, beri terapi
oksigen.
2. Diagnosa
3. Intervensi
Kriteria hasil :
Kriteria hasil :
Kriteria hasil :
4. Implementasi
Merupakan tindakan keperawatan yang sudah direncanakan dalam
rencana perawatan. Sebelum melaksanakan tindakan yang sudah
direncanakan perlu ada validasi apakah tindakan yang akan dilaksanakan
perlu didokumentasikan untuk mengetahui tindakan tersebut sesuai
rencana atau tidak dan apakah tindakan kita memenuhi kriteria hasil baik
dari tindakan keperawatan mencakup tindakan mandiri ( independen )
atau tindakan kolaboratif ( Tarwoto dan Wartonah, 2006 ).
5. Evaluasi
Evaluasi merupakan tahap akhir dari proses keperawatan, meskipun
evaluasi diletakkan pada akhir proses keperawatan, evaluasi merupakan
bagian integral pada setiap tahap proses keperawatan. Pengumpulan data
perlu direvisi untuk menentukan apakah informasi yang telah
dikumpulkan sudah mencukupi dan apakah prilaku yang diobservasi telah
sesuai. Diagnosa juga perlu di evaluasi dalam hal keakuratan dan
kelengkapannya. Tujuan dan intervensi dievaluasi adalah untuk
menentukan apakah tujuan tersebut dicapai secara efektif
(Nursalam,2001).
Termoreseptor sentral (di
Termoreseptor hipotalamus bagian lain SSP dan
perifer (kulit) organ abdomen
WOC
Pusat integrasi
termoregulasi
hipotalamus
7. Perubahan laju metabolisme, 1. Agens farmaseutikal
8. Sepsis 2. Aktivitas yang berlebihan
9. Suhu lingkungan ekstrem 3. Berat badan ekstrem,
10.Adaptasi Neuron dan
Usia ekstrem (bayi prematur 4. Sistem saraf
Dehidrasi Sistem saraf
perilaku
lansia) motorik 5. simpatisyang tidak sesuaisimpatis
Pakaian dengan
11. Kerusakan hipotalamus suhu lingkungan
12. Trauma. 6. Peningkatan kebutuhan oksigen
EGC.
Nurjannah, I (ed). 2015. Nursing Intervention Clasification (NIC) edisi bahasa
Indonsia. Elsevier.
Nurjannah, I (ed). 2015. Nursing Outcome Clasification (NOC) edisi bahasa
Indonsia. Elsevier.
Sherwood, L. 2001. Fisiologi Manusia: dari Sel ke Sistem. Jakarta: EGC.
Sloane, Ethel. 2003. Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula. Jakarta: EGC.