Anda di halaman 1dari 14

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

STROKE NON HEMORAGIK

Oleh Kelompok 3 :

Ni Putu Indah Sari (19J10080)


Kadek Meika Wintari (19J10145)
Ni Luh Cica Kusuma Dewi (19J10127)
Komang Rizki Rahayu Putri P. (19J10216)
Ida Ayu Putu Ratih Widiadnyani (19J10098)
Veralin Polly (19J10108)
Ni Kadek Siti Hendra Dewi (19J10163)
Ni Luh Putu Wiratih Pramestika (19J10168)

FAKULTAS KESEHATAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS
INSTITUT TEKNOLOGI DAN KESEHATAN (ITEKES) BALI
DENPASAR
2019
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik : Stroke Non Hemoragik


Sub topik : Gambaran tentang stroke non hemoragik
Hari /Tanggal : ……………………..
Sasaran : Penunggu Pasien
Tempat : Ruang Belibis
Waktu : 10.00 – 10.30 wita (1 x 30 menit)

A. Latar Belakang Masalah


Stroke merupakan gangguan fungsi otak secara lokal atau menyeluruh yang terjadi
karena suplai darah menuju otak terganggu. Stroke juga merupakan salah satu penyakit
degeneratif terbesar didunia yang tidak dapat dihindari dengan mudah baik oleh kalangan
remaja maupun sudah lanjut usia. Stroke dibagi menjadi dua yaitu stroke hemoragik dan
stroke non hemoragik. Stroke non hemoragik (SNH) terjadi akibat tersumbatnya aliran
darah menuju otak. Saat ini 85% kejadian stroke yang terjadi adalah stroke non hemoragik
yang terdiri dari 25% akibat emboli dari jantung (stroke tromboemboli), 25% akibat small
disease (Maukar, Ismanto dan Kundre, 2014).
Menurut World Health Organization (WHO) 2014 peningkatan jumlah penderita
stroke secara terus menerus menyebabkan stroke menjadi ancaman degeratif ketiga setelah
penyakit jantung dan kanker. Menurut RISKESDAS (2018), di Indonesia sendiri, stroke
menduduki posisi kedua setelah penyakit jantung. Di Bali prevalensi penyakit stroke
meningkatkan dari 7,5% pada tahun 2007 dan meningkat menjadi 8,5% pada tahun 2013
(Kementrian Kesehatan, 2014). Dari data yang didapatkan prevalensi stroke di RSUD
Wangaya Kota Denpasar, stroke menduduki posisi pertama dengan kasus terbanyak
selama 4 tahun terakhir. Berdasarkan data rekam medik pasien yang mengalami stroke non
hemoragik di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Wangaya Kota Denpasar yaitu pada
tahun 2014 sebanyak 214 kasus dan mengalami peningkatan setiap tahunnya. Pada tahun
2018 diperoleh 2018 diperoleh kasus stroke non hemoragik sebanyak 333 kasus.
Oleh karena itu, penulis mengambil promosi kesehatan tentang stroke non
hemoragik di ruang Belibis RSUD Wangaya.

B. Tujuan
1. Tujuan instruksional umum
Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit tentang stroke non hemoragik
diharapkan sasaran dapat mengetahui mengenai gambaran tentang stroke non
hemoragik.

2. Tujuan instruksional khusus


Setelah dilakukan penyuluhan selama 30 menit pasien dapat :
a. Menjelaskan pengertian stroke non hemoragik
b. Menyebutkan tanda dan gejala stroke non hemoragik
c. Menyebutkan penyebab stroke non hemoragik
d. Menjelaskan cara pencegahan stroke non hemoragik
e. Menjelaskan penatalaksanaan stroke non hemoragik
f. Menjelaskan cara merawat orang dengan stroke non hemoragik dirumah
g. Menjelaskan diet yang diperlukan pada penderita stroke non hemoragik

C. Metode
Ceramah dan tanya jawab
D. Media
Leaflet, Lembar Balik
E. Materi Penyuluhan (Materi Terlampir)
1. Stroke Non Hemoragik
a. Pengertian stroke non hemoragik
b. Tanda dan gejala stroke non hemoragik
c. Penyebab stroke non hemoragik
d. Cara pencegahan stroke non hemoragik
e. Cara penatalaksanaan stroke non hemoragik
f. Cara merawat orang dengan stroke non hemoragik dirumah
g. Diet yang diperlukan pada penderita stroke non hemoragik

F. Kegiatan Penyuluhan
Tahap Kegiatan
Waktu
Kegiatan Penyuluh Sasaran
1. Membuka acara dengan 1. Menjawab salam
mengucapkan salam
kepada sasaran
2. Menyampaikan topik dan 2. Mendengarkan
tujuan Penkes kepada penyuluh
5
Pembukaan sasaran menyampaikan topik
Menit
dan tujuan
3. Kontrak waktu untuk 3. Menyetujui kesepakatan
kesepakatan pelaksanaan waktu pelaksanaan
Penkes dengan sasaran Penkes

1. Mengidentifikasi 1. Mengetahui sejauh


pengetahuan audience mana pengetahuan
audience tentang SNH
2. Menjelaskan materi 2. Mendengarkan
penyuluhan kepada sasaran penyuluh
10 menyampaikan materi
Kegiatan Inti
Menit 3. Memberikan kesempatan 3. Menanyakan hal – hal
kepada sasaran untuk yang tidak dimengerti
menanyakan hal – hal yang dari materi penyuluhan
belum dimengerti dari
materi yang dijelaskan
penyuluh
Menjelaskan 1. Menjelaskan gambaran 1. Memperhatikan
gambaran tentang stroke non penjelasan
10
stroke non hemoragik
menit
hemoragik
1. Memberikan pertanyaan 1. Menjawab pertanyaan
kepada sasaran tentang yang diajukan penyuluh
materi yang sudah
disampaikan penyuluh
2. Menyimpulkan materi 2. Mendengarkan
penyuluhan yang sudah penyampaian

5 Evaluasi / disampaikan kepada kesimpulan

Menit Penutup sasaran


3. Menutup acara dengan 3. Mendengarkan
mengucapkan salam serta penyuluh, menutup
terimakasih kepada sasaran acara dan menjawab
salam

G. Setting Tempat

1 2 3

4
6 6

5 5 5
Keterangan Gambar :
1. Moderator
2. Penyaji
3. Notulen
4. Peserta
5. Fasilitator
6. Observer

H. Pengorganisasian
1. Moderator : Kadek Meika Wintari
2. Penyaji : Ni Kadek Siti Hendra Dewi
3. Notulen : Kmg Rizki Rahayu Putri
4. Peserta
5. Fasilitator : Veralin Polly, Ni Putu Indah Sari, dan Ni Luh Putu Wiratih P
6. Observer : Ni Luh Cica Kusuma, I.A. Pt Ratih Widiadnyani
I. Uraian Tugas
a. Moderator
a. Membuka acara.
b. Memperkenalkan mahasiswa dan dosen pembimbing.
c. Menjelaskan tujuan dan topik.
d. Menjelaskan kontrak waktu.
e. Menyerahkan jalannya penyuluhan kepada pemateri.
f. Mengarahkan alur diskusi.
g. Memimpin jalannya diskusi.
h. Menutup acara.
2) Penyaji
Mempersiapkan materi untuk penyuluhan.
3) Observer
Mengamati proses pelaksanaan kegiatan dari awal sampai akhir.
4) Fasilitator
a. Memotifasi peserta untuk berperan aktif dalam jalannya penyuluhan.
b. Membantu dalam menanggapi pertanyaan dari peserta.

J. Evaluasi
1. Evaluasi struktur
a) 80% permateri hadir 30 menit sebelum acara dimulai
b) Semua penyaji siap dengan materi yang akan disampaikan
c) Semua peserta hadir 15 menit sebelum acara dimulai
d) Tempat penyuluhan dan perlengkapan dapat dipergunakan semaksimal mungkin
2. Evaluasi proses
a) Seluruh peserta aktif dalam mengikuti acara dari awal sampai akhir
b) 80% peserta mampu menyampaikan pendapatnya
c) Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat penyuluhan.
d) Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan dengan benar.
e) Peserta mengerti materi penyuluhan dengan baik

3. Evaluasi hasil
a) 75% peserta mampu menjelaskan kembali mengenai materi yang disampaikan
b) 75% peserta mampu mengungkapkan perasaannya serta mengungkapkan adanya
rencana tindak lanjut
c) Peserta mengetahui tentang stroke non hemoragik
MATERI
STROKE NON HEMORAGIK

A. STROKE NON HEMORAGIK


1) Pengertian Stroke Non Hemoragik
Stroke Non Haemoragik (SNH) adalah cedera otak yang berkaitan dengan
obstruksi aliran darah otak terjadi akibat pembentukan trombus di arteri cerebrum
atau embolis yang mengalir ke otak dan tempat lain di tubuh (Pahria, 2014). Stroke
Non Haemoragik (SNH) merupakan gangguan sirkulasi cerebri yang dapat timbul
sekunder dari proses patologis pada pembuluh misalnya : trombus, embolus atau
penyakit vaskuler dasar seperti artero sklerosis dan arteritis yang mengganggu aliran
darah cerebral sehingga suplai nutrisi dan oksigen ke otak menurun yang
menyebabkan terjadinya infark (Price, 2016). Stroke Non Hemoragik juga disebut
sebagai stroke iskemik yaitu penyumbatan yang bisa terjadi di sepanjang jalur
pembuluh darah arteri menuju ke otak (Wikipedia, 2012).

2) Tanda dan Gejala


a. Senyum tidak simetris (mencong ke satu sisi)
b. Gerakan separuh tubuh melemah tiba-tiba
c. Bicara pelo/tiba-tiba tidak dapat bicara
d. Kebas atau kesemutan separuh tubuh
e. Rabun pandangan (salah satu penglihatan menjadi kabur)
f. Sakit kepala hebat yang muncul tiba – tiba

3) Penyebab Stroke Non Hemoragik


a. Trombosis (bekuan darah di dalam pembuluh darah otak atau leher)
Stroke terjadi saat trombus menutup pembuluh darah, menghentikan aliran
darah ke jaringan otak yang disediakan oleh pembuluh dan menyebabkan
kongesti dan radang. Trombosis ini terjadi pada pembuluh darah yang
mengalami oklusi sehingga menyebabkan iskemia jaringan otak yang dapat
menimbulkan oedema dan kongesti di sekitarnya. Trombosis biasanya terjadi
pada orang tua yang sedang tidur atau bangun tidur. Hal ini dapat terjadi karena
penurunan aktivitas simpatis dan penurunan tekanan darah yang dapat
menyebabkan iskemia serebral. Tanda dan gejala neurologis seringkali
memburuk pada 48 jam setelah trombosis.
b. Embolisme cerebral
Emboli serebral (bekuan darah atau material lain yang dibawa ke otak dari
bagian tubuh yang lain) merupakan penyumbatan pembuluh darah otak oleh
bekuan darah, lemak dan udara. Pada umumnya emboli berasal dari thrombus
di jantung yang terlepas dan menyumbat sistem arteri serebral. Emboli tersebut
berlangsung cepat dan gejala timbul kurang dari 10-30 detik.
c. Iskemia (penurunan aliran darah ke area otak)
Pendapat lain dikemukakan oleh Junaidi, 2016 yang menyatakan ada beberapa
etiologi lain yang dapat menyebabkan terjadinya stroke non hemorhagik,
antara lain :
1) Aterosklerosis
Terbentuknya aterosklerosis berawal dari endapan ateroma (endapan
lemak) yang kadarnya berlebihan dalam pembuluh darah. Endapan yang
terbentuk menyebabkan penyempitan lumen pembuluh darah sehingga
mengganggu aliran darah.
2) Emboli
Benda asing yang tersangkut pada suatu tempat dalam sirkulasi darah.
Biasanya benda asing ini berasal dari trombus yang terlepas dari
perlekatannya dalam pembuluh darah jantung, arteri atau vena.
3) Infeksi
Peradangan juga dapat menyebabkan menyempitnya pembuluh darah,
terutama yang menuju otak.
4) Obat-obatan
Ada beberapa obat-obatan yang justru dapat menyebabkan stroke seperti
amfetamin dan kokain dengan jalan mempersempit lumen pembuluh
darah otak.
5) Hipotensi
Penurunan tekanan darah yang tiba-tiba bisa menyebabkan berkurangnya
aliran darah ke otak, yang biasanya menyebabkan seseorang pingsan.
Stroke bisa terjadi jika hipotensi ini sangat parah dan menahun.

4) Pencegahan Stroke Non Hemoragik


Berikut adalah pencegahan stroke non hemoragik yang dapat dilakukan dirumah
dengan melakukan beberapa langkah seperti berikut ini:
1) Melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin, pemeriksaan tekanan darah dan
kadar kolesterol dapat mendeteksi dini risiko stroke.
2) Olahraga secara teratur, ketika kita bergerak aktif, risiko penyakit seperti diabetes,
obesitas, kolesterol tinggi, dan kondisi lain terkait stroke juga menjadi lebih rendah.
3) Menerapkan diet sehat jantung, perbanyak makanan seperti sayuran, buah-buahan,
biji-bijian, lemak sehat, dan protein tanpa lemak.
4) Menjaga berat tubuh ideal.
5) Hindari atau berhenti merokok.
6) Ketahui riwayat kesehatan dalam keluarga.
7) Tidur cukup dan kelola stres.

5) Penatalaksanaan Stroke Non Hemoragik


Pengobatan stroke non hemoragik dapat dilakukan dengan cara bedah dan terapi
dengan obat - obat penghilang gumpalan darah. Terapi yang harus dilakukan paling
tidak pada 4,5 jam pertama. Mobilisasi sebaiknya dilakukan dimulai dari 24 – 48 jam
pascastroke, baik untuk pasien dalam kondisi koma maupun sadar. Mobilisasi
dilakukan pada saat istirahat di tempat tidur. Kepala tempat tidur ditinggikan 30º,
posisi pasien diubah miring kanan dan miring kiri setiap 2 - 3 jam untuk mencegah
terjadinya nyeri bahu dan kecacatan lengan dan kaki yang mengalami kelemahan
(Misbach, 2011). Obat dapat diberikan melalui vena. Lebih cepat obat diberikan maka
lebih baik. Penanganan yang lebih cepat dilakukan untuk meningkatkan peluang
bertahan hidup dan mengurangi potensi komplikasi.

6) Cara Merawat Orang Dengan Stroke Non Hemoragik Dirumah


Setelah mengalami stroke perawatan yang berikan harus sesuai dengan kondisi
yang dialami oleh penderita stroke. Namun pada umumnya yang dapat dilakukan
dirumah yaitu dengan cara:
1. Menjaga kebersihan penderita dan tempat tidurnya
2. Membantu kebutuhan sehari – hari penderita
3. Melatih ketrampilan motorik: latihan ini dilakukan pada orang yang otot lidahnya
melemah untuk memperkuat otot dalam menelan atau berbicara
4. Memberikan pendampingan dan kepercayaan diri (psikologis)
5. Memberikan terapi range of motion untuk mengurangi ketegangan otot
6. Membantu penderita dalam mobilitas: Melatih dengan cara membantu berjalan
menggunakan alat bantu jalan seperti tongkat, kursi roda atau penahan pergelangan
kaki
7. Memberikan pelatihan kesehatan otak (kognitif). Terapi okupatif dan terapi wicara
dapat membantu meningkatkan kognitif yang hilang baik itu dalam berbicara,
mendengar, menulis dan memahami perkataan lawan bicara.
8. Minumlah obat sesuai dengan instruksi dokter

7) Diet Yang Diperlukan Pada Penderita Stroke Non Hemoragik


Pada dasarnya, makanan untuk penderita stroke tergantung dari kondisi masing-
masing orang. Diet yang diperlukan pada penderita stroke non hemoragik adalah :
1. Hindari makanan instan dalam kemasan
2. Makanan rendah gula
3. Makanan rendah garam
4. Makanan yang rendah lemak
5. Hindari minuman beralkohol
DAFTAR PUSTAKA

1. Departemen Kesehatan Republik Indnesia. (2014). Laporan Nasional Riset


Kesehatan Dasar 2013. Jakarta: DepKes RI. Diakses pada 26 Mei 2015 dari
www.litbang.depkes.go.id/sites/.../rkd2013/Laporan_ Riskesdas2013.PDF
2. American Heart Association (AHA). (2010). Guidelines for the Prevention of
Stroke in Patients WithStroke or Transient Ischemic Attack A Guideline for
Healthcare Professionals From the American Heart ssociation/American
Stroke Association. Diakses pada 2 Agustus 2016 dari
http://stroke.ahajo2u2r7nals.org/
3. Abidin. (2014). Peran Perawat Dalam Memenuhi Kebutuhan Nutrisi Pasien
Kemoterapi Di Rumah Sakit Umum Daerah Banda Aceh Tahun 2014.
Universitas Syiah Kuala
4. Guyton & Hall. (2012). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 11. Jakarta : EGC
5. Hardywinoto, Setiabudi. (2005). Panduan Gerontologi: Tinjauan dari berbagai
Aspek. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama
6. Ischemic Stroke – https://medlineplus.gov/ischemicstroke.html diakses 18 Maret
2019
7. Ischemicstroke – https://www.stroke.org/understand-stroke/what-is
stroke/ischemic-stroke/ diakses 18 Maret 2019
DAFTAR HADIR PESERTA PENYULUHAN

Materi Penyuluhan : Stroke Non Hemoragik

Tempat : Ruang Belibis

Waktu : 10.00-10.30 WITA

No Nama Alamat TTD

Anda mungkin juga menyukai