Anda di halaman 1dari 17

SATUAN ACARA PENYULUHAN

MENGENAL PENYAKIT STROKE DAN CARA MENCEGAHNYA PADA


IBU-IBU PENGAJIAN
JALAN PONDOK KACANG PRIMA
TAHUN 2023

Dosen Pembimbing :
Ns.Priyo Sasmito,S.Kep.,M.Mkes

Disusun Oleh :
Kelompok 3

1. Yasmin Shinta Dewi (202141017)


2. Shania Novena Simanjutak ( 202141018)
3. Mira Rustini ( 202141019 )
4. Gina Aulia ( 202141020 )
5. Hopipah Mutohharoh ( 202141021)

FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ICHSAN SATYA


PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
TANGERANG SELATAN
TAHUN 2023
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik : Sroke
Sub Topik : Stroke
Sasaran : Masyarakat
Tanggal : 20-Oktober-2023
Waktu : 09:00
: Pondok Kacang Prima
Tempat

A. Tujuan Umum

Setelah diberikan penyuluhan selama 60 menit diharapkan keluarga


pasienmengeril cara mencegah stroke.

B. Tujuan Khusus

Setelah diberikan penyuluhan diharapkan dapat:

a. Mengerti tentang stroke

b. Mengerti penyebab

c. Mengerti gejala stroke

d. Mengerti tentang pencehan stroke

C. Materi Penyuluhan

1. Pengertian stroke

2. Gejala Stroke

3. Penyebab Stroke

4. Penanganan Stroke

5. Pencegahan Stroke
D. Metode Penyuluhan

1. Ceramah
2. Tanya jawab

E. Media Penyuluhan

1. Power Point
2. leaflet

F. Kegiatan Penyuluhan

No Taha Wak Kegiatan Kegiatan peserta Penangg


p tu penyuluhan ung
jawab
1. Pembuka 5 1.salam 1, Menjawabsalam Moderat
an menit Mengucapkan Dan memfokuskan or
memperkenalkandan Perhatian pada
diri.kontrak pembawa
2.Menjelaskan waktu acara.
dan mekanisme2.Mendengarkan
kegiatan kontrak
3. Menyampaikan pembelajaran.
tujuan dari 3.Mendengarkann
Danmaksud dari penyuluhan
penyuluhan, tujuan
Menyebutkanmateri 4.Mendengarkan
4penyuluhan yang saja apa materi
akan yang didengarkan
diberikan. 5, Mengerjakan soal
5. Membagikn soal pre soal
pre test dan Soal pre
member
untuk menjawab

2. Pelaksan 25 1. Penjelasan definisi 1.Peserta Penyaji


aan men tentangTerjadinya mendengarkan
it stroke memperhatikan
2.Penjelasan tentang dan tentang
cara definisi
Pencegahan stroke terjadinya
berulang tentang stroke.
3.Penjelasan gejala 2.
stroke, penyebab Pesertamendengar
stroke. kan
4.Menampilkan memperhatikan
gambar dan penjelasan
gambar terapi stroke tentang
5.Memberikankesemp stroke
atan untuk pencegahan
mengajukan berulang
pesertapertanyaan 3.Peserta
untuk mendengarkan
materi yang belum 4.
dipahami Memperhatikan
6. Menjawab gambar terapi
pertanyaan stroke
oleh diajukan yang dengan seksama
sasaran penyuluhan 5. Peserta
mengajukan
pertanyaan tentang
materi yang kurang
dipahami.
6. Mendengarkan
jawaban dari
penyaji
4. Penutup 10men 1. Menanyakan 1. Peserta Moderato
Dan it kembali menjawab r
Evaluas materi yang telah pertanyaan yang
i disampaikan. diberikan
2. Penyulu penyuluh
menyimpulkan 2, Peserta
materi yang telah mendengarkan
disampikan. kesimpulan materi
3. Membaginya soal yang
post disampaikan
test dan member 3. Peserta
kesempatan peserta mengerjakan
untuk mengerjakan soal post test
4.Membagikan 4.Peserta
leaflet kepada Penyukuan
peserta penyuluhan Menerima
Leaflet

G. Sumber Literatur
https://www.slideshare.net/AnamAchmad/sap-stroke
1. Pengertian

Pengertian Stroke adalah gangguan fungsi otak yang terjadi secara


mendadak, disebabkan semua mata oleh gangguan pembuluh darah ke otak
dan dapat mengakibatkan kematian. fungsi kurangnya aliran darah dan
oksigen menyebabkan serangkaian reaksi biokimia, yang dapat merusakkan
atau mematikan sel-sel saraf di otak sehingga menyebabkan kelumpuhan
anggota gerak, gangguan bicara, penurunan kesadaran. Penurunan kesadaran.
Kalau otak tidak teraliri darah (yg membawa oksigen dan glukosa) selama 4
menit maka akan terjadi kerusakan pada otak yg irreversible/tidak dapat balik,
yang mempengaruhi seluruh tubuh, stroke dibagi menjadi dua yaitu stroke
Hemoragik (pendarahan) dan stroke Non Hemoragik (penyumbatan)

a. Stroke Hemoragik

Adalah Stroke yang terjadi karena pembuluh darah di otak pecah


sehingga timbu iskemik dan hipoksia dihilir.

b. Stroke Non Hemoragik

Adalah proses terjadinya iskemia akibat emboi dan thrombosis


serebral biasanya terjadi setelah lama beristirahat, baru bangun tidur
atau di pagi hari dan tidak terjadi perdarahan namun terjadi iskemia
ang menimbukan hipoksia dan selanjutnya dapat timbu edema
sekunder.

2. Penyebab stroke

Faktor resiko dari penyebab stroke yang dibedakan menjadi 2bagian, yakni
faktor resiko yang dapat dimodifikasi dan faktor yang tidak dapat
dimodifikasi.

a. Faktor resiko yang dapat dimoifikasi


1) Merokok
2) Diabetes, hipertensi, penyakit jantung
3) Hiperlipidemia/hiperkolesterol
4) Obseitas
5) Inaktivitas fisik
6) Pola diet buruk
7) Konsumsi alkohol berlebihan
8) Penyalahgunaan narkoba

b. Faktor resiko yang tidak dapat dimodifikasi

1) Usia
2) Jenis kelamin
3) Riwayat keluarga / keturunan
4) Rasa tau etnis

3. Cara mengenali gejala stroke dengan FAST

FAST merupakan singkatan dari istilah face, arms, speech, dan time.
Berikut uraian penggunaan FAST dalam mengenali awal serangan stroke :

Face (wajah): Mintalah orang yang dicurigai mengalami stroke untuk


tersenyum.

Arms (lengan): mintalah orang yang dicurigai mengalami stroke untuk


mengangkat kedua lengan lurus ke depan dan menahannya untuk beberapa
detik.

Apakah dia hanya dapat mengangkat satu lengan saja? Bila dia dapat
mengangkat kedua lengannya, apakah salah satu lengan terlihat turun?

Speech (bicara): mintalah orang yang dicurigai mengalami stroke untuk


mengulang beberapa kalimat. Apakah dia mampu berbicara jelas atau
terdengar pelo atau cadel? Akan lebih jelas bila kalimat yang diucapkan
mengandung banyak konsonan huruf R, seperti ular melingkar-lingkar
diatas pagar.

Time (waktu): setiap detik sangat berharga, bila ditemukan salah satu
gejala diatas, segera hubungi atau bawa pasien ke instalasi gawat darurat
(IGD) rumah sakit terdekat, yang memiliki fasilitas penanganan stroke
terpadu. Golden periode untuk penanganan pasien stroke adalah 3 jam.
Pencegahan : kontrol setelah pulang dari RS,diet, latihan fisik/berolahraga.

4. Gejala strike FAST (Face, Arms,Speech,Time)

a) Kelemahan tubuh satu sisi kanan atau kiri


b) Sulit menelan
c) Pada pasien stroke pendarahan biasanya disertai muntah,
kejang, panas dan penurunan kesadaran.
d) Adanya gangguan bicara dan sulit berbahasa yang ditunjukkan
dengan biacar tidak jela (PELO), sengau, pelo, gagap, dan
berbicara hanya sepatah kata bahkan sulit memikirkan atau
mengucapkan kata-kata yang tepat
e) Vertigo (pusing,puyeng) atau perasaan berputar yang menetap
saat tidak aktivitas
f) Menjadi lebih sensitif, mudah menangis ataupun tertawa
g) Gangguan kesadaran, pingsan sampai tak sadarkan diri
h) Muka merot

5. Pencegahan stroke

Ada beberapa langkah yang bisa kita lakukan untuk mencegah stroke ini :

a. Mengendalikan tekanan darah . hipertensi menyumbang 35-50% dari


risiko stroke. Studi epidemiologis menunjukkan bahwa bahkan
pengurangan tekanan arah kecil (5 sampai 6 mmHg sistolik, 2 sampai
3 mmHg diastolik) akan menghasilkan 40% lebih sedikit stroke.
Menurunkan tekanan darah telah menyakinkan menunjukkan untuk
mencegah stroke iskemik dan baik hemoragik. Hal ini sama
pentingnya dalam pencegahan sekunder. Sehingga langkah awal kita
adalah dengan menjaga tekanan darah kita dalam keadaan normal.
b. Membiasakan diri berolahraga, menfaat yang besar yang terdapata
dalam olahraga itu sendiri bukan hanya cara mencegah penyakit ini,
tetapi juga penyakit-penyakit lainnya akan bisa dicegah dengan kita
rajin berolahraga termasuk dalam tips membantu menurunkan tensi
darah dan menciptakan keseimbangan lemak yang sehat dalam darah.
Riset menunjukkan bahwa mereka yang mulai latihan olahraga pada
usia 25-40 tahun, risiko terserang stroke berkurang 57% sedangkan
yang mulai latihan olahraga pada usia 40-55 tahun, kesempatannya
hanya 37%.
c. Menjaga pola makan yang sehat. Sebagian besar jenis penyakit
disumbangkan karena pola makan kita yang tidak sehat. Makanan
tinggi serat akan membantu dalam pencegahan penyakit ini dan juga
turut andil mengendalikan lemak dalam darah. Karena kolesterol jaga
penyumbagan resiko stroke ini. Mengurangi makanan berlemak dapat
menjaga kadar kolesterol jahat dalam batas normal, sehingga dapat
mempertahankan keelastisitasan dari pada kondisi dinding pembuluh
darah dan hal ini termasuk cara mencegah stroke yang bisa kita
lakukan.
d. Hindari pula kebiasaan-kebiasaan tidak sehat seperti halnya merokok,
minum beralkohol dan kebiasaan-kebiaaan buruk lainnya. Kebiasaan
merokok dapat menyebabkan atherosclerosis ( pengerasaan dinding
pembuluh darah) dan membuat darah menjadi mudah untuk
menggumpaldan darah menggumpal akan meningkatkan resiko stroke
ini.

Sedangkan alkohol dapat menaikkan tekanan darah, sehingga tidak


mengkonsumsinya berarti kita turut adil dalam menghindarkan diri
dari tekanan darah tinggi merupakan faktor tertinggi penyumbang
stroke.

TERAPI LATIHAN PADA PASIEN STROKE

1. Jenis terapi latihan

Latihan Passive Range Of Motion

Jenis latihan ini dapat diberikan sedini mungkin untuk menghindari


adanya komplikasi akibat kurang gerak, seperti adanya kontraktur, kekuan
sendi dan lain-lain. Pemberian PROM dapat diberikan dalam berbagai
posisi seperti tidur terlentang, tidur miring, tidur tengkurap, duduk, berdiri
atau posisi sesuai dengan alat latihan yang digunakan. Latihan dalam
gerakan pasif tidak akan berdampak sebagai tindakan awal sebelum
aplikasi metode untuk latihan pembelajaran motoik (Irfan,2010).

1) Latihan pada anggota gerak atas (upper extremity)

Fleksi dan ektensi bahu (Shoulder joint)

a. Posisi pasien tidur terlentang


b. Pegangan terapis pada pergelangan tangan dan juga pada lengan
bawah (sedikit dibawah siku). Peletakan tangan pasien sebaiknya
menyilang agar mempermudah gerakan saat ektensi dilakukan.
c. Posisi awal dari lengan pasien adalah mid possition, kemudian
lakukan gerakan fleksi, instruksi agar pasien rilek.
d. Pada saat bahu membentuk sudut 90 berikan gerakan eksternal
rotasi (berputar keluar) pada lengan hingga membentuk posisi
supinasi lengan bawah.
e. Hindari penguluran berlebihan pada bahu yang mengalami
kelemahan
f. Lakukan pengulangan sebanyak tujuh kali atau sesuai toleransi

Latihan ini akan mampu mengurangi komplikasi akibat kurang


gerak pada bahu dan terpeliharanya sifat fisiologis jaringan pada
area bahu dan lengan. Tujuan utama latihan ini agar terpeliharanya
jarak gerak sendi pada bahu ke arah fleksi.

2) Ekstensi/hiperkstensi bahu

a. Posisi pasien stroke tidur miring (side lying)


b. Pegangan terapis pada pergelangan tangan dan pada bagian bahu
c. Posisi lengan pasien semi fleksi dengan lengan bawah mid position
d. Berikan topangan pada siku atau lengan bawah pasien dengan
lengan bawah terapis
e. Berikan gerakan ekstensi secara penuh
f. Hindari adanya kompensasi gerakan berapa elevasi bahu dengan
pemberian stabilisasi
g. Hindari adanya keluhan nyeri saat gerakan dilakukan
h. Pertahankan gerakan terjadi pada mid posisi lengan bawah pasien
i. Lakukan pengulangan minimal tujuh kali sesuai toleransi

Latihan ini ditujukan untuk memelihara jarak gerak sendi bahu,


khususnya pada arah ekstensi dan memelihara elastisitas jaringan
pada sisi anterior. Hal ini dimungkinkan karena pada latihan ini
terdapat rengangan di akhir gerakan pada jaringan-jaringan sisi
depan sendi bahu.
Latihan ini hendaknya dilakukan secara perlahan karena sering
ditemukan adanya kelemahan dan penurunan tonus otot.

3) Abduksi bahu (Shoulder joint)

a. Posisi pasien tidur terlentang, dengan siku semi fleksi


b. Pegangan terapis pada pergelangan tangan dan lengan atas (sedikit
diatas siku)
c. Lakukan gerakan abduksi
d. Awali gerakan dengan posisi pronasi pada lengan bawah,
kemudian pada abduksi, lakukan rotasi ke arah supinasi lengan
bawah pasien
e. Berikan instruksi untuk tetap rileks
f. Lakukan pengukangan sebanyak tujuh kali atau sesuai toleransi
Latihan ini ditujukan untuk memelihara jarak gerak sendi bahu,
khusunya ke arah abduksi. Selain itu, latihan ini juga akan
mengurangi adanya komplikasi berapa kontraktur jaringan pada
sendi bahu.
Hindari adanya gerakan kompemsasi pada bahu, sehingga jarak
gerak sendi pada latihan dapat dicapai dengan lebih baik. Adanya
kompensasi gerak, merupakan indikator adanya masalah pada
jaringan lunak ataupun jaringan keras disekitar bahu yang perlu
dilakukan pemeriksaan lebih spesifik.

4) Abduksi dan adduksi horizontal bahu (shoulder join)

a. Posisi pasien tidur terlentang dengan bahu membentuk 90 abduksi,


dan siku ekstensi penuh dengan lengan bawah dalam posisi supinsi
b. Posisikan pasien dalam keadaan rileks
c. Pegangan terapis dalam keadaan rileks
d. Berikan gerakan ke arah dlam (adduksi) dan ke arah luar (abduksi)
pada sendi bahu
e. Berikan instruksi agar pasien tetap rileks
f. Hindari adanya nyeri saat gerakan dilakukan
g. Lakukan pengulangan sebanyak tujuh kali atau sesuai toleransi

Latihan ini bermanfaat bagi terpeliharanya jarak gerak sendi,


khususnya pada gerakan horizontal. Pemberian PROM akan
menjaga elastisitas jaringan sisi anterior dan posterior serta
memelihara sistem sirkulasi lokal pada jaringan sehingga dapat
menghindari adanya pembengkakan pada ekstremitas atas.

5) Internal dan Eksternal Rotasi Bahu (shoulder joint)

a. Persiapkan posisi pasien dengan menghindari adanya hambatan


gerak oleh faktor tempat tidur atau benda lainnya
b. Posisi pasien tidur terlentang dengan bahu membentuk 90 abduksi
dan siku 90 fleksi
c. Pegangan terapis pada perlengkapan tangan dan juga pada sendi
siku sebagai stabilitas gerak
d. Berikan gerakan ke arah eksternal dan internal pada sendi bahu
e. Berikan instruksi untuk tetap rileks
f. Perhatikan jarak gerak sendi yang dibentuk, apakah dalam jarak
yang nornal terbatas
g. Lakukan pengulangan sebanyak tujuh kali atau sesuai toleransi

Pada gerakan ini hindari adanya nyeri gerak. Umumnya pada


pasien komplikasi akita kurang gerak adalah adanya kekakuan
sendi. Pada sendi bahu maka gerakan eksternal rotasi adalah salah
satu gerakan yang sering mengalami limitasi gerak.
6) Fleksi dan Ekstensi siku (Elbow Joint)

a. Posisi pasien terlentang dengan posisi tangan pasien supinasi.


b. Tangan terapis berada pada pergelangan tangan dan sendi siku.
c. Lakukan gerakan fleksi dan ekstensi pada sendi siku.
d. Berikan instruksi agar pasien tetap rileks.
e. Pastikan gerakan yang diberikan berada pada midline yang benar.
f. Perhatikan jarak sendi yang dibentuk apakah dalam jarak yang
normal atau terbatas.

Latihan gerak ini sangat penting, karena gerakan ini pada


aktivitas fungsional ekstremitas atas memiliki peran yang dominan.

7) Fleksi dan Ekstensi Pergelangan Tangan (Wrist Joint)

a. Posisi pasien tidur terlentang dengan fleksi siku 90°.


b. Tangan terapis diletakkan pada pangkal pergelangan dan pada
telapak tangan.
c. Berikan gerakan ke arah luar (ekstensi) dan ke arah dalam (fleksi)
d. Pada saat gerakan fleksi wrist dilakukan, maka sebaiknya jari-jari
dalam kondisi lurus (ekstensi), sedangkan saat dilakukan gerakan
ekstensi wrist, maka sebaiknya jari-jari menggenggam.
e. Berikan instruksi untuk tetap rileks.

Latihan dengan gerakan tersebut sangat penting oleh karena


banyaknya problematik yang ditemukan pada tangan dan jari-jari
pasien stroke.

8) Elevasi-Depresi dan Protraksi-Retraksi Bahu (Shoulder Joint)

a. Posisi pasien tidur tengkurap.


b. Tangan terapis diletakkan pada area bahu dan lengan bawah
pasien.
c. Berikan gerakan ke arah atas (elevasi) dan ke arah bawah (depresi),
ke depan (protraksi) dan ke belakang (retraksi) pada sendi bahu.
d. Berikan instruksi untuk tetap rileks.
e. Lakukan pengulangan sebanyak tujuh kali atau sesuai toleransi.

Latihan dengan gerakan ini perlu dilakukan untuk


mengidentifikasi apakah terdapat limitasi gerak pada sendi bahu.
Limitasi gerak pada sendi bahu akan menurunkan kemampuan
stabilitas pada bahu yang berdampak terhadap sulitnya melakukan
gerakan fungsional pada lengan dan tangan dengan pola yang
benar. Jika stabilitas gerak pada bahu menurun, maka aktivitas
gerak pada lengan akan menimbulkan adanya gerak kompensasi.
Kompensasi gerak merupakan bentuk gerakan yang terjadi
akibat ketidaksesuaian atau kurangnya stabilitas gerak.
Kompensasi gerak adalah bentuk gerak yang tidak efisien dan
memerlukan energi lebih besar dibandingkan pada pola gerak
normal. gerakan fleksi (menekuk) sering terjadi pada siku saat
melakukan aktivitas berjalan.

9) Latihan pada Anggota Gerak Bawah (Lower Extremity)

Fleksi-Ekstensi Panggul (hip) dan lutut (knee)

a. Posisi pasien tidur terlentang.


b. Posisi tangan terapis pada tumit serta sisi bawah dan tepi luar lutut
pasien.
c. Lakukan gerakan ke atas-depan sehingga membentuk gerakan
fleksi hip dan fleksi knee.
d. Berikan instruksi untuk tetap rileks.
e. Lakukan pengulangan sebanyak tujuh kali atau sesuai toleransi.

Gerakan-gerakan yang dijelaskan sebelumnya dapat diberikan


pada pasien oleh keluarga atau petugas perawatan agar dapat
membantu mencegah munculnya komplikasi akibat kurang gerak.
Aktivitas ini akan sangat membantu proses pemulihan pasien
dan merupakan bentuk latihan persiapan untuk mendapatkan
metode latihan khusus yang bersifat relearning atau re-education.

Latihan Mandiri (Self Excercise)

Pada dasarnya pasien stroke juga dapat melakukan latihan secara


mandiri. Hal ini ditujukan untuk membantu proses pembelajaran
motorik. Setiap gerakan yang dilakukan hendaknya secara perlahan
dan anggota gerak yang mengalami kelumpuhan ikut aktif melakukan
gerakan seoptimal mungkin (sesuai kemampuan). Sedangkan anggota
gerak yang tidak mengalami kelemahan hendaknya dapat membantu
proses terbentuknya gerakan. Bantuan yang diberikan oleh sisi yang
tidak mengalami kelemahan bersifat minimal agar sisi yang lemah
dapat tetap aktif. Sebaiknya sebelum latihan dilakukan, didahului
dengan pemeriksaan keadaan umum.

Anda mungkin juga menyukai