Anda di halaman 1dari 9

SATUAN ACARA PENYULUHAN

TEKNIK PEMBALUTAN

Dosen Pengampuh :
Mustiah Yulistiani, S.Kp., M.Kep

Kelompok 8
Anggota Kelompok:
1. Ita Nurchasanah (1911020100)
2. Siti Khusnul Julaikah (1911020102)
3. Meilan Isni Fatmawati (1911020104)
4. Tiara Munawaroh (1911020107)
5. Bayu Putra (1911020111)
6. Zulfa Nur Faiqo (1911020114)

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN S1


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
2021
SATUAN ACARA PENYULUHAN
TEKNIK PEMBALUTAN

Judul : Teknik Pembalutan


Sasaran : Pasien Post Operasi Fraktur Terbuka
Hari/tgl : Kamis, 4 November 2021
Pelaksana : Ita ,Khusnul, Meilan, Tiara , Bayu, Faiqo
Waktu : 08.00 WIB

A. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan,pasien dan keluarga mampu memahami
tentang penggantian balutan.
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan selama 1x30 menit di harapkan keluarga
pasien dapat :
a. Memahami pengertian penggantian balutan
b. Mengetahui tujuan penggantian balutan
c. Mengetahui cara penggantian balutan
B. MATERI
1. Pengertian Fraktur
2. Penyebab Fraktur
3. Pengertian Pembalutan
4. Tujuan Pembalutan
5. Macam-macam Pembalutan
6. Prosedur Pembalutan
C. METODE
1. Ceramah
2. Diskusi dan Tanya Jawab
3. Demonstrasi
D. MEDIA
1. Power Point
2. Video
3. Materi SAP
4. Alat Peraga
E. RENCANA KEGIATAN
No Tahap dan Waktu Kegiatan Pendidikan Kegiatan Peserta
1 10 menit sebelum 1. Mengucapkan salam 1. Menjawab
acara dimulai 2. Memperkenalkan diri salam
3. Menyampaikan tujuan 2. Bertanya
materi mengenai
4. Menyampaikan pokok perkenalan dan
bahasan tujuan
5. Kontrak waktu 3. Mendengarkan
dan menyimak
2 Pendahuluan 5 Pembukaan : 1. Menjawab
menit 1. Mengucapkan salam salam dan
dan memperkenalkan memfokuskan
diri perhatian pada
2. Menjelaskan kontrak pembawa acara.
waktu dan mekanisme 2. Mendengarkan
kegiatan kontrak
3. Menyampaikan tujuan pembelajaran
dan maksud dari 3. Mendengarkan
penyuluhan tujuan dari
4. Menyebutkan materi penyuluhan
penyuluhan yang akan 4. Mendengarkan
diberikan materi
penyuluhan
3 Kegiatan inti 20 Pelaksanaan : 1. Memberikan
menit 1. Menggali pengetahuan pendapat
dan pengalaman 2. Mendengarkan
sasaran penyuluhan dan
mengenai penggantian memperhatikan
balutan 3. Peserta
2. Menjelaskan materi : mengajukan
a. Menjelaskan pertanyaan
definisi fraktur dan tentang materi
pembalutan yang kurang
b. Menjelaskan dipahami
bagaimana Teknik 4. Mendengarkan,
pembalutan memperhatikan,
dengan benar dan dapat
3. Memberikan memahami
kesempatan untuk penjelasan.
peserta mengajukan
pertanyaan untuk
materi yang belum di
pahami
4. Menjawab pertanyaan
yang diajukan oleh
sasaran penyuluhan
4 Penutup 5 menit Evaluasi : 1. Para peserta
1. Post test menjawab
2. Menanyakan kembali pertanyaan
materi yang telah yang diberikan
disampaikan penyuluh
3. Penyuluh 2. Para peserta
menyimpulkan materi mendengarkan
yang sudah kesimpulan
disampaikan materi yang
4. Ucapan terima kasih disampaikan
5. Salam

F. EVALUASI
1. Persiapan
a. Sasaran dan media disiapkan sebelum proses penyuluhan Kesehatan
b. Materi yang digunakan sudah siap
c. Sasaran sudah siap ditempat yang ditentukan
2. Proses
a. Proses kegiatan penyuluhan berjalan dengan lancer
b. Sasaran mengerti tentang materi
3. Hasil yang diharapkan
4. Setelah dilakukan kegiatan penyuluhan sasaran mampu :
a. Mengetahui penyebab dari fraktur
b. Mengetahui teknik pembalutan serta pembidaian dengan benar
c. Dapat memperagakan cara pembalutan serta pembidaian

G. PERTANYAAN
1. Apa pengertian dari fraktur ?
2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan pembalutan !
MATERI PENYULUHAN
TEKNIK PEMBALUTAN

A. TEKNIK PEMBALUTAN
1. Fraktur
a. Pengertian Fraktur
Fraktur adalah setiap retak atau patah pada tulang yang utuh. Kebanyakan
fraktur disebabkan oleh trauma dimana terdapat tekanan yang berlebihan pada
tulang, baik berupa trauma langsung dan trauma tidak langsung
(Sjamsuhidajat & Jong, 2005). Fraktur atau patah tulang adalah terputusnya
kontinuitas jaringan tulang atau tulang rawan yang umumnya disebabkan oleh
rudapaksa (Mansjoer, 2007)
b. Penyebab Fraktur
1) Trauma langsung/ direct trauma
Yaitu apabila fraktur terjadi di tempat dimana bagian tersebut mendapat
ruda paksa (misalnya benturan, pukulan yang mengakibatkan patah tulang)
2) Trauma yang tak langsung/ indirect trauma.
Misalnya penderita jatuh dengan lengan dalam keadaan ekstensi dapat
terjadi fraktur pada pegelangan tangan.
3) Trauma ringanTrauma ringan pun dapat menyebabkan terjadinya fraktur
bila tulang itu sendiri rapuh/ ada resiko terjadinya penyakit yang
mendasari dan hal ini disebut dengan fraktur patologis.
4) Kekerasan akibat tarikan otot
5) Patah tulang akibat tarikan otot sangat jarang terjadi.Kekuatan dapat
berupa pemuntiran, penekukan, penekukan dan penekanan, kombinasi dari
ketiganya, dan penarikan.
Fraktur pada dasarnya dapat disebabkan oleh penyebab baik patologis
maupun non-patologis. Adapun penyebab fraktur yang bersifat patologis
adalah :
- Infeksi
- Keganasan
- Osteoporosis
- Abnormalitas pada tulang (Osteogenesis imperfecta)
- Penyakit tulang lainnya
Penyebab fraktur yang bersifat non-patologis adalah :
- Trauma
- Repetitive stress
6) Jenis Fraktur
Fraktur dibedakan menjadi dua jenis, yaitu
- Fraktur Terbuka
Fraktur terbuka adalah kondisi patah tulang yang disertai gangguan
intregitas kulit. Biasanya di sebabkan karena laserasi (koyak/lecet)
pada kulit yang terkena benda-benda keras di luar pada saat terjadi
cidera ataupun kulit yang tertembus oleh ujung tulang.
- Fraktur Tertutup
Fraktur tertutup adalah kondisi patah tulang yang tidak disertai
hilangnya intregitas kulit & biasanya disertai hematom
(pembengkakan). Menentukan diagnosis fraktur harus di lakukan
pemeriksaan radiologi seperti foto rontgen.
2. Pembalutan
a. Pengertian Pembalutan
Membalut adalah tindakan medis untuk menyangga atau menahan bagian
tubuh tertentu agar tidak bergeser atau berubah dari posisi yang dikehendaki.
b. Tujuan
1) Menahan sesuatu misalnya bidai (spalk), kasa penutup luka, dan
sebagainya.
2) Agar tidak bergeser dari tempatnya.
3) Menahan pembengkakan (menghentikan pendarahan: pembalut tekanan)
4) Menunjang bagian tubuh yang cedera
5) Menjaga agar bagian yang cedera tidak bergerak
6) Menutup bagian tubuh agar tidak terkontaminasi
c. Macam-macam Pembalutan
1) Mitella (pembalut segitiga)
- Bahan pembalut terbuat dari kain yang berbentuk segitiga sama kaki
dengan berbagai ukuran. Pembalut berbentuk segitiga terbuat dari kain
tipis, lemas, kuat, biasanya berwarna putih. bentuk segitiga sama kaki
lurus dengan panjang kaki-kakinya 90 cm – 100 cm. Terdapat tiga
macam pembalut segitiga :
a) segitiga biasa
b) segitiga plantenga
c) segitiga funda
- Pembalut ini dipergunakan pada bagian kaki yang tebentuk bulat atau
untuk menggantung bagian anggota badan yang cedera.
- Pembalut ini biasa dipakai pada cedera di kepala, untuk pembungkus
kepala / penahan rambut, untuk pembalut sendi bahu dan panggul,
dada, siku, telapak tangan, pinggul, telapak kaki, dan untuk
menggantung lengan.
2) Dasi (cravat)
Dasi adalah mitella yang berlipat-lipat sehingga berbentuk seperti dasi.
- Pembalut ini adalah mitella yang dilipat-lipat dari salah satu sisi
segitiga agar beberapa lapis dan berbentuk seperti pita dengan kedua
ujung-ujungnya lancip dan lebamya antara 5-10cm.
- Pembalut ini biasa dipergunakan untuk membalut mata, dahi (atau
bagian kepala yang lain), rahang, ketiak, lengan, siku, paha, lutut, betis
dan kaki terkilir.
- Cara membalutnya yakni dengan membebatkan pada tempat yang akan
dibalut sampai kedua ujungnya diikatkan. diusahakan agar balutan
tidak mudah kendor.
3) Pita (pembalut gulung)
- Pembalut ini dapat dibuat dari kain katun, kain kassa, flanel atau bahan
elastis.
- Yang paling sering adalah dari kassa, hal ini karena kassa mudah
menyerap air, darah dan tidak mudah bergeser ( Kendor).
- Ada beberapa ukuran pembalut pita/gulung:
a) Pembalut pita ukuran 2,5 cm untuk jari-jari
b) Pembalut pita ukuran 5 cm untuk leher dan pergelangan tangan
c) Pembalut pita ukuran 7,5 cm untuk kepala, lengan atas, lengan
bawah, betis dan kaki.
d) Pembalut pita ukuran 10 cm untuk paha dan sendi panggul
e) Pembalut pita ukuran >10 - 15 cm untuk dada, punggung dan perut
4) Plester (pembalut berperekat)
- Pembalut ini digunakan untuk merekatkan penutup luka, untuk fiksasi
pada sendi yang terkilir, untuk merekatkan pada kelainan patah tulang.
- Khusus untuk penutup luka, biasa dilengkapi dengan obat anti septic
contohnya tensoplast, band-aid, handyplast, dll.
5) Funda
Funda adalah kain segitiga samakaki yagn sisi kiri dan kanannya
dibelah 6 – 10 cm tingginya dari alas, sepanjang kurang lebih 1/3 dari
Panjang alas dan sudut puncaknya dilipat ke dalam. Ada beberapa
kegunaan dari pembalut funda ini seperti funda maksila, funda nasi, funda
frontis, funda vertisis, funda oksipitis dan funda kalsis
6) Platenga
merupakan pembalut segitiga yang dibelah dari puncak sampai setengah
tingginya. Pembalut ini biasa digunakan pada pembalutan
payudara/mammae untuk mengurangi nyeri mastitis atau untuk membalut
perut atau panggul.
3. Prosedur Pembalutan
a. Perhatikan tempat atau letak yang akan dibalut dengan menjawab pertanyaan
- Bagian dari tubuh yang mana ?
- Apakah ada luka terbuka atau tidak ?
- Bagaimana luas luka tersebut ?
- Apakah perlu membatasi gerak bagian tubuh tertentu atau tidak ?
b. 2 Pilih jenis pembalut yang akan dipergunakan! Dapat salah satu atau
kombinanasi.
- Cara membalut dengan mitella
a) Salah satu sisi mitella dilipat 3 - 4 cm sebanyak 1 - 3 kali
b) Pertengahan sisi yang telah terlipat diletakkan diluar bagian yang
akan dibalut, lalu ditarik secukupnya dan kedua ujung sisi itu
diikatkan
c) Salah satu ujung yang bebas lainnya ditarik dan dapat diikatkan
pada ikatan b, atau diikatkan pada tempat lain maupun dapat
dibiarkan bebas, hal ini tergantung pada tempat dan
kepentingannya.
Cara membalut luka dibagian kepala,perhatikan cara mengikat kain
mitellanya. kalau luka ada dibagian depan maka maka ujung
kainnya diikat di bagian belakang. sebaliknya, jika luka ada di
bagian belakang, maka ujung kainnya diikat di bagian depan.
- Cara pembalutan dengan dasi
a) Pembalut mitella dilipat-lipat dari salah satu sisi sehingga
berbentuk pita dengan masing-masing ujung lancip
b) Bebatkan pada tempat yangakan dibalut sampai kedua ujungnya
dapat diikatkan
c) Diusahakan agar balutan tidak mudah kendor dengan cara sebelum
diikat arahnya saling menarik
d) Kedua ujungnya diikatkan secukupnya
Cara membalut luka di lutut, perhatikan posisi lutut ketika sedang
dibalut yaitu dalam posisi tertekuk agar pembalutan bisa lebih kuat.
Perhatikan putaran lipatan kainnya. mengingat tangan merupakan
anggota tubuh yang aktif, maka usahakan pembalutan dengan kuat dan
rapi agar dapat melindungi luka dari sentuhan-sentuhan yang tidak
disengaja
- Cara pembalutan dengan pita
a) Berdasar besar bagian tubuh yang akan dibalut maka dipilih
pembalutan pita ukuran lebar yang sesuai
b) Balutan pita biasanya beberapa lapis, dimulai dari salaah satu ujung
yang diletakkan dari proksimal ke distal menutup sepanjang bagian
tubuh , yang akan dibalut kemudian dari distal ke proksimal
dibebatkan dengan arah bebatan saling menyilang dan tumpang
tindih antara bebatan yang satu dengan bebatan berikutnya
c) Kemudian ujung yang dalam tadi (b) diikat dengan ujung yang lain
secukupnya.
Perhatikan jenis pembalutan yang bergantung pada luka yang ada.
pembalutan bisa dilakukan dengan pendek atau memanjang
tergantung dari luka korban.
Cara membalut luka di tungkai, perhatikan arah dan luas
pembalutan. dengan cara pembalutan seperti ini maka luka akan
terlindungi dan kaki tetap cukup nyaman untuk berjalan.
Cara membalut luka di jari, perhatikan jenis kain pembalut yang
dipakai, awal pembalutan dan posisi akhir pembalutan. Dengan
pembalutan semacam ini maka luka di jari akan terlindungi dan
cukup nyaman.
- Cara Membalut dengan Plester
a) Jika ada luka terbuka :
 luka diberi obat antiseptic
 tutup luka dengan kassa
 baru lekatkan pembalut plester
b) Jika untuk fiksasi (misalnya pada patah tulang atau terkilir)
c) Balutan plester dibuat "strapping" dengan membebat berlapis-lapis
dari distal ke proksimal, dan untuk membatasi gerakkan tertentu
perlu masing-masing ujungnya difiksasi dengan plester.
d) Penggunaan Pembalut yang steril
Biasanya dijual dalam bahan yang steril dan baru dibuka pada saat
akan digunakan.
DAFTAR PUSTAKA

Doenges, M.E., Marry, F..M and Alice, C.G., 2000.


Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman Untuk Perencanaan Dan Pendokumentasian
Perawatan Pasien. Jakarta, Penerbit Buku Kedokteran EGC. Long, B.C., 1996.
Perawatan Medikal Bedah : Suatu Pendekatan Proses Keperawatan. Jakarta, Penerbit Buku
Kedokteran EGC. M. Sinaga, 2014.
Penatalaksanaan perawatan luka : USU. Sumatera Utara Rosina, 2007.
Perawatan Luka. Ilmu Keperawatan. Jakarta
https://www.tanyadok.com/artikel-kesehatan/merawat-luka-sendiri-di-rumah-bagian-1

Anda mungkin juga menyukai