Anda di halaman 1dari 10

SATUAN ACARAPENYULUHAN

BENCANA BANJIR

Judul : Bencana banjir dan kesiapsiagaan terjadi banjir


Sasaran : Mayarakat
Hari / Tanggal : Rabu, 17 Maret 2021
Tempat : Aula ukim
Waktu : 30 menit

A. Tujuan Instruksional Umum


Setelah dilakukan peyuluhan kesehatan tentang Kesiapsiagaan
Bencana Banjir diharapkan Masyarakat mengerti dan memahami tentang
bencana banjir dan kesiapsiagaan bila terjadi bencana banjir

B. Tujuan Instruksional Khusus


Setelah dilakukan penyuluhan tentang Kesiapsiagaan Bencana Banjir
selama 1x30 menit di harapkan masyarakat mampu :
1. Memahami dan Menyebutkan kembali Pengertian Bencana Banjir.
2. Memahami dan Menyebutkan kembali Faktor Penyebab Bencana
Banjir.
3. Memahami dan menyebutkan kembali cara penanggulangan bencana
banjir

C. Materi
1. Pengertian Bencana Banjir
2. Faktor Penyebab Bencana Banjir
3. Penanggulangan bencana banjir
D. Media
1. Leaflet

E. Metode
1. Ceramah
2. Diskusi / Tanya Jawab
3. Simulasi Isyarat Tanda Bencana Banjir

1
F. Kegiatan penyuluhan
No Acara Waktu Kegiatan Penyuluhan Evaluasi (Sasaran)
1 5 menit sebelum 5 menit 1. Petugas menyiapkan 1. Peserta
acara dimulai daftar hadir, ruangan, penyuluhan
tempat untuk peserta mengisi daftar
penyuluhan. hadir dan duduk di
tempat yang telah
disediakan

2. Tim penyuluh 2. Peserta


membagikan leaflet penyuluhan
kepada semua peserta menerima leaflet
penyuluhan
2 Pendahuluan 2 menit Pembukaan :
1. Mengucapkan salam dan 1. Menjawab salam
memperkenalkan diri.

2. Menyampaikan tujuan 2. Mendengarkan


dan maksud penyuluhan. tujuan dan
maksud dari
penyuluhan.

3. Menjelaskan kontrak 3. Mendengarkan


waktu dan mekanisme kontrak waktu
4. Menyebutkan materi 4. Mendengarkan
penyuluhan materi
penyuluhan yang
diberikan
3 Pelaksanaan 25 menit Pelaksanaan :
Kegiatan 1. Menggali pengetahuan 1. Menjelaskan
dan pengalaman sasaran apabila

2
tentang Bencana Banjir. mengetahui
tentang Bencana
Banjir.

2. Menjelaskan materi 2. Mendengarkan


meliputi : materi penyuluhan
a. Pengertian Bencana yang disampaikan.
Banjir.
b. Penyebab Bencana
Banjir.
c. Penanggulangan
bencana banjir

3. Mensimulasikan tentang 3. Peserta


kesiapsiagaan bila penyuluhan
terjadi banjir dan isyarat melakukan
kentongan sebagai tanda demonstrasi
banjir. tentang materi
yang diberikan
dan menyanyakan
hal-hal yang tidak
dimengerti dari
materi penyuluh.

4. Memberikan 4. Peserta
kesempatan peserta penyuluhan
untuk mengajukan mengajukan

3
pertanyaan mengenai pertanyaan
materi yang mengenai materi
disampaikan. yang diberikan

5. Menjawab pertanyaan 5. Mendengarkan


yang diajukan oleh dan
peserta penyuluhan. memperhatikan
jawaban penyaji
mengenai
pertanyaan peserta
penyuluhan
4 Penutup 5 menit Evaluasi :
1. Menanyakan kembali 1. Peserta
materi yang telah penyuluhan
disampaikan. menjawab
pertanyaan yang
diajukan oleh
penyaji.

2. Penyaji menyimpulkan 2. Peserta


materi yang telah penyuluhan
disampaikan. mendengarkan
kesimpulan materi
yang disampaikan

4
G. Kriteria Evaluasi
a. Kriteria struktur
a. Kontrak waktu dan tempat diberikan 2 hari sebelum acara dilakukan.
b. Pengumpulan SAP 2 hari sebelum pelaksanaan penyuluhan.
c. Peserta hadir pada tempat yang telah ditentukan.
d. Penyelenggaraan penyuluhan dilakukan oleh mahasiswa kesehatan
ukim, Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan
sebelum dan saat penyuluhan dilaksanakan.
2. Kriteria Proses
a. Acara dimulai tepat waktu.
b. Peserta antusias terhadap materi penyuluhan.
c. Peserta mengikuti kegiatan sesuai dengan aturan yang telah dijelaskan.
d. Peserta mendengarkan dan memperhatikan penyuluhan.
e. Pelaksanaan kegiatan sesuai POA.
f. Pengorganisasian berjalan sesuai dengan job description
3. Kriteria Hasil
a. Peserta yang datang sejumlah ±15 orang atau lebih.
b. Ada umpan balik positif dari peserta seperti dapat menjawab
pertanyaan yang diajukan pemateri.
c. Peserta mampu menjawab dengan benar.

5
Lampiran

MATERI PENYULUHAN
BENCANA BANJIR

1. Pengertian Bencana Banjir


Banjir merupakan proses alam dan bencana yang sangat menggelisahkan
penduduk di sekitar sungai–sungai besar. Jenis/tipe banjir meliputi
banjir/genangan kiriman, dan banjir genangan karena pasang surut air laut.
Namun pada kenyataannya terutama pada musim hujan kedua tipe banjir
tersebut terjadi secara bersamaan sehingga menghasilkan luapan banjir yang
besar dan luasan yang makin menyebar
2. Faktor Penyebab Bencana Banjir
1. Curah hujan,
Indonesia mempunyai iklim tropis sehingga sepanjang
tahun mempunyai dua musim yaitu musim hujan yang umumnya
terjadi antara bulan Oktober sampai bulan Maret, dan musim
kemarau yang umumnya terjadi antara bulan April sampai
September. Pada musim penghujan, curah hujan yang tinggi akan
mengakibatkan banjir di sungai dan bilamana melebihi tebing
sungai maka akan timbul banjir atau genangan.
2. Pengaruh fisiografi,
Geografi fisik sungai seperti bentuk, fungsi dan kemiringan
Daerah Aliran Sungai (DAS), kemiringan sungai, 18 geometrik
hidrolik dan lokasi sungai merupakan hal-hal yang mempengaruhi
terjadinya banjir.
3. Erosi dan sedimentasi,
Erosi di DAS berpengaruh terhadap pengurangan kapasitas
penampang sungai dan besarnya sedimentasi akan mengurangi
kapasitas saluran sehingga timbul genangan dan banjir di sungai.
4. Kapasitas sungai,

6
Pengurangan kapasitas aliran banjir pada sungai dapat
disebabkan oleh pengendapan yang berasal dari erosi DAS dan
erosi tanggul sungai yang berlebihan dan sedimentasi di sungai itu
karena tidak adanya vegetasi penutup dan adanya penggunaan
lahan yang tidak tepat.
5. Kapasitas drainase yang tidak memadai,
Hampir semua kota-kota di Indonesia mempunyai drainase
daerah genangan yang tidak memadai, sehingga kota-kota tersebut
menjadi langganan banjir di musim penghujan.
6. Pengaruh air pasang,
Air pasang laut memperlambat aliran sungai ke laut. Pada
waktu banjir bersamaan dengan air pasang yang tinggi maka tinggi
genangan atau banjir menjadi besar karena terjadi aliran balik
(backwater).
Yang termasuk sebab-sebab banjir karena tindakan manusia adalah:
1. Perubahan kondisi DPS,
Perubahan DPS seperti pengundulan hutan, usaha pertanian
yang kurang tepat, perluasan kota, dan perubahan tata 19 guna
lainnya dapat memperburuk masalah banjir karena meningkatnya
aliran banjir.
2. Kawasan kumuh,
Kawasan kumuh yang terdapat di sepanjang sungai, dapat
merupakan penghambat aliran. Masalah kawasan kumuh dikenal
sebagai faktor penting terhadap masalah banjir daerah perkotaan.
3. Sampah,
Disiplin masyarakat untuk membuang sampah pada tempat
yang ditentukan tidak baik, umumnya mereka langsung membuang
sampah ke sungai. Di kota-kota besar hal ini sangat mudah
dijumpai. Pembuangan sampah di alur sungai dapat meninggikan
muka air banjir karena mneghalangi aliran.
4. Drainase lahan,

7
Drainase perkotaan dan pengembangan pertanian pada
daerah bantuan banjir akan mengurangi kemampuan bantaran
dalam menampung debit air yang tinggi.
5. Bendung dan bangunan air, seperti pilar jembatan dapat
meningkatkan elevasi muka air banjir karena efek aliran balik
(backwater).
6. Kerusakan bangunan pengendali banjir,
Pemeliharaan yang kurang memadai dari bangunan
pengendali banjir sehingga menimbulkan kerusakan dan akhirnya
tidak berfungsi dapat meningkatkan kuantitas banjir.
7. Perencanaan sistim pengendalian banjir tidak tepat,
Beberapa sistim pengendalian banjir memang dapat
mengurangi kerusakkan akibat banjir kecil sampai sedang, tetapi
mungkin dapat menambah kerusakkan selama banjir-banjir yang
besar. Sebagai contoh bangunan 20 tanggul sungai yang tinggi.
Limpasan pada tanggul pada waktu terjadi banjir yang melebihi
banjir rencana dapat menyebabkan keruntuhan tanggul,
menyebabkan kecepatan aliran yang sangat besar yang melalui
bobolnya tanggul sehingga menimbulkan banjir yang besar.
Menurut Ramli (2010: 99) terdapat faktor-faktor yang dapat menyebabkan
banjir, diantaranya:
1. Curah hujan tinggi yang menyebabkan debit air sungai lebih besar
dari biasanya bahkan bisa melebihi kapasitas sungai.
2. Pengaruh fisiografi/geofisik sungai seperti bentuk sungai, fungsi
daerah kemiringan sungai, geometrik hidrolik (bentuk penampang
seperti lebar, kedalaman, potongan memanjang, material dasar
sungai), lokasi sungai dan hal-hal yang mempengaruhi terjadinya
banjir.
3. Topografi dapat mengalirkan air dari daerah yang tinggi ke daerah
yang lebih rendah. Daerah-daerah dataran rendah atau cekungan,
merupakan salah satu karakteristik wilayah banjir atau genangan.

8
4. Permukaan tanah lebih rendah dibandingkan permukaan air laut
karena diakibatkan konsolidasi lahan, beban bangunan terlalu
berat, pengambilan air tanah yang berlebihan dan pengerukan di
sekitar pantai.
5. Banyak pemukiman yang di bangun pada dataran sepanjang sungai
yang seharusnya dataran banjir dibebaskan dari pembangunan.
6. Aliran sungai tidak lancar akibat banyaknya sampah serta
bangunan di pinggir sungai sehingga alir menghambat aliran air
dan memperdangkal permukaan sungai.
7. Kurangnya tutupan lahan di daerah hulu sungai dan di daerah
aliran sungai (DAS), karena banyaknya alih fungsi lahan sehingga
kurangnya vegetasi menyebabkan terjadi erosi yang berlebihan dan
terjadinya sedimentasi yang berlebihan sehingga mengurangi
kapasitas sungai.
8. Perencanaan sistem pengendalian banjir tidak tepat, sistem
pengendalian yang tidak tepat bahkan dapat menambah kerusakan
saat banjir.
9. Kerusakan bendungan dan bangunan pengendali banjir, penelitian
yang kurang memadai menimbulkan kerusakan dan akhirnya tidak
berfungsi dapat meningkatkan banjir lebih besar.

3. Penanggulangan banjir

Pencegahan bencana adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan


untuk mengurangi atau menghilangkan risiko bencana, baik melalui
pengurangan ancaman bencana maupun kerentanan pihak yang terancam
bencana. Kesiapsiagaan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk
mengantisipasi bencana melalui pengorganisasian serta melalui langkah
yang tepat guna dan berdaya guna.
Mencegah dan mengatasi banjir perlu diketahui oleh masyarakat
kota yang selalu bermasalah dengan bencana banjir dengan cara :
1. Membuat saluran air.
2. Membuang sampah pada tempatnya.

9
3. Membersihkan saluran air.
4. Membuat bendungan.
5. Menanam pohon.
6. Melestarikan hutan.
7. Membuat lubang biopori.
8. Membuat sumur.
9. Mengeruk sungai.
10. Membikin paving tone.

Pencegahan dan penanggulangan bencana banjir dengan cara


mitigasi bencana dimana mitigasi didefinisikan sebagai upaya yang
ditujukan untuk mengurangi dampak dari bencana, Mitigasi adalah
serangkaian upaya untuk mengurangi risiko bencana, baik melalui
pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan
menghadapi ancaman bencana. (UU No 24 Tahun 2007, Bab I Ketentuan
Umum, Pasal 1 angka 9) (PP No 21 Tahun 2008, Bab I Ketentuan Umum,
Pasal 1 angka 6).

Mitigasi bencana merupakan langkah yang sangat perlu dilakukan


sebagai suatu titik tolak utama dari manajemen bencana. Ada empat hal
penting dalam mitigasi bencana, yaitu:

1. Tersedia informasi dan peta kawasan rawan bencana untuk tiap


jenis bencana.
2. Sosialisasi untuk meningkatkan pemahaman dan kesadaran
masyarakat dalam menghadapi bencana, karena bermukim di
daerah rawan bencana.
3. Mengetahui apa yang perlu dilakukan dan dihindari, serta
mengetahui cara penyelamatan diri jika bencana timbul
4. Pengaturan dan penataan kawasan rawan bencana untuk
mengurangi ancaman bencana.

10

Anda mungkin juga menyukai