A. BAHASAN
1. Topik : Bencana banjir dan kesiapsiagaan bila terjadi banjir
2. Waktu 30 Menit
: Minggu, 21 Mei 2017 pukul 09.00 WIB
3. Hari/ Tanggal : Mesjid
4. Tempat : Warga RW 08 Kelurahan Parit mayor Kec.Pontianak
:
Timur
5. Sasaran :
Restu Afriana
6. Penyuluh
B. TUJUAN
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan dan simulasi selama 30 menit
diharapkan sasaran dapat memahami tentang bencana banjir dan
kesiapsiagaan bila terjadi banjir
2. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan dan simulasi selama 30 menit,
diharapkan sasaran dapat :
a. Menyebutkan kembali pengertian bencana banjir
b. Menyebutkan kembali faktor penyebab bencana banjir
c. Dapat mempraktikan dan memahami, tentang kesiapsiagaan bila
terjadi banjir
d. Dapat mempraktikan isyarat kentongan untuk tanda bahaya banjir
e. Dapat mengetahui bahaya dari dampak banjir
C. MATERI
1. Apa itu banjir ?
2. Faktor penyebab umum banjir?
3. Kesiapsiagaan yang harus dilakukan bila terjadi banjir ?
4. Upaya penanggulangan bencana banjir ?
5. Isyarat kentongan sebagai tanda banjir ?
E. KEGIATAN
Tahap
Kegiatan
Waktu Kegiatan
Penyuluhan Sasaran
2 menit Pendahuluan 1. Membuka acara dengan 1. Menjawab salam
mengucapkan salam
2. Mendengarkan
2. Menyampaikan topik dan
penyuluhan
tujuan pendidikan kesehatan
menyampaikan topik dan
tujuan
3. Kontrak waktu untuk
3. Menyetujui
kesepakatan pelaksanaan
kesepakatan waktu
pendidikan kesehatan
pelaksanaan pendidikan
kesehatan
25 menit Kegiatan Inti 1. Mengkaji ulang 1. Menyampai
pengetahuan sasaran tentang kan pengetahuannya
materi penyuluhan tentang materi penyuluhan
2. Menjelaskan materi 2. Mendengark
penyuluhan kepada sasaran an penyuluh
dengan menggunakan menyampaikan materi
leaflet dan lembar balik,
dan melakukan simulasi
tentang kesiapsiagaan bila
3. Menanyakan
terjadi banjir dan isyarat
hal-hal yang tidak
kentongan sebagai
dimengerti dari materi
tanda banjir.
penyuluhan
3. Memberikan kesempatan
kepada sasaran untuk
menanyakan hal-hal yang
belum dimengerti dari materi
yang dijelaskan penyuluh.
F. EVALUASI
1. Sebutkan pengertian bencana banjir?
2. Sebutkan faktor penyebab terjadinya bencana banjir?
3. Sebutkan bahaya dari dampak yang terjadi akibat banjir?
4. Dapat mempraktikan dan memahami, tentang kesiapsiagaan bila
terjadi banjir ?
MATERI PENYULUHAN
BANJIR
A. Definisi
Banjir adalah peristiwa yang terjadi ketika aliran air yang berlebihan
merendam daratan.
B. Penyebab Banjir
1. Penebangan hutan liar
2. Membuang sampah sembarangan
3. Pemukiman di bantaran sungai dan aliran air
4. Dataran rendah
5. Curah hujan yang tinggi
6. Drainase yang sudah diubah tanpa memperhatikan amdal
7. Bendungan yang jebol
8. Salah Sistem kelola tata ruang
9. Tsunami
10. Tanah yang sudah tidak dapat menyerap air
C. Klasifikasi
Terdapat berbagai macam banjir yang disebabkan oleh beberapa hal,
diantaranya:
1. Banjir air
Banjir yang satu ini adalah banjir yang sudah umum. Penyebab banjir ini
adalah meluapnya air sungai, danau, atau selokan sehingga air akan
meluber lalu menggenangi daratan. Umumnya banjir seperti ini
disebabkan oleh hujan yang turun terus-menerus sehingga sungai atau
danau tidak mampu lagi menampung air.
2. Banjir “Cileunang”
Jenis banjir yang satu ini hampir sama dengan banjir air. Namun banjir
cileunang ini disebakan oleh hujan yang sangat deras dengan debit air
yang sangat banyak. Banjir akhirnya terjadi karena air-air hujan yang
melimpah ini tidak bisa segera mengalir melalui saluran atau selokan di
sekitar rumah warga. Jika banjir air dapat terjadi dalam waktu yang cukup
lama, maka banjir cileunang adalah banjir dadakan (langsung terjadi saat
hujan tiba).
3. Banjir bandang
Tidak hanya banjir dengan materi air, tetapi banjir yang satu ini juga
mengangkut material air berupa lumpur. Banjir seperti ini jelas lebih
berbahaya daripada banjir air karena seseorang tidak akan mampu
berenang ditengah-tengah banjir seperti ini untuk menyelamatkan diri.
Banjir bandang mampu menghanyutkan apapun, karena itu daya rusaknya
sangat tinggi. Banjir ini biasa terjadi di area dekat pegunungan, dimana
tanah pegunungan seolah longsor karena air hujan lalu ikut terbawa air ke
daratan yang lebih rendah. Biasanya banjir bandang ini akan
menghanyutkan sejumlah pohon-pohon hutan atau batu-batu berukuran
besar. Material-material ini tentu dapat merusak pemukiman warga yang
berada di wilayah sekitar pegunungan.
4. Banjir rob (laut pasang)
Banjir rob adalah banjir yang disebabkan oleh pasangnya air laut. Banjir
seperti ini kerap melanda kota Muara Baru di Jakarta. Air laut yang pasang
ini umumnya akan menahan air sungan yang sudah menumpuk, akhirnya
mampu menjebol tanggul dan menggenangi daratan.
5. Banjir lahar dingin
Salah satu dari macam-macam banjir adalah banjir lahar dingin. Banjir
jenis ini biasanya hanya terjadi ketika erupsi gunung berapi. Erupsi ini
kemudian mengeluarkan lahar dingin dari puncak gunung dan mengalir ke
daratan yang ada di bawahnya. Lahar dingin ini mengakibatkan
pendangkalan sungai, sehingga air sungai akan mudah meluap dan dapat
meluber ke pemukiman warga.
6. Banjir lumpur
Banjir lumpur ini identik dengan peristiwa banjir Lapindo di daerah
Sidoarjo. Banjir ini mirip banjir bandang, tetapi lebih disebabkan oleh
keluarnya lumpur dari dalam bumi dan menggenangi daratan. Lumpur
yang keluar dari dalam bumi bukan merupakan lumpur biasa, tetapi juga
mengandung bahan dan gas kimia tertentu yang berbahaya. Sampai saat
ini, peristiwa banjir lumpur panas di Sidoarjo belum dapat diatasi dengan
baik, malah semakin banyak titik-titik semburan baru di sekitar titik
semburan lumpur utama.
E. Penanggulangan Banjir
Mencegah dan menanggulangi banjir tak dapat dilakukan oleh pemerintah
saja atau orang perorang saja. Dibutuhkan komitmen dan kerjasama
berbagai pihak untuk menghindarkan Jakarta dan kota lain di Indonesia
dari banjir besar.
Tindakan-tindakan yang dapat dilakukan itu antara lain:
· Membuang lubang-lubang serapan air
· Memperbanyak ruang terbuka hijau
· Mengubah perilaku masyarakat agar tidak lagi menjadikan sungai
sebagai tempat sampah raksasa.
Meninggikan bangunan rumah memang dapat menyelamatkan harta benda
kita ketika banjir terjadi, namun kita tidak mencegah terjadinya banjir lagi.
Manusia yang mengakibatkan banjir, manusia pula yang harus bersama-
sama menyelamatkan kota. Menyelamatkan Jakarta dari banjir besar bukan
hanya karena berarti menyelamatkan harta benda pribadi, namun juga
menyelamatkan wajah bangsa ini di mata dunia.
Partisipasi seluruh elemen masyarakat harus dilakukan secara terorganisasi
dan terkoordinasi agar dapat terlaksana secara efektif. Sebuah organisasi
masyarakat sebaiknya dibentuk untuk mengambil tindakan-tindakan awal
dan mengatur peran serta masyarakat dalam penanggulangan banjir.
Penanggulangan banjir dilakukan secara bertahap, dari pencegahan
sebelum banjir penanganan saat banjir , dan pemulihan setelah banjir.
Tahapan tersebut berada dalam suatu siklus kegiatan penanggulangan
banjir yang berkesinambungan, Kegiatan penanggulangan banjir
mengikuti suatu siklus (life cycle), yang dimulai dari banjir, kemudian
mengkajinya sebagai masukan untuk pencegahan sebelum bencana banjir
terjadi kembali. Pencegahan dilakukan secara menyeluruh, berupa
kegiatan fisik seperti pembangunan pengendali banjir di wilayah sungai
sampai wilayah dataran banjir dan kegiatan non-fisik seperti pengelolaan
tata guna lahan sampai sistem peringatan dini bencana banjir.
1. Pembunuhan ( ● ● ● ● ● ● ● ● ● ●)
Pada saat terjadi pencurian terhadap rumah warga, penjaga pos ronda
akan memukul kentongan dengan irama dua kali secara terus menerus.
Kasus kebakaran memang kerap kali terjadi pada malam hari. Entah itu
karena korsleting aliran listrik ataupun karena kelalaian manusia akibat
membuang puntung rokok sembarangan sebelum dipadamkan atau pun
menaruh obat nyamuk bakar berdekatan dengan benda mudah terbakar.
Fungsi kentongan inilah yang mungkin menjadi alat komunikasi yang
paling efektif untuk memberitahu warga sekitar bahwa telah terjadi
kebakaran. Dengan begitu warga kampung akan sadar dan segera
berkumpul untuk membantu memadamkan api. Pada kasus kebakaran
biasanya kentongan akan dibunyikan dengan irama tiga kali secara
terus menerus.
Korban kecelakaan lalu lintas yang terjadi di siang hari masih mungkin
untuk diberi pertolongan oleh warga. Namun, jika kecelakaan terjadi di
malam hari tentu petugas pos ronda yang menyaksikan kecelakaan
akan kesulitan dan membutuhkan bantuan warga lain untuk memberi
pertolongan kepada korban kecelakaan. Untuk itu petugas pos ronda
dapat membunyikan kentongan dengan irama satu dan ditambah tiga
kali pukul secara terus menerus
7. Tanda aman (● ● ● ● ●)