PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Anemia adalah salah satu kelainan darah yang umum terjadi ketika
kadar sel darah merah dalam tubuh menjadi terlalu rendah (Akhirin, dkk,
hemoglobin dibawah 11 gr% pada trimester I dan III atau <10,5 gr% pada
trimester II. Anemia sering dijumpai dalam kehamilan kebutuhan akan zat-
anemia menjadi perhatian yang serius karena dampaknya pada ibu maupun
Menurut WHO 2020 prevalensi anemia pada ibu hamil di seluruh dunia
tahun 2000 sampai dengan tahun 2019, sedangkan di Indonesia pada tahun
2019 angka kejadian anemia pada ibu hamil meningkat 44,2% dari tahun
(Kementrian Kesehatan RI, 2018). Menurut data yang diperoleh dari Dinas
1
Kesehatan Provinsi Maluku, prevalensi anemia di provinsi Maluku pada
tahun 2019 yaitu 19,7%, sedangkan pada tahun 2020 prevalensi anemia
terbaru tahun 2022 anemia pada ibu hamil sebanyak 23 orang (Data
persalinan terakhir. Jumlah paritas yang paling aman adalah 2-3 anak,
apabila terlalu banyak melahirkan (>4 kali). Grande Multi Para ; Ibu
pernah melahirkan anak 4 kali atau lebih. Bila ibu terlalu sering
2
masa persalinan lebih tinggi antara lain perdarahan (Komariah & Nugroho,
2019).
menunjukan bahwa dari hasil univariat diperoleh ibu hamil dengan paritas
maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara paritas ibu dengan
kejadian anemia .
usia < 20 tahun dan >35 tahun mempunyai resiko lebih besar untuk
menderita anemia. Ibu hamil pada umur muda atau < 20 tahun perlu
dan perkembangan dirinya sendiri juga harus berbagi dengan janin yang
sedang dikandung. Sedangkan untuk umur yang tua > 35 tahun perlu
energy yang besar juga karena fungsi organ yang makin melemah dan
persalinan pada usia remaja dapat meningkat angka kematian ibu dan janin
4-6 kali lipat dibandingkan kehamilan usia 20-30 tahun. Resiko yang dapat
3
terjadi pada kehamilan di bawah 20 tahun antara lain : kecenderungan
(Rohan dan Sandu, 2015). Usia ibu diatas 35 tahun dan sering melahirkan,
(Winkjosastro, 2010).
Barat bahwa berdasarkan hasil uji chi square di dapatkan nilai p value
0,004 < 0,05 menunjukan bahwa ada hubungan antara usia dengan
kejadian anemia pada ibu hamil dimana usia yang beresiko mengalami
anemia adalah usia <20 tahun dan > 35 tahun beresiko 0,279 kali
pada ibu hamil yaitu jarak kehamilan. Jarak kehamilan terlalu dekat yaitu
4
tubuh seorang ibu belum cukup untuk mengumpulkan cadangan nutrisi
oleh (Miarti, dkk, 2020), berdasarkan hasil uji statistic menunjukan bahwa
anemia pada ibu hamil dengan nilai p value = 0,003, hal ini berarti ibu
yang memiliki jarak kehamilan <2 tahun akan beresiko 3,833 kali lebih
memperhatikan asupan gizi yang cukup untuk dirinya dan janin sehingga
20% ibu hamil yang mengalami anemia karena memiliki jumlah paritas >4
beresiko mengalami anemia, dan sebanyak 15% ibu hamil yang jarak
5
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusu
6
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis
2. Manfaat praktis
a. Bagi institusi
hamil.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian
pembuahan yang terjadi akibat dari hubungan seksual atau jika tidak
2. Proses Kehamilan
Suatu kehamilan akan terjadi bila terdapat lima aspek, antara lain
(Lilipaly, 2018) :
a. Ovum
8
Ovum adalah suatu sel dengan diameter ± 0,1 mm yang terdiri
b. Spermatozoa
c. Konsepsi
d. Nidasi
dalam endometrium.
e. Plasentasi
sebaliknya.
3. Klasifikasi Kehamilan
9
a. Trimester kesatu, dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan (0-12
minggu)
minggu)
4. Tanda-tanda Kehamilan
10
atau malahan yang sangat ingin hamil (dikenal dengan
3) Payudara tegang
(pseudocyesis).
4) Pigmentasi kulit
11
Efek dari stimulasi melanosit yang dipicu oleh peningkatan
kulit pada area (dahi, hidung, pipi dan leher) yang disebut
(striae lividae, striae nigra, linea alba makin hitam). Area atau
keperakan.
5) Sering miksi
sering miksi
6) Konstipasi
1) Rahim membesar
12
Terjadi perubahan bentuk besar dan konsistensi rahim. Pada
3) Tanda piscasecks
4) Goodell sign
5) Braton Hicks
minggu.
13
3) Denyut jantung janin (DJJ), dapat di dengar dengan :
Ada perubahan yang terjadi pada saat kehamilan seorang ibu yaitu
1) Sistem reproduksi
14
meningkat (leukorhea) dan terjadi peningkatan kongesti vastilar
2) Sistem kardiovaskuler
3) Sistem pernafasan
4) Sistem integument
15
Terdapat rasa kesemutan dan nyeri tekan pada payudara
5) Sistem muskculoskeletal
seimbang.
6) Sistem endokrin
16
adrenal membentuk kortin leboh banyak. Terutama kelenjar
7) Sistem gastrointestinal
8) Sistem perkemihan
berkemih.
9) Sistem persarafan
17
b. Perubahan psikologis yang terjadi adalah sebagai berikut :
tubuhnya.
sedang hamil.
a. Nutrisi
18
Nutrisi dan gizi yang baik pada masa kehamilan akan sangat
yang sehat. Hanya saja ibu hamil lebih berhati-hati ketika memilih
kalsium, zat besi, asam folat dan sebagainya, ibu hamilpun perlu
antara 12-15 kilogram. Bila berat badan naik dari semestinya ibu
b. Oksigen
c. Personal hygiene
1) Perawatan rambut
2) Perawatan gigi
19
3) Mandi untuk menjaga kebersihan kulit, mencegah infeksi
4) Perawatan payudara
d. Seksualitas
dan tidak ada masalah tetapi pada kasus-kasus tertentu ibu hamil
kehamilan.
e. Pakaian
f. Senam hamil
20
dengan metabolism diperlukan peningkatan penyediaan oksigen
Selama hamil, tubuh ibu butuh tidur selama 6-8 jam sehari. Ini
h. Mobilisasi
i. Bodi mekanik
aktifitas manusia.
j. Eliminasi
21
Kebanyakan ibu hamil lebih sering ke kamar mandi untuk
k. Traveling
l. Imunisasi
22
menurunkan kemungkinan kematian bayi karena tetanus. Imunisasi
wanita hamil diberi cuti hamil selama 3 bulan yaitu 1,5 bulan
23
Komplikasi selama kehamilan yang dapat terjadi pada ibu hamil
1) Abortus
hanya satu kali, bahkan ada yang bisa lebih dari tiga kali
keguguran kembali.
2) Kehamilan ektopik
24
Kehamilan ektopik adalah kehamilan yang terjadi jika janin
lama.
3) Emesis gravidarum
25
Pre-eklamsia merupakan kehamilan yang disertai dengan
2) Plasenta previa
3) Diabetes gestasional
26
diabetes. Kondisi ini dapat diminimalisir dengan pola makan
yang sesuai dengan anjuran dokter agar gula darah sang ibu
1. Pengertian
27
(WHO, 1992) anemia adalah suatu keadaan yang ditunjukkan dengan
kadar Hb lebih rendah dari batas normal untuk kelompok orang yang
kadar Hb darah sampai dibawah rentang normal 13,5 g/dL (pria); 11,5
2. Kriteria anemia
laboratorium didapatkan :
a. Hb < 10 gr/dl
2008) :
4. Klasifikasi
Klasifikasi anemia antara lain sebagai berikut (Astuti & Ertiana, 2018):
berikut :
sum tulang
29
b) Gangguan penggunaan besi : Anemia akibat penyakit
mielodisplatik
c) Anemia heolitik
defisiensi G6PD
30
3) Anemia dengan penyebab yang tidak diketahui atau dengan
b) Thalassemia mayor
d) Anemia sideroblastik
31
2) Anemia nomokronik normosister MCV 80-95 fldan MCH 27-
34 pg
e) Sindrom mielodiplastik
f) Keganasan hematologic
32
perlukaan, perdarahan gastrointestinal, perdarahan uterus,
merah (asam folat, vitamin B12, dan zat besi), gangguan sum-
33
3) Anemia karena meningkatnya destruksi/kerusakan sel darah
merah
faktor :
akan beredar melalui darah ke seluruh tubuh. Pada saat sintesis, sel
(gangguan Hb)
34
2) Anemia normositik : Disebabkan karena penyakit kronis,
5. Etiologi
system imun,
trauma.
6. Patofisiologi
Menurut Brunner & Suddarth (2012) adanya suatu anemia
35
berkurangnya eritropoesis) dapat terjadi akibat kekurangan nutrisi,
pajanan toksik, invasi tumor atau penyebab lain yang belum diketahui.
(destruksi).
Lisis sel darah merah (disolusi) terjadi terutama dalam sel fagositik
Hasil samping proses ini adalah bilirubin yang akan memasuki aliran
disebabkan oleh penghancuran sel darah merah atau produksi sel darah
36
7. Manifestasi klinis
1) Pusing
2) Mudah berkunang-kunang
3) Aktivitas kurang
4) Rasa mengantuk
5) Susah konsentrasi
6) Cepat lelah
keganasan.
c. Pemeriksaan fisik
37
1) Tanda-tanda anemia umum : pucat, takhikardi, pulsus celer,
8. Penatalaksanaan
a. Anemia aplastik
rekombinan.
38
Kebanyakan pasien tidak menunjukkan gejala dan tidak
sendirinya.
e. Anemia megaloblastik
mg/hari.
39
Dengan memberikan transfusi darah dan plasma. Dalam
g. Anemia hemolitik
1. Pengertian
sering disebut kurang darah adalah keadaan dimana sel darah merah
kurang dari normal, dan biasanya yang digunakan sebagai dasar adalah
anemia akibat kekurangan zat besi karena kurangnya asupan unsur besi
besi atau karena terlampau banyaknya zat besi yang keluar dari tubuh,
40
peningkatan kadar produksi, atau bila pelepasan eritrosit dalam
sampai 11,00 gr/dl pada umur kehamilan trimester I dan III (Joseph,
2017).
a. Hb ≥ 11 gr% : normal
41
Anemia defisiensi besi adalah anemia yang terjadi akibat
tablet besi yaitu keperluan zat besi untuk wanita hamil, tidak hamil
b. Anemia megaloblastik
c. Anemia Hipoplastik
d. Anemia Hemolitik
42
oleh kekurangan zat besi (fe) serta asam folat dan vitam B12.
Pemberian makanan atau diet pada ibu hamil dengan anemia pada
pucat. Jika lipatan tangan tidak lagi berwrna merah muda, hemoglobin
biasanya kurang dari 8 gr% (Varney Helen, 2010). Tanda dan gejala
c. Sering pusing
d. Mata berkunang-kunang
43
e. Napsu makan berkurang
g. Sering sakit
ibu hamil disebabkan oleh dua faktor yaitu faktor langsung dan faktor
seperti fitat, oksalat, tannin dan beberapa jenis serta makanan harus
dihindari karena zat ini bersama zat besi membentuk senyawa yang
tidak dapat larut didalam air sehingga tidak dapat diabsorbsi. Teh
fitat, dan fosfat yang banyak terdapat pada serealia kalsium dan serat
dalam bahan makanan (Almatsier, 2011) serta ada yang secara tidak
adalah :
kekurangan zat besi. Zat besi adalah salah satu unsur gizi yang
mencukupi kebutuhan.
5. Patofisiologi
45
Patofisiologi anemia pada kehamilan dapat terjadi ketika volume
yang dapat terjadi pada neonates : premature, apgar scor rendah, gawat
janin.
46
rahim, mudah terjadi infeksi aman dekompensasi kondisi (Hb, 6 gr%),
sebagai berikut :
telur, dan zat gizi yang cukup dapat mencegah anemia gizi besi.
47
Kebutuhan zat besi tubuh tergantung pada jumlah zat besi
lebih rendah karena tidak menstruasi dan zat besi yang digunakan
sel darah merah ini dapat mencapai 30%. Kebutuhan zat besi untuk
hamil yang rawan anemia diberi dosis yang lebih tinggi disbanding
tablet besi tambahan asam folat dan vitamin B12, kadar Hbnya
48
Fortifikasi adalah pertambahan suatu jenis gizi kedalam
(Emma, 2010)
8. Penanganan Anemia
a. Anemia ringan
mg/hari zat besi dan 500 mg asam folat peroral sekali sehari. Jika
b. Anemia sedang
c. Anemia berat
(Arisman, 2011).
49
D. Tinjauan Umum Variabel
1. Paritas
melahirkan yang lahir hidup ataupun lahir mati. Resiko ibu mengalami
disebabkan karena dalam masa kehamilan zat gizi akan terbagi untuk
anemia pada ibu hamil. Jumlah paritas adalah banyaknya bayi yang
anemia 1-4 lebih tinggi dari paritas 0 yaitu 56,5% sedangkan paritas
lebih dari 5 prevalensi anemia lebih tinggi dari pada paritas 1-4 yaitu
58,5% untuk anemia ringan dan untuk anemia berat sebesar 7,6%.
50
Pada paritas 1-4 anemia berat hanya 3,4% dan pada paritas 0 sebesar
kejadian anemia.
Anemia bisa terjadi pada ibu dengan paritas tinggi terkait dengan
keadaan biologis ibu dan asupan zat besi. Paritas lebih berisiko bila
kehamilan berikutnya.
2. Umur
berisiko adalah < 20 dan > 35 tahun. Hal ini terkait dengan keadaan
biologis dan psikologis dari ibu hamil (Alberthus, 2016). Wanita yang
51
hamil pada usia muda dari segi biologis, perkembangan alat
premature, kematian janin dalam kandungan, mati saat lahir, dan risiko
juga mempunyai risiko tinggi terhadap anemia ibu hamil. Pada usi ibu
akibat penuaan organ dan lebih rentan terhadap anemia. Dengan begitu
kurang dari 20 tahun dan lebih dari 35 tahun yaitu 74,1% menderita
anemia dan ibu hamil yang berumur 20-35 tahun yaitu 50,5%
52
dan fungsi organ-organ reproduksi mulai menurun sehingga akan
3. Jarak kehamilan
kesehatan dan gizi dalam kondisi yang baik. Maka sebaiknya jarak
memakan makanan yang mengandung protein dan zat besi serta bergizi
mengatur jarak antara kelahiran anaknya lebih dari 2 tahun maka anak
53
melahirkan yang terlalu dekat akan menyebabkan kualitas janin atau
Selain itu kesehatan fisik dan rahim yang masih menyusui sehingga
E. Kerangka Konsep
dependen
Paritas
54
Umur ANEMIA
Jarak Kehamilan
Keterangan :
E. Hipotesis Penelitian
55
a. Tidak ada hubungan antara paritas dengan kejadian anemia pada
b. Tidak ada hubungan antara usia dengan kejadian anemia pada ibu
b. Ada hubungan antara usia dengan kejadian anemia pada ibu hamil
BAB III
METODE PENELITIAN
56
A. Rancangan Penelitian
1. Lokasi Penelitian
2. Waktu Penelitian
1. Populasi
57
Menurut (Donsu, 2016) populasi merupakan seluruh objek atau
2. Sampel
bila jumlah populasi relative kecil, kurang dari 100 orang atau
58
memenuhi syarat dari penelitian. Sedangkan kriteria eksklusi ialah
a. Kriteria Inklusi
b. Kriteria Eksklusi
D. Variabel Penelitian
kehamilan.
E. Defenisi Operasionl
59
Definisi operasional adalah penentuan kontrak atau sifat yang akan
2016).
F. Instrument Penelitian
60
Instrument penelitian merupakan suatu alat yang digunakan dalam
pencarian data.
Instrumen yang akan digunakan dalam penelitian ini berupa buku register
puskesmas hative kecil untuk melihat berapa jumlah ibu hamil dan jumlah
ibu hamil yang mengalami anemia dan kuisioner yang berisi identitas
umur serta alamat responden dan kuisioner ini terdiri dari 4 pertanyaan (1
1. Kejadian Anemia
terakhir dan tidak tercatat dalam buku register Puskesmas Hative kecil.
2. Paritas
3. Usia
61
Pada kuisioner variabel usia responden dapat mengisi jawaban
sesuai dengan pertanyaan yang diberikan yaitu usia responden saat ini.
4. Jarak kehamilan
G. Pengumpulan Data
sebagai berikut :
1. Data Primer
2. Data Sekunder
H. Pengolahan Data
62
Pengolahan data menurut Notoatmodjo (2016) antara lain :
1. Editing Data
Editing data adalah data untuk memastikan bahwa data yang diperoleh
2. Coding Data
3. Entri Data
program computer.
4. Cleaning Data
kembali data yang sudah di entri apakah ada kesalahan atau tidak.
I. Analisa Data
1. Analisis Univariat
awal masih acak dan abstrak, kemudian data diolah menjadi informasi
63
yang informative. Analisa ini sering kali digunakan untuk statistic
paritas, usia dan jarak kehamilan pada ibu hamil yang mengalami
2. Analisis Bivariat
teknik analisa yang dilakukan yaitu uji chi square. Analisa bivariate
a. Jika p value < α, maka Ho ditolak dan Ha diterima yang berarti ada
64
b. Jika P value > a maka Ho diterima dan Ha ditolak yang
terikat.
alternatifnya :
1) Table 2x2
Eksak.
2) Table 2Xk
table.
penggabungan sel.
65
d) Jika nominal, alternative Chi Square adalah penggabungan
3) Table (>2)x(>2)
66
BAB IV
A. Hasil Penelitian
dengan responden sebanyak 41. Data penelitian ini diambil dalam kurun
alamat jl. Kapten Pierre Tenden Desa Galala. Puskesmas ini melayani
terdiri dari Desa Hative Kecil dengan jumlah penduduk 11,145 dan
hari senin sampai pada hari jumat dengan jam kerja pukul 08.00-11.00
WIT. Sedangkan pada hari jumat dan sabtu merupakan hari libur
67
Gambar 4.1 Puskesmas Hative Kecil.
2. Analisis Univariat
paritas, usia dan jarak kehamilan dengan kejadian anemia pada ibu
68
Table 4.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan
Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja
Puskesmas Hative Kecil Kecamatan Sirimau Kabupaten
Kota Ambon Tahun 2022
Kejadian Anemia n %
Aemia 28 68,3
Tidak Anemia 13 31,7
Total 41 100
2) Paritas
69
3) Usia Ibu Hamil
Total 41 100
4) Jarak Kehamilan
70
Table 4.4 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan
Tahun 2022
Jarak Kehamilan N %
Total 41 100
3. Analisa Bivariat
penelitian ini.
71
a. Hubungan antara Paritas dengan Kejadian Anemia Pada
72
b. Hubungan Usia dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil
N % N % n %
73
c. Hubungan Jarak Kehamilan dengan Kejadian Anemia
74
B. Pembahasan
pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Hative Kecil sebagai berikut:
anemia pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Hative Kecil maka
pernah dilahirkan baik hidup maupun meninggal lebih dari empat kali
Puskesmas Hative Kecil, hal ini dibuktikan dengan hasil uji statistik
anak yang pernah ibu lahirkan baik lahir hidup maupun meninggal
75
lebih dari empat kali beresiko mengalami anemia. Selain itu didapati
menggunakan cadangan zat besi yang ada dalam tubuhnya. Selain itu,
dalam waktu singkat menyebabkan cadangan zat besi ibu yang belum
76
semakin meningkat akibatnya kadar Hb menurun. Setiap kali wanita
250mg.
karena, sekalipun jumlah anak yang dilahirkan <4 tanpa disadari juga
singkat.
kejadian anemia pada ibu hamil di Puskesmas Karta Raharja & Marga
dibandingkan dengan ibu yang paritas <4. Hal ini di dukung juga
77
penelitian lain yang sejalan yaitu penelitian (Herawati, C., dkk, 2010)
Puskesmas Hative Kecil sebagian besar terjadi pada ibu hamil yang
paritas >4. Hal ini disebabkan karena semakin seringnya seorang ibu
makanan yang mengandung sumber zat besi (daging, hati, ikan, telur,
78
rendah. Adanya kecenderungan bahwa semakin banyak `jumlah
wilayah kerja Puskesmas Hative Kecil, hal ini dibuktikan dengan hasil
artinya tidak ada hubungan antara usia dengan kejadian anemia pada
kemudian sebagian besar ibu hamil dengan usia tidak beresiko (20-35
Meskipun dari hasil uji statistic tidak terdapat hubungan antara usia
79
dikemukakan oleh Manuaba (2011) membuktikan bahwa, usia ibu
yang ideal dalam kehamilan adalah kelompok usia 20-35 tahun dan
pada usia tersebut, ibu memiliki reproduksi yang sehat serta kurang
karena pada usia ini sering terjadi masalah kesehatan kronis, salah
bahwa, tidak ada hubungan antara usia dengan kejadian anemia pada
menyatakan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara usia ibu
dengan kejadian anemia pada ibu hamil dengan nilai p value = 0,487
80
Muna dan juga penelitian ini sejalan dengan penelitian (Mulyani dan
usia dengan kejadian anemia pada ibu hamil diengan nilai p value =
ini bisa saja terjadi karena adanya factor lain yang menyebabkan ibu
rendah mengalami anemia. Hal ini juga sejalan dengan teori Istiarti &
factor penyebab anemia melainkan ada factor lain yaitu factor dasar
81
3. Hubungan Antara Jarak kehamilan dengan Kejadian Anemia
anemia.
Puskesmas Hative Kecil, hal ini dibuktikan dengan hasil uji statistic
82
kehamilan terlalu dekat yaitu <2 tahun menjadi resiko karena system
anemia. Hal tersebut karena tubuh seorang ibu belum cukup untuk
kehamilan dengan kejadian anemia pada ibu hamil trimester III dengan
Kota Padang. Penelitian ini didukung oleh (Sjahriani dan Vera, 2019)
tahun dengan kejadian anemia pada ibu hamil trimester III dengan nilai
Lahat. Hasil penelitian lain yang sejalan yaitu penelian (Rizka, Nur
kehamilan >2 tahun hal ini dibuktikan dengan hasil uji Exact-Fisher
Marsabut.
83
Menurut peneliti, ada hubungan antara jarak kehamilan dengan
anemia, hal ini di karenakan jarak kehamilan yang yang <2 tahun akan
pada saat persalinan. Jarak kehamilan yang terlalu dekat juga akan
darah di dalam tubuh ibu belum stabil atau belum terpenuhi sesuai
tubuh ibu belum tercukupi, sehingga saat bersalin setiap tahunnya akan
mengakibatkan terjadinya anemia pada ibu hamil karena status gizi ibu
belum pulih, selain itu seorang ibu bisa mengalami infeksi, ketuban
pecah dini dan perdarahan. Seorang ibu membutuhkan waktu lebih dari
yang baik adalah lebih dari 2 tahun, hal ini agar status gizi ibu menjadi
baik dan kebutuhan zat besi seorang ibu dapat tercukupi, serta
84
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Ada hubungan antara paritas dan kejadian anemia pada ibu hamil di
2. Tidak ada hubungan antara usia dengan kejadian anemia pada ibu
3. Ada hubungan antara jarak kehamilan dan kejadian anemia pada ibu
B. Saran
berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka ada beberapa hal yang
kejadian anemia pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Hative Kecil.
1. Petugas kesehatan
85
edukasi tentang bagaimana cara agar dapat mencegah terjadinya
2. Bagi Ibu
yang dapat menyebabkan anemia pada ibu hamil sehingga ibu dapat
86
DAFTAR PUSTAKA
p 109-115.
Anemia Pada Ibu Hamil Usia Kehamilan 1-3 Bulan Di Wilayah Kerja
Almatsier, 2011. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Artikel Ilmiah.
Sumatera Utara
hl=id&lr=&id=6tisDwAAQBAJ&oi=fnd&pg=PR5&dq=kasus+anemia&ots
87
=A-
d7ZLfS94&sig=D3mSECSR3rNsB720VB0a7r6g8D0&redir_esc=y#v=onep
age&q=kasus%20anemia&f=false
Detty Afriyanti S., 2020. Faktor Risiko Yang Berhubungan Dengan Kejadian
Emma., 2010. Perencanaan Menu Anemia Gizi Besi. Jakarta : Gramedia Pustaka
Utama
Prevention. Vol.2(1)
88
Khoiriah Annisa, Latifah., 2020. “Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan
Erlangga
Mardiah., 2020. “Faktor Risiko Yang Berhubungan Dengan Kejadian Anemia Ibu
89
Miarti, dkk., 2020. “Analisis Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian
Anemia Pada Ibu HAmil Di Puskesmas Dana Dan Puskesmas Pasir Putih
Medika.
Tulis Ilmiah.
90
Putri, Yuanita., 2019. “Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian
Rohan dan Sandu, 2015. Buku Ajar Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta : Nuha
Medika.
Saidin. 2011. Ketersediaan Hayati Zat Bezi, Kandungan Zat Pemacu dan
Gramedia Pustaka.
Jakarta.
Varney, Helen, 2010. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Edisi 4. Jakarta : EGC.
Wiknjisastro, H., 2010. Ilmu Kebidanan. Jakarta. Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawiro Harjo.
91
Wiwik, Andi. 2008. Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan Sistem
92
LAMPIRAN
93
Lampiran 1. SK Pembimbing Skripsi
94
Lampiran 2. Surat Pengambilan Data Awal
95
Lampiran 3. Informed Consent
(INFORMED CONSENT)
Nama :
Umur :
Menyatakan bersedia untuk membantu dengan menjadi responden dalam penelitian yang
NPM : 12114201180186
Judul : Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian anemia pada ibu hamil di
Demikian lembaran persutujuan ini saya isi dengan sebenar-benarnya agar dapat
Responden
(……………………….)
96
Lampiran 4. Kuisioner Penelitian
Nama Responden :
Hari/Tanggal :
Nama :
Umur :
Alamat :
B. Petunjuk Pengisian
sebenarnya.
C. Variabel Paritas
97
Lampiran 5, Hasil Output SPSS
Frequencies
Statistics
N Valid 41 41 41 41
Missing 0 0 0 0
Frequency Table
Anemia
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Paritas
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
98
Usia
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Jarak Kehamilan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Crosstabs
Cases
Paritas * Anemia
99
Crosstab
Anemia
<4 Count 1 6 7
Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df sided) sided) sided)
a. 2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2.22.
b. Computed only for a 2x2 table
Usia * Anemia
100
Crosstab
Anemia
Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df sided) sided) sided)
a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 4.12.
b. Computed only for a 2x2 table
Crosstab
101
Anemia
Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df sided) sided) sided)
a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2.54.
b. Computed only for a 2x2 table
MASTER TABEL
102
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN
HATIVE KECIL
No Paritas Jarak
Nama Hb Umur Jumlah Jumlah Kehamilan
Responden (gr/dl) ank lahir anak lahir
hidup meninggal
1 Ny. Y 9,6 30 Thn 3 1 1 Thn
103
15 Ny. D. U 10,2 25 Thn 4 - 1 thn 7
bulan
16 Ny. F. R 11,8 22 Thn 1 - 2 Thn
17 Ny. M. R 9,8 29 Thn 3 2 1 Thn
18 Ny. L. R 10,3 31 Thn 4 - 1 Thn
19 Ny. P 9,6 36 Thn 3 1 1 Thn
20 Ny. W. M 11,6 26 Thn 2 2 1 Thn 3
Bulan
21 Ny. M. K 9,7 29 Thn 3 1 1 thn 9
bulan
22 Ny. A. S 11,8 25 Thn 2 - 2 Thn 6
Bulan
23 Ny. K 9,6 31 Thn 2 2 1 Thn
24 Ny. N. P 10,2 38 Thn 3 1 1 Thn
25 Ny. G 9,8 28 thn 4 - 1 Thn 5
Bulan
26 Ny. Y 9,8 37 Thn 3 1 1 Thn
27 Ny. A 11,8 24 Thn 2 2 1 Thn
28 Ny. V 10,3 29 Thn 3 1 1 Thn 2
Bulan
29 Ny. S 11,6 36 Thn 1 - 3 Thn
30 Ny. M 9,8 32 Thn 3 1 1 Thn
31 Ny. A 11,8 36 thn 3 2 1 Thn
32 Ny. F. S 11,6 23 Thn 1 - 2 Thn
33 Ny. E. R 10,3 28 thn 4 - 1 Thn
34 Ny. N 9,8 30 Thn 3 1 1 Thn 7
Bulan
35 Ny. R 9,8 36 Thn 3 2 3 Thn
36 Ny. B. K 9,7 36 Thn 4 - 1 Thn
37 Ny. C 9,6 27 Thn 3 1 1 Thn
104
38 Ny. M. U 12,2 36 Thn 3 - 2 Thn 3
bulan
39 Ny. D. S 9,8 32 Thn 5 1 1 Thn
40 Ny. W 9,6 38 Thn 4 2 1 Thn 5
Bulan
41 Ny. K. R 9,8 31 Thn 4 - 1 Thn
105
106