Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kehamilan merupakan masa yang sangat rawan dalam kehidupan

perempuan, karena sepanjang masa kehamilannya dapat berisiko terjadi

komplikasi yang akan berdampak pada kesehatan ibu maupun janin.

Komplikasi utama yang menyebabkan hampir 75% dari semua kematian ibu

salah satunya adalah perdarahan hebat (WHO, 2019). Perdarahan erat

kaitannya dengan anemia pada ibu hamil, karena kadar Hb yang rendah

dapat mengakibatkan kurangnya oksigen yang dibawa ke sel tubuh maupun

otak dan uterus (Aryani, 2017).

Anemia pada kehamilan merupakan salah satu masalah nasional

karena mencerminkan nilai kesejahteraan sosial ekonomi masyarakat dan

pengaruhnya sangat besar terhadap kualitas sumber daya manusia. Anemia

pada masa kehamilan merupakan masalah kesehatan yang penting dalam

upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat sehubungan dengan

kesehatan ibu dan anak (Arisman, 2010). Anemia pada kehamilan dapat

berdampak buruk pada janin yaitu terjadinya prematur, bayi lahir berat

badan rendah, kecacatan bahkan kematian bayi (Fikawati, 2015).

Data World Health Organization (WHO) tahun 2017, Angka

prevalensi anemia masih tinggi, yaitu secara global prevalensi anemia pada

ibu hamil di seluruh dunia adalah sebesar 43,9%. Prevalensi anemia pada

1
2

ibu hamil di perkirakan di Asia sebesar 49,4%. Di negara-negara

berkembang ada sekitar 40% kematian ibu berkaitan dengan anemia dalam

kehamilan. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, presentasi

ibu hamil yang mengalami anemia adalah 48,9% artinya 5 dari 10 ibu hamil

di Indonesia mengalami anemia (Kemenkes RI, 2020).

Penelitian Sumy Dwi Antono pada tahun 2017 menyebutkan bahwa

43,5% ibu hamil Trimester III di RSUD Nganjuk mengalami anemia

(Antono, 2017). Penelitian Enita Wahyu Utami (2020), dari 80 responden

ibu hamil di Kabupaten Nganjuk, didapatkan 38,75% mengalami anemia

(Hb < 11 gr%) (Utami, 2020). Sedangkan cakupan pemberian tablet tambah

darah (TTD) pada tahun 2020 di Kabupaten Nganjuk yaitu sebesar 71,4%

dari jumlah ibu hamil, hal ini masih dibawah target yaitu sebesar 85%

(Dinkes Jawa Timur, 2020).

Tabel 1.2 Prevalensi ibu hamil Anemia di Puskesmas Rejoso, Kecamatan


Rejoso, Kabupaten Nganjuk.
No. Tahun Jumlah Ibu Hamil Kejadian Anemia (%)
1 2020 35 53,4
2 2021 39 40,7

Kecamatan Rejoso termasuk kecamatan dengan jumlah ibu hamil

tinggi (758 ibu hamil). Jumlah ini masih berada di bawah Kabupaten

Nganjuk, dimana jumlah ibu hamilnya mencapai 1.042 ibu hamil. Akan

tetapi di lihat dari proporsi kejadian anemia pada ibu hamil, Kecamatan

Rejoso lebih tinggi (40%) daripada Kecamatan Nganjuk (36%) (DinKes

Kabupaten Nganjuk, 2020).


3

Hasil studi awal di Puskesmas Rejoso Kabupaten Nganjuk yang

merupakan Puskesmas Kecamatan Rejoso di peroleh data bahwa jumlah ibu

hamil pada tahun 2020 sebanyak 758 ibu hamil dan 380 ibu hamil di

antaranya kemungkinan mengalami resiko tinggi dan sekitar 297 ibu hamil

yang mengalami anemia. Dari jumlah tersebut menurut seorang petugas di

Puskesmas Rejoso Kecamatan Rejoso sebanyak 30% sampai 40% ibu yang

mengalami kejadian anemia (Puskesmas Rejoso 2021).

Anemia dapat disebabkan oleh beberapa faktor. Ada faktor langsung

dan tidak langsung. Faktor langsungnya yaitu kecukupan konsumsi tablet

tambah darah, jarak kehamilan, paritas, status gizi, serta penyakit infeksi.

Penyebab terjadinya anemia yang utama adalah kurangnya asupan zat besi

dalam makanan atau tablet tambah darah. Kejadian anemia diakibatkan oleh

kekurangan asupan zat besi (Rahmawati, 2012). Faktor lain yang dapat

meningkatkan risiko anemia pada ibu hamil adalah hamil kembar, jarak

kehamilan terlalu dekat, hamil diusia kurang dari 20 tahun, dan kurang

mengkonsumsi makanan kaya zat besi, serta sudah mengidap anemia sejak

sebelum hamil. Kondisi anemia pada ibu hamil dapat berefek pada

rendahnya suplai nutrisi dan oksigen sehingga sirkulasi uteroplacental

menjadi tidak lancar. Hal tersebut mengakibatkan pertumbuhan dan

perkembangan janin terganggu. Salah satu akibat yang dapat terjadi adalah

persalinan prematur (Manuaba, 2012).

Anemia pada ibu hamil yang disebabkan oleh kekurangan zat besi

biasa disebut dengan anemia gizi besi atau AGB. Anemia gizi besi memang
4

biasa diderita oleh ibu hamil, wanita menyusui dan wanita usia subur.

Kekurangan zat gizi besi atau defisiensi zat besi di Indonesia merupakan

masalah defisiensi yang harus ditanggulangi secara serius. Untuk

mendukung pencapaian target SDG's 2030 dalam menurunkan AKI dan

AKB, pemerintah mewajibkan bidan di puskesmas untuk menjalankan

program ANC terpadu yang didalamnya ada pelayanan 14T, diantaranya

adalah pemberian tablet tambah darah minimal 90 tablet selama kehamilan

dianjurkan diberikan pada ibu hamil pada trimester II, pelayanan tes Hb, dan

kelas ibu hamil (Rufaridah, 2019). Program tersebut diharapkan dapat

menekan angka kejadian anemia pada ibu hamil.

1.2 Identifikasi Faktor Penyebab Masalah

1.2.1 Ibu hamil trimester III dengan kadar HB kurang disebabkan volume

darah semakin meningkat di mana jumlah serum darah lebih besar

dari pertumbuhan sel darah, sehingga terjadi pengenceran darah

(hemodilusi) dengan puncaknya pada usia kehamilan 32 minggu.

Serum darah (volume darah) bertambah sebanyak 25-30% sedangkan

sel darah merah hanya sekitar 20%. Curah jantung akan bertambah

sekitar 30% (Manuaba, 2012).

1.3 Batasan Masalah

1.3.1 Ibu hamil trimester III fisiologis.

1.4 Rumusan Masalah

Bagaimanakah melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan

anemia ringan di Puskesmas Rejoso, Kecamatan Rejoso Kabupaten Nganjuk?


5

1.5 Tujuan

1.5.1 Tujuan Umum

Melaksanakan Asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan anemia

ringan di Puskesmas Rejoso dengan pendekatan manajemen asuhan

kebidanan kehamilan menurut Hellen Varney.

1.5.2 Tujuan Khusus

a. Melaksanakan pengkajian ibu hamil Ny F di Puskesmas Rejoso

dengan anemia ringan.

b. Melaksanakan interprestasi data pada ibu hamil Ny F di Puskesmas

Rejoso dengan anemia ringan untuk menentukan diagnose masalah.

c. Merumuskan diagnosa dan masalah potensial pada ibu hamil Ny F di

Puskesmas Rejoso dengan anemia ringan.

d. Mengidentifikasi kebutuhan tindakan segera pada ibu hamil Ny F di

Puskesmas Rejoso dengan anemia ringan.

e. Merencanakan asuhan kebidanan pada ibu hamil Ny F di Puskesmas

Rejoso dengan anemia ringan.

f. Melaksanakan tindakan asuhan kebidanan pada ibu hamil Ny F di

Puskesmas Rejoso dengan anemia ringan.

g. Mengevaluasi tindakan asuhan kebidanan yang telah diberikan pada

ibu hamil Ny F di Puskesmas Rejoso dengan anemia ringan.


6

1.6 Manfaat Penulisan Studi Kasus

1.6.1 Manfaat Teoritis

Hasil asuhan yang telah dilakukan selama masa kehamilan diharapkan

dapat dijadikan dasar informasi dan pengetahuan untuk

mengembangkan ilmu kebidanan berdasarkan manajemen asuhan

kebidanan Hellen Varney.

1.6.2 Manfaat bagi lahan praktik

Diharapkan dapat digunakan sebagai masukan dalam memberikan

asuhan kebidanan di Puskesmas pada ibu hamil trimester III dengan

anemia ringan.

1.6.3 Bagi Institusi

Diharapkan Asuhan kebidanan kehamilan dengan anemia ringan ini

dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi belajar terhadap materi yang

telah diberikan dan dapat dijadikan sebagai bahan pustaka bagi

mahasiswi kebidanan.

1.6.4 Bagi Penulis

Diharapkan memberikan pengalaman bagi penulis untuk dapat

memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan anemia ringan

sehingga dapat menumbuhkan dan menciptakan bidan terampil,

profesional dan mandiri.


7

1.6.5 Bagi pasien

Diharapkan dapat menambah pengetahuan ibu hamil tentang anemia

ringan agar tidak terjadi komplikasi, sehingga kehamilan dan

persalinan berjalan lancar dan sehat.

1.7 Metode dan teknik pengumpulan data

1.7.1 Studi Kepustakaan

Penulis mempelajari dan memperoleh data ilmiah dari berbagai

sumber berupa buku, tulisan ilmiah, bahan kuliah, internet, dan lain-

lain yang berhubungan dengan kehamilan dengan anemia.

1.7.2 Studi Kasus

Penulis melaksanakan penelitian dengan proses pendekatan

menggunakan manajemen asuhan kebidanan Hellen Varney dengan 7

langkah meliputi:

a. Pengkajian (pengumpulan data dasar).

b. Interprestasi data.

c. Mengidentifikasi diagnosa/ Diagnosa potensial.

d. Tindakan segera.

e. Perencanaan.

f. Pelaksanaan.

g. Evaluasi.

1.8 Tempat dan waktu

1.8.1 Penelitian dilaksanakan pada tanggal 12 Mei 2022 – 27 Mei 2022 Di

Puskesmas Rejoso , Kecamatan Rejoso Kabupaten Nganjuk.


8

1.9 Sistematika penulisan KTI

Penulis membagi penulisan ini dalam 5 bab, yang terdiri dari:

BAB I: PENDAHULUAN

Latar belakang, identifikasi faktor penyebab masalah, batasan masalah,

tujuan, manfaat, metode teknik pengumpulan data, tempat dan waktu,

sistematika penulisan.

BAB II: TINJAUAN TEORI

Teori tentang kehamilan yang meliputi definisi, tanda dan gejala,

Perubahan anatomi dan fisiologi pada perempuan hamil, kebutuhan

fisik dan psikologi. Teori tentang anemia meliputi pengertian , tanda

gejala, tipe anemia, penyebab anemia, dampak anemia, upaya

pencegahan dan penanganan anemia. Teori ANC, Tahapan Dalam

Manajemen Kebidanan, tujuh langkah varney meliputi: pengkajian,

Interprestasi data, diagnosa potensial, tindakan segera, perencanaan,

pelaksanaan, evaluasi.

BAB III: TINJAUAN KASUS

Menguraikan tentang asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan

penerapan manajemen varney yang meliputi pengkajian, Interprestasi

data, diagnosa potensial, tindakan segera, perencanaan, pelaksanaan,

evaluasi.

BAB IV: PEMBAHASAN

Menguraikan kesenjangan yang terjadi antara tinjauan pustaka dan

tinjauan kasus selama melaksanakan asuhan kebidanan meliputi


9

pengkajian, Interprestasi data, diagnosa potensial, tindakan segera,

perencanaan, pelaksanaan, evaluasi.

BAB V: PENUTUP

Berisi kesimpulan dan saran.

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai