Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

Pada bab ini akan diuraikan mengenai latar belakang, rumusan masalah, tujuan

dan manfaat penelitian tentang faktor- faktor yang berhubungan dengan kejadian

anemia pada ibu hamil.

A. Latar Belakang

Kehamilan merupakan kondisi di mana seorang wanita memiliki janin yang

sedang tumbuh di dalam rahim. Kehamilan biasanya berkisar 40 minggu atau

9 bulan, dihitung dari awal periode menstruasi sampai melahirkan. Saat hamil

seorang ibu perlu perawatan khusus agar kehamilan berlangsung dengan baik

dan sehat antara ibu maupun janin. Resiko pada saat kehamilan bersifat

dinamis, karena ibu hamil yang pada mulanya normal secara tiba tiba dapat

menjadi beresiko tinggi (Purwaningsih & Fatmawati, 2010).

Resiko yang sering terjadi pada ibu hamil antara lain anemia, preeklamsi,

eklamsi, abortus, partus prematur dan yang paling parah dapat mengancam

keselamatan ibu dan janin. Oleh karena itu diperlukan suatu pemeriksaan

rutin selama periode kehamilan dan proses melahirkan (Purwaningsih &

Fatmawati, 2010). Sedangkan resiko pada ibu hamil dengan anemia bisa

meningkatkan risiko perdarahan post partum, pencegahan diperlukan dengan

memberikan zat besi suplemen (Astuti, 2016).

1
2

Menurut WHO (2014) anemia adalah kondisi di mana jumlah dan ukuran sel darah

merah atau konsentrasi hemoglobin jatuh di bawah nilai batas yang ditetapkan,

dikatakan anemia apabila kadar Hb kurang dari 11 g/dl pada trimester pertama dan

ketiga, dan kurang dari 10,5 g/dl pada trimester kedua (Carol & Judith, 2012).

Anemia pada masa kehamilan dapat menyebabkan efek buruk bagi ibu hamil

maupun bayi yang dilahirkan, yang dapat meningkatkan resiko pertumbuhan janin

terganggu, bayi lahir dengan berat yang rendah dan paling parah dapat

menyebabkan kematian pada ibu (Darwanty, 2018).

Penyebab tersering dari anemia selama kehamilan diantaranya defisiensi zat besi

karena pada ibu hamil terjadi peningkatan kebutuhan zat besi dua kali lipat,

penyebab lain meliputi anemia yang disebabkan oleh kehilangan darah akut,

anemia inflamasi atau keganasan, anemia megaloblastik, anemia hemolitik didapat

dan anemia aplastik atau hipoplastik (Kenneth, 2015). Sedangkan penanganan pada

anemia meurut Carol & Judith (2012), penanganan pada anemia selama kehamilan

bervariasi sesuai dengan jenis anemia yang spesifik, yaitu dengan terapi suplemen

zat besi oral misalnya fero sulfat 30-60 mg/hari.

WHO (2014) melaporkan bahwa anemia merusak kesehatan dan kesejahteraan

wanita dan meningkatkan risiko kematian ibu dan bayi baru lahir. Anemia

mempengaruhi setengah miliar wanita usia reproduksi di seluruh dunia, pada tahun

2011 tercatat bahwa 29% (496 juta) dari wanita yang tidak hamil dan 38% (32,4

juta) ibu hamil berusia 15-49 tahun terkena anemia. Prevalensi anemia tertinggi

berada di Asia selatan dan Afrika tengah serta barat. Tindakan lebih lanjut
3

diperlukan untuk mencapai target Majelis Kesehatan dunia dengan pengurangan

angka anemia pada wanita usia reproduksi mencapai 50% pada tahun 2025.

Hasil Riskesdas tahun 2013 melaporkan bahwa prevalensi anemia pada ibu hamil

di Indonesia masih sangat tinggi menunjukan angka 37,1% dan dikategorikan

sebagai masalah kesehatan masyarakat yang berat menurut WHO. Untuk

mengurangi angka kejadian anemia yang masih tinggi di Indonesia pemerintah

mencanangkan program pemberian tablet tambah darah setiap ibu hamil, tablet

tambah darah (TTD) yang diberikan minimal 90 tablet selama kehamilan. Hasil

PSG 2016 hanya 40,2% ibu hamil yang mendapatkan tablet tambah darah (TTD)

minimal 90 tablet lebih rendah dari target nasional tahun 2016 sebesar 85%.

Beberapa faktor berhubungan erat dengan kejadian anemia pada ibu hamil antara

lain tingkat pendidikan, paritas, usia ibu dan frekuensi ANC. Dari hasil penelitian

Fitriasari (2017), menyatakan bahwa ada hubungan yang signifikan antara tingkat

pendidikan dan frekuensi ANC dengan kejadian anemia pada ibu hamil, hal

tersebut di karenakan tingkat pendidikan seseorang memiliki pengaruh pada

peningkatan kemampuan berpikir dalam penerimaan informasi pengetahuan

tentang anemia. Sedangkan untuk frekuensi ANC sebanyak 29,8% ibu hamil

tidak teratur melakukan kunjungan ANC yang mengalami anemia sedang dan

sebanyak 5,3% ibu hamil teratur melakukan kunjungan ANC dan mengalami

anemia sedang.
4

Faktor lain yang berhubungan dengan kejadian anemia adalah umur dan paritas.

Menurut penelitian Astuti (2016), ada hubungan yang signifikan antara umur

dengan kejadian anemia pada ibu hamil, kejadian anemia pada ibu hamil lebih

banyak ditemukan pada responden yang berumur < 20 tahun (75%) dan terjadi

anemia dibanding dengan responden yang berumur >20 tahun. Sedangkan paritas

menunjukan tidak ada hubungan yang signifikan antara paritas dengan kejadian

anemia, kejadian anemia pada ibu hamil lebih banyak ditemukan pada responden

primigravida (62,5%) dan tidak terjadi anemia dibanding dengan responden

yang multigravida dan grandemultigravida.

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan pada tanggal 19 Maret 2018 dari

hasil wawancara dengan pihak Puskesmas Kecamatan Kemayoran kota Jakarta

Pusat di dapatkan bahwa ibu hamil yang mengalami kejadian anemia pada tahun

2018 per bulan Januari (7,61 %) atau sebanyak 29 orang dari 381 ibu hamil yang

memeriksakan kehamilannya, per bulan Februari (26,5 %) atau sebanyak 63 orang

dari 238 ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya. Sedangkan berdasarkan

hasil survey pengambilan data pada tanggal 4 Mei 2018 didapatkan bahwa terdapat

ibu hamil tahun 2017 berjumlah 4.404 orang. Jumlah ibu hamil yang mengalami

anemia pada tahun 2017 didapatkan bahwa ibu hamil dengan hemoglobin 8-12 g/dl

berjumlah 326 orang dan hemoglobin < 8 g/dl dengan jumlah 12 orang, total ibu

hamil yang mengalami anemia pada tahun 2017 berjumlah 338 orang (7,67 %).

Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian

di Puskesmas Kecamatan Kemayoran Jakarta Pusat tahun 2018 untuk mengetahui

faktor -faktor yang berhubungan dengan kejadian anemia pada ibu hamil.
5

B. Rumusan Masalah

Terjadinya anemia pada ibu hamil yang dapat menyebabkan berbagai dampak

buruk yang timbul serta prevalensi anemia pada ibu hamil di Indonesia yang cukup

tinggi (37.1%), maka diperlukan upaya untuk mengatasinya. Salah satu cara yang

dapat dilakukan adalah dengan mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan

kejadian anemia pada ibu hamil. Dengan demikian maka upaya pecegahan dan

penanggulangan diharapkan dapat dilakukan.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Teridentifikasi faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian anemia pada

ibu hamil di Puskesmas Kecamatan Kemayoran tahun 2018.

2. Tujuan Khusus

a. Teridentifikasi gambaran karakteristik responden ibu hamil (suku bangsa,

agama dan usia responden) di Puskesmas Kecamatan Kemayoran tahun

2018

b. Teridentifikasi faktor tingkat pendidikan ibu hamil dengan kejadian anemia

di Puskesmas Kecamatan Kemayoran tahun 2018

c. Teridentifikasi faktor umur ibu hamil dengan kejadian anemia di Puskesmas

Kecamatan Kemayoran tahun 2018

d. Teridentifikasi faktor paritas ibu hamil dengan kejadian anemia di

Puskesmas Kecamatan Kemayoran tahun 2018

e. Teridentifikasi faktor frekuensi ANC ibu hamil dengan kejadian anemia di

Puskesmas Kecamatan Kemayoran tahun 2018.


6

f. Teridentifikasi hubungan tingkat pendidikan, umur, paritas dan frekuensi

ANC ibu hamil dengan kejadian anemia di Puskesmas Kecamatan

Kemayoran tahun 2018

D. Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian yang hendak dicapai, maka penelitian ini diharapkan

mempunyai manfaat dalam pendidikan baik secara langsung maupun tidak

langsung. Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Teoritis

Secara teoritis, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi dan

sebagai dasar pengembangan ilmu serta memberikan sumbangan pengetahuan

mengenai faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian anemia pada ibu

hamil di Puskesmas Kecamatan Kemayoran Jakarta Pusat.

2. Metodologi

Secara Metodologi, diharapkan dapat menjadi sumber informasi dasar untuk

penelitian berikutnya agar dapat dikembangkan lebih luas. Dan diharapkan

menjadi landasan evidence base keperawatan khususnya di bidang keperawatan

maternitas.

3. Aplikatif

a. Tenaga Kesehatan

Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi mengenai

faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian anemia pada ibu hamil

dan sebagai bahan informasi dan masukan dalam meningkatkan pelayanan

khususnya dalam menangani masalah anemia pada ibu hamil.


7

b. Bagi Responden (Ibu hamil)

Dari penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan kepada klien

ibu hamil dengan anemia, diharapkan pula ibu hamil dengan anemia

mampu meningkatkan status kesehatan selama kehamilan.

Anda mungkin juga menyukai