PENDAHULUAN
dalam tubuh dibawah nilai normal sesuai kelompok orang tertentu (Irianto,
pada ibu hamil adalah suatu keadaan dimana kadar haemoglobin di bawah
11 gr% pada trimester pertama dan ketiga, dan bawah 10,5gr % pada
trimester kedua. Angka kejadian anemia pada ibu hamil trimester 2 dan 3
peningkatan volume darah sebesar 35%. Anemia pada ibu hamil pada
komplikasi yang lebih serius bagi ibu baik dalam kehamilan, persalinan dan
karena inertia uteri, pendarahan post partum karena antonia uteri, syok,
infeksi intra partum maupun post partum, sedangkan komplikasi yang dapat
anemia pada ibu hamil diseluruh dunia adalah sebesar 48,1 %, dan menurut
tersebut adalah 48,7% (WHO, 2015). Menurut hasil Riset Data Kesehatan
Indonesia sebesar 48,9% yang didominasi anemia pada ibu hamil umur 15-
tahun tahun 2013 hanya sebesar 37,1% (Kemenkes RI, 2018). Anemia pada
ibu hamil bukanlah masalah sederhana karena sel darah merah mempunyai
penyebab tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) pada tahun 2019 adalah
(207 kasus). Dinas kesehatan Provinsi Jawa timur tahun 2019 melaporkan
kedua setelah Puskesmas Talango, yaitu sebanyak 13 orang dari 484 ibu
hamil.
70%
69%
68%
67%
66%
65%
64%
2018 2019 2020
sebesar 66%, pada tahun 2019 sebesar 70 % dan pada tahun 2020 sebesar
besi dalam tubuh. Anemia defisiensi zat besi merupakan anemia yang
disebabkan oleh kurangnya zat besi, asam folat dan vitamin B12 di
karenakan asupan yang tidak adekuat atau ketersediaan zat besi yang
bahwa 50% ibu tidak memiliki cadangan zat besi yang cukup selama
dengan kehamilannya.
merah, jeroan daging, sayuran yang berwarna hijau tua, makanan laut,
Tahu, Biji buah labu dan kacang-kacangan. Selain itu juga menghindari
makanan yng bisa menghambat penyerapan zat besi, seperti teh, kopi,
fosvitin dalam kuning telur, protein, fitat dan fosfat yang banyak terdapat
tablet. Pemberian zat besi tersebar diseluruh layanan kesehatan akan tetapi
konsumsi zat besi yaitu perut terasa tidak enak, mual, faeses kehitaman
disebabkan oleh konsumsi tablet besi yang kurang dari 90 tablet, agar
Permasalahan :
1.3 Tujuan
Sumenep
1.2.2 Tujuan Khusus
Sumenep
I.3 Manfaat
2. Bagi Mahasiswa :
3. Bagi Puskesmas :
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Anemia
jumlah sel darah merah atau kemampuan pengangkutan oksigen oleh sel
untuk wanita.
2. Hemotokrit < 30 %
1. Anemia Ringan
g/dl - <11 g/dl. Jumlah sel darah yang rendah dapat menyebabkan
sehingga muncul tanda dan gejala serta dapat memperburuk kondisi medis
a. kelelahan
b. penurunan energi
c. Kelemahan
e. Palpitasi
f. Tampak pucat
2. Anemia Berat
dimana kadar Hb dalam darah dibawah < 5 g/dl. Beberapa tanda yang
a. Perubahan warna tinja, termasuk tinja hitam dan tinja lengket dan
merah
g. Murmur jantung
besi sumsum tulang negative atau feritin serum menurun serta adanya
2. Anemia Megaloblastik
sumsum tulang yang disebabkan oleh kegagalan sintesis DNA. Sel darah
merah akan mati di sumsum (produksi sel darah yang tidak efektif) atau
masuk kedalam sirkulasi darah dengan bentuk yang abnormal dan umur
oleh defisiensi vitamin B12 (cobalalamin) atau folat. Vitamin B12 dan
3. Anemia Hemolitik
Anemia hemolitik adalah suatu kondisi dimana tidak ada cukup sel
darah merah dalam darah karena kerusakan dini sel-sel darah merah.
(Winkjosastro, 2005).
4. Thalassemia
tidak seimbang dari rantai protein α- dan β- dapat merusak sel darah merah
merah dibawah batas normal. Sehingga sel darah tersebut tidak dapat
merah berbentuk sabit abnormal. Sel darah merah normal berbentuk bulan
medis yang memengaruhi produksi dan umur sel darah merah (Ani,
48,7%. Negara dengan prevalensi anemia tertinggi adalah Afrika; hal ini
anemia yaitu malaria, anemia bulan sabit, dan thalassemia (WHO, 2015).
sebesar 48,9% yang didominasi anemia pada ibu hamil umur 15-24 sebesar
hamil adalah kondisi ibu dengan kadar hemoglobin (Hb) dalam darahnya
dibawah 11 gr/dl pada trimester satu dan tiga, atau kadar nilai
hemoglobin kurang dari 10,5 gr/dl pada trismester dua (Syaifuddin, 2002).
Anemia adalah kondisi dimana sel darah merah menurun atau menurunnya
organ-organ vital pada ibu dan janin menjadi berkurang. (Tarwoto, 2007)
jantung yang harus bekerja lebih berat selama masa kehamilan yang
akan menjadi ringan apabila viskositas darah rendah. Resistensi perifer juga
sampai 10 gr/dl, umumnya kondisi ini karena turunnya cadangan zat besi
(Sarimawar, 2003)
besi pada ibu hamil disebabkan oleh dua faktor, yaitu faktor langsung dan
mengonsumsi promoter absorbsi non hem besi (Fe), serta ada infeksi
oleh :
Partus lama akibat kontraksi uterus yang tidak kuat oleh karena
hipoksia jaringan.
terjadi syok.
b. Retensio placenta (placenta tidak terlepas dengan spontan), dan
a. Abortus
h. Intelegensia rendah
1. Anamnesa
mata berkunang-kunang, keluhan mual muntah lebih berat pada hamil muda
2. Pemeriksaan Fisik
darah merah pada pembuluh kapiler dan pucat pada kuku serta jari
(Syaifuddin, 2002)
3. Pemeriksaan Darah
kertas yang disebut kertas lakmus yang khusus untuk menentukan kadar
b. Metode Sahli
tabung khusus yang disebut tabung hemometer. Darah yang akan ditentukan
kadar Hb nya di pipet sebanyak ± 20 mikroliter dan dimasukkan kedalam
tabung hemometer tadi lalu ditempatkan dalam alat hemometer. Pada alat
Posisi kedua taung itu berdampingan dan sisi kedua tabung bisa dilihat
dari sisi yang sama. Kemudian tabung yang berisikan contoh darah di
permukaan larutan yang berimpit dengan skala yang tertera pada alat
hemometer dekat dengan tabung contoh darah tadi. Metode sahli ini
c. Metode cyanmethemoglobin
yang telah diketahui konsentrasinya (Sihadi dkk, 2002 dan Supriasa dkk,
2002).
2.2.6 Pencegahan Anemia pada Ibu Hamil
Pencegahan anemia pada ibu hamil menurut Ani 2013 adalah sebagai
berikut:
1. Skrining
17 tahun, wanita hamil dan menyusui maka perlu dilakukan skrining agar
awal. Skrining pada remaja putri dapat dilakukan setiap 5-10 tahun
tersebut akan diberi tablet zat besi 60 mg selama 4 minggu. Jika tidak
ada respons terhadap terapi tablet zat besi oral, lakukan pemeriksaan
remaja putri. Jika kadar hemoglobin dibawah batas normal dan tidak ada
respon terhadap terapi tablet besi oral, sebaiknya wanita hamil tersebut
penyerapan zat besi. Bahan makanan yang mengandung zat besi tinggi
seruhan, dan kacang polong. Senyawa fenolat pengikat zat besi atau tanin
seperti kopi, cokelat, jamu-jamuan, serta kalsium khususnya susu dan hasil
olahannya.
3. Suplementasi Besi
mengalami menstruasi, dan wanita hamil. Tablet besi yang menjadi pilihan
utama dalam pengobatan anemia defisiensi besi adalah ferrous sulfat karena
penyerapan garam fero tiga kali lebih baik dibandingkan dengan garam fero
cadangan besi tubuh kosong sejak masa prahamil. Untuk itu, cadangan
besi tubuh harus selalu dalam keadaan terisi penuh untuk mencegah
absorbsi besi menurun pada dosis yang lebih tinggi. Dengan dosis
zat besi pada semua wanita hamil sekitar 60 mg/hari selama 90 hari.
4. Fortifikasi Makanan
dengan kadar yang lebih tinggi dari kadar aslinya. Fortifikasi makanan
memiliki peran penting dalam memenuhi zat besi folat, iodium, dan
1. Anemia Ringan
ringan sehingga hanya perlu diberikan kombinasi 60 mg/hari zat besi dan
500 mg asam folat peroral sekali sehari. Jika tidak tertangani akan menjadi
anemia sedang.
2. Anemia Sedang
mg/hari seperti sulfat ferrosus atau glukonas ferrosus. Jika tidak ditangani
3. Anemia Berat
Kehamilan
penurunan daya tahan tubuh serta berbagai penyakit yang sering menimpa di
2.3.2. Paritas
maupun melahirkan. Tubuh berada pada risiko tinggi untuk menjadi anemia
selama kehamilan jika hamil lebih dari satu anak (Proverawati, 2011).
bahwa prevalensi anemia ringan pada paritas 1-4 lebih tinggi daripada
> 5 lebih tinggi dari pada paritas 1-4 yaitu 72,9%. Prevalensi anemia berat
pada paritas 0 sebesar 2,9%, paritas 1-4 sebesar 3,5%, dan paritas >5 7,6%.
Dari peningkatan prevalensi tersebut dapat disimpulkan bahwa semakin
energi dan zat besi lainnya meningkat. Peningkatan kebutuhan energi dan
menguras persediaan besi di dalam tubuh sehingga ibu hamil dengan paritas
kehamilan berikutnya.
optimal (Manuaba, 2002). Salah satu faktor yang dapat meningkatkan risiko
terjadinya defisiensi gizi pada ibu hamil adalah jarak kemhamilan yang
kondisi tubuh dan untuk mengembalikan zat gizi yang terpakai selama
satu indikator yang dapat digunakan untuk melihat status gizi adalah dengan
cara mengukur lingkar lengan atas (LILA). Pada ibu hamil LILA berguna
untuk skrining ibu hamil yang memiliki risiko melahirkan bayi BBLR
jika memiliki ukuran LILA < 23,5 cm (Depkes RI, 2005). Menurut Depkes
RI (2007), seorang ibu hamil akan melahirkan bayi yang sehat bila tingkat
kesehatan dan gizinya berada pada kondisi yang baik. Sehingga kelebihan
2.3.5. Pendidikan
care dilaksankan sesuai dengan pedoman antenatal care (ANC) oleh Depkes
untuk:
social ibu.
pada trimester pertama (K1), satu kali pada trimester kedua dan dua kali
diri, ibu juga mendapat tablet tambah darah dari petugas kesehatan. Jika
tinggi fundus uteri, pemberian imunisasi TT, dan pemberian tablet besi
minimal 90 hari.
Kebutuhan zat besi ketika hamil cukup tinggi karena adanya proses
retensi air atau penambahan cairan sebanyak 40% dalam tubuh ibu. Selain
itu kebutuhan akan zat besi ketika hamil meningkat karena diperlukan
juga oleh janin dan plasenta. Jumlah zat besi yang dianjurkan pada ibu
tetapi hanya < 10% dari jumlah tersebut yang diabsorbsi (Lila, 2004)
besi) 2 kali sehari bagi semua ibu hamil. Jika Hb 8 gr/dl atau kurang pada
pemberian tablet Fe (320 mg Fe sulfat dan 0,5 mg asam folat) untuk semua
mencegah terjadinya anemia pada ibu hamil. Hal ini didasarkan pada
makanan sehari-hari karena sumber utama zat besi yang mudah diserap oleh
tubuh (heme) relative mahal harganya (Depkes RI, 2005). Program ini
didasarkan pada suatu harapan bahwa semua ibu hamil yang rutin
2007). Tablet besi dianjurkan diminum di antara dua kali waktu makan,
ketika terjadi efek samping maka tablet besi dapat diminum pada waktu
dan sebagainya.
Faktor Pendukung:
a. Pendidikan
b. Status Ekonomi
Faktor Pendorong:
a. Dukungan Keluarga
c. Lingkungan Sosial
Faktor Predisposisi:
a. Pengetahuan
b. Budaya
NON-PERILAKU:
a. Umur ibu
b. Usia kehamilan
c. Status gizi
d. Paritas
e. Jarak kehamilan
PERILAKU:
b. Konsumsi suplementasi Fe
Faktor predisposisi:
1.Pengetahuan
2.Budaya
1.
Faktor Pendukung:
PERILAKU:
1.Pendidikan
1.frekwensi kunjungan ANC
2.Status ekonomi
2.Konsumsi Tablet
2.Konsumsi TabletFe
Fe
3.Pelayanan kesehatan
3.Pola makan
Anemia
Faktor Pendorong:
Pada Ibu
1.Dukungan keluarga Hamil
NON PERILAKU:
Trimester
2.Sosialisasi dari nakes 1.Umur ibu 2.Usia kehamilan 3
5.Jarak kehamilan
perilaku yaitu Umur ibu, Usia kehamilan, Status gizi , Paritas, Jarak
kunjungan ANC, Konsumsi tablet Fe dan Pola Makan pada ibu hamil.
tablet Fe sebagai salah satu factor yang beresiko menyebabkan anemia pada
METODOLOGI PENELITIAN
Mengkonsumsi
tablet fe ≥ 90
tablet Ibu hamil
Retrospektif
anemia(Case)
Mengkonsumsi
tablet fe < 90
tablet
(Case)
Mengkonsumsi
tablet fe ≥ 90
tablet Ibu hamil tidak
Retrospektif
anemia(Control)
Mengkonsumsi
tablet fe < 90
tablet
Populasi :
Populasi Kelompok Kasus: Semua ibu hamil trimester 3 yang menderita anemia
Di wilayah kerja puskesmas batang-batang kabupaten sumenep berjumlah 30 orang
Populasi Kelompok Kontrol: Semua ibu hamil trimester 3 yang tidak menderita
anemia Di wilayah kerja Puskesmas Batang-batang Kabupaten Sumenep berjumlah
50 orang
Sampel
Sampel Kelompok Kasus: Sebagian ibu hamil trimester 3 yang menderita anemia
di wilayah kerja puskesmas Batang-batang kabupaten Sumenep yang berjumlah 28
orang
Sampel Kelompok Kontrol: Sebagian ibu hamil trimester 3 yang tidak menderita
anemia di wilayah kerja puskesmas Batang-batang kabupaten Sumenep yang
berjumlah 28 orang
Pengumpulan Data
Dengan kuesioner dan melihat buku KIA tentang tablet tambah darah yang
dikonsumsi
Managemen Data
Editing, pengolahan data, coding, entri data, tabulating, cleaning data, dan
interpretasi data
Analisa Data
Uji Chi Square
Penyajian Hasil
Gambar 4.2 Kerangka Kerja Hubungan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil
Trimester 3 diwilayah Kerja Puskesmas Batang-Batang
4.3 Populasi, Sampel dan Teknik Sampling
4.3.1. Populasi
4.3.2. Sampel
1. Kriteria Inklusi
2. Kriteria Eksklusi
menderita anemia :
n= N
1+Ne²
= 30 Keterangan:
Jadi, sampel kelompok kasus terdiri dari 28 orang dan sampel kelompok
setiap subjek (benda, manusia, dll) (Soeparto, Putra, & Haryanto, 2000).
variabel yang dapat diobservasi dan diukur oleh peneliti (Nursalam, 2017).
Tabel 4.1 Definisi Operasional Hubungan Kejadian Anemia Ibu Hamil Trimester 3
dengan Kecukupan Konsumsi Tablet Fe di Puskesmas Batang-Batang
Kabupaten Sumenep
awal.
Universitas Wiraraja.
Limnas Sumenep.
batang.
13. Peneliti melakukan koordinasi dengan bidan desa, petugas gizi, dan
1. Editing
2. Pengolahan Data
3. Coding
1) ≥ 90 tablet kode 1
1) ≥ 90 tablet kode 1
2) < 90 tablet kode 2
4. Entry Data
5. Tabulating
6. Cleaning Data
coding.
7. Interprestasi Data
sebagai berikut :
1. 100 % = Seluruhnya
4. 50% = Setengahnya
Analisis Bivariat
merupakan uji statistik yang dipilih dalam penelitian ini untuk melihat
<0,05.
penelitian, yaitu:
2017).
4.8.3. Confidentiality
Agustin ,S 2002, Kenali 7 Makanan Yang mngandung zat besi diakses dari
internet tanggal 23 Juli 2019 jam 19.00 wib http://www.alodokter.com
Abidah S, Dode S, & Ferial E.W, 2013, Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Terjadinya Anemia pada Ibu Hamil Di Rumah Sakit Ibu Dan Anak
Agarwal KN, Gupta V, & Agarwal S. 2013, Effect of Maternal Iron Status
on Placenta, Fetus and Newborn. International journal of Medicine and
Medical Sciences, 5(9), 5.
Ani, Luh Seri. 2013, Anemia Defisiensi Besi: Masa Prahamil &
Hamil, Buku Saku. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC
Syaifuddin, AB, dkk, 2002. Buku Acuan Nasional Maternal & Perinatal.
Jakarta: YBSP
Tarwoto & Wasnidar, 2007, Buku Saku Anemia pada Ibu Hamil,
Konsep, dan Penatalaksanaan. Jakarta: Trans Info Media
Maternal Deaths fell 44% since 1990-UN, 2019, Report from WHO,
UNICEF, UNFPA, World Bank Group and the United Nation Population
Division highlights progress. diakses dari www.who.int pada 24 Juli 2021
Sumenep, 2021
Sumenep, 2021
Yang Menyatakan,
( )
Lampiran 3
KUESIONER PENELITIAN HUBUNGAN KEJADIAN ANEMIA
PADA IBU HAMIL TRIMESTER 3 DENGAN KECUKUPAN
KONSUMSI TABLET Fe DIPUSKESMAS BATANG-BATANG
KABUPATEN SUMENEP
No. Responden :
a. ≥ 90 tablet
b. < 90 tablet
a. ≥ 90 tablet
b. < 90 tablet
a. Berwarna kehitaman
b. Berwarna kuning
Lampiran 4