Anda di halaman 1dari 4

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Anemia di definisikan sebagai penurunan volume eritrosit atau kadar Hb sampai di
bawah rentan nilai yang berlaku untuk orang sehat. Anemia dalam kehamilan ialah kondisi
ibu dengan kadar hemoglobin di bawah 11 g% pada trimester 1 dan 3 atau kadar
hemoglobin<10,5 g% pada trimester ke 2. Nilai batas tersebut dan perbedaannya dengan
kondisi wanita tidak hamil terjadi karena hemodilusi (terutama pada trimester ke-2)
(Sarawono. P, 2009: 281). Pada kehamilan seorang ibu memerlukan tambahan zat besi untuk
meningkatkan jumlah sel darah merah dan membentuk sel darah merah janin dan plasenta.
Kebutuhan ibu selama kehamilan ialah 800 mg besi, diantaranya 300 mg untuk janin plasenta
dan 500 mg untuk pertambahan eritrosit ibu. Dengan demikian ibu membutuhkan tambahan
sekitar 2-3 mg besi/hari. Masa kehamilan merupakan masa dimana tubuh sangat
membutuhkan asupan makanan yang maksimal baik untuk jasmani maupun rohani (selalu
rileks dan tidak stres). Di masa-masa ini pula, wanita hamil sangat rentan terhadap
menurunnya kemampuan tubuh untuk bekerja secara maksimal. Hasil survey pendahuluan
dari 8 orang yang dilakukan pada tanggal 20 Desember 2019 melalui wawancara ditemukan 5
orang mengetahui tentang Anemia dan 3 orang yang tidak tahu dan tidak memahami tentang
Penyebab anemia, tanda dan gejala Anemia pada ibu hamil.
Menurut World Health Organization (WHO) menyebutkan pertumbuhan jumlah
penderita anemia 40% kematian ibu dengan berkembang berkaitan dengan anemia dalam
kehamilan. Menurut WHO kebanyakan anemia dalam kehamilan disebabkan oleh defisiensi
besi dan perdarahan akut bahkan tidak jarang keduanya saling berinteraksi (Sarwono.P,
2009). Anemia defisiensi zat besi lebih cenderung berlangsung di negara yang sedang
berkembang dari pada negara yang sudah maju. Anemia pada kehamilan merupakan masalah
nasional karena mencerminkan nilai kesejahteraan sosial ekonomi masyarakat, dan
pengaruhnya sangat besar terhadap kualitas sumber daya manusia. Frekuensi ibu hamil
dengan anemia di Amerika hanya 6 %, sedangkan di indonesia relatif tinggi yaitu 63,5%,
(Kemenkes RI, 2018). Di kota Palangka Raya sendiri berdasarkan data yang didapat di Dinas
Kesehatan Kota Palangka Raya jumlah ibu hamil yang mengalami anemia mengalami
peningkatan dari tahun 2018 hingga tahun 2019 yaitu 757 kasus menjadi 1129 kasus
(Dinkes Kalteng, 2017). Berdasarkan data yang diperoleh dari Puskesmas Menteng Palangka
Raya pada bulan Januari s/d Desember tahun 2018 terdapat 321 ibu hamil mengalami
Anemia. Berdasarkan data yang diperoleh dari Puskesmas Menteng Palangka Raya pada
bulan Januari s/d Desember tahun 2019 terdapat 410 ibu hamil mengalami Anemia.
Sampai saat ini anemia masih merupakan penyebab tidak langsung kematian obstetri ibu
yang utama. Anemia dalam kehamilan dapat memberi dampak kurang baik bagi ibu, baik
selama masa kehamilan, persalinan maupun selama masa nifas dan masa selanjutnya.
Berbagai penyulit dapat timbul akibat anemia, seperti Partus lama karena inertia uteri,
perdarahan postpartum karena atonia uteri, syok, infeksi (baik intrapartum maupun
postpartum), merupakan berbagai macam dampak yang dapat ditimbulkan oleh anemia.
Gangguan atau hambatan pada pertumbuhan sel tubuh maupun sel otak pada janin dapat
terjadi akibat keadaan kekurangan besi (Fe) yang dialami oleh ibu hamil. Pada ibu hamil,
keadaan kekurangan besi (Fe) ini dapat menyebabkan keguguran, bayi lahir sebelum
waktunya, bayi berat lahir rendah (BBLR), perdarahan sebelum serta pada waktu melahirkan,
dan bahkan kematian ibu dan bayi merupakan resiko yang dihadapi oleh ibu hamil yang
mengalami anemia berat. Tingkat pengetahuan ibu yang rendah berkaitan dengan dampak
anemia dalam kehamilan terhadap resiko terjadinya perdarahan post partum dan cara
penanganan anemia dalam kehamilan dapat meningkatkan resiko terjadinya perdarahan post
partum. Kunjungan ANC dan pemenuhan nutrisi yang kurang juga dapat meningkatkan
resiko anemia dan resiko terjadinya perdarahan post partum jika terjadi perdarahan post
partum maka anemia yang dialami oleh ibu akan semakin memburuk dan beresiko terhadap
kematian maternal (Manuaba, 2010:32)
Untuk mengatasi hal tersebut pasien dapat meningkatkan tingkat pengetahuannya
melalui pendidikan kesehatan dalam upaya melakukan pemeriksaan sebelum hamil sehingga
dapat diketahui data-data dasar kesehatan umun calon ibu tersebut. Dalam pemeriksaan
kesehatan disertai pemeriksaan laboratorium, termasuk pemeriksaan tinja sehingga diketahui
adanya infeksi parasit. Keadaan tersebut memungkinkan ibu hamil mengalami anemia karena
kurangnya pengetahuan ibu hamil tentang anemia. Berbagai upaya telah dilakukan untuk
mencegah terjadinya anemia pada ibu hamil seperti perbaikan asupan gizi, program
pemberian zat besi, dan pemberian preparat besi jauh sebelumnya merancanakan kehamilan.
Akan tetapi upaya-upaya tersebut belum memuaskan, upaya penanggulangan anemia telah
banyak dilakukan, tetapi belum menunjukan penurunan yang berarti. Hal ini dimungkinkan
karena sebagian besar ibu belum menyadari pentingnya pencegahan anemia serta bahaya
yang akan ditimbulkan. Hal ini berarti bahwa selama beberapa warsa ke depan masih tetap
akan berhadapan dengan anemia pada ibu hamil. Selain zat besi peningkatan gizi melalui
makanan yang dapat meningkatkan zat besi melalui protein dan sayur-sayuran saat proses
kehamilan pada ibu hamil juga harus diperhatikan, dan lebih di tingkatkan
(Manuaba,2010:32). Oleh karena itu, pencegahan terhadap anemia sangat diperlukan untuk
menekan angka kejadian anemia khususnya pada ibu hamil. Berdasarkan dari uraian diatas
maka hal ini yang melatar belakangi peneliti ingin meneliti tentang tinkat pengetahuan ibu
hamil tentang anemia.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalah pada penelitian ini
bagaimana Tingkat pengetahuan ibu hamil tentang anemia di Puskesmas Menteng Palangka
Raya?

1.3 Tujuan
1.3.1. Tujuan Umum
Tujuan penulisan ini adalah untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu hamil tentang
anemia di Puskemas Menteng Palangka Raya ?
1.3.2. Tujuan Khusus
1) Mengidentifikasi tingkat pengetahuan ibu hamil tentang pengertian anemia di
Puskesmas Menteng Palangka Raya.
2) Mengidentifikasi tingkat pengetahuan ibu hamil tentang penyebab anemia pada
kehamilan di Puskesmas Menteng Palangka Raya
3) Mengidentifikasi tingkat pengetahuan ibu hamil tentang tanda dan gejala anemia
pada kehamilan di Puskesmas Menteng Palangka Raya.
4) Mengidentifikasi tingkat pengetahuan ibu hamil tentang dampak anemia pada
kehamilan di Puskesmas Menteng Palangka Raya.
5) Mengidentifikasi tingkat pengetahuan ibu hamil tentang pencegahan anemia pada
kehamilan di Puskesmas Menteng Palangka Raya.

1.4 Manfaat
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi:
1.4.1. Manfaat Teoritis
Dari segi teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangan ilmu dibidang
kesehatan dan pelayanan keperawatan.
1.4.2. Manfaat Praktis
1.4.2.1 Bagi Petugas Kesehatan
Hasil penelitian ini di harapka dapat menambah masukan bagi profesi kesehatan
khususnya keperawatan agar lebih meningkat mutu pelayanan terhadap program pelayanan
kesehatan khususnya tentang Anemia Pada Ibu hamil.
1.4.2.2 Bagi Akademik
Dapat memberikan wawasan dan bahan masukan yang dapat dibuat untuk acuan di
masa yang akan datang oleh institusi pendidikan terutama STIKes Eka Harap Palangka Raya
dalam memberikan informasi dan sebagai bahan bacaan bagi perpustakaan yang dapat
dimanfaatkan oleh mahasiswa untuk mengoptimalkan mutu pendidikan agar lebih baik.
1.4.2.3 Bagi Mahasiswa
Mahasiswa memperoleh pengetahuan serta menambah wawasan pengetahuan dan
sebagai acuan agar dapat menerapkan peran perawat salah satunya sebagai educator, agar
dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
1.4.2.4 Bagi Peneliti Selanjutnya
Bagi peneliti selanjutnya agar dapat melanjutkan untuk meneliti tingkat pengetahuan
ibu hamil tentang anemia.

Anda mungkin juga menyukai