Anda di halaman 1dari 53

Program

Kelas Anemia di
Puskesmas Plaosan

dr. Rr. Rini


Andayani

Bab I
pendahuluan

Latar belakang
Anemia pada ibu hamil disebut
Potensial danger of mother and
child (potensial membahayakan
ibu dan anak), karena itulah anemia
memerlukan perhatian serius dari
semua pihak yang terkait dalam
pelayanan kesehatan pada hari
terdepan (Manuaba, 2010).

Pada tahun 2005 WHO melaporkan


bahwa prevalensi anemia pada
kehamilan secara global sebesar 55%
dan pada umumnya terjadi pada
trimester ketiga.
Menurut Riskesdas 2013, didapatkan
data ibu hamil yang mengalami anemia
sebesar 37,1%.

Puskesmas plaosan
Pada tahun 2015 didapatkan hasil dari
564 orang ibu hamil yang menjalani
tes darah untuk mengetahui kadar
hemoglobin, didapatkan 93 orang ibu
hamil yang mengalami anemia (kadar
Hb <11 mg/dL).
Hal ini bila dipersentasekan yaitu
sebesar 16,49 % ibu hamil yang
menjalani pemeriksaan hemoglobin di
Puskesmas Plaosan terkena anemia.

Puskesmas plaosan

Anemia dalam kehamilan dapat


disebabkan karena ketidakpatuhan
ibu hamil mengkonsumsi tablet fe
dan kurangnya pengetahuan
tentang pentingnya tablet zat besi
untuk kehamilannya ( Marlia dkk,
2006 ).
Kementerian Kesehatan menganjurkan
agar ibu hamil mengonsumsi paling
sedikit 90 pil zat besi selama
kehamilannya (Depkes RI, 2001).

Proporsi kelahiran menurut konsumsi


zat besi (Fe) dan jumlah hari
mengonsumsi, Indonesia 2013

Rumusan masalah
Rendahnya tingkat pengetahuan Ibu
Hamil Mengenai Anemia yang
berdampak pada tingginya angka
kejadian anemia pada ibu hamil di
wilayah kerja Puskesmas Plaosan
Magetan Tahun 2015.

Tujuan kegiatan
Tujuan umum :
Meningkatkan pengetahuan masyarakat ,
khususnya Ibu Hamil dan Kader Posyandu di
wilayah kerja Puskesmas Plaosan mengenai
penyakit anemia.

Manfaat penelitian
Manfaat bagi Penderita Anemia (ibu hamil) :
1. Menambah informasi dan pengetahuan kepada para ibu
hamil tentang resiko anemia khususnya defisiensi zat besi.
2. Meningkatkan kesadaran para ibu untuk mengkonsusmsi
tablet besi sesuai anjuran
3. Mencegah terjadinya anemia saat hamil.
Manfaat bagi Penderita Anemia (ibu hamil) Kader Posyandu
Menambah informasi dan pengetahuan kepada para
Kader Posyandu, sehingga diharapkan informasi yand
didapatkan ini dapat disebar-luaskan kepada anggota
Posyandu di masing-masing wilayah kerja Kader Posyandu
ini. Sehingga seluruh wilayah kerja Puskesmas
Plaosan Magetan dapat mendapatkan informasi
berkaitan dengan anemia ini.

Manfaat penelitian
Manfaat bagi Puskesmas
Hasil penelitian diharapkan dapat dipakai sebagai
data dasar untuk penelitian lebih lanjut serta
sebagai sumber informasi dalam upaya
mengembangkan pelayanan kesehatan terhadap ibu
hamil utamanya yang anemia
Manfaat bagi dokter internsip
Merupakan pengalaman yang sangat berharga dan
bermanfaat sebagai wadah latihan pegembangan
dan dapat diaplikasikan langsung dalam membantu
mengatasi masalah yang terjadi pada ibu hamil di
Puskesmas Plaosan Magetan

Bab ii
tinjauan pustaka

Definisi Anemia
Dalam Kehamilan
Menurut World Health Organization (WHO) 1997
dan Centers for Disease Control (CDC) tahun 1989
menyebutkan bahwa anemia dalam kehamilan
didefinisikan sebagai kondisi ibu hamil dengan
konsentrasi hemoglobin <11 gr/dL
Zat yang paling berperan dan menjadi penyebab
utama anemia jika terjadi defisiensi adalah zat
besi (fe). (Manuaba, 2010. Maria, 2002).

Klasifikasi
Menurut WHO tahun 2010 klasifikasi derajat
keparahan anemia dalam kehamilan digolongkan
menjadi :
- Anemia ringan

: Hb 10.9 10.0 gr/dL

- Anemia sedang

: Hb 9.9 7 gr/dL

- Anemia berat

: Hb < 7 gr/dL

- Anemia kompensata

: Hb < 4 gr/dL

penyebab
Secara umum anemia pada kehamilan disebabkan oleh :
a. Meningkatnya kebutuhan zat besi untuk pertumbuhan
janin
b. Kurangnya asupan zat besi yang dikonsumsi oleh ibu
hamil
c. Pola makan ibu terganggu akibat mual selama
kehamilan
d. Adanya kecenderungan rendahnya cadangan zat besi (
Fe ) pada wanita akibat persalinan sebelumnya dan
menstruasi. (Prawirohardjo, 2002 ).

PATOFISIOLOGI
Anemia lebih sering ditemukan dalam kehamilan karena
selama kehamilan keperluan akan zat makanan bertambah
dengan adanya perubahan dalam darah dan sumsum
tulang. Saat kehamilan berlangsung, terjadi beberapa
perubahan pada fisiologi tubuh.
1. sistem hematopoiesis (erythropoiesis)
2. Peningkatan volume plasma hingga mencapai puncaknya
dan menetap (plateau) pada bulan ke8-9 kehamilan.
3. Peningkatan kebutuhan akan zat besi.
Hemodilusi ini menyebabkan pseudoanemia atau anemia
fisiologis. Akibat hemodilusi saja kadar hemoglobin darah
ibu dapat menurun sampai 10 gr%, umumnya kondisi ini
karena turunnya cadangan zat besi (Sarimawar, 2003).

BAB III
METODE

PENGGALIAN DATA
PRIMER
Penulis melakukan survey dan wawancara mendalam
kepada ibu-ibu hamil yang berkunjung ke Puskesmas
Plaosan. Jumlah subyek yang di wawancarai ada 30 ibu
hamil.


Sasaran Kegiatan
Sasaran program Kelas Anemia ini adalah para
ibu hamil dan kader Posyandu yang mewakili ke-8
desa dibawah di wilayah kerja Puskesmas Plaosan,
Kecamatan Plaosan, Kabupaten Magetan.

Strategi kegiatan

Pelaksanaan
Kegiatan

Pertemuan Pertama
Hari/Tanggal
: Senin, 1 Februari 2016
Waktu
: 09.00 WIB - 11.00 WIB
Tempat
: Ruang Pertemuan Puskesmas Plaosan,
Kecamatan Plaosan, Kabupaten Magetan
Jumlah Peserta : 40 orang, yang terdiri dari para
kader posyandu di wilayah kerja Puskesmas Plaosan
Pertemuan Kedua
Hari/Tanggal
: Rabu, 16 Maret 2016
Waktu
: 11.00 WIB - 12.00 WIB
Tempat
: Ruang Pertemuan Puskesmas Plaosan,
Kecamatan Plaosan, Kabupaten Magetan
Jumlah Peserta : 22 orang ibu hamil

BAB IV
HASIL

PRE-SURVEY

Banyak Ibu hamil yang tidak


mengetahui fungsi tablet besi (56%).

Sebagian besar Ibu hamil tidak mengetahui


jumlah suplementasi besi yang diperlukan
selama kehamilan yang sesuai anjuran
pemerintah (60%).

Ibu hamil banyak yang tidak


memahami jenis-jenis makanan yang
mengandung zat besi tinggi (46.7%)

Kepatuhan Ibu hamil dalam


mengonsumsi tablet besi yang masih
rendah (20%)
Hanya 20% responden rajin mengonsumsi tabet besi
secara terus-menerus selama 3 bulan.
Kebanyakan responden ini melakukan pemeriksaan
kehamilan (Antenatal Care) di bidan praktek mandiri,
diketahui bahwa di bidan praktek mandiri responden
biasanya tidak mendapat suplementasi besi
program pemerintah, melainkan suplementasi
besi yang sudah ditambah dengan vitamin
lainnya pada satu tablet. Responden kebanyakan
menganggap ini hanya vitamin biasa, sehingga
banyak yang tidak patuh mengonsumsinya.
Dari hasil wawancara juga didapatkan secara
keseluruhan bahwa rendahnya pengetahuan
responden tentang masalah anemia pada ibu
hamil dan pentingnya suplementasi zat besi
mengakibatkan angka kepatuhan mengonsumsi
baik tablet besi ataupun asupuan nutrisi tinggi
besi yang masih rendah.

Banyak Ibu hamil yang tidak mengetahui fungsi tablet besi


(56%).
Hal ini disebabkan rendahnya pengetahuan para ibu hamil
tentang manfaat dari tablet besi.
Sebagian besar Ibu hamil tidak mengetahui jumlah
suplementasi besi yang diperlukan selama kehamilan yang
sesuai anjuran pemerintah (60%).
Hal ini menunjukan kurangnya pengetahuan dan kesadaran ibu
tentang pentingya zat besi dalam pencegahan anemia pada ibu
hamil
Ibu hamil banyak yang tidak memahami jenis-jenis
makanan yang mengandung zat besi tinggi (46.7%)
Hal ini disebabkan masih rendahnya pengetahuan ibu hamil
tentang asupan nutrisi untuk menu diet tinggi besi yang tepat
untuk mencegah defisiensi zat besi/anemia pada ibu hamil.
Kepatuhan Ibu hamil dalam mengonsumsi tablet besi yang
masih rendah (20%)
Kurangnya pengetahuan ibu hamil akan manfaat tablet besi
khususnya, dan anemia secara umum menyebabkan, ibu hamil
belum merasa pentingnya terpenuhinya asupan zat besi yang
diperlukan tubuh.

Kelas anemia pada


Ibu hamil

Jenis Pemeriksaan yang diperlukan


untuk mengetahui anemia

Berapa kadar hemoglobin (Hb) yang


sudah dikatakan anemia

Pengobatan apa yang diberikan pada wanita


hamil kurang darah


Jumlah tablet besi yang diperlukan
(minimal) ibu hamil

Jenis minuman yang menghambat


penyerapan zat besi

Dari hasil data analisa diatas dapat dilihat hasil rata-rata


jawaban benar pada soal pre-test hanya sebesar
40,91%, setelah diberikan penyuluhan yang berisikan materi
anemia secara menyeluruh angka jawaban benar
meningkat lebih dari dua kali lipat yaitu 100%.
Hal ini menunjukkan sudah terjadinya peningkatan
pengetahuan para peserta (ibu hamil) mengenai materi
anemia pada ibu hamil.

Kelas anemia pada


kader posyandu

Jenis pemeriksaan yang diperlukan


untuk mengetahui anemia

Apakah Ibu hamil lebih mudah


mengalami anemia

Pengertian tablet besi

Pengobatan apa yang diberikan


pada wanita hamil kurang darah
(anemia)

Jumlah tablet yang diberikan pada


ibu hamil

Pemberian Suplementasi besi


yang benar selama kehamilan

Dari hasil data analisa diatas dapat dilihat hasil ratarata jawaban benar pada soal pre-test hanya
sebesar 40%, setelah diberikan penyuluhan yang
berisikan materi anemia secara menyeluruh angka
jawaban benar meningkat lebih dari dua kali lipat
yaitu 98,75%. Hal ini menunjukkan sudah terjadinya
peningkatan pengetahuan para peserta mengenai

Demo memasak

Bab v
KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan
1. Kurangnya pengetahuan ibu hamil tentang
anemia menjadi penyebab masih tinggiya
angka kejadian anemia pada ibu hamil di
wilayah kerja Puskesmas Plaosan.

Hal ini ditunjukkan dengan hasil survey kepada 30


orang ibu hamil. Didapatkan hasil rata-rata jawaban
yang benar pada hasil survey anemia ini hanya sebesar
46% dan khususnya untuk tingkat kepatuhan
mngonsumsi zat besi selama kehamilan hanya 20%.

2. Kegiatan Kelas Anemia diadakan dua kali.

pertemuan pertama dihadiri oleh 40 orang kader


posyandu, namun pertemuan kedua dihadiri oleh 22
orag ibu hamil.
Kegiatan yang diadakan adalah penyuluhan berisikan
materi anemia dan demo memasak menu anemia.

Kesimpulan
3. Dari hasil data analisa pre-test dan post-test kedua
pertemuan :
1.didapatkan hasil pada pertemuan dengan kader
posyandu rata-rata jawaban benar pada soal pre-test
hanya sebesar 40%, setelah diberikan
penyuluhan,angka jawaban benar meningkat
lebih dari dua kali lipat yaitu 98,75%. Hal ini
menunjukkan sudah terjadinya peningkatan
pengetahuan para peserta (kader posyandu) mengenai
materi anemia pada ibu hamil.
2.Pertemuan ke-2 yang dihadiri para ibu hamil jawaban
benar pada soal pre-test hanya sebesar 40,91%,
setelah diberikan penyuluhan, angka jawaban benar
meningkat lebih dari dua kali lipat yaitu 100%.
Hal ini menunjukkan sudah terjadinya peningkatan
pengetahuan para peserta (ibu hamil) mengenai
materi anemia yang dapat terjadi pada para ibu hamil.

saran

Bagi Puskesmas dan


tenaga kesehatan

Pentingnya penyampaian informasi akan materi


anemia kepada seluruh tenaga kesehatan di
Puskesmas Plaosan (dokter hingga bidan desa)
sehingga ibu hamil dengan anemia dapat dideteksi
sedini mungkin agar dapat segera diobati
Sosialisasi berulang akan pentingnya
mengonsumsi tablet Fe yang diberikan oleh
Pemerintah melalui Puskesmas kepada ibu-ibu hamil
melalui Kader Posyandu dan Bidan desa setempat
Peningkatan kerjasama antara KIA dan bagian
Gizi agar ibu hamil dengan anemia dapat diberikan
pengetahuan tentang makanan-makanan yang
mengandung tinggi zat besi (menu anemia)
Melakukan penyuluhan berulang pada para Kader
Posyandu mengenai materi anemia ini


Bagi Penderita Anemia
Segera berkonsultasi dengan tenaga
kesehatan jika menemukan tanda dan
gejala anemia
Lebih banyak mengonsumsi nutrisi
yang mengandung zat besi tinggi
Melakukan pemeriksaan rutin sampai
masalah anemia teratasi dengan baik

Bagi Peneliti Selanjutnya


Selain dengan pertanyaan di kuesioner
sebaiknya menyertakan nutrisurvei,
sehingga kita dapat menilai apakah ibu
hamil mengkonsumsi makanan yang
menurutnya baik menjadi pencegah
anemia atau malah sebaliknya,
mengkonsumsi makanan/minumam
yang menyebabkan anemia.

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai