Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pembangunan kesehatan merupakan upaya yang dilaksanakan oleh
semua komponen bangsa yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran,
kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan
derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud. Derajat
kesehatan masyarakat dapat dilihat dari berbagai indikator, yang meliputi
indicator angka harapan hidup, angka kematian, angka kesakitan, dan status
gizi masyarakat. Anemia pada kehamilan merupakan salah satu masalah
nasional karena mencerminkan nilai kesejahteraan sosial ekonomi masyarakat
dan pengaruhnya sangat besar terhadap kualitas sumber daya manusia.
Anemia pada ibu hamil disebut “potensial danger to mother and child”
(potensial membahayakan ibu dan anak). Oleh karena itulah anemia
memerlukan perhatian serius dari semua pihak yang terkait dalam pelayanan
kesehatan (Manuaba, 2012).
Menurut World Health Organization (WHO) 2010, 40% kematian ibu di
negara berkembang berkaitan dengan anemia dalam kehamilan. Kebanyakan
anemia dalam kehamilan di sebabkan oleh defisiensi besi dan pendarahan
akut, bahkan jarak keduanya saling berinteraksi. Anemia dalam kehamilan
merupakan masalah kesehatan yang utama di negara berkembang dengan
tingkat morbiditas tinggi pada ibu hamil. Rata-rata kehamilan yang
disebabkan karena anemia di Asia diperkirakan sebesar 72,6%.Tingginya
pravalensinya anemia pada ibu hamil merupakan masalah yang tengah
dihadapi pemerintah Indonesia (Adawiyani, 2013).
Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013,
prevalensi anemia pada ibu hamil di Indonesia sebesar 37,1 %yaitu ibu hamil

1
2

dengan kadar Hb kurang dari 11,0 gr/dl dengan proporsi yang hampir sama
antara di kawasan perkotaan (36,4%) dan pedesaan (37,8%). Tingginya
kejadian anemia ini erat kaitannya dengan faktor kurang asupan makanan
bergizi saat ibu hamil dan kurangnya kesadaran dalam mengkonsumsi tablet
zat besi. Pemberian tablet Fe di Indonesia pada tahun 2012 sebesar 85 %.
Presentase ini mengalami peningkatan dibandingkan pada tahun 2011 yang
sebesar 83,3%. Meskipun pemerintah sudah melakukan program
penanggulangan anemia pada ibu hamil yaitu dengan memberikan 90 tablet
Fe kepada ibu hamil selama periode kehamilan dengan tujuan menurunkan
angka anemia ibu hamil, tetapi kejadian anemia masih tinggi. (Kementerian
Kesehatan RI, 2013).
Prevalensi anemia pada ibu hamil di provinsi Jawa Barat tahun 2010
masih terbilang cukup tinggi yaitu sekitar 40 – 43 % kasus dari jumlah
peserta ibu hamil yang melakukan tes darah sebanyak 7.439. (Dinkes Jabar,
2011). Hasil penelitian yang dilakukan Nurnofa Aliyanti di Rumah Sakit
daerah Cibinong dari 83 ibu hamil yang mengalami anemia sebanyak 59
(71,7%) ibu hamil sedangkan yang tidak anemia sebanyak 24 (28,9%) ibu
hamil.
Survey tahun 2010 di Kota Depok angka kejadian anemia pada ibu hamil
sebesar 33.8%.Angka cakupan Fe 1 kota Depok yaitu sebesar 99,66% dan
cakupan Fe 3sebesar 99.20%. Meski cakupan Fe 1 dan Fe 3 tinggi, namun
belum menjamin angka anemia pada ibu hamil rendah di Kota Depok.
(Sudiyanti, 2011).
Berdasarkan data rekapitulasi yang didapatkan dari Puskesmas
Kecamatan Sukmajaya Tahun 2014 jumlah kejadian anemia pada ibu hamil
trimester III sebesar38 (43,6%) dari 506 ibu hamil trimester III. Jumlah ini
meningkat pada Tahun 2015 sebanyak 47 (55,3%) dari 576 ibu hamil
trimester III.
3

Anemia dalam kehamilan dapat disebabkan karena ketidakpatuhan ibu


hamil mengonsumsi tablet Fe dan kurangnya pengetahuan tentang
pentingnya tablet zat besi untuk kehamilannya. Selain itu jumlah paritas,
status gizi ibu hamil, dan frekuensi ANC ternyata juga mempengaruhi
kejadian anemia pada ibu hamil.(Darmawan, 2010).
Pada wanita hamil, anemia meningkatkan frekuensi komplikasi pada
kehamilan dan persalinan. Risiko kematian maternal, angka prematuritas,
berat badan bayi lahir rendah, dan angka kematian perinatal meningkat.
Disamping itu perdarahan antepartum dan postpartum lebih sering dijumpai
pada wanita yang anemis dan lebih sering berakibat fatal, sebab wanita yang
anemis tidak dapat mentolerir kehilangan darah. Wanita memerlukan zat besi
yang lebih tinggi dari laki-laki karena wanita mengalami menstruasi dengan
perdarahan 50-80 cc setiap bulan dan kehilangan zat besi 30-40 mg.
Disamping itu wanita mengalami kehamilan yang memerlukan zat besi untuk
meningkatkan jumlah sel darah merah dan membentuk sel darah merah untuk
janin dan plasenta. Semakin sering seorang wanita mengalami kehamilan dan
persalinan, maka akan semakin banyak kehilangan zat besi dan menjadi
anemis. (Manuaba, 2012).
Untuk mengatasi masalah anemia kekurangan zat besi pada ibu hamil
pemerintah Depkes RI sejak tahun 1970 telah melaksanakan suatu program
pemberian tablet zat besi pada ibu hamil di Puskesmas dan Posyandu dengan
mendistribusikan tablet tambah darah, dimana 1 tablet berisi 200 mg fero
sulfat dan 0,25 mg asam folat (setara dengan 60 mg besi dan 0.25 mg asam
folat). Setiap ibu hamil dianjurkan minum tablet tambah darah dengan dosis
satu tablet setiap hari selama masa kehamilannya dan empat puluh hari
setelah melahirkan. Tablet tambah darah disediakan oleh pemerintah dan
diberikan kepada ibu hamil secara gratis melalui sarana pelayanan kesehatan
(Depkes RI, 2011).
4

Suplementasi tablet zat besi dan peningkatan gizi merupakan upaya


penting dalam pencegahan dan penanggulangan anemia. Meskipun program
pemberian tablet zat besi pada ibu hamil sudah dijalankan sejak tahun 1970
namun masih terdapat kasus-kasus yang disebabkan karena anemia pada
masa kehamilan. Wanita hamil butuh zat besi sekitar 40 mg perhari atau 2 x
lipat kebutuhan kondisi tidak hamil( Depkes RI,2011).
Hasil data rekapitulasi yang didapatkan dari Puskesmas Kecamatan
Sukmajaya Tahun 2014 jumlah kejadian anemia pada ibu hamil trimester III
sebesar 38 (43,6%) dari 506 ibuhamil trimester III. Jumlah ini meningkat
pada Tahun 2015 sebanyak 47 (55,3%) dari 576 ibu hamil trimester III.
Berdasarkan uraian diatas penulis sangat tertarik untuk melakukan
penelitian tentang“ Faktor – Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian
Anemia Pada Ibu Hamil Trimester III di Puskesmas Kecamatan Sukmajaya
Tahun2015“.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan data angka kejadian anemia pada ibu hamil trimester IIIdi
Puskesmas kecamatan Sukma jaya yang mengalami kenaikan dari tahun 2014
sebanyak 38(43,6%) dari 506 ibu hamil trimester III menjadi 47 (55,3%)dari
576 ibu hamil trimester III Tahun2015 maka penulis ingin mengetahui“Faktor-
Faktor Apa Saja Yang Berhubungan Dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil
Trimester III di Puskesmas Kecamatan Sukmajaya Tahun 2015 ?”.

1.3 Tujuan Penelitian


1.3.1 Tujuan umum
Untuk mengetahui Faktor – Faktor yang Berhubungan dengan
kejadian Anemia pada Ibu Hamil Trimester III di Puskesmas Kecamatan
Sukmajaya Tahun 2015.
5

1.3.2 Tujuan khusus


a. Diketahuinya distribusi frekuensi kejadian anemia pada ibu hamil
trimester III di Puskesmas Kecamatan Sukmajaya Tahun 2015.
b. Diketahuinya distribusi frekuensi kejadian anemia pada ibu hamil
trimester III berdasarkan usia di Puskesmas Kecamatan Sukmajaya
Tahun 2015.
c. Diketahuinya distribusi frekuensi kejadian anemia pada ibu hamil
trimester III berdasarkan paritas di Puskesmas Kecamatan Sukmajaya
Tahun 2015.
d. Diketahuinya distribusi frekuensi kejadian anemia pada ibu hamil
trimester III berdasarkan pendidikan di Puskesmas Kecamatan
Sukmajaya Tahun 2015.
e. Diketahuinya distribusi frekuensi kejadian anemia pada ibu hamil
trimester III berdasarkan pekerjaan di Puskesmas Kecamatan
Sukmajaya Tahun 2015.
f. Diketahuinya distribusi frekuensi kejadian anemia pada ibu hamil
trimester III berdasarkan kunjungan ANC di Puskesmas Kecamatan
Sukmajaya Tahun 2015.
g. Mengetahui hubungan antara usia dengan kejadian anemia pada ibu
hamil trimester IIIdi Puskesmas Kecamatan Sukmajaya Tahun 2015.
h. Mengetahui hubungan antara paritas dengan kejadian anemia pada ibu
hamil trimester IIIdi Puskesmas Kecamatan Sukmajaya Tahun 2015.
i. Mengetahui hubungan antara pendidikan dengan kejadian anemia pada
ibu hamil trimester III di Puskesmas Kecamatan Sukmajaya Tahun
2015.
j. Mengetahui hubungan antara pekerjaan dengan kejadian anemia pada
ibu hamil trimester IIIdi Puskesmas Kecamatan Sukmajaya Tahun
2015.
6

k. Mengetahui hubungan antara kunjungan ANC dengan kejadian anemia


pada ibu hamil trimester III diPuskesmas Kecamatan Sukmajaya
Tahun 2015.

1.4 ManfaatPenelitian
1.4.1 Bagi Institusi Pendidikan
Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan tambahan informasi untuk
melengkapi bahan pustaka sebagai bahan masukan serta evaluasi proses
belajar mengajar.

1.4.2 BagiLahanPenelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan khususnya
Puskesmas Kecamatan Sukmajaya Tahun 2015 dalam meningkatkan mutu
pelayanan kesehatan ibu dan anak (KIA) terutama deteksi dini anemia pada
ibu hamil.

1.4.3 Bagi Mahasiswa


Diharapkan hasil penelitian ini dapat menambah wawasan bagi para
pembaca dan meningkatkan pengetahuan khususnya mahasiswa kebidanan.

1.5 Ruang Lingkup


Dalam penelitian ini penulis ingin mengetahui Faktor-faktor yang
Berhubungan dengan Kejadian Anemia pada Ibu Hamil trimester III Di
Puskesmas Kecamatan Sukmajaya Tahun 2015. Penelitian ini dilakukan karena
angka kejadian anemia pada ibu hamil trimester III mengalami peningkatan
sebesar (55,3%). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil
trimester III. Variabel independen yang di teliti meliputi usia, paritas,
pendidikan, pekerjaan, dan kunjungan ANC (K4), sedangkan variabel
dependen yaitu anemia pada ibu hamil trimester III.
7

Jenis penelitian yang di gunakan yaitu penelitian secara deskriptif analitik yang
di lakukan dengan metode cross sectional dengan analisa data univariat dan
bivariat dan cara pengumpulan data, peneliti menggunakan data sekunder yaitu
dari rekam medik di Puskesmas Kecamatan SukmajayaTahun 2015.

Anda mungkin juga menyukai