DWI ERIYANTI
32020050
Badan kesehatan dunia (WHO) melaporkan bahwa prevelensi ibu-ibu hamil yang
mengalami defesiensi besi sekitar 35- 75%, serta semakin meningkat seiring dengan
pertambahan usia kehamilan. Anemia defisensi zat besi lebih cendrung berlangsung di negara
yang sedang berkembang dari pada negara yang sudah maju, 36% (atau sekitar 1400 juta
orang) dari perkiraaan populasi 3800 juta orang dinegara maju hanya sekitar 8% (atau kira-
kira 100 juta orang) dari perkiraan populasi 1200 juta orang.
Menurut WHO kebutuhan zat besi yang besar (1000 mg) selama hamil tidak cukup
apabila didapatkan dari makanan saja, sehingga harus dibantu dengan suplementasi tablet
besi. Kekurangan zat besi sejak sebelum kehamilan bila tidak diatasi dapat mengakibatkan
ibu hamil menderita anemia. Diperkirakan bahwa angka kejadian anemia mencapai 12,8%
dari kematian ibu selama kehamilan dan persalinan di Asia. Dan prevalensi anemia defisiensi
besi pada ibu hamil Indonesia sebesar 50,5% (Kemenkes RI. 2014).
Prevalensi anemia pada wanita hamil di Indonesia berkisar 20-80%, tetapi pada
umumnya banyak penelitian yang menunjukkan anemia pada wanita hamil yang lebih besar
dari 50%. Di wilayah Indonesia bagian barat daerah tergolong tinggi, anemia di Aceh
sebanyak 56,6%, Sumatera utara 77,9%, Sumatera Barat 8,9%, Riau 65,6%, Jambi 74,2%,
Sumatera Selatan 58,3%, Lampung 60,7%. Dalam penanggulangan anemia pada ibu hamil,
Depkes telah mempunyai kebijaksanaan agar anemia tidak berdampak terhadap kondisi
persalinan dan nifas yang beresiko terhadap kematian (Handoko, 2010). Prevalensi anemia
yang tinggi dapat membawa akibat negatif seperti gangguan dan hambatan pada
pertumbuhan dan kekurangan Hb dalam darah mengakibatkan kurangnya oksigen yang
ditransfer ke seluruh tubuh maupun otak (Manuaba, 2010).
Upaya pencegahan dan penanggulangan anemia gizi besi yang dilakukan melalui
pemberian suplemen zat besi ini diprioritaskan pada ibu hamil. Oleh karena itu untuk
mencegah anemia gizi pada ibu hamil dilakukan suplementasi zat besi dengan dosis
pemberian sehari sebanyak 1 tablet (60 mg elemental iron dan 0,25 g asam folat) berturut-
turut minimal selama 90 hari selama masa kehamilan. Konsumsi zat besi dan variasi jumlah
asupan zat besi selama hamil di Jawa Timur sebesar 99,4%. Di antara yang mengonsumsi zat
besi tersebut, terdapat 39,9% mengonsumsi minimal 90 hari selama masa kehamilannya.
Konsumsi zat besi menurut karakteristik Riskesdas 2013 dalam Angka menunjukkan
semakin tinggi pendidikan dan kuintil indeks kepemilikan, maka semakin besar cakupan
konsumsi zat besi. Konsumsi zat besi dan variasi jumlah asupan secara nasional cakupan ibu
hamil mendapat tablet Fe tahun 2014 sebesar 85,1%, data tersebut belum mencapai target
program tahun 2014 yaitu sebesar 95% (Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
Kementerian Kesehatan RI, 2013).
Berdasarkan hasil Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS) 2015, penyebab kematian ibu
secara langsung yaitu perdarahan (30,3%), hipertensi dalam kehamilan (27,1%), infeksi
(7,3%), partus lama (1,8%), dan abortus (1,6%). Sedangkan penyebab tidak langsung adalah
anemia (51%), sebesar 20% dari kehamilan diprediksi akan mengalami kompikasi. Secara
nasional cakupan ibu hamil mendapat tablet Fe3 tahun 2014 sebesar 85,1%, dan meningkat
pada tahun 2015 yaitu sebesar 85,17%. Provinsi dengan cakupan Fe3 tertinggi yaitu DKI
Jakarta sebesar 97,12%, sementara Jambi berada diurutan ke 6 sebesar 90,29% dan cakupan
Fe yang terendah terdapat di Provinsi Papua yaitu sebesar 24,36% (Profil Kesehatan
Indonesia, 2015).
Untuk mengatasi masalah anemia kekurangan zat besi pada ibu hamil, Pemerintah sejak
tahun 1970 telah melaksanakan suatu program pemberian tablet zat besi pada ibu hamil di
Puskesmas dan Posyandu. pada profil kesehatan Provinsi Jambi tahun 2016 kejadian anemia
pada ibu hamil sebesar 39,0% hampir mendekati jumlah SKRT, sedangkan anemia Kota
Jambi 36,7%. (Profil Kesehatan Provinsi Jambi, 2016).
Menurut hasil Laporan Dinas Kesehatan Jambi 2014 dan 2015, terdapat jumlah kematian
ibu di Provinsi Jambi tahun 2014 sebanyak 53 kasus. Namun pada tahun 2015 terjadi
peningkatan kembali menjadi 56 kasus.Pada tahun 2014, Kabupaten Merangin merupakan
peringkat ke 2 jumlah kematian ibu terbanyak. (Profil Dinas Kesehatan Kabupaten Merangin,
2015-2016).
Berdasarkan survei awal, peneliti tertarik untuk meneliti di Puskesmas Muara Delang
Kabupaten Merangin karena terdapat ibu hamil yang mengalami anemia pada tahun 2020
dari jumlah sasaran ibu hamil berjumlah 561 terdapat ibu hamil dengan anemia berjumlah
150 (26,73%).Sedangkan pada tahun 2019 dari jumlah sasaran ibu hamil dengan jumlah 550
terdapat ibu hamil dengan anemia sebanyak 140 (25,45%). Dari hasil data diatas terdapat
peningkatan 1,28 % anemia pada ibu hamil. (Puskesmas Muara Delang, 2020).
Pengetahuan yang kurang tentang anemia mempunyai pengaruh buruk terhadap perilaku
kesehatan khususnya ketika seseorang wanita pada saat hamil. Karena faktor yang
berhubungan dengan pengetahuan dan mempengaruhi masyarakat dalam menjaga pola
konsumsi makanan sehari-hari sehingga dengan demikian dapat mencegah terjadinya anemia
pada kehamilan. Sedangkan status gizi pada saat kehamilan juga perlu diperhatikan, karena
kebutuhan akan zat besi juga meningkat sejalan dengan bertambahnya usia kehamilan. Selain
pengetahuan dan status gizi sebenarnya ada faktor lain yang erat hubungannya dengan
kejadian anemia yaitu frekuensi kunjungan ANC.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dalam latar belakang diatas peneliti ingin mengetahui “Hubungan
Pengetahuan Dan Kepatuhan Ibu Hamil Tentang Manfaat Pemberian Tablet Tambah Darah
Dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil Trimester III Di Puskesmas Muara Delang Tahun
2021”
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui hubungan pengetahuan dan kepatuhan ibu hamil tentang manfaat
pemberian tablet tambah dara dengan kejadian anemia pada ibu hamil pada trimester
III.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui hubungan pengetahuan dan kepatuhan ibu hamil tentang manfaat
pemberian tablet tambah dara dengan kejadian anemia pada ibu hamil pada
trimester III.
b. Untuk mengetahui kepatuhan Ibu Hail trimester III dalam mengkonsumsi tablet
tambah darah di Puskesmas Muara Delang
c. Untuk mengetahui kejadian anemia pada ibu hamil trimester III di Puskesmas
Muara Delang
D. Ruang Lingkup
1. Lingkup Keilmuan
Lingkup Keilmuan dalam penelitian ini membahas tentang tingkat pengetahuan,
kepatuhan, tablet tambah darah, kadar hemoglobin dan anemia. Untuk mengetahui
tingkat pengetahuan dan perilaku konsumsi tablet tambah darah dengan
menggunakan kuisioner sedangkan untuk mengukur kejadian anemia yang dilihat dari
kadar hemoglobin ibu hamil dengan mengumpulkan data ibu hamil trimester IIIyang
melakukan pemeriksaan kadar hemoglobin di puskesmas pada hari dilakukan
penelitian.
2. Lingkup Sasaran
Ibu hamil trimester III yang melakukan periksa hamil di Puskesmas Muara Delang.
3. Lingkup Tempat
Penelitian ini dilaksanakan di Puskesmas Muara Delang Kecamatan Tabir Selatan
Kabupaten Merangin Provinsi Jambi.
4. Lingkup Waktu
Penelitian ini dilakukan mulai dari penyusunan proposal.
E. Manfaat
1. Manfaat Toritis
Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai salah satu metode yang efektif
dalam mendeteksi manfaat pemberian tablet tambah dara dengan kejadian anemia
pada ibu hamil.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi peneliti
Meningkatkan pemahaman, hubungan, pengetahuan dan kepatuhan, ibu hamil
tentang manfaat pemberian tablet tambah dara dengan kejadian anemia pada ibu
hamil pada trimester III.
b. Bagi Institusi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Estu Utomo Boyolali Prodi
Sarjanah Kebidanan (S-1).
Dijadikan sebagai acuan dan evaluasi tingkat pengetahuan, wawasan dan
pemahaman mahasiswi dalam memberikan informasi terkait hubungan
pengetahuan dan kepatuhan ibu hamil tentang manfaat pemberian tablet tambah
dara dengan kejadian anemia pada ibu hamil pada trimester III.
c. Bagi Institusi Pelayanan KIA puskesma Muara Delang.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang hubungan
tingkat pengetahuan dan kepatuhan ibu hail dalam mengkonsumsi tablet tambah
darah dengan kejadian anemia pada ibu hamil trimester III. Sehingga, dapat
dijadikan salah satu pertimbangan dalam upaya peningkatan kebijakan dalam
bidang KIA khususnya dalam hal pencegahan terjadinya anemia kehamilan.
d. Bagi responden
Mengetahui cara mendeteksi anemia pada ibu hamil. Dapat melakukan
pemeriksaan secara mandiri dimanapun, serta dapat melakukan interpensi secara
tepat sesuai kebutuhan ibu hmil sehingga dapat mencegah anemia dalam
kehamilan di Puskesmas Muara Delang.
F. Keaslian Penelitian
Berdasarkan penelitian sejenis yang pernah dilakukan tentang anemia pada ibu
hamil antara lain :
Table 1.1 Keaslian Peneliti