DISUSUN OLEH
SITI BAROKAH
220107220P
KELAS : C
anemia pada kehamilan tergantung pada trimester kehamilan, yaitu < 11 gr/dl
pada trimester pertama, < 10,5 gr/dl pada trimester kedua dan < 11 gr/dl pada
trimester ketiga sekitar tiga bulan. Kekurangan zat besi adalah masalah gizi yang
paling umum di dunia dan menyumbang 75% dari semua anemia selama
kehamilan. Hal ini memperkuat bahwa diet selama kehamilan tidak cukup untuk
Pemberian suplementasi tablet besi (Fe) pada ibu hamil menjadi upaya
penanggulangan anemia yang disebabkan oleh defisisensi zat besi. Tablet besi
(Fe) didapatkan ibu hamil pada saat pemeriksaan kehamilan di fasilitas kesehatan.
Dosis yang diberikan yaitu sebanyak 1,25 mg asam folat dan 60 mg elemental
iron dalam satu tablet berturut - turut sekurang-kurangnya selama 90 hari masa
kehamilan. Asam folat untuk mencegah anemia ibu, berat lahir rendah, sepsis
nifas dan kelahiran prematur apabila dilakukan sesuai dengan ketentuan dan
dosisnya maka cara pemberian suplementasi tablet besi (Fe) ini merupakan cara
yang baik dan efisien karena terdapat kandungan besi sekaligus asam folat.
Manfaat tablet Fe sangat besar terhadap pencegahan anemia pada ibu hamil.
(Maryanto 2021).
Menurut Kemenkes RI (2020) untuk mencegah anemia setiap ibu hamil
tambah darah (TTD) pada ibu hamil minimal 90 tablet adalah salah satu upaya
besi. Mengkonsumsi tablet besi (Fe) merupakan salah satu upaya penting dalam
mempersiapkan persalinan yang sehat dan aman. Cakupan pemberian tablet besi
(Fe) pada ibu hamil di Indonesia tahun 2020 adalah 83,6%. Angka ini meningkat
pemberian tablet tambah darah (TTD) pada ibu hamil adalah DKI Jakarta sebesar
99,3% diikuti Kalimantan Utara dan Bali. Sedangkan Provinsi dengan capaian
terendah adalah Papua sebesar 25,3%, diikuti oleh Papua Barat dan Maluku
menurut Dinkes pada tahun 2020 yaitu dari 85% terjadi penurunan kemudian pada
tahun 2019 menjadi 95% dimana capaian ini sudah mencapai target yang
diharapkan yaitu 80% untuk Fe. Pemberian Fe sangat tergantung dari ketaatan dan
keteraturan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet Fe. Hal ini tentu sangat
memotifasi ibu dan meningkatkan pengetahuan ibu hamil akan pentingnya tablet
Fe. Penyebab turunnya cakupan ibu hamil mendaptkan tablet Fe pada tahun 2020
yaitu pencatatan dan pelaporan pada bidan praktek swasta (BPS) tidak terlapor,
permintaan kebutuhan tablet tambah darah tidak sesuai dengan sasaran yang ada,
dan kondisi pandemi covid 19 yang menyebabkan pelayanan kesehatan terbatas
(Lampung 2021).
Pengetahuan ibu hamil tentang anemia dan manfaat dari zat besi bagi
dapat diketahui dari sisa jumlah tablet yang diberikan selama kehamilannya.
Pengetahuan yang dimiliki oleh ibu hamil tentang kesehatan selama kehamilan
dapat membantu dalam merawat kesehatan ibu hamil itu sendiri, termasuk dalam
hal memilih jenis makanan yang dikonsumsi selama kehamilan sehingga risiko
dapat dihindari yang dapat mengakibatkan dampak buruk bagi ibu dan bayi.
dampak dari ketidaktahuan mereka tentang pentingnya asupan zat besi yang
cukup saat kehamilan. Namun masih banyak ibu hamil yang tidak mengkonsumsi
dengan anjuran petugas kesehatan. Apabila ibu hamil mengetahui dan memahami
akibat dari tidak mengkosumsi tablet Fe akan terjadi anemia, maka ibu hamil akan
mempunyai perilaku kesehatan yang baik dengan harapan dapat terhindar dari
berbagai akibat atau risiko dari terjadinya anemia pada kehamilan. Perilaku
dengan pengetahuan, hal ini disebabkan karena pengetahuan yang baik tentang
anemia merupakan salah satu faktor yang dapat meningkatkan kesadaran individu
dalam mencegah anemia serta mengikuti anjuran untuk rutin mengkonsumsi tablet
Fe. Ibu hamil menolak mengkosumsi tablet Fe dikarenakan mual akibat bau dari
tablet Fe dan kebiasaan ibu hamil lupa meminum tablet Fe dikarenakan terlalu
sibuk, BAB menjadi keras dan hitam juga menjadi alasan para ibu hamil tidak
tentang cakupan ibu hamil yang patuh mengkonsumsi tablet (Fe) Kecamatan
Puskesmas Rejosari. Pada tahun 2020 jumlah ibu hamil 724 untuk ibu hamil yang
mematuhi mengkonsumsi tablet Fe sebanyak 60,8%. Dan pada tahun 2021 jumlah
ibu hamil 652 untuk ibu hamil yang mematuhi mengkonsumsi tablet Fe sebanyak
Hasil dari pra survey yang dilakukan oleh peneliti pada bulan Maret di
Puskesmas Rejosari pada tahun 2023, didapatkan data bahwa jumlah ibu hamil
tahun 2022 sampai Maret tahun 2023 sebanyak 344 dan untuk yang patuh
mengkonsumsi tablet Fe sebanyak 300 ibu hamil, namun masih didapatkan data
ibu hamil yang tidak patuh mengkonsumsi tablet Fe sejumlah 44 ibu hamil. Target
Mengkonsumsi Tablet Zat Besi (Fe) nilai (ρvalue = 0,000). Hal ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Fetty (2021) yang mengatakan bahwa ada
Hubungan Tingkat Pengetahuan Dan Kepatuhan Ibu Hamil Dalam Mengkonsumsi
dilakukan dari oleh ESIARA (2018) yang mengatakan bahwa ada hubungan yang
Abstract
Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar haemoglobin <11 gr% pada trimester I dan II, sedangkan pada trimester
II kadar haemoglobin ibu hamil <10.5 gr%. Ibu hamil yang mengalami anemia beresiko menjalani persalinan yang abnormal dan
kecenderungan pendarahan yang berdampak pada morbiditas dan mortalitas pada ibu dan bayi. Tujuan pengabdian masyarakat ini
adalah untuk Meningkatkan pengetahuan ibu hamil tentang Anemia kehamilan. Kegiatan ini dilakukan dengan memberikan
penyuluhan dengan leaflet kepada ibu hamil tentang anemia kehamilan dengan memberikan pre tes sebelum penyuluhan dan post
tes sesudah penyuluhan. Penyuluhan ini dilaksanakan di Aula Desa Kota besi Hilir Kalimantan Tengah yang diikuti oleh 15 ibu
hamil dengan menjalankan Protokol Kesehatan Covid 19. Hasil penyuluhan didapatkan Sebelum diberikan penyuluhan sebanyak 4
peserta (27%) dengan pengetahuan Baik dan setelah kegiatan terdapat peningkatan menjadi 12 peserta (80%) dengan penegtahuan
Baik. Diharapkan untuk penyuluhan selanjutnya di fokuskan tentang Macam-macam anemia pada Ibu Hamil.
1. Pendahuluan*
Anemia merupakan keadaan dimana tubuh memiliki jumlah sel darah merah (eritrosit) yang terlalu sedikit, yang
mana sel darah merah itu mengandung hemoglobin yang berfungsi untuk membawa oksigen ke seluruh jaringan
tubuh (Proverawati, 2013). Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar haemoglobin <11 gr% pada
trimester I dan II, sedangkan pada trimester II kadar haemoglobin ibu hamil <10.5 gr%. Anemia didefinisikan sebagai
penurunan jumlah sel darah merah atau penurunan konsentrasi Hb dalam sirkulasi darah.(WHO, 2017)
Anemia pada ibu hamil ditandai dengan wajah pucat, kuku mudah rapuh, mata merah, telapak tangan pucat, serta
mudah lelah, lemah, letih dan lesu. Kondisi ini biasanya disebabkan oleh kehilangan darah kronis, peningkatan
kebutuhan zat besi dan penyakit infeksi. Ibu hamil yang mengalami anemia beresiko menjalani persalinan yang
abnormal dan kecenderungan pendarahan yang berdampak pada morbiditas dan mortalitas pada ibu dan bayi
(Supariasa, 2016)
Anemia pada ibu hamil dapat dibantu penangannya dengan diberikan tablet tambah darah pada kehamilan trimester II
yang diminumkan sehari satu kali bagi ibu hamil dengan kadar haemoglobin normal >11gr%, dan sehari dua kali bagi
ibu hamil dengan kadar haemoglobin rendah <10gr%. (Ahchadi, 2018). Bagian cakupan tablet tambah darah (TTD),
ibu hamil yang memperoleh TTD ≥ 90 butir, hanya 38,1%nya yang mengonsumsi ≥ 90 butir, sisanya yaitu 61,9%
menginsumsi < 90 butir. Data tersebut berarti 61,9% ibu hamil tidak mengkonsumsi TTD sesuai anjuran (Riskesdas,
2018).
*
Corresponding author:
E-mail address: erma.retna26@gmail.com
Sebagian besar ibu hamil di kota Besi masih kurang pengetahuan mengenai Anemia pada Ibu hamil. Dalam kegiatan
pengabdian masyarakat yang dilakukan di Kota Besi Hilir RT 05 akan melakukan penyuluhan kesehatan kepada
masyarakat khususnya ibu hamil mengenai Anemia pada ibu hamil. Penyuluhan kesehatan merupakan kegiatan
pendidikan yang dilakukan dengan cara menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan sehingga masyarakat tidak saja
sadar, tahu dan mengerti, tetapi juga mau dan bisa melakukan suatu anjuran yang ada hubungannya dengan
kesehatan.(Notoadmodjo, 2007)
Ibu hamil sangat rentan terhadap resiko dalam masa kehamilannya. Pengetahuan ibu hamil mengenai Anemia akan
mempengaruhi bagaimana pola keseharian semasa hamil dalam mengatasi permasalahan Anemia yang terjadi.
Melalui pendekatan pendidikan kesehatan terhadap masyarakat khususnya ibu hamil di Kota Besi diharapkan dapat
berpartisipasi aktif dalam penyuluhan pentingnya pengetahuan Anemia pada ibu hamil.
2. Metode
Kegiatan pengabdian masyarakat ini diikuti oleh 15 orang ibu hamil yang dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 30
Juli 2021 di Aula Desa Kota Besi Hilir Kalimantan Tengah. Metode yang digunakan dalam kegiatan pengabdian
masyarakat ini adalah dengan memberikan penyuluhan kepada ibu hamil menggunakan Leaflet tentang anemia
kehamilan dengan memberikan pertanyaan pre tes sebelum penyuluhan dan pertanyaan post tes sesudah penyuluhan.
Proses perencanaan dan metode yang digunakan dalam kegiatan pengabdian masyarakat ini dapat dilihat melalui
diagram berikut :
Penyuluhan anemia
Kehamilan dengan
Pre Tes menggunakan Leaflet Post Tes
Pemberian 10 pertanayaan Pemberian 10 pertanayaan
sebelum penyuluhan sesudah penyuluhan
Diskusi & Tanya Jawab
Penutupan Penyuluhan
Pendidikan Kesehatan Mengenai Anemia Kehamilan
15
Retnaningtya, et.al | Panrannuangku Jurnal Pengabdian Masyarakat, 2022, 2(1): 14–18
120%
80%
100%
80%
60% 60%
0%
40%
30% 20%
20%
10%
0%
Baik Cukup Kurang
Gambar 2. Hasil Pengetahuna tentang Anemia Kehamilan Pre dan Post Tes
Program pengabdian kepada masyarakat yang berupa pemeriksaan kesehatan, konseling dan penyuluhan kesehatan
mengenai “Pengetahuan Anemia pada Ibu Hamil”, dapat meningkatkan pengetahuan ibu hamil tentang : tanda-tanda
anemia pada ibu hamil, bagaimana cara pencegahannya dan bagaimana dapat penanganan dirumah dan melalui
kegiatan ini ibu hamil dapat mengambil keputusan dalam memanfaatkan fasilitas layanan kesehatan di masyararakat
khususnya Desa Hilir Kota dalam upaya meminimalkan angka kekurangan zat besi pada ibu hamil akibat Anemia.
Hal tersebut terbukti dari Rekap hasil Kuesioner sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan. Sebelum diberikan
penyuluhan sebanyak 4 peserta (27%) dengan pengetahuan Baik dan setelah kegiatan terdapat peningkatan menjadi
12 peserta (80%) dengan penegtahuan Baik. Hal ini menunjukkan peserta sangat antusias untuk meningkatkan
pengetahuan mereka tentang pencegahan anemia pada ibu hamil.
16
Retnaningtya, et.al | Panrannuangku Jurnal Pengabdian Masyarakat, 2022, 2(1): 14–18
Saat sesi diskusi ibu hamil sangat antusias terhadap penyampaian materi yaitu ada 3 ibu hamil yang mengajukan
pertanyaan. Pertanyaan Pertama di sampaikan Oleh Ibu NM “Berapa Normal Hb bagi ibu hamil?” dan dijawab oleh
Mahasiswa Rezky Fauzianty HB Normal ibu Hamil adalah > 11 Gg%. Pertanyaan ke Dua di sampaikan oleh ibu LW
“Kapan Tablet Tambah Darah bisa diminum?. Pertanyaan di jawab oleh Mahasiswa Lilik Muflikah Tablet tambah
darah bisa diminum pada awal kehamilan awal dan saat sudah tidak mual dan muntah. Pertanyan ke Tiga di
sampaikan oleh ibu RM “Kenapa meminum Tablet Tambah Darah terasa mual-mual?” Pertanyaan di Jawab oleh
Mahasiswa Adela Putri Tablet tambah darah isa menyebabkan mual munta karena Adanya kandungan Zat besi yang
merangsang system pencernaan dan diharapkan dikonsumsi dengan waktu yang tepat dan malam hari untuk
menghindari muntah.
Meskipun ibu hamil mengalami peningkatan pengetahuan yang cukup tinggi setelah diberikan penyuluhan namun
hasil post tes masih di dapatkan ibu hamil yang pengetahuannya masih cukup yaitu 3 ibu hamil 20%. Ibu hamil masih
belum mengetahui tentang macam-Macam anemia kehamilan. Maka dari itu untuk penyuluhan selanjutnya kegiatan
penyuluhan lebih ditekankan pada macam-macam anemia kehamilan sehingga ibu tau dan bisa mengantisipasi atau
melakukan pencegahan secara dini. Kegiatan tidak hanya dalam bentuk penyuluhan, namun dapat dilakukan dalam
bentuk kegiatan lain seperti pemeriksaan ibu hamil maupun kelas ibu hamil. Mengevaluasi tingkat pengetahuan ibu
hamil secara periodic dan juga membuka sarana diskusi malelui aplikasi media elektronik. Mengadakan kerjasama
17
Retnaningtya, et.al | Panrannuangku Jurnal Pengabdian Masyarakat, 2022, 2(1): 14–18
dengan pihak-pihak terkait seperti puskesmas dan profesi lain (dokter dan ahli gizi, dll) dalam upaya peningkatan
kesehatan secara holistic.
4. Kesimpulan
Penyuluhan pada 15 ibu hamil di lakukan Desa Kota Besi Hilir Kalimantan Tengah di Sebelum diberikan
penyuluhan sebanyak 4 ibu hamil (27%) dengan pengetahuan Baik dan setelah kegiatan terdapat peningkatan
pengetahuan menjadi 12 ibu hamil (80%) dengan penegtahuan baik. Kegiatan penyuluhan Anemia Kehamilan
terbukti meningkatkan pengetahuan pada Ibu hamil dengan meningkatnya pengetahuan diharapkan kejadian anemia
pada ibu hamil dapat diturunkan.
Ucapan Terimakasih
Tim penulis mengucapkan terima kasih kepada Desa Desa Kota Besi Hilir Kalimantan Tengah yang yang telah
memfasilitasi pelaksanaan kegiatan pengabdian masyarakat ini, sehingga dapat berjalan dengan baik. Begitu Juga Ibu
Hamil yang sudah bersedia menjadi Responden dan juga semua pihak yang telah membantu terlaksananya
pengabdian pengabdian masyarakat ini.
Daftar Pustaka
18
JURNAL ALTIFANI Vol. 3, No. 4 - Juli 2023, Hal. 603-609
Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat DOI: 10.25008/altifani.v3i4.455
Abstract: The prevalence of anemia pregnant women is still high. Mother's knowledge about food sources of
iron, foods that contain lots of substances that support iron absorption and foods that contain substances
that inhibit iron absorption need to be increased, fulfillment of iron needs can be met by using local foods
that are easy and inexpensive to obtain. The implementation method used in this community service activity
is to use the counseling model and increase partnerships with health cadres and pregnant women at the sub-
health center of Koto Hilalang 1 with 12 pregnant women. The purpose of this service activity is to maximize
knowledge of the benefits of local food to prevent anemia in pregnant women. The result is an increase in
pregnant women's knowledge about anemia and the utilization of iron-rich local foods which will increase
hemoglobin levels as an effort to prevent anemia in pregnancy.
Keyword: Anemia, Pregnant Women, Local Food
Abstrak: Prevalensi ibu hamil anemia masih tinggi. Pengetahuan ibu tentang makanan sumber zat besi ,
makanan yang banyak mengandung zat pendukung penyerapan zat besi dan makanan yang mengandung
zat penghambat penyerapan zat besi perlu ditingkatkan, pemenuhan kebutuhan zat besi dapat dipenuhi
dengan pemanfaatan makanan lokal yang mudah dan murah untuk didapatkan. Metode Pelaksanaan yang
digunakan dalam kegiatan pengabdian ini adalah dengan menggunakan model penyuluhan dan peningkatan
kemitraan dengan kader Kesehatan dan ibu-ibu hamil di puskesmas pembantu koto hilalang 1dengan jumlah
ibu hamil 12 orang. Tujuan kegiatan pengabdian ini adalah memaksimalkan Pengetahuan kebermanfaatan
pangan lokal untuk mencegah anemia pada ibu hamil. Hasil terjadi peningkatan pengetahuan ibu hamil
tentang anemia dan pemanfaatan pangan lokal yang kaya zat besi yang akan meningkatkan kadar
hemoglobin sebagai upaya pencegahan anemia dalam kehamilan.
Kata kunci: Anemia, Ibu Hamil, Pangan Lokal
1. PENDAHULUAN
Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan indikator utama penilaian keberhasilan program
kesehatan ibu. Data angka kematian ibu di Indonesia dari tahun ke tahun selalu terdapat kasus
kematian ibu baik disebabkan oleh kehamilan ataupun persalinan. Berdasarkan data profil kesehatan
Indonesia tahun 2021 angka kematian ibu meningkat pada tahun 2021 dibandingkan pada tahun
2022. Pada tahun 2021 terdapat 166 kematian ibu, jumlah ini mengalami peningkatan dibandingkan
tahun 2020 sebesar 98 kematian[1]. Sebagian besar kematian ibu pada tahun 2021 adalah karena
perdarahan[1]. Perdarahan merupakan komplikasi dari anemia selama kehamilan. Menurut World
Health Organization, 40% kematian ibu di negara berkembang berkaitan dengan anemia dalam
kehamilan[2]. Berdasarkan profil kesehatan kabupaten Dharmasraya Angka Kematian Ibu (AKI) di
kabupaten Dharmasraya mengalami peningkatan dari 3 angka kematian ibu pada tahun 2020
menjadi 14 angka kematian ibu pada tahun 2021 [3].
Anemia pada kehamilan merupakan masalah gizi yang sangat penting yang perlu mendapat
perhatian karena yang berpotensi membahayakan ibu dan janin selama kehamilan dan persalinan.
Angka kejadian anemia pada ibu hamil terus meningkat, berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar
(RISKESDAS) tahun 2018 ada 48,9 % ibu hamil yang menderita anemia, hal ini mengalami
peningkatan dibandingkan tahun 2013 yang hanya terdapat 37,1 % ibu hamil dengan anemia. Hal ini
berarti sekitar 5 dari 10 ibu hamil di Indonesia menderita anemia [4].
Berbagai upaya sudah dilakukan oleh pemerintah untuk mencegah anemia pada saat
kehamilan, namun angka prevalensi anemia pada kehamilan masih terus meningkat. Pemerintah
Indonesia telah melaksanakan program pencegahan anemia sejak tahun 1997. Program pencegahan
anemia terbaru dibuat oleh Kemenkes RI pada tahun 2016 yaitu program pencegahan anemia yang
dimulai dari remaja putri dan wanita usia subur. Kegiatan pada program ini yaitu pedoman gizi
seimbang, suplementasi tablet tambah darah, fortifikasi makanan, serta pengobatan penyakit
penyerta. Kejadian anemia sampai sekarang masih merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
kematian ibu di Indonesia [5].
Pada ibu hamil program pemberian Tablet Tambah Darah (TTD) dimulai sejak tahun 1990
yang bertujuan untuk mencegah dan menanggulangi anemia gizi besi. Upaya pencegahan anemia gizi
besi pada ibu hamil dilakukan dengan memberikan 1 TTD setiap hari selama kehamilan minimal 90
tablet, dimulai sedini mungkin dan dilanjutkan sampai masa nifas. Pemberian TTD setiap hari selama
kehamilan dapat menurunkan risiko anemia maternal 70% dan defisiensi besi 57%. Sedangkan
pengobatan pada penderita anemia, diberikan 2 tablet setiap hari sampai kadar Hb mencapai
normal. Kebutuhan zat besi pada wanita hamil meningkat 25% dibandingkan wanita yang tidak hamil.
Kebutuhan tersebut sangat sulit dipenuhi hanya dari makanan saja. Oleh karena itu, diperlukan
Tablet Tambah darah (TTD) untuk mencegah dan menanggulangi anemia gizi besi [6][7].
Anemia dapat disebabkan oleh berbagai hal, antara lain defisiensi zat besi, defisiensi vitamin
B12, defisiensi asam folat, penyakit infeksi, faktor bawaan dan perdarahan. Di negara sedang
berkembang 40% anemia disebabkan karena defisiensi zat besi yang dikenal dengan istilah anemia
gizi besi. Pola makan yang miskin zat gizi besi, tingginya prevalensi kecacingan, dan tingginya
prevalensi malaria di daerah endemis merupakan faktor-faktor yang sering dikaitkan dengan
tingginya defisiensi besi di negara berkembang [7].
Kebutuhan tambahan zat besi selama kehamilannya adalah lebih kurang 1000 mg, yang
diperlukan untuk pertumbuhan janin, plasenta dan perdarahan saat persalinan yang mengeluarkan
rata-rata 250 mg besi. Anemia pada ibu hamil berisiko terhadap terjadinya hambatan pertumbuhan
janin sehingga bayi lahir dengan berat badan lahir rendah (BBLR), perdarahan pada saat persalinan
dan dapat berlanjut setelah persalinan yang dapat menyebabkan kematian ibu dan bayinya [7].
Anemia gizi besi sebenarnya tidak perlu terjadi bila asupan makanan sehari-hari mengandung
cukup zat besi,terutama pangan hewani yang kaya akan zat besi, seperti pada hati, ikan dan daging.
Zat besi pada pangan hewani disebut besi heme (heme iron), yang mudah diserap tubuh. Alternatif
lain sumber zat besi adalah pangan nabati seperti daun singkong, kangkung dan sayuran berwarna
hijau lainnya [7].
Kabupaten Dharmasraya merupakan salah kabupaten di Sumatera Barat. Kondisi topografi
Kabupaten Dharmasraya bervariasi antara berbukit, bergelombang dan datar dengan variasi
ketinggian dari 98,3 M sampai 1.525 M dari permukaan laut. Sebagian besar jenis tanah di kabupaten
Dharmasraya berjenis Podzolik Merah Kuning (PMK) yang didominasi oleh hutan hujan tropik dan
perkebunan. Hutan seluas 133.186 Ha (44,98 %), perkebunan seluas 118.803 Ha (40,12 %) dan lain-
lain sebesar (14.90 %) [8]. Berbagai bahan pangan kaya akan zat besi banyak tersedia di Kabupaten
Dharmasraya, baik pangan hewani maupun pangan nabati. Pangan Hewani yang banyak dijumpai
dipasar tradisional didharmasraya yaitu ikan air tawar yang didapatkan langsung dari sungai yang ada
di Dharmasraya. Contohnya dari 100 g ikan baung segar memiliki kandungan besi(fe) 1,3 mg, ikan
patin segar memiliki kandungan besi(fe) 1,6 mg. Ikan papuyu memiliki kandungan besi(fe) 1,5 mg [9].
Ikan – ikan ini merupakan jenis ikan air tawar yang banyak dijumpai di perairan di Kabupaten
Dharmasraya, termasuk jenis ikan bernilai ekonomis karena memiliki harga yang terjangkau dan
memiliki kandungan gizi yang tinggi. Pangan hewani lainnya yang memiliki kandungan zat besi tinggi
diantaranya yaitu daging dan hati, yang memiliki harga lebih mahal dibandingkan pangan hewani
ikan lokal. Selain pangan hewani pangan nabati yang kaya akan kandungan zat besi juga banyak
tersedia di Kabupaten Dharmasraya contohnya sayuran bayam. Dalam 100 g sayuran bayam merah
mengandung besi (fe) 7 mg, bayam hijau 3,5 mg, daun katuk 3,5 mg, kangkung 2,3 mg, ubi jalar
manis 2,1 mg [10]. Bahan pangan nabati yang kaya akan zat besi ini banyak tersedia diperkebunan
penduduk bahkan di pasar-pasar tradisional yang ada di Kabupaten Dharmasraya. Oleh karena itu
diperlukan pengenalan bahan pangan lokal yang kaya kandungan zat besi yang dapat dimanfaatkan
untuk mencegah anemia khususnya pada ibu hamil di lingkungan Penggunaan tanaman lokal sebagai
pencegahan anemia pada ibu hamil belum didukung oleh informasi yang komprehensif terkait
bentuk sediaan, dosis, lama penggunaan, manfaat empiris, dan kemungkinan efek samping.
Berdasarkan hal-hal di atas, peneliti tertarik untuk melakukan pengabdian pada masyarakat dengan
judul "Penyuluhan Pemanfatan Pangan Lokal Untuk Mencegah Anemia Pada Ibu Hamil".
2. METODE
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Pelaksanaan kegiatan pengabdian ini dilaksanakan tanggal 30 Maret 2023 bertempat di
puskesmas pembantu koto hilalang 1 kejorongan koto hilalang 1 kenagarian sungai langkok
kecamatan Tiumang, Kabupaten Dharmas Raya, Provinsi Sumatera Barat.
B. Peserta
Peserta kegiatan pengabdian ini adalah 12 orang ibu hamil.
C. Metode Pengabdian
Metode Pelaksanaan yang digunakan dalam kegiatan pengabdian ini adalah dengan
menggunakan model peningkatan kemitraan dengan kader Kesehatan dan ibu-ibu hamil di
puskesmas pembantu koto hilalang 1 kejorongan koto hilalang 1 kenagarian sungai langkok
kecamatan Tiumang, Kabupaten Dharmas Raya, Provinsi Sumatera Barat. untuk memberikan
Penyuluhan tentang Pemanfatan Pangan Lokal Untuk Mencegah Anemia Pada Ibu Hamil”. Kegiatan
pengabdian kepada masyarakat ini dilakukan dengan metode obeservasi dengan 3 fase, yaitu fase
orientasi, kerja dan terminasi. Fase orientasi meliputi tahap perkenalan, penyampaian tujuan, dan
melakukan pretest. Fase kerja meliputi pengaturan penyampaian materi dengan penyuluhan. Fase
ketiga adalah terminasi yaitu evaluasi jalannya suatu kegiatan dan melakukan postest.
Mulai
Survey Lapangan dan
Pembentukan Tim Perumusan Tujuan
Perizinan
Tabel 1. Tabel pretest pengetahuan ibu hamil sebelum diberi “Penyuluhan Pemanfatan Pangan Lokal Untuk
Mencegah Anemia Pada Ibu Hamil”.
No Pengetahuan F %
1 Baik 4 33,33
2 Kurang 8 66,67
Total 12 100%
Berdasarkan tabel hasil pretest pada ibu hamil di atas dapat dilihat bahwa paling banyak ibu
hamil yang memiliki pengetahuan kurang tentang anemia dan pemanfaatan pangan lokal untuk
pencegahan anemia yaitu sebanyak 8 orang (66,67%). Dengan kondisi ini maka dilakukan kegiatan
pengabdian pada ibu hamil dengan memberikan penyuluhan dan memberikan materi tentang
definisi anemia, tanda dan gejala anemia, dampak anemia pada ibu hamil dan janin, penyebab
anemia, cara pencegahan dan pengobatan anemia, jenis pangan local yang tinggi zat besi untuk
meningkatkan kadar hemoglobin sebagai upaya untuk pencegahan terjadinya anemia pada ibu hamil.
Setalah dilakukan penyuluhan, maka tingkat pengetahuan responden diukur kembali dengan
melakukan post test. Hasil post test tersebut dapat dilihat dalam tabel berikut:
Tabel 2. Tabel post test pengetahuan ibu hamil sebelum diberi "Penyuluhan Pemanfatan Pangan Lokal Untuk
Mencegah Anemia Pada Ibu Hamil"
No Pengetahuan Frekuensi %
1 Baik 12 100
2 Kurang 0 0
Total 12 100
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat dampak dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat
yang dilakukan adalah setelah dilakukan penyuluhan maka pengetahuan ibu hamil meningkat dimana
jumlah ibu yang berpengetahuan baik menjadi 12 orang (100%) dari yang sebelumnya hanya 8 orang
(66,67%). Jumlah ibu yang berpengetahuan kurang setelah dilakukan penyuluhan tidak ada lagi (0%).
Berdasarkan tabel 1 dan 2 terjadi peningkatan pengetahuan ibu hamil tentang anemia dan
pemanfaatan pangan lokal yang kaya zat besi yang akan meningkatkan kadar hemoglobin sebagai
upaya pencegahan anemia dalam kehamilan. Peningkatan dapat dilihat dari data jumlah ibu hamil
yang memiliki pengetahuan baik, dari 66,67% meningkat menjadi 100% setelah mendapatkan
pendidikan kesehatan, di mana peningkatannya sebesar 33,3%. Sementara itu, jumlah ibu hamil yang
memiliki pengetahuan kurang mengalami penurunan. Persentase penurunan pengetahuan ibu hamil
dalam kategori kurang sebanyak 33,3%. Peningkatan pengetahuan ibu hamil pada pengabdian
kepada masyarakat ini disebabkan oleh pemberian pendidikan kesehatan tentang pemanfaatan
pangan lokal yang meningkatkan kadar hemoglobin pada ibu hamil sebagai upaya mencegah anemia.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Hardaniyati, dkk (2022) bahwa
terdapat peningkatan dan perbedaan pengetahuan yang bermakna pada ibu hamil setelah diberikan
penyuluhan, setelah dilakukan penyuluhan pengetahuan ibu hamil meningkat dimana jumlah ibu
yang berpengetahuan baik menjadi 20 orang (62,5%) dari yang sebelumnya hanya 6 orang (18,8%),
jumlah ibu yang berpengetahuan kurang setelah dilakukan penyuluhan hanya 3 orang (9,4%) [11].
Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Abdul , dkk (2022) yaitu terdapat
perbedaan pengetahuan sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan tentang anemia dengan nilai
signifikan 0,001 < 0,05 dan nilai t -10,038, yang berarti ada peningkatan pengetahuan setelah
diberikan penyuluhan tentang anemia[12].
Penyuluhan yang mengandung unsur audio dan visual dapat membantu meningkatkan
pengetahuan dan dapat memberikan informasi yang jelas terhadap pesan yang disampaikan bersifat
informatif edukatif maupun instruksional. Media audiovisual sebagai media pendidikan kesehatan
dianggap efektif untuk memberikan peningkatan pengetahuan dan merubah sikap menjadi lebih baik
[12].
Pengetahuan seorang dapat mempengaruhi kemampuan seseorang dalam memilih makanan
sehari-hari, semakin tinggi tingkat pengetahuan ibu akan sangat mempengaruhi ibu dalam memilih
jenis bahan pangan lokal yang akan dikonsumsi [13]. Konsumsi pangan harus memperhatikan asupan
gizi yang cukup dan seimbang sesuai dengan kebutuhan bagi pembentukan manusia yang sehat,
kuat, dan produktif. Asupan pola konsumsi dapat mempengaruhi status kesehatan ibu, dimana pola
konsumsi yang kurang baik dapat menimbulkan gangguan kesehatan atau penyakit pada ibu[13].
Optimalisasi makanan adalah salah satu program yang diharapkan dapat mengatasi masalah anemia
pada ibu hamil. Optimalisasi makanan adalah mengurangi atau menghilangkan mengkonsumsi
makanan penghambat dan meningkatkan atau menambah jumlah asupan makanan yang
mengandung tinggi zat besi dan makanan pemacu penyerapan zat besi yang dikonsumsi ibu hamil.
Harapannya ibu mengetahui dan dapat memilih dan memilah makanan agar terhidar dari anemia
[14].
Upaya yang dilakukan untuk mencegah terjadinya anemia pada ibu hamil yaitu meningkatkan
konsumsi bahan pangan yang kaya akan zat besi seperti (ikan lokal, sayuran hijau, daging merah,
serta umbi-umbian), meningkatkan penambahan bahan pangan lokal yang kaya akan zat besi. Selain
itu juga untuk mencegah terjadinya anemia pada ibu hamil perlu dilakukan pendidikan gizi kepada
ibu hamil, melakukan pendekatan berbasis holtikultur untuk memperbaiki ketersedian hayati zat besi
pada bahan pangan. Juga perlu perhatian dari semua pihak baik itu petugas kesehatan maupun
pemerintah untuk memberikan pemahaman atau pendidikan kepada masyarakat akan pentingnya
pangan lokal dan dapat mengelola pangan tersebut secara optimal [15].
Kegiatan pengabdian kepada masyarakat diawali dengan melakukan pendataan terhadap ibu
hamil, setelah itu melakukan pretest pada ibu hamil, untuk melihat tingkat pengetahuan ibu hamil
tentang pemanfaatan pangan lokal untuk mencegah anemia pada ibu hamil.
Setelah melakukan pretest pada ibu hamil, kegiatan selanjutnya yaitu melakukan penyuluhan
tentang pemanfaatan pangan lokal untuk mencegah anemia pada ibu hamil. .Materi yang dipaparkan
mengenai: definis anemia, penyebab anemia, dampak anemia bagi ibu dan janin saat kehamilan dan
persalinan, pencegahan dan pengobatan anemia, bahan pangan lokal yang kaya zat besi untuk
meningkatkan kadar hemoglobin sebagai salah satu upaya pencegahan anemia pada ibu
hamil.Bentuk kegiatan edukasi dilakukan dengan metode ceramah dan diskusi.
4. KESIMPULAN
Pengabdian yang dilakukan pada pada ibu hamil di yaitu kegiatan "Penyuluhan Pemanfatan
Pangan Lokal Untuk Mencegah Anemia Pada Ibu Hamil". Sudah terlaksana dengan baik, sebelum
pemberian edukasi dari 12 ibu hamil terdapat 8 orang ibu hamil dengan pengetahuan kurang tetapi
setelah di berikan edukasi semua ibu memiliki pengetahuan baik. Adanya peningkatan pengetahuan
dan motivasi yang besar pada ibu hamil untuk memanfaatkan bahan pangan lokal yang kaya akan
kandungan zat besi untuk meningkatkan kadar hemoglobin ibu hamil sebagai pencegahan terjadinya
anemia pada ibu hamil. Menghasilkan suatu pengetahuan baru yang dapat membuat ibu hamil lebih
selektif lagi dalam memilih makanan yang kaya akan nutrisi dan kandungan zat besi yang banyak
tersedia disekitar ibu hamil, yang memiliki nilai ekonomis dan bergizi tinggi.
DAFTAR PUSTAKA
Kemenkes RI, Profil Kesehatan Indonesia 2021. 2022.
WHO, Nutritional Anaemias : Tools for Effective Prevention. 2017.
Dinas Kesehatan Kabupaten Dharmasraya Tahun 2022, “Profil Dinas Kesehatan Tahun 2021.”
Kemenkes RI, “Hasil Riset Kesehatan Dasar Tahun 2018,” Kementrian Kesehat. RI, vol. 53, no. 9, pp. 1689–1699,
2018.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, “Pedoman Pencegahan Dan Penanggulangan Anemia Pada Remaja
Putri dan Wanita Usia Subur (WUS),” 2018.
R. Kemenkes, “Pedoman Penatalaksanaan Pemberian Tablet Tambah Darah,” Kemenkes RI, p. 46, 2018,
[Online]. Available: https://promkes.kemkes.go.id/download/fpck/files51888Buku Tablet Tambah
darah 100415.pdf
Kemenkes RI, “Pedoman Pemberian Tablet Tambah Darah (TTD) Bagi Ibu Hamil,” Kementeri. Kesehat. Republik
Indones., p. 24, 2020.
Pemerintah Kabupaten Dharmasraya, “Profil Kabupaten Dharmasraya,” 2017.
N. Latin, “Foto Pangan Informasi Detil Pangan Database Pangan,” pp. 3–4, 2020.
N. Latin, “Foto Pangan Cetak Informasi Detil Pangan Database Pangan,” pp. 2–3.
D. S. R. A, I. Setyawati, P. Studi, P. Bidan, and S. Yarsi, “Penyuluhan Kesehatan Tentang Jenis Tanaman Lokal
untuk Meningkatkan Kadar Hemoglobin Sebagai Upaya Pencegahan Anemia Pada Ibu Hamil,” vol. 1, no.
6, pp. 82–88, 2022.
N. A. Abdul, N. Olii, I. Suherlin, S. Sujawati, and S. Mohamad, “PENYULUHAN ANEMIA, PEMERIKSAAN Hb DAN
PEMBERIAN PUDING BUAH NAGA PADA SISWI DI SMP KOTA GORONTALO,” JMM (Jurnal Masy.
Mandiri), vol. 6, no. 3, pp. 1891–1896, 2022.
S. Y. Mataram, J. Muh, R. Lingkar, S. Pagutan, and K. Kunci, “SURVEY PEMANFAATAN TANAMAN LOKAL
SEBAGAI JEMPONG BARU,” vol. 6, no. 2, 2023.
P. Sulistiyono, U. Kunaepah, I. N. Alfiyah, and S. D. Ramadhanti, “Optimalisasi Makanan Ibu Hamil Untuk
Penanggulangan Anemia,” Pengabdi. Masy., no. 2018, pp. 181–188, 2021.
M. A. marking, R. G. Gening, “Survey on the Utilization of Local Food in Preventing Anemia in Alak Publik Health
Centre Working Area, Kupang City,” vol. 2, no. September, pp. 1–9, 2018.
Sugita1*, Kuswati2
Poltekkes Kemenkes Surakarta
*Email : gitabesar@yahoo.com
Abstract
Background: Anemia in pregnant women is a condition of the mother with hemoglobin levels in her
blood <11.0% gr. Prevention of anemia in pregnant women can be through various ways including the
fulfillment of nutrients in the body obtained from fruits and vegetables, one of them by consumption of
dates. Dates contain 1.02 mg of iron per 100 grams. This study aims to determine the effect of
consumption of dates on the increase in hemoglobin levels in third trimester pregnant women in the
Klateng Community Health Center. Method: This type of research is a quasy experiment with a non
equivalent control group design pre-test-post test design. A population of 57 third trimester pregnant
women The sampling technique used was purposive sampling, a sample of 30 respondents from third
trimester pregnant women was obtained in the working area of the Central Health Center in Klateng. The
data analysis technique used is the Wilcoxon Sign Rank Test. Results: The average level of hemoglobin in
the treatment group of hemoglobin levels pre (before) the administration of dates by 10.793 gr / dL and
post (after) the administration of dates occurred an increase of 11,933 gr / dL and seen an increase
(difference) from the average value of pre and post of 1,140 gr / dL with a standard deviation of 0.6643.
Statistical test results obtained p value <0.05 (0.002 <0.05) so that Ho is rejected, Ha is accepted then
consumption of dates has a statistically significant effect on increasing hemoglobin levels. Conclusion:
From the results of these studies indicate the influence of consumption of dates to increase hemoglobin
levels in third trimester pregnant women in the work area of the Central Health Center.
PENDAHULUAN
Anemia pada ibu hamil adalah gizi dan merupakan salah satu penyebab
kondisi ibu dengan kadar hemoglobin kejadian perdarahan pada saat persalinan.
(Hb) dalam darahnya <11,0 gr% sebagai Sebagian besar anemia disebabkan
akibat ketidakmampuan jaringan karena kurangnya asupan zat besi
pembentuk Sel darah merah (defisiensizatbesi).(Almatsier,2009).
(Erythropoetin) dalam produksinya Penanggulangan anemia pada ibu
untuk mempertahankan konsentrasi Hb hamil dapat melalui pemenuhan nutrisi
pada tingkat normal (WHO,2011). dalam tubuh yang diperoleh dari dalam
Anemia pada ibu hamil merupakan buah buahan serta sayuran, salah satunya
masalah yang banyak terjadi di dengan konsumsi buah kurma yang
Indonesia. Anemia bisa terjadi pada mengandung 13,7 mg zat besi (per 100
semua usia. Di Indonesia prevalensi gram). (Satuhu, 2010). Peran Bidan sesuai
anemia masih tinggi, insiden anemia dengan ruang lingkup standar asuhan
40,5% pada balita, 47,2% pada usia kebidanan no 6, yaitu pengelolaan anemia
sekolah, 57,1% pada remaja putri dan pada kehamilan, dimana bidan melakukan
50,9% pada ibu hamil ( Riskesdas 2013). tindakan pencegahan, penemuan,
Anemia merupakan dampak dari masalah penanganan dan atau rujukan semua kasus
58
Sugita , Pengaruh Konsumsi Buah Kurma 59
Tabel 3. Distribusi Frekuensi Kadar Hb Pre Test dan Post Test Pada Kelompok
Kontrol Konsumsi Tablet Fe
Perlakuan Perlakuan
Pre Test Post Test
F % F %
8,7 1 6.7 10.1 1 6.7
9,2 1 6.7 10.2 1 6.7
9,4 2 13.3 10.5 2 13.3
9,8 1 6.7 10.8 1 6.7
10,0 1 6.7 10.9 1 6.7
10,5 2 13.3 11.1 1 6.7
10,8 1 6.7 11.5 1 6.7
10,9 2 13.3 12.1 1 6.7
11,1 1 6.7 13.0 1 6.7
11,9 1 6.7 13.4 2 13.3
12,0 1 6.7 13.5 1 6.7
12,4 1 6.7 13.6 1 6.7
13.8 1 6.7
Total 15 100,0 Total 15 100,0
Mean 10,793 Mean 11,933
Minimum 9,8 Minimum 10,9
Maximum 13,3 Maximum 14,0
Std. 0,9490 Std. 0,8981
Berdasarkan tabel 3, dapat dilihat sebesar 13,3% dan hasil post test pada
bahwa frekuensi terbesar pada kelompok kelompok kontrol frekuensi kadar Hb
pre test kontrol konsumsi tablet Fe adalah paling banyak yaitu Hb 10,5 dan 13,4
Hb 9,4; 10,5 dan 10,9 yaitu masing- yaitu sebanyak 2 responden atau 13,3%.
masing sebanyak 2 responden atau
Tabel 4. Distribusi Frekuensi Selisih Kadar Hb Pre dan Post Test (Peningkatan kadar
Hb) pada Kelompok Perlakuan dan Kelompok Kontrol
Perlakuan Perlakuan
Selisih Hb Selisih Hb
F % F %
0,3 2 6.7 0.5 1 6.7
0,4 2 6.7 0.6 1 6.7
0,7 1 3.3 0.7 1 6.7
0,8 1 3.3 0.8 2 13.3
1,1 2 6.7 0.9 2 13.3
62 Jurnal Kebidanan dan Kesehatan Tradisional, Volume 5, No 1, Maret 2020, hlm 1-66
Tabel 5. Uji Wilcoxon Signed Rank Test Kadar Hemoglobin Sebelum dan Sesudah
pada Kelompok Perlakuan dan Kelompok Kontrol
Δ Std. p value
Kelompok N Pre Post
Mean Devi ation (A.Sig. 2 tailed)
Perlakukan 15 10,793 11,933 1,140 0,6643 0,002
Kontrol 15 10,500 11,893 1,393 0,7458 0,002
Berdasarkan tabel 5, terlihat bahwa rata-rata kadar hemoglobin pada kelompok
perlakuan kadar hemoglobin pre (sebelum) pemberian kurma sebesar 10,793 dan post
(setelah) pemberian kurma terjadi peningkatan sebesar 11,933 sehingga terlihat
perbedaan dari nilai rata-rata pre dan post sebesar 1,140 dengan standar deviation
0,6643. Hasil uji statistik didapatkan nilai p value < 0,05 (0,002 < 0,05) sehingga Ho
ditolak, Ha diterima yang dapat disimpulkan, terdapat perbedaan kadar hemoglobin
yang bermakna antara sebelum dan sesudah (pre test dan post test). Hal ini menjelaskan
bahwa adanya pengaruh konsumsi buah kurma terhadap peningkatan kadar hemoglobin
ibu hamil trimester III di wilayah kerja Puskesmas Klateng.
Pada kelompok kontrol rata-rata kadar hemoglobin pre sebesar 10,500 dan post
sebesar 11,893 sehingga terlihat perbedaan nilai rata-rata pre dan post sebesar 1,393
dengan standar deviation 0,7458. Hasil uji statistik didapatkan p value < 0,05 (0,002 <
0,05) sehingga dapat disimpulkan adanya perbedaan yang signifikan pada kelompok
kontrol pre dan post. Hal ini menandakan bahwa adanya pengaruh pada kelompok
kontrol (konsumsi Tablet Fe).
Sugita , Pengaruh Konsumsi Buah Kurma 63
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil analisis univariat perbedaan kadar hemoglobin yang
Rerata kadar hemoglobin sebelum bermakna antara sebelum dan sesudah
konsumsi kurma yaitu 10,793 gr/dl dan (pre test dan post test). Hal ini
rerata kadar haemoglobin sesudah menjelaskan bahwa adanya pengaruh
konsumsi kurma yaitu 11,933 gr/dl. Dapat konsumsi buah kurma terhadap
dilihat bahwa terdapat peningkatan dari peningkatan kadar he- moglobin ibu
rerata dari sebelum dan sesudah pada hamil trimester III di wilayah kerja
kelompok perlakuan. Hasil penelitian ini Puskesmas Klateng.
sama dengan penelitian yang dilakukan Hasil dari penelitian ini sama
oleh Sendra, E (2016) bahwa adanya dengan beberapa penelitian yang
peningkatan kadar Hb pada ibu hamil diantaranya dilakukan oleh Susilowati
sebanyak 60% responden. Peningkatan D.A tahun 2017 dan Choliyah, N (2017)
kadar Hb dimungkinkan karena nutrisi Hasil penelitian- penelitian tersebut
yang adekuat ditambah dengan konsumsi mengatakan adanya pengaruh konsumsi
kurma 25 gram/hari selama 30 hari serta buah kurma terhadap peningkatan kadar
konsumsi tablet Fe. hemoglobin ibu hamil. Namun, pada
Menurut USDA (United States penelitian Sendra, Eny (2017) berbeda
Departement and Agriculuture) National yaitu tidak ada pengaruh konsumsi buah
Nutrient Database for standard reference, kurma terhadap peningkatan kadar
kurma memiliki beberapa komponen hemoglobin ibu hamil.
penting yang dapat meningkatkan kadar Susilowati D.A (2017)
haemoglobin bagi yang mengemukakan bahwa hasil penelitiannya
mengkonsumsinya. Kurma seberat 100 gr pada kelompok eksperimen atau yang
mengandung 2,81 gram protein, 7,1 gram diberikan buah kurma secara statistik
serat, kalsium 35 mg, karbohidrat 88,78 memberikan pengaruh terhadap kadar
gram, vitamin C 0,4 mg dan zat besi 1,02 hemoglobin ibu hamil. Sementara pada
mg. zat besi merupakan komponen dari kelompok kontrol di dapatkan hasil
haemoglobin di dalam sel darah merah adanya pengaruh pemberian tablet besi
yang menentukan daya dukung oksigen terhadap kadar hemoglobin pada
darah dan membantu mengatasi anemia. kelompok kontrol. Pemberian suplemen
Berdasarkan uji statistik yang telah zat besi dapat memperbaiki status besi
dilakukan menunjukan bahwa rata-rata tubuh ibu hamil.
kadar hemoglobin ibu hamil pada Berdasarkan penelitian yang telah
kelompok perlakuan sebelum adalah dilakukan didapatkan bahwa adanya
10,793 g/dL. Rata- rata kadar pengaruh dari selisih kadar hemoglobin
hemoglobin sesudah konsumsi buah dari kedua kelompok. Oleh karena itu,
kurma adalah 11,933 g/ dL sehingga kurma dapat dijadikan sebagai salah satu
terlihat perbedaan dari nilai rata-rata pre alternative pilihan dalam memenuhi
dan post sebesar 1,140 dengan standar kebutuhan zat besi selama kehamilan.
deviation 0,6643. Hasil uji statistik Hal ini sesuai dengan Penelitian
didapatkan nilai p value < 0,05 (0,002 < sebelumnya yang dilakukan oleh Anita
0,05) sehingga Ho ditolak, Ha diterima (2013), membuktikan bahwa pemberian
yang dapat disimpulkan, terdapat sari kurma berpengaruh terhadap kadar
64 Jurnal Kebidanan dan Kesehatan Tradisional, Volume 5, No 1, Maret 2020, hlm 1-66
DAFTAR RUJUKAN
Almatsier. Sunita. (2009). Prinsip Dasar noor-choliyah-381-387.pdf diakses
Ilmu Gizi. Jakarta: Pustaka Utama. pada tanggal 27 Desember 2017
Anita, P. (2013). Pengaruh Pemberian Sari Cidadapi. (2014). Ramuan Herbal Ala
Kurma Terhadap Peningkatan Kadar Thibun Nabawi Mengupas
Hemoglobin pada Pasien Anemia di Pengobatan Herbal di Dalam
BRSD Luwuk. Jurnal Kesehatan. Thibun Nabawi. Jakarta: Putra
Danayu
An-Nawawi, I. (2015). Riyadhus Shalihin.
Solo: Insan Kamil Solo Dahlan, Muhammad Sopiyudin. (2015).
Statistik untuk Kedokteran dan
Apriyanti, M, (2012). Sepuluh Tanaman Kesehatan: Deskriptif, Bivariat, dan
Obat Paling Berkhasiat dan Paling Multivariat Dilengkapi Aplikasi
Dicari. Yogyakarta: Pustaka Baru Menggunakan SPSS. Jakarta Pusat:
Press. Epidemiologi Indonesia
Ashraf, Z & Hamidi-Esfahani, Z (2011). Gibney, M.J. dkk. (2009). Gizi Kesehatan
Date and date processing: a review. Masyarakat. Jakarta: EGC
Food reviews International, 27 (2):
101-133 Istiqomah. (2016). Pengaruh Pemberian
Kurma Terhadap Kadar
Asmadi. (2008). Teknik Prosedural Hemoglobin Ibu Hamil Trimester II
Keperawatan Konsep dan Aplikasi di Bidan Praktik Mandiri “M”
Kebutuhan Dasar Klien. Jakarta: Kalasan Sleman Yogyakarta.
Salemba Medika. Universitas Aisyah Yogyakarta
Rostita. (2009). Khasiat dan Keajaiban Tamizi, S.M., Suliaman, I. & Ibrahim, H.
Kurma. Bandung: Penerbit Qanita (2014). The Prophetic Tradition and
Nutrition: Issues of mixing raisins
Satuhu, Suyanti. (2010). Kurma Khasiat and dates. Online Journal of
dan Olahannya. Jakarta:Penebar Research In Islam Studies, 1(2).
Swadaya.
Waryana. (2010). Gizi Reproduksi.
Sendra, Eny. (2016). Pengaruh Konsumsi Yogyakarta : Pustaka Rihama
Kurma (Phoenix dactylifera)
Terhadap Kenaikan Kadar World Health Organization.(2011).
Hemoglobin Pada Ibu Hamil Haemoglobin Concentrations for
Trimester II Di Wilayah Puskesmas The Diagnosis of Anaemia and
Kediri. Jurnal Ilmu Kesehatan Vol. Assessment of Severity. Available
5 no.1 Nopember from:
2016.http://ejurnaladhkdr.com/index http://apps.who.int/iris/bitstream/10
.php/coba/article/download/119/100/ 665/85839/3/WHO_NMH_NHD_M
diakses pada tanggal 27 Desember NM_11.1_eng.pdf
2017
pelaksanaan eksperimen (Sugiyono, 2015). Variabel berturut-turut sedangkan kelompok kontrol hanya diberikan
independent dalam penelitian ini adalah pemberian buah fe saja. Setelah mendapat perlakuan selama 10 hari, maka
kurma dan variabel dependent adalah kadar Hb ibu hamil. pada hari ke 11, dilakukan pemeriksaan kadar Hb sebagai
Sampel dalam penelitian ini adalah ibu hamil TM III dengan hasil posttest. Setelah diinformasikan hasil pemeriksaan di
anemia ringan yang berjumlah 22 responden, dimana terbagi kumpulkan dan dikelompokkan serta di cek kelengkapannya.
atas 11 responden kelompok intervensi dan 11 responden Pada penelitian ini menggunakan enumerator
kelompok kontrol. Teknik sampling yang digunakan dalam (pengumpul data) sejumlah 4 orang yaitu 1 orang bidan
penelitian ini adalah simple random sampling dimana setiap lulusan D3 dan 3 orang kader. Sebelumnya peneliti bersama
anggota atau unit dari populasi mempunyai kesempatan enumerator mengadakan pertemuan sehingga persepsi
yang sama untuk diseleksi sebagai sample. Teknik yang antara peneliti dan enumerator dapat sama. Enumerator
digunakan yaitu lottery technique (undian). Kriteria Inklusi dalam penelitian melakukan pengumpulan data dimulai dari
responden dalam penelitian ini adalah Ibu hamil dengan tahap anamnesa hingga pelaksanaan penelitian.
kadar Hb 9,0 – 10,9 gr/dl dan bersedia menjadi responden Alat alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Hb
digital (Easy Touch), timbangan digital dan lembar observasi.
Prosedur pengambilan data penelitian Kurma yang digunakan dalam penelitian ini adalah kurma
jenis Tunis. Sedangkan untuk suflemen adalah tablet fe (60
Prosedur pengumpulan data diawali dengan mg ferro sulfat dan asam folat 0,400 mg). Protokol penelitian
mengidentifikasi responden sesuai kriteria inklusi, dicatat digunakan untuk memastikan bahwa responden melakukan
dan diberikan penjelasan tentang rencana penelitian, prosedur penelitian sesuai dengan yang sudah ditetapkan
dimintai persetujuannya, kemudian dilakukan pemeriksaan oleh peneliti yaitu dengan mengkonsumsi buah kurma
kadar Hb sebagai hasil pretest. Langkah selanjutnya adalah sebanyak 75 gr bersamaan dengan tablet Fe setiap pukul
dengan menentukan responden untuk masuk ke dalam 19.00 WIB. Selama mengkonsumsi buah kurma responden
kelompok intervensi dan kelompok kontrol yaitu dengan dianjurkan untuk tidak makan makanan yang menghambat
cara memberikan nomor pada setiap responden yaitu nomor penyerapan zat besi seperti teh dan kopi. Responden diminta
1 sampai 22. Untuk menentukan siapa saja yang masuk ke untuk mengkonsumsi buah kurma selama 10 hari berturut-
dalam kelompok intervensi atau kelompok kontrol turut tanpa jeda. Pemantauan dalam mengkonsumsi buah
digunakan lottery technique (pengundian) dengan kurma dan minum tablet fe dilakukan melalui aplikasi group
menggunakan koin Rp.1000. Apabila hasil pengundian di WA.
dapatkan angklung maka ibu hamil dimasukkan ke dalam Analisa data pada penelitian ini menggunakan statistik
kelompok intervensi sedangkan apabila hasil pengundian di uji parametric yaitu uji dependent sample t-test yang
dapatkan bank Indonesia maka ibu hamil dimasukkan ke bertujuan untuk menjawab hipotesis yang dibuat yaitu
dalam kelompok kontrol. Pengundian dilakukan sampai tiap apakah ada pengaruh pemberian buah kurma terhadap
kelompok terpenuhi jumlah sampelnya. peningkatan kadar hemoglobin pada ibu hamil TM III dengan
Kelompok intervensi adalah ibu hamil yang diberikan fe anemia di wilayah kerja Puskesmas Tanjung Agung tahun
dan buah kurma sebanyak 75 gr / hari selama 10 hari 2021.
Tabel 1.
Rata-Rata Kadar Hb Sebelum dan Sesudah pada Ibu Hamil Kelompok Intervensi dan kontrol
Berdasarkan tabel 1 diketahui rata-rata kadar Hb Kadar Hb terendah adalah 10,2 gr% dan kadar Hb tertinggi
sebelum diberikan tritmen pada kelompok intervensi adalah adalah 11,5 gr%.
10,22 gr%, dengan standar deviasi yaitu 0,5641. Dengan Berdasarkan tabel 2 didapatkan pada uji dependen T test
kadar Hb terendah adalah 9,4 gr% dan yang tertinggi adalah nilai P-value pada kelompok intervensi sebesar 0.000 < 0.05
10,9 gr%. Sedangkan, rata-rata kadar Hb sesudah pada dan nilai P-value pada kelompok kontrol sebesar 0.000 <
kelompok intervensi adalah 11,55 gr%, dengan standar 0.05, artinya ada perbedaan rata-rata kadar Hb ibu hamil
deviasi 0.6624. Kadar Hb terendah adalah 10,6 gr% dan kadar sebelum dan sesudah pada kelompok intervensi dan
Hb tertinggi adalah 12,6 gr%. Rata-rata kadar Hb sebelum perbedaan rata-rata kadar Hb ibu hamil sebelum dan
diberikan tritmen pada kelompok kontrol adalah 10,24 gr%, sesudah pada kelompok kontrol diwilayah kerja Puskesmas
dengan standar deviasi yaitu 0,4108. Dengan kadar Hb Tanjung Agung sehingga dapat ditarik kesimpulan Ha
terendah adalah 9,6 gr% dan yang tertinggi adalah 10,9 gr%. diterima, berarti ada pengaruh pemberian buah kurma
Sedangkan, rata-rata kadar Hb sesudah pada kelompok terhadap peningkatan kadar hemoglobin pada ibu hamil TM
kontrol adalah 10.67 gr%, dengan standar deviasi 0.3690. III dengan anemia di wilayah kerja Puskesmas Tanjung
Agung tahun 2021.
Konsumsi Buah Kurma untuk Meningkatkan Kadar Hemoglobin Ibu Hamil Trimester III Dengan Gangguan Anemia
Majalah Kesehatan Indonesia, 2(2), October 2021 Nur Alfi Fauziah; Novita Maulany | 52
Tabel 2.
Perbedaan Rata-Rata Kadar Hb Pada Ibu Hamil Kelompok Intervensi Dan Kelompok Kontrol
Rata-rata kadar Hb sebelum dan sesudah pada ibu hamil hemoglobin sebelum (pretest) adalah 10,24 gr% dengan
kelompok intervensi variasi 0,41. Hb terendah adalah 9,6 gr% dan kadar Hb
tertinggi adalah 10,9 gr%. Sedangkan rata-rata kadar Hb
Berdasarkan hasil penelitian rata-rata kadar Hb sebelum sesudah (posttest) adalah 10,92 gr% dengan variasi 0,37. Hb
diberikan buah kurma (pretest) adalah 10,22 gr% dengan terendah adalah 10,2 gr% dan kadar Hb tertinggi adalah 11,5
variasi 0,56. Hb terendah adalah 9,4 gr% dan kadar Hb gr%.
tertinggi adalah 10,9 gr%. Sedangkan rata-rata kadar Hb Anemia dalam kehamilan sebagian besar disebabkan oleh
sesudah diberikan buah kurma (posttest) adalah 11,55 gr% kekurangan besi (anemia defisiensi besi) yang dikarenakan
dengan variasi 0,66. Hb terendah adalah 10,6 gr% dan kadar kurangnya masukan unsur besi dalam makanan, gangguan
Hb tertinggi adalah 12,6 gr%. Dapat dilihat bahwa terdapat reabsorbsi, gangguan penggunaan atau karena terlampau
peningkatan dari rerata dari sebelum dan sesudah pada banyaknya besi yang keluar dari badan, misalnya pada
kelompok intervensi. perdarahan (Prawirohardjo, 2016).
Nutrisi yang baik adalah cara terbaik untuk mencegah Hasil penelitian ini sejalan dengan Penelitian oleh
terjadinya anemia jika sedang hamil. Makan makanan yang Yusvika, I. A., & Yuliasari, D. (2019) yang berjudul Pengaruh
tinggi kandungan zat besi (seperti sayuran, buah, daging Pemberian Kurma Terhadap Peningkatan Kadar Hb Ibu Hamil
merah, sereal, telur dan kacang tanah) dapat membantu Dengan Anemia di Wilayah Kerja Puskesmas Rajabasa Indah
menjaga pasokan besi yang diperlukan untuk berfungsi Bandar Lampung Tahun 2019. Hasil penelitian menunjukan
dengan baik. Pastikan tubuh mendapatkan setidaknya 27 mg pemberian tablet zat besi ditambah buah kurma lebih efektif
zat besi setiap hari. Penting untuk memperhatikan apa yang dibandingkan dengan pemberian tablet zat besi saja
diminum bersamaan tablet besi. Mengkonsumsi makanan terhadap peningkatan kadar hemoglobin pada ibu hamil
yang kaya vitamin C (seperti buah buahan) bersama zat besi dengan anemia (Yuviska & Yuliasari, 2019).
akan meningkatkan penyerapan. Jika mengalami anemia Menurut pendapat peneliti peningkatan kadar
selama kehamilan, biasanya dapat diobati dengan hemoglobin pada ibu hamil TM 3 dengan anemia lebih
mengambil suplemen zat besi (Proverawati, 2018). efektif jika selain diberi tablet zat besi ibu hamil juga diberi
Kurma adalah buah yang manis dan istimewa, kaya akan buah kurma.
zat-zat gizi penting bagi manusia. Kurma mengandung
vitamin A, vitamin C, vitamin B1 dan B2, mineral seperti zat Perbedaan rata-rata kadar Hb pada ibu hamil kelompok
besi, kalium, fosfor, kalsium, magnesium, zink dan sulfur. intervensi dan kelompok kontrol
Selain mengandung vitamin dan mineral, kurma juga
mengandung karbohidrat, protein, asam nikotinat, boron dan Hasil uji statistic dependen sample t test nilai P-value
serat makanan. Karena kandungan gizinya yang komplek, pada kelompok intervensi sebesar 0.000 < 0.05 dan nilai P-
dengan mengkonsumsi kurma dapat meningkatkan kadar value pada kelompok kontrol sebesar 0.000 < 0.05, artinya
hemoglobin terutama pada ibu hamil (Fitriani, Emi. 2020). ada perbedaan rata-rata kadar Hb ibu hamil sebelum dan
Selain dapat meningkatkan kadar hemoglobin, manfaat yang sesudah pada kelompok intervensi dan perbedaan rata-rata
dapat diperoleh dari mengkonsumsi kurma diantaranya kadar Hb ibu hamil sebelum dan sesudah pada kelompok
membantu proses persalinan, menetralisir asam, mengatasi kontrol diwilayah kerja Puskesmas Tanjung Agung sehingga
sembelit dan sebagai antioksidan (Khasanah, 2016) dapat ditarik kesimpulan Ha diterima, berarti ada pengaruh
Hasil penelitian ini sejalan dengan Penelitian oleh Sugita pemberian buah kurma terhadap peningkatan kadar
dan Kuswanti (2020) yang berjudul Pengaruh Konsumsi hemoglobin pada ibu hamil TM III dengan anemia di wilayah
Buah Kurma Terhadap Peningkatan Kadar Hb Ibu Hamil TM kerja Puskesmas Tanjung Agung tahun 2021.
III Di Wilayah Kerja Puskesmas Klateng Tahun 2019. Pada Sekitar 95% kasus anemia selama kehamilan adalah
penelitian ini, peneliti memberikan treatment kepada karena kekurangan zat besi (Anemia Defisiensi Besi). Wanita
kelompok eksperimen berupa konsumsi buah kurma yang hamil sering terjadi kekurangan zat besi ini karena bayi
dikonsumsi sebanyak 7 butir perhari selama 14 hari, pada memerlukan sejumlah zat besi yang besar untuk
kelompok kontrol mengkonsumsi tablet Fe secara teratur. pertumbuhan. Defisiensi besi pada wanita hamil dapat
Hasil menunjukkan bahwa rerata kadar hemoglobin ibu menyebabkan bayi berat lahir rendah dan persalinan
hamil sebelum konsumsi kurma yaitu 10,793 gr/dl dan rerata premature (Proverawati, 2018).
kadar hemoglobin ibu setelah konsumsi kurma yaitu 11,933 Nutrisi yang baik adalah cara terbaik untuk mencegah
gr/dl. Dapat dilihat terdapat peningkatan dari rerata dari terjadinya anemia jika sedang hamil. Makan makanan yang
sebelum dan setelah pada kelompok perlakuan (Sugita, tinggi kandungan zat besi (seperti sayuran, buah, daging
2020). merah, sereal, telur dan kacang tanah) dapat membantu
menjaga pasokan besi yang diperlukan untuk berfungsi
Rata-rata kadar Hb sebelum dan sesudah pada ibu hamil dengan baik. Pastikan tubuh mendapatkan setidaknya 27 mg
kelompok kontrol zat besi setiap hari. Penting untuk memperhatikan apa yang
diminum bersamaan tablet besi. Mengkonsumsi makanan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada yang kaya vitamin C (seperti buah buahan) bersama zat besi
kelompok kontrol menunjukkan nilai rata-rata kadar akan meningkatkan penyerapan (Proverawati, 2018).
Kurma adalah buah yang manis dan istimewa, kaya akan pengaruh pemberian buah kurma terhadap peningkatan
zat-zat gizi penting bagi manusia. Kurma mengandung kadar hemoglobin pada ibu hamil dengan anemia.
vitamin A, vitamin C, vitamin B1 dan B2, mineral seperti zat Diharapkan pada peneliti lain agar mengembangkan
besi, kalium, fosfor, kalsium, magnesium, zink dan sulfur. penelitian ini dengan variabel, desain penelitian, metode
Selain mengandung vitamin dan mineral, kurma juga pengambilan sampel yang berbeda serta memperhatikan
mengandung karbohidrat, protein, asam nikotinat, boron dan sunnah yang diajarkan Nabi SAW dalam pemberian kurma
serat makanan. Karena kandungan gizinya yang komplek, dalam jumlah ganjil.
dengan mengkonsumsi kurma dapat meningkatkan kadar
hemoglobin terutama pada ibu hamil (Fitriani, Emi. 2020). Funding Statement
Selain dapat meningkatkan kadar hemoglobin, manfaat yang
dapat diperoleh dari mengkonsumsi kurma diantaranya The authors did not receive support from any
membantu proses persalinan, menetralisir asam, mengatasi organization for the submitted work and No funding was
sembelit dan sebagai antioksidan (Khasanah, 2016) received to assist with the preparation of this manuscript
Hasil penelitian ini sejalan dengan Penelitian oleh Sugita
dan Kuswanti (2020) yang berjudul Pengaruh Konsumsi Conflict of Interest statement
Buah Kurma Terhadap Peningkatan Kadar Hb Ibu Hamil TM
III Di Wilayah Kerja Puskesmas Klateng Tahun 2019. Pada Penulis yang namanya tercantum tepat di bawah ini
penelitian ini, peneliti memberikan treatment kepada menyatakan bahwa tidak memiliki afiliasi atau keterlibatan
kelompok eksperimen berupa konsumsi buah kurma yang dengan pihak luar manapun dan tulisan ini murni dari
dikonsumsi sebanyak 7 butir perhari selama 14 hari, pada sumber yang dicantumkan di daftar pustaka serta tidak
kelompok kontrol mengkonsumsi tablet Fe secara teratur. mengandung plagarisme dari jurnal artikel manapun.
Hasil menunjukkan bahwa rerata kadar hemoglobin ibu Sumber tulisan telah dicantumkan seluruhnya di daftar
hamil sebelum konsumsi kurma yaitu 10,793 gr/dl dan rerata pustaka.
kadar hemoglobin ibu setelah konsumsi kurma yaitu 11,933
gr/dl. Dapat dilihat terdapat peningkatan dari rerata dari
sebelum dan setelah pada kelompok perlakuan (Sugita,
2020). REFERENCES
Menurut pendapat peneliti dalam penelitian ini ada
perbedaan rata-rata kadar Hb pada ibu hamil kelompok Arantika & Fatimah. (2018). Patologi Kehamilan. Yogyakarta:
intervensi dan kelompok kontrol diwilayah kerja Puskesmas Pustaka Biru Press
Tanjung Agung Tahun 2021. Karena selain diberi tablet zat
besi, ibu hamil kelompok intervensi juga diberikan buah Fitriani, Emi. (2020). Keajaiban Buah Kurma. Yogyakarta:
kurma. Dimana buah kurma selain mengandung zat besi Pustaka Baru Press
yang diperlukan untuk pembentukan hemoglobin, kurma
juga mengandung vitamin C yang dapat membantu Kementerian Kesehatan RI. (2018). Laporan Hasil Riset
penyerapan zat besi Kesehatan Dasar (Riskesdas) Indonesia tahun 2018. In
Riset Kesehatan Dasar 2018.
Konsumsi Buah Kurma untuk Meningkatkan Kadar Hemoglobin Ibu Hamil Trimester III Dengan Gangguan Anemia
Majalah Kesehatan Indonesia, 2(2), October 2021 Nur Alfi Fauziah; Novita Maulany | 54
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pola makan dan kejadian
anemia pada ibu hamil di Puskesmas Jalan Gedang Kota Bengkulu. Metode penelitian
yang digunakan adalah desain cross sectional analitik deskriptif. Hasil dari 30
responden adalah separuh responden (50,0%) memiliki pola makan yang tidak sehat,
hampir setengah dari responden (26,7%) mengalami anemia. Berdasarkan Chi-Square
test p-value = 0,035. Simpulan dari penelitian ini menunjukkan ada hubungan antara
diet dan kejadian anemia pada ibu hamil di Puskesmas Jalan Gedang Kota Bengkulu.
ABSTRACT
This study aims to determine the relationship between eating patterns and the incidence
of anemia in pregnant women at the Jalan Gedang Health Center in Bengkulu City. The
research method used is descriptive analytic cross sectional design. The results of 30
respondents are half of respondents (50.0%) have unhealthy eating patterns, almost half
of respondents (26.7%) have anemia. Based on the Chi-Square test p-value = 0.035.
The conclusion from this study shows that there is a relationship between diet and
anemia in pregnant women at the Puskesmas Jalan Gedang, Bengkulu City.
108
2018. Jurnal Keperawatan Silampari 1 (2) 108-122
PENDAHULUAN
Tujuan pembangunan kesehatan nasional salah satunya meningkatkan
kemampuan dan kesadaran hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud kesehatan
masyarakat yang optimal, melalui terciptanya masyarakat bangsa dan negara Indonesia
yang ditandai oleh penduduknya yang hidup dengan prilaku sehat dan lingkungan yang
sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu serta
dapat diperoleh secara adil dan merata demi terwujudnya derajat kesehatan yang
optimal. Untuk mendukung tujuan tersebut maka salah satu tujuan utamanya adalah
menurunkan angka kematian ibu dan bayi (Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu, 2015).
Salah satunya indikator keberhasilan pembangunan dalam bidang kesehatan dapat
dilihat dari tinggi rendahnya angka kematian ibu dan bayi. Berdasarkan penelitian
WHO diseluruh dunia terdapat kematian ibu sebesar 500.000 jiwa pertahun dan
kematian bayi khususnya neonatus sebesar 10.000 jiwa per tahun. Kematian maternal
dan bayi tersebut terjadi terutama di negara berkembang sebesar 99 %. Kematian ibu di
Indonesia masih berkisar 425/100.000 persalinan hidup. Sedangkan kematian bayi
sekitar 56/10.000 persalinan hidup. Salah satu penyebab kematian pada ibu hamil
adalah anemia dalam kehamilan (Manuaba, 2010).
Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013, prevalensi anemia pada ibu
hamil di Indonesia sebesar 37,1 %. Pemberian tablet Fe di Indonesia pada tahun 2015
sebesar 85 %. Presentase ini mengalami peningkatan dibandingkan pada tahun 2014
yang sebesar 83,3 %. Meskipun pemerintah sudah melakukan program penanggulangan
anemia pada ibu hamil yaitu dengan memberikan 90 tablet Fe kepada ibu hamil selama
periode kehamilan dengan tujuan menurunkan angka anemia ibu hamil, tetapi kejadian
anemia masih tinggi (Kementerian Kesehatan RI, 2013).
Berdasarkan profil Dinas Kesehatan Kota Bengkulu Tahun 2012, angka kejadian
ibu hamil dengan anemia sebesar 170 orang dari jumlah 6.856 ibu hamil, tahun 2013
angka kejadian ibu hamil dengan anemia sebesar 168 orang dari jumlah 7.251 ibu
hamil, dan tahun 2014 angka kejadian ibu hamil dengan anemia sebesar 279 orang dari
jumlah 7.093 ibu hamil. Puskesmas Jalan Gedang merupakan puskesmas yang memiliki
jumlah penderita anemia pada ibu hamil terbanyak dibandingkan puskesmas lainnya di
wilayah Kota Bengkulu dengan jumlah penderita anemia ibu hamil setiap tahunnya
selalu meningkat, tahun 2014 sebesar 60 orang dari 429 orang ibu hamil (Dinkes Kota
Bengkulu, 2015).
Anemia merupakan masalah kesehatan masyarakat terbesar di dunia terutama bagi
kelompok wanita usia reproduksi (WUS). Menurut WHO secara global prevalensi
anemia pada ibu hamil di seluruh dunia adalah sebesar 41,8 %. Salah satu penyebab
anemia pada kehamilan yaitu paritas dan umur ibu. Anemia pada wanita usia subur
(WUS) dapat menimbulkan kelelahan, badan lemah, penurunan kapasitas/kemampuan
atau produktifitas kerja. Penyebab paling umum dari anemia pada kehamilan adalah
kekurangan zat besi, asam folat, dan perdarahan akut dapat terjadi karena interaksi
antara keduanya (Noverstiti, 2012).
Anemia juga merupakan salah satu masalah gizi utama di Indonesia. Resiko
anemia gizi besi ini dapat menyebabkan produktivitas kerja rendah, daya tahan tubuh
terhadap penyakit menurun, kemampuan belajar anak sekolah rendah, peningkatan
bobot badan ibu hamil rendah dan kelahiran bayi prematur. Jalan pintas untuk
penentuan anemia menggunakan Hb sebagai indikator telah disarankan oleh WHO dan
anemia gizi ditetapkan sebagai masalah kesehatan masyarakat Indonesia secara
universal. Penyebab anemia tersering adalah defisiensi zat-zat nutrisi. Seringkali
109
2018. Jurnal Keperawatan Silampari 1 (2) 108-122
defisiensinya bersifat multipel dengan manifestasi yang disertai infeksi, gizi buruk atau
kelainan herediter. Namun penyebab mendasar anemia nutrisional meliputi asupan yang
tidak cukup, absorbsi yang tidak adekuat, bertambahnya zat gizi yang hilang dan
kebutuhan yang berlebihan. Sekitar 95% anemia dalam kehamilan disebabkan oleh
defisiensi gizi (Proverawati, 2011).
Anemia pada ibu hamil adalah kondisi ibu dengan kadar hemoglobin dibawah 11
gr % pada trimester 1 dan 3 atau kadar hemoglobin < 10,5 gr % pada trimester 2
(Soebroto, 2010). Dampak anemia pada janin antara lain abortus, terjadi kematian
intrauterin, prematuritas, berat badan lahir rendah, cacat bawaan dan mudah terkena
infeksi. Pada ibu, saat kehamilan dapat mengakibatkan abortus, persalinan prematuritas,
ancaman dekompensasi kordis dan ketuban pecah dini. Pada saat persalinan dapat
mengakibatkan gangguan his, retensio plasenta dan perdarahan post partum karena
atonia uteri (Styawati, 2013).
Pada masa kehamilan zat gizi diperlukan untuk pertumbuhan organ reproduksi ibu
maupun untuk pertumbuhan janin. Kebutuhan zat besi ibu selama kehamilan adalah 800
mg besi diantaranya 300 mg untuk janin plasenta dan 500 mg untuk pertambahan
eritrosit ibu, untuk itu ibu hamil membutuhkan 2-3 mg zat besi tiap hari (Manuaba,
2010). Pola makan masyarakat Indonesia pada umumnya mengandung sumber besi
hewani yang rendah dan tinggi sumber besi nabati yang merupakan penghambat
penyerapan gizi (FKM UI, 2007).
Beberapa faktor yang dapat menyebabkan terjadinya anemia kehamilan
diantaranya gravida, umur, paritas, tingkat pendidikan, status ekonomi dan kepatuhan
konsumsi tablet Fe dan pola makan (Keisnawati dkk, 2015). Hasil penelitian Ridayanti
(2012), menyebutkan bahwa ibu hamil dengan anemia juga disebabkan oleh faktor
primigravida. Ibu promigravida yang mengalami anemia kehamilan sebesar 44,6%
sedangkan ibu multigravida yang mengalami anemia kehamilan sebesar 12,8%. Hal
tersebut disebabkan ibu primigravida belum mempunyai pengalaman untuk menjaga
kesehatan kehamilan dari kehamilan sebelumnyakarena baru pertama kali hamil (Farsi,
2011).
Pola makan yang baik selama kehamilan dapat membantu tubuh mengatasi
permintaan khusus karena hamil, serta memiliki pengaruh positif pada kesehatan bayi.
Pola makan sehat pada ibu hamil adalah makanan yang dikonsumsi oleh ibu hamil harus
memiliki jumlah kalori dan zat-zat gizi yang sesuai dengan kebutuhan seperti
karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral, serat dan air (Manuaba, 2010). Pola
makan ini dipengaruhi oleh beberapa hal yaitu kebiasaan, kesenangan, budaya, agama,
taraf ekonomi dan alam. Sehingga faktor-faktor yang mengalami pola makan ibu hamil
tersebut berpengaruh pada status gizi ibu.
Pola makan seimbang terdiri dari berbagai makanan dalam jumlah dan
proporsi yang sesuai untuk memenuhi kebutuhan gizi seseorang. Pola makan
yang tidak seimbang akan menyebabkan ketidakseimbangan zat gizi yang
masuk kedalam tubuh dan dapat menyebabkan terjadinya kekurangan gizi atau
sebaliknya pola konsumsi yang tidak seimbang juga mengakibatkan zat gizi
tertentu berlebih dan menyebabkan terjadinya gizi lebih (Waryana, 2010).
Kekurangan asupan gizi pada ibu hamil selama kehamilan selain berdampak
pada berat bayi lahir juga akan berdampak pada ibu hamil yaitu akan
menyebabkan anemia pada ibu hamil (Zulaikha, 2015).
Ibu hamil juga dianjurkan untuk mengonsumsi beragam makanan yang diolah dari
empat jenis pokok makanan, yaitu: beras atau alternatif penggantinya, buah-buahan,
110
2018. Jurnal Keperawatan Silampari 1 (2) 108-122
sayur-mayur, dan daging atau alternatif penggantinya. Makanan yang dikonsumsi setiap
harinya haruslah terdiri dari empat macam panganan ini. Hal ini disebabkan karena
masing-masing golongan makanan ini mengandung nutrisi yang berbeda-beda,
contohnya: daging serta alternatif penggantinya mengandung protein, namun tidak
mengandung vitamin C yang sangat dibutuhkan oleh tubuh. Dengan jeli memilih variasi
makanan yang dibutuhkan maka kita dapat memastikan jika makanan yang kita
konsumsi mengandung nutrisi yang seimbang (Keisnawati dkk, 2015). Jika pola makan
seimbang ini tidak terpenuhi, maka cenderung mengakibatkan anemia saat
kehamilannya.
Anemia kehamilan disebut potential danger to mother and child (potensial
membahayakan ibu dan anak). Dampak dari anemia pada kehamilan dapat terjadi
abortus, persalinan pre-maturitas, hambatan tumbuh kembang janin dalam rahim,
mudah terjadi infeksi, perdarahan antepartum, ketuban pecah dini (KPD), saat
persalinan dapat mengakibatkan gangguan His, kala pertama dapat berlangsung lama,
dan terjadi partus terlantar, dan pada kala nifas terjadi subinvolusi uteri menimbulkan
perdarahan pospartum, memudahkan infeksi puerperium, dan pengeluarkan AS1
berkurang (Aryanti dkk, 2013).
Menurut data Puskesmas Jalan Gedang kejadian anemia pada ibu hamil tahun
2017 berjumlah 64 orang dari 302 orang ibu hamil TM I, II dan TM III. Berdasarkan
survey awal di wilayah kerja Puskesmas Jalan Gedang Kota Bengkulu tanggal 15
februari Tahun 2017 terhadap ibu hamil yang berkunjung ke Puskesmas Jalan Gedang
sebanyak 5 orang, 2 orang dikatakan petugas kesehatan Hb<11gr/dl. Setelah penulis
konfirmasi 5 orang ibu hamil mengatakan pola makannya tidak teratur dan menu
makanan yang disajikan pun seadanya, hal ini karena keadaan ekonomi yang kurang
memadai sedangkan harga keperluan semua mahal dan tablet Fe pun dikonsumsi tidak
teratur karena membuat ibu mual sehingga kebutuhan zat besi tidak tercukupi. Dan ibu
hamil memeriksakan kehamilanya hanya karena ada keluhan saja seperti pusing, mual,
bukan berdasarkan jadwal ANC.
Beberapa hasil penelitian pada masyarakat khususnya masyarakat pesisir anemia
dianggap wajar yang ditandai dengan keadaan pucat dengan gejala pusing,
lemah/kurang bergairah. Penyebab anemia menurut mereka karena ibu hamil kerja berat
dan malas makan. Dianggap sesuatu hal yang wajar sebagai konsekuensi dari setiap
kehamilan dan berusaha diatasi sendiri berdasarkan pengalaman dari generasi
sebelumnya yaitu cukup dengan mengurut-urut kepala ibu sambil banyak beristirahat.
Ibu hamil dalam menginterpretasikan masalah kesehatannya sendiri di dasarkan atas
gejala atau rasa sakit yang mereka alami. Ada ibu hamil yang beranggapan jika
gangguan kesehatan selama hamil adalah suatu hal yang wajar, ada juga yang
mengalami gejala atau rasa sakit selama hamil jika masih dalam taraf ringan mereka
berusaha mengatasi sendiri. Jika usaha tersebut ternyata tidak berhasil, baru kemudian
mencari pertolongan pelayanan kesehatan tradisional atau pun professional (Manoe,
2010).
111
2018. Jurnal Keperawatan Silampari 1 (2) 108-122
METODE PENELITIAN
Desain penelitian ini menggunakan survey analitik dengan rancangan cross-
sectional dimana pengukuran atau pengamatan variabel independen (pola makan pada
ibu hamil) dan variabel dependen (kejadian anemia) dilakukan dalam waktu bersamaan
dan hasilnya hanya menggambarkan situasi dan kondisi pada saat penelitian dilakukan
(Alimul, 2010).
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh
peneliti secara langsung (dari tangan pertama), sementara data sekunder adalah data
yang diperoleh peneliti dari sumber yang sudah ada (Alimul, 2010). Pengumpulan data
diambil dengan cara menyebarkan kuisioner yang berisi 20 pertanyaan kepada 30 orang
ibu hamil, dan hasil cek HB yang dilihat dari status pasien di Puskesmas Jalan Gedang
Kota Bengkulu pada akhir pemeriksaan ibu hamil. Analisa data menggunakan analisa
data univariat dan bivariat. Analisa dilakukan dengan tabulasi silang dan uji statistik
dengan menggunakan rumus Chi Square dengan derajat kepercayaan 95% bila p value <
0,05 menunjukkan hubungan bermakna dan tidak bermakna jika p value > 0,05.
HASIL PENELITIAN
Puskesmas Jalan Gedang terdiri dari Puskesmas Induk dan Pustu L.Butai,
K.Tebeng, dan SL.Baru. Program yang dilaksanakan di Puskesmas jalan gedang,
terdapat enam program yaitu Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), Keluarga Berencana
(KB), Kesehatan Lingkungan, Pemberantasan Penyakit Menular (P2M), promosi
kesehatan, dan perbaikan gizi (Profil Puskesmas jalan gedang, 2017).
Fasilitas yang terdapat di Puskesmas Jalan Gedang Kota Bengkulu diantaranya 1
buah gedung Puskesmas, 3 buah gedung puskesmas pembantu, 1 buah kendaraan roda
empat, 6 buah kendaraan roda dua dengan kondisi 3 sangat baik dan 3 rusak ringan,
timbangan berat badan, pengukuran tinggi badan, body feat, Tensi meter, Brangkar,
Mikroskop, dan pemeriksaan mounth dental chair (Profil Puskesmas jalan gedang,
2017).
Tabel. 1
Distribusi Frekuensi Pola Makan Ibu Hamil
Berdasarkan hasil tabel 1 di atas dapat diketahui bahwa dari 30 responden yang
dijadikan sampel, terdapat sebagian responden (50,0%) memiliki pola makan yang tidak
sehat.
Tabel. 2
Distribusi Frekuensi Kejadian Anemia pada Ibu Hamil
112
2018. Jurnal Keperawatan Silampari 1 (2) 108-122
Berdasarkan hasil tabel 2 di atas dapat diketahui bahwa dari 30 responden yang
dijadikan sampel, terdapat hampir sebagian kecil responden (26,7%) mengalami
anemia.
Tabel. 3
Hubungan Pola Makan dengan Kejadian Anemia
Kejadian Anemia
Pola Makan Anemia Tidak Anemia Total P-value
N % n % n %
Tidak Sehat 7 46,7 8 53,3 15 100,0 0,035
Sehat 1 6,7 14 93,3 15 100,0
Berdasarkan hasil tabel 3 diatas menunjukkan bahwa dari 15 responden yang pola
makan tidak sehat terdapat hampir sebagian besar responden (46,7%) mengalami
anemia, sedangkan dari 15 responden yang pola makan sehat terdapat hampir seluruh
responden (93,3%) tidak mengalami anemia. Hasil analisis bivariat menggunakan uji
statistik Chi-square (Fisher's Exact Test) didapat nilai p-value = 0,035 < α 0,05 berarti
signifikan maka Ho ditolak dan Ha diterima, yang menunjukan ada hubungan antara
pola makan dengan kejadian anemia pada ibu hamil.
PEMBAHASAN
Gambaran Pola Makan Ibu Hamil
Berdasarkan hasil tabel 1 di atas dapat diketahui bahwa dari 30 responden yang
dijadikan sampel, terdapat sebagian responden (50,0%) memiliki pola makan yang tidak
sehat.
Hal ini menunjukkan bahwa pola makan yang kurang baik saat kehamilan akan
menyebabkan asupan protein dan vitamin tidak sesuai dengan kebutuhan, metabolisme
tidak seimbang sehingga pembentukan Hb terhambat dan kebutuhan tubuh akan zat gizi
baik mikro maupun makro tidak terpenuhi, sehingga akan berakibat pada munculnya
berbagai masalah gizi dan anemia baik ringan, sedang maupun berat saat kehamilan
(Soetjiningsih, 2007).
Sejalan dengan teori menurut Nadeak (2011) pola makan adalah cara seseorang,
kelompok orang dan keluarga dalam memilih jenis dan jumlah bahan makanan yang
dimakan setiap hari oleh satu orang atau lebih dan mempunyai khas untuk satu
kelompok tertentu. Penanaman pola makan yang beraneka ragam makanan harus
dilakukan sejak bayi, saat bayi masih makan nasi tim, yaitu ketika usia baru enam bulan
ke atas, ibu harus tahu dan mampu menerapkan pola makan sehat. Selama masa hamil
atau menyusui ibu harus memperhatikan makanan yang dikonsumsi. Makanan bergizi
adalah makanan yang mengandung zat tenaga, zat pembangun, dan zat yang sesuai
dengan kebutuhan gizi. Makanan bergizi ini untuk memenuhi kebutuhan janin dan
meningkatkan produksi ASI (Soetjiningsih, 2012).
Kehamilan adalah suatu anugerah terindah yang diberikan oleh Tuhan kepada
setiap perempuan di dunia. Menjaga pola hidup sehat dan makanan bergizi adalah salah
satu cara untuk menjaga anugerah dari Tuhan. Pola makanan sehat dengan menu
seimbang sangat penting untuk perkembangan janin dalam kandungan. Tetapi kadang
kala calon ibu kurang memperhatikan hal tersebut. Padahal dengan cara itulah janin
dalam kandungan menjadi sehat sampai dengan bayi itu dilahirkan. Wanita sebagai
113
2018. Jurnal Keperawatan Silampari 1 (2) 108-122
calon ibu harus di dorong makan makanan yang banyak mengandung gizi. Karena pada
saat masa kehamilan kebutuhan akan kalsium, zat besi, dan asam folat meningkat
(Manuaba, 2010).
Pola makan ibu selama masa kehamilannya membutuhkan tambahan-tambahan
zat besi dan tambahan multivitamin, kebutuhannya akan zat besi hampir dua kali lipat.
Untuk mendapatkan lebih banyak manfaat zat besi ibu harus banyak konsumsi sayuran,
seperti buncis, artichoke, dan kacang merah, serta mengkombinasikan dengan makanan-
makanan yang mengandung vitamin C, seperti buah-buahan sitrusg, brokoli, paprika,
maupun stroberi. Hal ini disebabkan zat besi yang berasal dari tumbuhan tidak diserap
seefektif kandungan zat besi dari daging merah, ikan, dan daging unggas. Sehingga ibu
membutuhkan vitamin C yang berfungsi menyerap mineral ini (Sulistyoningsih, 2011).
Berdasarkan teori yang dikemukakan Manuaba (2010) pada kehamilan trimester
III janin mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat serta bahan
makanan sumber zat pembangun dan pengatur perlu diberikan lebih banyak
dibandingkan pada trimester II karena selain untuk pertumbuhan janin yang sangat
pesat, juga diperlukan ibu dalam persiapan persalinan. Dan walaupun nampaknya janin
mampu menyerap berbagai nutrisi dari ibunya, dengan adanya anemia kemampuan
metabolisme tubuh akan berkurang sehingga pertumbuhan dan perkembangan janin
dalam rahim akan terganggu Sumber besi adalah makanan hewani, seperti daging,
ayam, dan ikan. Sumber baik lainnya adalah telur, serealia tumbuk, kacang-kacangan,
sayuran hijau dan beberapa jenis buah. Disamping jumlah besi, perlu diperhatikan
kualitas besi di dalam makanan. Pada umumnya besi didalam daging, ayam dan ikan
mempunyai ketersediaan biologic sedang, dan besi di dalam sebagian besar sayuran,
terutama yang mengandung asam oksalat tinggi, seperti bayam mempunyai ketersediaan
biologik rendah. Sebaiknya diperhatikan kombinasi makanan sehari-hari, yang terdiri
atas campuran sumber besi berasal dari hewan tumbuh-tumbuhan serta sumber gizi lain
yang dapat membantu obsorpsi.
Hal ini dijelaskan oleh Arisman (2010) bahwa ibu hamil membutuhkan
keseimbangan antara protein dan lemak yang tertimbun dalam tubuh untuk
pertumbuhan ibu dan janin. Kebutuhan energi pada trimester III sebesar 350 kkal,
apabila dalam masa kehamilan seorang ibu tidak bisa memenuhi kebutuhan energinya
selama hamil, maka tidak dapat mencapai berat badan yang optimal. 5 responden
(10,1%) menjawab kurang setuju pada pernyataan no 6 yaitu ibu hamil perlu
mengkonsumsi makanan yang mengandung karbohidrat. bahan makanan yang menjadi
sumber karbohidrat berasal dari sereal, padi-padian, kentang, dan roti gandum.
Pemenuhan karbohidrat harus seimbangnya kepada energi tidak kurang atau lebih.
Asupan karbohidrat yang tidak mencukupi akan mengakibatkan tidak cukupnya glukosa
yang tersedia untuk menghasilkan energi. Protein hewani dapat meningkatkan
penyerapan zat besi dalam tubuh. protein merupakan salah satu zat gizi yang dibutuhkan
untuk penyerapan zat besi. Dengan rendahnya konsumsi protein maka dapat
menyebabkan rendahnya penyerapan zat besi oleh tubuh. Keadaan ini dapat
mengakibatkan tubuh kekurangan zat besi dan dapat menyebabkan anemia atau
penurunan kadar Hb. Asam organik, seperti vitamin C sangat membantu penyerapan
besi-nonhem dengan merubah bentuk feri menjadi fero. Bentuk fero lebih mudah
diserap. Vitamin C di samping itu membentuk gugus besi-askorbat yang tetap larut pada
pH lebih tinggi dalam duodenum. Oleh karena itu, sangat dianjurkan memakan
makanan sumber vitamin C tiap kali makan. Asam organi lain adalah asam sitrat. Asam
folat dikenal sebagai tambahan atau suplementasi dalam susu. Namun sebenarnya asam
114
2018. Jurnal Keperawatan Silampari 1 (2) 108-122
folat sendiri secara alami terkandung dalam makanan sehari-hari kita, seperti sayuran
hijau, hati, daging, kacang, biji dan sebagainya. Dan menurut tabel nutrisi makanan
Indonesia, kandungan asam folat yang tinggi terkandung dalam hati ayam, rumput laut,
kacang merah dan kacang kedelai (Arisman, 2010).
Vitamin A berperan dalam memobilisasi cadangan besi di dalam tubuh untuk
dapat mensintesa hemoglobin. Status vitamin A yang buruk berhubungan dengan
perubahan metabolisme besi pada kasus kekurangan besi. Vitamin A terdapat khusus di
dalam bahan makanan hewani seperti hati sapi, ayam, serta telur, sedangkan bahan
makanan nabati hanya mengandung provitamin A, yang disebut karoten terdapat di
wortel, bayam, kangkung, ubi rambat merah, jagung dan kacang hijau. Pola makan pada
ibu hamil harus terpenuhi yang mencakup zat gizi makro (karbohidrat, lemak, dan
protein) dan zat gizi mikro (vitamin dan mineral). hal ini menunjukan sebagian sudah
terwakili pada kuesioner pola makan. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang
dilakukan oleh Zulaikha (2015) yaitu sebagian besar mayoritas ibu hamil Trimester III
yang memiliki pola makan cukup sebanyak 15 orang (50,0%) (Manuaba, 2010).
115
2018. Jurnal Keperawatan Silampari 1 (2) 108-122
116
2018. Jurnal Keperawatan Silampari 1 (2) 108-122
117
2018. Jurnal Keperawatan Silampari 1 (2) 108-122
Hasil uji statistik menunjukan ada hubungan yang bermakna antara pola makan
dengan kejadian anemia pada ibu hamil, dengan nilai p-value = 0,019 < α 0,05.
Responden yang pola makan tidak sehat akan lebih beresiko mengalami anemia
daripada orang yang pola makan sehat. Hal ini karena salah satu penyebab anemia
adalah defisiensi zat besi karena pola makan tidak sehat dan pengaturan jumlah dan
jenis yang tidak sesuai dengan gizi seimbang ibu hamil.
Hasil penelitian didukung teori Rustam Mocthar (2006) yang mengatakan salah
satu faktor yang mempengaruhi ibu hamil mengalami anemia adalah karena pola makan
tidak sehat. Sebuah pola makan yang cukup selama kehamilan dapat membantu tubuh
mengatasi permintaan khusus karena hamil, serta memiliki pengaruh positif pada
kesehatan janin. Menurut Krisnatuti, D. (2008) makanan yang dikonsumsi ibu hamil
harus meliputi 6 kelompok yaitu makanan yang mengandung karbohidrat, lemak,
protein, vitamin, mineral dan air. Apabila masukan gizi pada ibu hamil tidak sesuai
dengan kebutuhan maka kemungkinan akan terjadi gangguan dalam kehamilan salah
satunya adalah anemia.
Pendapat Rustam, M. (2006) di atas sesuai dengan hasil penelitian di wilayah
kerja Puskesmas Jalan Gedang setengah responden dengan pola makan yang tidak sehat
dapat mengakibatkan tidak terpenuhinya kebutuhan gizi seimbang ibu hamil. Makanan
sehari-hari untuk ibu hamil harus terpenuhi secara kuantitas maupun kualitasnya serta
jadwal makan yang teratur guna memenuhi kebutuhan zat gizi yang digunakan untuk
fungsi normal tubuh, sebaliknya jika makanan yang dikonsumsi tidak terpenuhi secara
kuantitas maupun kualitasnya serta jadwal makan yang tidak teratur maka tubuh akan
mengalami kekurangan zat-zat gizi tertentu yang salah satu akibatnya adalah anemia
pada ibu hamil. Ibu hamil juga dianjurkan mengkonsumsi tablet Fe secara teratur untuk
mencegah terjadinya anemia. Hal ini dibuktikan dengan hasil tabulasi silang yang
dijelaskan pada tabel 3 bahwa terdapat hubungan antara pola makan dengan kejadian
anemia di wilayah kerja Puskesmas Jalan Gedang Kota Bengkulu.
Hasil penelitian sejalan dengan penelitian Suranto (2013) dengan judul hubungan
antara pola makan dengan terjadinya anemia pada ibu hamil di Puskesmas Dawe
Kecamatan Dawe Kabupaten Kudus, dengan hasil penelitian sebagian besar ibu hamil
memiliki kuantitas makanan dalam kategori kurang sebanyak (46,9%), sebagian besar
ibu jenis makanan kurang (50%), sebagian besar cara memasak makanan ibu hamil
dalam kategori kurang (46,9%), dan ada hubungan kuantitas, jenis makanan dan cara
memasak makanan dengan terjadinya anemia pada ibu hamil di Puskesmas Dawe
Kecamatan Dawe Kabupaten Kudus.
Dan didukung juga penelitian Pertiwi (2013) dengan judul hubungan antara pola
makan dengan kejadian anemia pada ibu hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Kerjo
Kabupaten Karanganyar, dengan hasil penelitian 49% ibu hamil memiliki kebiasaan
makan utama < 3 kali sehari, 16,3% ibu hamil mengkonsumsi kurang dari 5 jenis
makanan sehari, 36,7 ibu hamil mengalami anemia dan 63,3% tidak anemia, ada
hubungan antara frekuensi makan denga kejadian anemia (p=0,002), ada hubungan
antara jenis makanan dengan kejadian anemia (p=0,01), dan disimpulkan hasil
penelitian terdapat hubungan pola makan dengan kejadian anemia pada ibu hamil.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Sandrayayuk dkk, (2013) dengan
judul hubungan pola makan dengan kejadian anemia pada ibu hamil trimester III di
Puskesmas Pleret Bantul, dengan hasil ada hubungan pola makan dengan kejadian
anemia pada ibu hamil trimester III di Puskesmas Pleret Bantul. Dengan 43,3% ibu
hamil pola makan baik, 50% ibu hamil pola makan sedang, 6,7% ibu hamil pola makan
118
2018. Jurnal Keperawatan Silampari 1 (2) 108-122
kurang, 43,3% ibu hamil tidak anemia, 53,3% ibu hamil anemia ringan, 3,3 % ibu
hamil anemia sedang.
Pola makan pada responden yang kurang baik yaitu kebutuhan zat gizi makro
(karbohidrat, lemak, dan protein) ataupun mikro (vitamin dan mineral). tidak terpenuhi
sehingga berakibat pada munculnya berbagai masalah gizi dan anemia. Kejadian anemia
pada ibu hamil tidak hanya disebabkan oleh pola makan yang kurang baik, hal ini
dibuktikan dengan hasil penelitian yang menunjukan terdapat responden yang memiliki
pola makan cukup tetapi mengalami kejadian anemia sebanyak 12 orang (24,4%). Hal
ini menunjukan tidak hanya pola makan yang mempengaruhi terjadinya anemia tetapi
faktor lain seperti kurangnya kandungan vitamin B12, protein, dan Asam Folat dalam
makanan yang dikonsumsi serta kekurangan kalsium yang diperlukan untuk
pertumbuhan tulang dan gigi. Saat hamil, kalsium di dalam tubuh ibu akan diserap oleh
janin, terutama bila ia tidak mendapatkannya dari makanan. Sehingga ibu hamil harus
memilih susu berkalsium tinggi yang non-fat atau low-fat. Yoghurt, keju, butter, dan es
krim juga bisa jadi sumber kalsium yang baik yang dapat memenuhi kebutuhan ibu
selama kehamilannya.
Hal ini sejalan dengan teori Tarwoto, Wasnindar (2010) yang menyatakan salah
satu klasifikasi anemia yaitu anemia megaloblastik. Anemia megaloblastik adalah
anemia yang disebabkan kekurangan vitamin B12, Asam Folat dan gangguan sintesis
DNA. Jenis makanan yang mengandung vitamin B12 dan Asam Folat berupa kacang-
kacangan, buah-buahan dan sayuran.
SIMPULAN
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut :
Sebagian besar responden ibu hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Jalan Gedang
Kota Bengkulu mempunyai pola makan tidak sehat. Sebagian kecil responden ibu hamil
di Wilayah Kerja Puskesmas Jalan Gedang Kota Bengkulu mengalami anemia. Ada
hubungan antara pola makan dengan kejadian anemia pada ibu hamil di Wilayah Kerja
Puskesmas Jalan Gedang Kota Bengkulu Tahun 2017.
SARAN
1. Akademik. Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi referensi bagi mahasiswa
keperawatan dalam proses pembelajaran dikelas dan menjadi bekal penyuluhan
kesehatan ketika anak praktik dilapangan dan kepada pihak akademik juga
diharapkan dapat menyediakan serta melangkapi buku-buku tentang pola makan
yang sehat pada ibu hamil, sehingga dapat menjadi bahan referensi bagi mahasiswa.
2. Bagi peneliti selanjutnya. Diharapkan agar dapat menyempurnakan penelitian ini
dengan menambah variabel lain dan dengan menambahkan faktor-faktor lainnya
yang dapat menyebabkan anemia seperti faktor paritas dan usia ibu hamil ataupun
meneliti variabel lainnya yang lebih bervariasi dan mencakup penelitian yang lebih
luas dengan metode penelitian yang berbeda terutama yang berhubungan dengan
kejadian anemia pada ibu hamil sehingga penelitian dapat terus di kembangkan.
3. Puskesmas. Diharapkan petugas KIA dan gizi agar dapat meningkatkan penyuluhan,
konseling kesehatan pada ibu hamil dan pasangan usia subur. dalam melakukan
promosi kesehatan khususnya promosi pada ibu hamil lebih menekankan pada
perubahan-perubahan yang terjadi pada ibu hamil khususnya promosi anemia ibu
hamil dan cara meminum tablet zat besi salah satunya dengan sosialisasi pentingnya
konsumsi tablet zat besi yang tepat, makan makanan yang mengandung sumber zat
119
2018. Jurnal Keperawatan Silampari 1 (2) 108-122
besi, dan pentingnya vitamin C untuk meningkatkan penyerapan tablet zat besi di
dalam tubuh.
4. Bagi Responden. Rutin memeriksakan kehamilan dan cek kadar Hb darah minimal
sebulan sekali datang kepusat pelayanan kesehatan selama proses kehamilannya serta
meningkatkan konsumsi tablet Fe dan asam folat selama kehamilan supaya terhindar
dari kondisi penyakit anemia.
120
2018. Jurnal Keperawatan Silampari 1 (2) 108-122
DAFTAR PUSTAKA
Alimul, H. (2010). Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah. Jakarta: Salemba
Medika
Amirudin. (2007). Faktor Resiko Kejadian Anemia pada Ibu Hamil. Makasar: FKM UH
Arikunto, S. (2009). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta
Arisman. (2010) Gizi Daur Kehidupan. Jakarta: ECG
. (2007). Buku Ajar Maternal Neonatal. Jakarta: YBP-SP
Chaaeril, A. R., Hidayat, A. (2017). Hubungan Pola Makan dengan Kejadian Anemia
pada Ibu Hamil Trimester III di Puskesmas Jetis Kota Yogyakarta. Naskah
Publikasi
Depkes RI. (2010). Panduan Makan Untuk Hidup Sehat. Jakarta: Depkes RI
Dinkes Kota Bengkulu. (2017). Profil Dinkes Kota Bengkulu. Bengkulu: Dinkes Kota
Bengkulu
Irianto, K. (2012). Anatomi dan Fisiologi. Bandung: Alfabeta
Istiarti, M. (2012). Menanti Buah Hati. Yogyakarta: Media Persindo
Kasdu, D. (2008). Gizi Ibu Hamil Agar Bayi Cerdas. Jakarta: Bina Citra
Keisnawati., Yanti, D. A. M., Sulistianingsih, A. (2015). Faktor-Faktor Terjadinya
Anemia pada Ibu Primigravida di Wilayah Kerja Puskesmas Tahun 2015. STIKES
Peringsewu Lampung
Kementrian Kesehatan RI. (2015). Buku Ajar Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta: Pusat
Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan
Kristiyanasari, W. (2010). Gizi Ibu Hamil. Yogyakarta: Nuha Medika
Lalage. (2013). Menghadapi Kehamilan Beresiko Tinggi. Yogyakarta: Abata Pess
Sandrayayuk, M, Benny, W, Jolie S. (2013). Hubungan Status Gizi dengan Kejadian
Anemia pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Tuminting Kec. Tuminting
Kota Manado. Ejournal Keperawatan
Manuaba, IBG. (2010). Ilmu Kesehatan, Penyakit Kandungan dan Keluarga
Berencana. Jakarta: EGC
. (2010). Gizi dalam Daur Kehidupan. Jakarta: EGC
. (2010). Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta : EGC
Manuaba, I.B.G. (2015). Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga
Berencana untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC
Manoe, M. (2010). Anemia dalam Kehamilan, Residen Divisi Fetomaternal Bagian
Obstetri dan Ginekologi. Makasar: Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin.
(diakses tanggal 13 Oktober 2017), diunduh dari http://med.unhas.ac.id/obgin)
Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta
Noverstiti, E. (2012). Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Anemia pada
Ibu Hamil Trimester III di Wilayah Kerja Puskesmas Air Dingin Kota Padang
tahun 2012. STIKES Peringsewu Lampung
Nugraheny, E. (2009). Asuhan Kebidanan Pathologi. Yogyakarta: Pustaka Rihama
Prasetyono. (2009). Mengenal Menu Sehat Ibu Hamil. Jogjakarta: Diva Press
Price, SA. (2006). Patofisiologi. Jakarta: EGC
Proverawati, Asfuah, T. (2013). Anemia dan Anemia Kehamilan. Yogyakarta: Nuha
Medika
Puskesmas Sawah Lebar (2015). Profil Kesehatan Puskesmas Sawah Lebar. UPT
Puskesmas Sawah Lebar: Bengkulu
Proverawati, A. (2011). Anemia dan Anemia Kehamilan. Yogyakarta: Nuha Medika
121
2018. Jurnal Keperawatan Silampari 1 (2) 108-122
122