9.+Ana+Nistiandani+162-170
9.+Ana+Nistiandani+162-170
Ana Nistiandani, Mulia Hakam, Jon Haffan Sutawardana, Nur Widayati, Siswoyo,
Fandi Ahmad Kurniawan
Fakultas Keperawatan, Universitas Jember, Jember, Indonesia
email: nistiandani@unej.ac.id
Abstrak
Ulkus diabetik adalah komplikasi DM yang paling sering terjadi. Angka mortalitas diabetisi
dengan ulkus diabetik juga semakin meningkat, sehingga dibutuhkan strategi pencegahan untuk
mengidentifikasi risiko. Tujuan penelitian adalah teridentifikasi diabetisi yang berisiko
mengalami ulkus diabetikum berbasis Diabetic Foot Screening di wilayah Kabupaten Jember.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jumlah sampel sebesar 100
responden. Teknik sampling yang digunakan adalah multistage random sampling. Instrumen
yang digunakan dalam penelitian Michigan Diabetic Neuropathy Score (MDNS), Michigan
Neuropathy Screening Instrument (MNSI), Ipswich Touch Test (IpTT) dan Monofilament Test.
Alat pengumpulan data berupa ceklist yang telah disesuaikan dengan diabetic foot screening,
tensimeter aneroid, dan stetoskop. Penelitian ini dianalisis secara univariat, ditampilkan dalam
bentuk tabel distribusi frekuensi. Hasil penelitian memberikan gambaran identifikasi risiko
ulkus diabetik berdasarkan nilai neuropathy perifer diabetik, nilai ankle brachial index (ABI),
deformitas pada kaki, gangguan mobilisasi, kuku patologis, riwayat ulkus dan amputasi.
Diabetisi memiliki risiko ulkus diabetik dengan kategori rendah sebanyak 41 diabetisi (41%),
risiko sedang sebanyak 56 diabetisi (56%) dan kategori risiko tinggi sebanyak 2 diabetisi (2%).
Diabetisi di Kabupaten Jember memiliki risiko ulkus diabetik. Identifikasi risiko terjadinya
ulkus diabetik dibutuhkan oleh diabetisi sebagai rujukan untuk melakukan tindakan preventif
agar tidak terjadi perburukan komplikasi dari DM.
Kata kunci: diabetic foot screening, DM tipe 2, ulkus diabetik
Abstract
The most common complication of diabetes is diabetic ulcers. The mortality rate of people with
diabetes who have diabetic ulcers is also increasing, prevention strategies to identify risks are
required. The study sought to identify diabetics in Jember that were at risk of developing
diabetic ulcers. With a sample size of 100 respondents, this study takes a quantitative approach.
The sampling technique used is multistage random sampling. The instruments used were
Michigan Diabetic Neuropathy Score, Michigan Neuropathy Screening Instrument, Ipswich
Touch Test, and Monofilament Test. Data collection are a checklist form that has been adjusted
to the diabetic foot screening, aneroid sphygmomanometer, and stethoscope. This was analyzed
univariately and displayed as a frequency distribution table. The results provide an overview of
ulcer risk identification based on diabetic peripheral neuropathy values, ankle-brachial index
values, foot deformities, impaired mobilization, pathological nails, history of ulcers, and
amputations. Diabetes patients have a low risk of diabetic ulcers 41 people (41%), a moderate
risk 56 people (56%), and a high risk 2 people (2%). Diabetics in Jember are at risk of
developing diabetic ulcers. Identifying the risk of diabetic ulcers is necessary for people with
diabetes to take prevention.
Keywords: diabetic foot screening, DM type 2, diabetic ulcer
-162-
Ana Nistiandani et al., Identifikasi Risiko Terjadinya Ulkus Diabetik Berbasis Diabetic Foot Screening
pada Pasien DM Tipe 2
-163-
Ana Nistiandani et al., Identifikasi Risiko Terjadinya Ulkus Diabetik Berbasis Diabetic Foot Screening
pada Pasien DM Tipe 2
dan tabel gambaran tingkat risiko ulkus kuku patologis, tingkat neuropati, nilai ABI,
diabetik. Tabel karakteristik responden deformitas, dan gangguan mobilisasi. Tabel
(tabel 1) terdiri dari usia, jenis kelamin, lama gambaran tingkat risiko ulkus diabetik (tabel
menderita DM, hasil kadar gula darah 2) dibagi menjadi risiko rendah, sedang, dan
sewaktu, riwayat merokok, riwayat dan jenis tinggi.
penyakit penyerta, riwayat DFU, kondisi
-165-
Ana Nistiandani et al., Identifikasi Risiko Terjadinya Ulkus Diabetik Berbasis Diabetic Foot Screening
pada Pasien DM Tipe 2
hipertensi karena hormon insulin juga Penyebab terbanyak dari luka diabetes
meningkatkan retensi natrium di ginjal dan yaitu neuropati perifer. Kerusakan pada saraf
meningkatkan aktivitas saraf simpatik sensorik menyebabkan pasien tidak sadar jika
sehingga menyebabkan kenaikan tekanan kakinya terkena benda tajam atau terluka.
darah (Meidikayanti, 2017). Seseorang yang Kerusakan saraf otonom mengakibatkan
mengalami DM dengan komplikasi hipertensi produksi kelenjar keringat dan minyak
akan memperbesar kemungkinan terjadi menjadi terhambat sehingga kulit kering dan
neuropati perifer karena ketidakefektifan pecah-pecah. Hal inilah yang membuat bakteri
menjaga kseimbangan kadar gula darah akibat masuk ke dalam kulit dan mengakibatkan
penyempitan pemuluh darah (Nistiandani et infeksi. Selain itu kerusakan saraf motorik
al., 2019). mengakibatkan perubahan bentuk kaki dan
Penelitian ini menunjukkan bahwa titik tekan kaki sehingga lama-kelamaan
sebanyak 22 orang (22%) pernah mengalami membentuk kalus, jika tidak ditipiskan
ulkus diabetikum. Ulkus diabetikum atau semakin lama akan mengalami inflamasi
gangren adalah kematian sel dan jaringan yang (Djamaludin et al., 2019).
disebabkan oleh penyumbatan pembuluh Masalah pada neuropati perifer ini
darah karena adanya mikroembolietero mempengaruhi kerusakan pada saraf motorik
thrombosis akibat gangguan vaskular perifer yang menyebabkan atrofi otot, deformitas kaki
yang diakibatkan leh diabetes melitus (Lellu, dan penyebaran tekanan yang tidak merata
2021). Komplikasi yang muncul pada pasien sehingga dapat menyebabkan ulkus. Ulkus
DM tipe 2 disebabkan oleh penatalaksanaan yang tidak ditangani secara tepat akan
yang buruk seperti pengobatan, diet dan lain menyebabkan cacat permanen seperti
sebagainya (Putri, 2020). amputasi (Nistiandani et al., 2021).
Penelitian ini menunjukkan bahwa
mayoritas responden mempunyai kuku Tabel 2. Gambaran Tingkat Risiko Ulkus
patologis yaitu fungi sebanyak 45 orang Kaki Diabetes Pasien DM Tipe 2
(45%). Infeksi kuku atau jamur sering terjadi
diantara penderita DM dan biasanya Persentase
Hasil Penilaian Frekuensi
mempengaruhi kuku kaki. Perubahan warna (%)
putih/kuning/kehijauan dan penebalan pada Risiko Rendah 42 42
ujung kuku menyebar secara bertahap pada Risiko Sedang 56 56
Risiko Tinggi 2 2
seluruh kuku yang mungkin tebal dan rapuh.
Kuku yang terdistorsi bisa menjadi tajam Total 100 100
atau patah dan dapat menularkan jari-jari
kaki yang lain. Onikomikosis perawatannya Tabel 2 menunjukkan bahwa seluruh
panjang dan menantang sehigga perlu diabetisi yang menjadi responden memiliki
mengidentifikasi tanda-tanda awal untuk risiko ulkus kaki diabetes. Pada kategori
memungkinkan perawatan segera (Hillson, risiko rendah terdapat 41 diabetisi (41%),
2017). Jenis jamur Candida albicans pada risiko sedang terdapat 56 diabetisi
biasanya mengenai bagian kuku, mulut dan (56%) dan pada kategori risiko tinggi
kulit pasien DM. Infeksi Candida albicans terdapat 2 diabetisi (2%).
ini dapat dipengaruhi oleh faktor endogen Mayoritas reponden pada penelitian
dan faktor eksogen (Salmiati et al., 2021). ini mempunyai risiko ulkus kaki diabetes
Neuropati diabetik merupakan salah sedang sebanyak 56%). Risiko ulkus kaki
satu komplikasi umum yang ditemukan pada diabetes ini dinilai dari beberapa unsur yaitu
penderita DM. Neuropati perifer merupakan neuropati perifer, gangguan vaskular perifer,
bentuk neruropati diabetik yang paling riwayat ulkus, riwayat amputasi, deformitas,
sering muncul pada pegertian DM. Pasien gangguan mobilisasi dan kondisi kuku
DM yang mengalami komplikasi neuropati patologis.
perifer dapat memiliki kualitas hidup yang Komplikasi vaskuler jangka panjang
rendah deteksi dini neuropati perifer yang dari DM melibatkan pembuluh darah kecil,
baik secara signifikan dapat mengurangi mikroangiopati dan pembuluh darah sedang
morbiditas akibat neuropati perifer (Putri, dan besar sampai terjadi makroangiopati.
2019). Perubahan biokimia jaringan saraf akan
mengganggu kegiatan metabolik sel-sel
-166-
Ana Nistiandani et al., Identifikasi Risiko Terjadinya Ulkus Diabetik Berbasis Diabetic Foot Screening
pada Pasien DM Tipe 2
Schwann dan menyebabkan hilangnya terutama saat terjadi infeksi luka (Sari et al.,
akson. Pada tahap dini perjalanan neuropati, 2021). Kondisi penderita DM yang
kecepatan konduksi motorik akan berkurang. mengalami akan kehilangan anggota
Selanjutnya akan timbul nyeri, parestesia, tubuhnya karena amputasi harus menerima
berkurangnya sensasi getar dan propioseptik berbagai ancaman dan tantangan yang
serta gangguan motorik dengan hilangnya berkembang, dimana mempengaruhi fungsi
refleks tendon dalam, kelemahan otot dan fisik psikologis dan sosial (Ruri, 2017).
atrofi yang berisiko tinggi menjadi penyebab Manajamen diabetes yang tidak teratur
terjadinya lesi yang kemudian berkembang mengakibatkan kadar gula darah yang tidak
menjadi ulkus diabetes (Embuai et al., terkendali. Kadar gula darah yang tinggi ini
2019). Ketika terjadi gangguan vaskuler mengakibatkan terjadinya ulkus diabetikum.
perifer hal ini ditandai dengan sirkulasi yang Luka pada pasien DM sulit mengering dan
buruk yang menyebabkan lamanya tertutup maka kemungkinan untuk
kesembuhan luka gangren (Negara, Jaya and terkontaminasi dan terinfeksi tinggi. Bila
Sutjana, 2019). berlanjut kondisi ini dapat memicu terjadinya
Pada pasien DM, komplikasi yang pembusukan jaringan dan atau infeksi yang
paling serius adalah masalah kaki. Masalah akan menyebar dan perlu dilakukannya
kaki merupakan masalah yang serius dan amputasi untuk menyelamatkan nyawa pasien
membutuhkan biaya yang besar bagi pasien, (Sensusiati, 2021).
serta perawatan yang ekstra. Ulkus kaki Faktor risiko untuk berkembangnya
diabetik merupakan salah satu komplikasi ulkus diabetikum salah satunya adalah
diabetes yang berhubungan langsung dengan deformitas kaki (Ramayani, 2016). Deformitas
morbiditas utama, mortalitas, dan penurunan kaki merupakan faktor risiko terjadinya ulkus
kualitas hidup serta merupakan komplikasi kaki diabetes. Kelainan bentuk kaki struktural
diabetes mellitus yang paling serius. dapat mengakibatkan ulserasi plantar.
Prevalensi kejadian kejadian kaki diabetik Kelainan bentuk yang sering terjadi pada kaki
masih terus meningkat. Penyakit kaki diabetes seperti hallux valgus dan hammer toe.
diabetik memiliki beberapa patologi, Jenis deformitas dalam yaitu kalus atau
terutama neuropati perifer diabetik dan penebalan kulit yang timbul pada bagian yang
penyakit arteri perifer yang mengakibatkan mengalami penekanan terus-menerus, kutil,
ulserasi kaki (Utami et al., 2019). flat foot (Susanti, 2021). Deformitas
Penyembuhan luka pada pasien berdampak pada kesulitan untuk melakukan
diabetes berlangsung lama sampai terjadi mobilasasi.
ulkus diabetikum. Makrofag dan neutrofil Berdasarkan penjelasan tersebut,
merupakan agen esensial dalam diabetisi mayoritas mengalami risiko ulkus
penyembuhan luka, terutama pada tahap diabetic sehingga dibutuhkan adanya upaya
inflamasi yang mendasari semua langkah preventif lanjutan selain dari identifikasi awal.
selanjutnya. Pada pasien DM, fungsi ini Penatalaksanaan pencegahan risiko ulkus
terganggu karena masalah perfusi. diabetik dapat dilakukan dengan latihan
Kekurangan oksigen dapat meningkatkan mobilisasi. Latihan mobilisasi ini bertujuan
jumlah bakteri dan mengganggu proses untuk memperbaiki sirkulasi darah,
pembentukan kolagen yang pada akhirnya memperkuat otot-otot kecil, mencegah
menyebabkan kejadian infeksi menjadi lebih deformitas, meningkatkan kekuatan otot betis
lama. Pada ulkus kaki diabetik, terjadi dan paha, serta mengatasi keterbatasan gerak
peningkatan protease yang dilepaskan oleh sendi. Latihan mobilisasi bawah dilakukan
neutrofil dan sitokinin proinflamasi yang setelah pasien beraktivitas atau turun dari
dilepaskan oleh makrofag selama fase tempat tidur (Dwi et al, 2017).
inflamasi (Sari et al., 2021). Penatalaksanaan lain yang dapat
Luka terbuka dapat menghasilkan gas dilakukan juga adalah dengan perawatan kaki
gangren yang menyebabkan osteomielitis. pada pasien DM. Perawatan kaki dan kuku
Gangren adalah penyebab utama terjadinya perlu dilakukan secara rutin untuk mencegah
amputasi. Komplikasi yang terjadi pasien infeksi, bau kaki dan cidera jaringan lunak.
DM membuat mereka rentan mengalami Pasien DM harus patuh dalam melakukan
amputasi (Fitria et al., 2017). Ulkus kaki perawatan kaki untuk mengurangi risiko
diabetik dapat menyebabkan amputasi, terjadinya ulkus pada kaki (Ashari, 2020).
-167-
Ana Nistiandani et al., Identifikasi Risiko Terjadinya Ulkus Diabetik Berbasis Diabetic Foot Screening
pada Pasien DM Tipe 2
-168-
Ana Nistiandani et al., Identifikasi Risiko Terjadinya Ulkus Diabetik Berbasis Diabetic Foot Screening
pada Pasien DM Tipe 2
Gula Darah Puasa pada Pasien Diabetes Brachial Index dan Diabetic Peripheral
Melitus Tipe 2 di Klinik Pratama Rawat Neuropathy pada Pasien Diabetes
Jalan Proklamasi, Depok, Jawa Barat, Melitus Tipe II di Poliklinik Penyakit
Jurnal Kesehatan Kusuma Husada, 41– Dalam RSU Negara, Bali Health
50. doi: 10.34035/jk.v11i1.412. Journal, 3(1), 1–5. doi:
Kurdi, F. et al. (2020) ‘Stress Pasien Dengan 10.34063/bhj.v3i1.39.
Ulkus Kaki Diabetikum di Al Hijrah Nistiandani, A. et al. (2019). Characteristic of
Wound Care Center Jombang’, Jurnal Demographic Neuropathy Diabetic
Ilmiah Keperawatan (Scientific Journal Perifer in The Agriculture Area
of Nursing), 6(1), 128–136. doi: Indonesian Journal of Nursing and
10.33023/jikep.v6i1.577. Midwifery Characteristic Of
Lavdaniti, M. (2020). The Impact of Smoking Demographic Neuropathy Diabetic
on Individuals with Diabetes Type 2, Perifer in The Agriculture Area 202,
International Journal of Caring JNKI, 7(3), 201–210.
Sciences, 13(3), 2304–2308. Nistiandani, A., Rondhianto, R. and Fakhrur
Lellu, A. (2021). Analisis Hubungan Kadar Rozsy, M. (2021). Overview of Motor
Glukosa Darah dengan Terjadinya Nerve Damage in People with Diabetes
Gangren pada Pasien Diabetes Melitus Mellitus, Nursing and Health Sciences
Tipe II Di RSUD Batara Guru Belopa Journal (NHSJ), 1(3), 242–248. doi:
Tahun 2021, Kesehatan Luwu Raya, 10.53713/ nhs.v1i3.83.
8(1), 51–55. Pamungkas, R. Adi and Usman, A. M. (2021).
Lintang, A. A. et al. (2020). Hubungan Antara Panduan Praktis Screening Risiko
Lama Menderita Diabetes Melitus Tipe Diabetes. Edited by I. Listiyawati and
2 dengan Kejadian Peripheral Arterial K. Rosyidi. Bondowoso: KHD
Disease pada Pasien Diabetes Melitus Production.
Tipe 2 di Puskesmas Kedaton Kota PERKENI. (2019). Pencegahan dan
Bandar Lampung, Jurnal Medula, 9(2), Pengelolaan Diabetes Mellitus Tipe 2
379–384. Dewasa di Indonesia 2019. PB
Mayasari, N. M. E., Tanzila, R. A. and PERKENI.
Anindhita, W. N. S. (2019). Lama PERKUMPULAN ENDOKRINOLOGI
Menderita Diabetes Melitus Tipe 2 INDONESIA (PERKENI). (2021).
terhadap Jarak yang Ditempuh Selama Pedoman Pengelolaan dan Pencegahan
Six Minute Walk Test Pendahuluan Diabetes Melitus Tipe 2 di Indonesia,
Metode, Syuifa’ Medika, 9(2), 65–69. PB PERKENI. Available at:
Meidikayanti, W. and Wahyuni, C. U. (2017). www.ginasthma.org.
Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Putri, N. A. and Notobroto, H. B. (2020).
Kualitas Hidup Diabetes Melitus Tipe 2 Status Kelangsungan Hidup Penderita
di Puskesmas Pademawu, Jurnal Diabetes Melitus Dengan Komplikasi
Berkala Epidemiologi, 5(2), 240–252. Hiperglikemi, Ketoasidosis, dan
Milita, F., Handayani, S. and Setiaji, B. Gangrene, 8(1), 72–80. doi:
(2021). Kejadian Diabetes Mellitus 10.20473/jbe.v8i12020.
Tipe II pada Lanjut Usia di Indonesia Putri, R. N. and Waluyo, A. (2019). Faktor
(Analisis Riskesdas 2018), Jurnal Risiko Neuropati Perifer Diabetik Pada
Kedokteran dan Kesehatan, 17(1), 9– Pasien Diabetes Melitus Tipe 2:
20. Tinjauan Literatur, Jurnal Keperawatan
Mossori, M. S. and Milnerowicz, H. (2017). Abdurrab, 3(2), 17–25. doi:
The Impact of Smoking on The 10.36341/jka.v3i2.839.
Development of Diabetes and Its Rahmatia, S. et al. (2020). Studi Literatur
Complications, Diabetes & Vascular Hubungan Stres dengan Penerimaan
Disease Research, 14(4), 265–276. Diri Pada Pasien Ulkus Diabetik, Media
Negara, N. L. G. A. M., Jaya, I. P. P. and Keperawatan: Politeknik Kesehatan
Sutjana, I. D. P. (2019). Pengaruh Makassar, 11(2), 59. doi:
Senam Kaki Diabetik terhadap Ankle- 10.32382/jmk.v11i2.1899.
-169-
Ana Nistiandani et al., Identifikasi Risiko Terjadinya Ulkus Diabetik Berbasis Diabetic Foot Screening
pada Pasien DM Tipe 2
-170-