Anda di halaman 1dari 13

ANALISIS FAKTOR PENYEBAB KEKURANGAN GIZI

PADA ANAK ANAK


(MAKALAH)

Untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia

Dosen Pengampu:
Dr. Izhar, M.Pd

Disusun Oleh:
NAMA : Melya Sri Ulfa
NIM : 2023206203148

PRODI S1 KEPERAWATAN FAKULTAS KESEHATAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG
TA. 2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat-Nya yang
telah memungkinkan saya menyelesaikan makalah ini. Saya juga ingin
mengungkapkan terima kasih kepada bapak Dr.Izhar,M.Pd selaku dosen
pengampu mata kuliah Bahasa indonesia

Saya berharap agar makalah ini dapat memberikan pengetahuan dan pengalaman
yang bermanfaat bagi para pembaca.

Sebagai penyusun, saya sadar bahwa makalah ini mungkin masih memiliki
kekurangan karena keterbatasan pengetahuan saya.

Oleh karena itu, saya sangat menghargai setiap kritik dan saran yang membangun
yang dapat diberikan oleh pembaca demi meningkatkan kualitas makalah ini

.Makalah saya berjudul " Analisis Faktor Penyebab Kekurangan Gizi


Pada Anak Anak" telah selesai berkat dukungan dari banyak pihak.

Pringsewu, desember 2023

penyusun

ii
DAFTAR ISI

COVER ............................................................................................................ i

KATA PENGANTAR..................................................................................... ii

DAFTAR ISI ................................................................................................... iii

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ....................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah................................................................................... 4

C. Tujuan ....................................................................................................... 4

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB III METODE

BAB IV PEMBAHASAN

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................................... 9

B. Saran ........................................................................................................ 9

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Masalah gizi muncul akibat masalah ketahanan pangan ditingkat rumah
tangga (kemampuan memperoleh makanan untuk semua anggotanya),
masalah kesehatan dan kemiskinan. Indonesia mengalami masalah gizi
ganda yang artinya sementara masalah gizi kurang belum dapat diatasi
secara menyeluruh sudah muncul masalah baru.Sekarang ini masalah gizi
mengalami perkembangan yang sangat pesat,Malnutrisi masih saja
melatarbelakangi penyakit dan kematian anak, meskipun sering luputdari
perhatian.Gizi seseorang dapat dipengaruhi terhadap prestasi kerja dan
produktivitas. Pengaruh giziterhadap perkembangan mental anak. Hal ini
sehubungan dengan terhambatnya pertumbuhan sel otak yang terjadi pada
anak yang menderita gangguan gizi pada usia sangat muda bahkan dalam
kandungan. Berbagai faktor yang secara tidak langsung mendorong
terjadinyagangguan gizi terutama pada balita. Ketidaktahuan akan
hubungan makanan dan kesehatan,prasangka buruk terhadap bahan
makanan tertentu, adanya kebiasaan/pantangan yangmerugikan, kesukaan
berlebihan terhadap jenis makanan tertentu, keterbatasan
penghasilankeluarga, dan jarak kelahiran yang rapat.
Adapun faktor yangmendorong terjadinyagizi buruk terutama pada
anak.Dengan ketidaktahuan akan hubungan makanan dan
kesehatan,prasangka buruk terhadap bahan makanan tertentu, adanya
kebiasaan/pantangan yangmerugikan, kesukaan berlebihan terhadap jenis
makanan tertentu,keterbatasan penghasilankeluarga, dan jarak kelahiran
yang rapat. Kemiskinan masih merupakan bencana bagi jutaan manusia.
Sekelompokkecil penduduk dunia berpikir “hendak makan dimana”
sementara kelompok lainmasih berkutat memeras keringat untuk
memperoleh sesuap nasi. Dibandingkan orang dewasa, kebutuhan akan

1
zatgizi bagi bayi, balita, dan anak-anak boleh dibilang sangat kecil.
Namun, jika diukurberdasarkan % (persen) berat badan, kebutuhan akan
zat gizi bagi bayi, balita, dan anak-anak ternyata melampaui orang dewasa
nyaris dua kali lipat.

B. Rumusan Masalah
Jelaskan tentang Analisis Faktor Penyebab Kekurangan Gizi
Pada Anak Anak

C. Tujuan
Tujuan makalah ini adalah untuk mengetahui Analisis Faktor Penyebab
Kekurangan Gizi Pada Anak Anak

2
BAB II

TINJAUAN TEORI

Menurut (Santoso, Soegeng, Ranti, Anne Lies.2004) gizi adalah suatu proses
organisme menggunakan yang dikonsumsi secara normal melalui proses digesti,
absorbsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang
tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi
normal dari organ-organ serta menghasilkan energi. Gizi buruk merupakan suatu
gangguan pada tubuh yang diakibatkan kekurangan asupan gizi atau kesalahan
persepsi para orangtua akan kandungan gizi pada makanan.

A. Faktor yang Menyebabkan Terjadinya Gizi Buruk

Menurut (Arisman. 2004), anak mengalami gizi buruk karena disebabkan


oleh beberapa faktor, diantaranya; (a) ekonomi yaitu masalah ekonomi
yang rendah merupakan salah satu faktor yang sangat dominan dialami
oleh banyak keluarga. Dalam mencukupi kebutuhan gizi anak banyak
orangtua yang merasa kesulitan, penyebabnya adalah keadaan ekonomi
yang lemah, penghasilan dari pekerjaan kurang mencukupi dan harga dari
bahan makanan yang mahal. Padahal, masa kritis gizi buruk yang dialami
anak terjadi pada usia antara 1 sampai 3 tahun.; (b) sanitasi yaitu kondisi
sanitasi yang kurang baik di rumah dapat berimbas pada kondisi kesehatan
anggota keluarga, terlebih anak-anak. Buruknya sanitasi juga dapat
mencemari beberapa bahan makanan yang akan diolah menjadi masakan.;
(c) pendidikan orangtua yaitu orangtua seharusnya mempunyai
pengetahuan yang lebih mengenai pentingnya asupan gizi yang cukup bagi
anak. Rendahnya tingkat pendidikan orangtua sehingga mereka tidak
mampu untuk menyediakan jumlah gizi yang dibutuhkan anak. “Ibu
merupakan kunci dari pemenuhan gizi anak-anak, dan kunci untuk
mengatasi gizi buruk,” ujar Saptawati. Orangtua yang tidak tahu mengenai
pentingnya asupan gizi bagi anak akan cenderung untuk acuh dan

3
menganggapnya tidak penting.; (d) perilaku orangtua yaitu banyak dari
orangtua yang beranggapan bahwa dirinya adalah yang paling tahu,
sebenarnya mereka masih memerlukan bantuan bimbingan dari para ahli
gizi dan medis untuk mengatasi permasalahan kesehatan dan gizi yang
dialaminya. “Ada persepsi yang salah dari para orangtua ketika mereka
datang ke posyandu. Seringkali mereka malas datang karena takut
diceramahi dan dimarahi dokter tentang masalah gizi,” kata Saptawati.
Perilaku dan pola pikir orang tua yang seperti itu menyebabkan anak
selalu dalam kondisi gizi buruk dan anak menjadi lebih rentan terhadap
sakit.

2. Masalah pada Anak yang Mengalami Gizi Buruk

Menurut (Moehji, Sjahmien. 1999) penampilan anak-anak penderita gizi


buruk umumnya sangat khas, terutama bagianperut yang menonjol. Berat
badannya jauh di bawah berat normal. Edemastadium berat maupun ringan
biasanya menyertai penderita ini. Beberapa ciri lain yang menyertai
di antaranya sebagai berikut a) perubahan mental menyolok yaitu banyak
menangis pada stadium lanjut anak terlihat sangat pasif, b) penderita
nampak lemah dan ingin selalu terbaring, c) anemia, d) diare dengan feses
cair yang banyak mengandung asam lakat karena berkurangnya produksi
laktase dan enzim penting lainnya, e) kelainan kulit yang khas, dimulai
dengan titik merah menyerupai petechia (perdarahan kecil yang timbul
sebagai titik berwarna merah keunguan, padakulit maupun selaput lendir,
Red.) yang lambat laun kemudian menghitam setelah mengelupas terlihat
kemerahan dengan batas menghitam yaitu kelainan inibiasanya dijumpai
di kulit sekitar punggung, pantat, dan sebagainya, f) pembesaran hati yaitu
akan saat rebahan, pembesaran ini dapat diraba dari luartubuh, terasa licin
dan kenyal.

Menurut (Ibnu, dkk. 2001) akibat kekurangan gizi, maka simpanan zat gizi
pada tubuh digunakan untuk memenuhi kebutuhan apabila keadaan ini

4
berlangsung lama maka simpanan zat gizi akan habis dan akhirnya terjadi
kemerosotan jaringan. Pada saat ini orang bias dikatakan malnutrisi.
Seseorang yang gizi buruk oleh rendahnya konsumsi energy dan protein
dalam makanan sehari-hari. Pada umumnya, penderita ini berasal dari
keluarga yang berpenghasilan rendah, tanda-tanda klinis gizi buruk dapat
menjadi indicator yang sangat penting untuk mengetahui seseorang
menderita gizi buruk. Kebutuhan tubuh akan zat gizi ditentukan oleh
banyaknya faktor. Data komposisi gizi bahan makanan yang berhubungan
dengan berbagai proses belum cukup tersedia, pemeriksaan zat gizi
spesifik bertujuan untuk menilai status gizi. Zatgizi yang terdapat pada
Angka Kecukupan Gizi (AKG) hanyalah gizi yang penting yaitu energi,
protein, vit A, C, B 12, Tiamin, Riboflavin, Niasin, Asam Folat, Kalsium,
Fosfor, ZatBesi, Zink, dan Yodium. Ada beberapa penyakit yang
berhubungan dengan gizi yaitupenyakit gizi lebih (obesitas), gizi buruk
(malnutrisi), metabolic bawaan, keracunan makanan, dan lain-lain.
Gangguan gizi buruk menggambarkan suatu keadaan pathologis yang
terjadi akibat ketidaksesuaian/tidak terpenuhinya antara zat gizi yang
masuk kedalam tubuh dengan kebutuhan tubuh akan zat gizi dalam jangka
waktu yang relatif lama. Ilmu giziadalah suatu cabang ilmu pengetahuan
yang khusus mempelajari hubungan antara makanan yang kita makan
dan kesehatan tubuh. Hubungan antara makanan dan kesehatan tubuh
sudah diketahui sejak berabad-abad yang lampau. Penyakit-penyakit yang
timbul akibat makanan kurang baik seperti makanan yang tidak cukup
gizinya atau kadar zat gizinya tak seimbang disebut penyakit gangguan
gizi yang pertama kali dikenal adalah penyakit

3. Solusi untuk Menanggulangi Gizi Buruk pada Anak


Menurut (Moehji, Sjahmien. 1999) kasus gizi buruk dan gizi kurang
ditengarai akibat rendahnya pengetahuan orang tua mengenai gizi
keluarga, faktor ekonomi keluarga yang tidak memadai, faktor sosial
budaya serta sanitasi rumah tangga yang buruk sehingga anak tidak

5
mendapat asupan gizi yang cukup dan mudah terkena penyakit
infeksi.Masalah gizi di Indonesia ini harus ditanggulangi dengan
pendekatan multi dimensional yang komprehensif dan tidak cukup hanya
dengan memberikan makanan bergizi. Namun juga diperlukan usaha
untuk meningkatkan pengetahuan orang tua akan gizi. Seperti bagaimana
memberdayakan ayah dan ibunya agar mengetahui, mendapatkan dan
mampu membudidayakan sumber pangan bergizi, serta mengolahnya
dengan memperkecil kerusakan kandungan gizi dan bagaimana memberi
makan pada anak. Hal ini termasuk menanamkan Perilaku Hidup Bersih
Sehat dengan sanitasi rumah tangga. Budidaya sumber pangan selain
ditujukan untuk memenuhi kebutuhan gizi anak juga ditujukan untuk
meningkatkan pendapatan keluarga.Pemerintah dan sektor swasta
berperan penting dalam menciptakan suasana kondusif dan memfasilitasi
edukasi serta pemberdayaan masyarakat namun yang terpenting adalah
kesadaran dan komitmen masyarakat itu sendiri untuk meningkatkan
kesejahteraannya dan mewujudkan generasi muda anak-anak Indonesia
yang sehat dan berkualitas.

6
BAB III

METODE PENELITIAN

Dari makalah yang ditulis didapatkan sumber dan referensi penulisan


dengan mencari literatur dari berbagai buku tentang gizi buruk dan faktor
yang menyebabkan terjadinya gizi buruk. Dari referensi tersebut dapat
disimpulkan dengan makalah ini. Selain itu dapat ditemukan berita dari
internet tentang gizi buruk di zaman sekarang. Dan dapat dilihat dari
bertambahnya anak gizi buruk di Indonesia yang semakin tinggi.

7
BAB IV

PEMBAHASAN

Kekurangan gizi dapat memberikan konsekuensi buruk yang tak terelakkan,


dimana manifestasi terburuk dapat menyebabkan kematian. Tujuan penelitian ini
untuk menganalisis pengaruh antara faktor risiko terhadap kejadian gizi kurang
pada anak balita di wilayah kerja Puskesmas Saitnihuta. Metode penelitian ini
adalah observasional dengan desain cross sectional. Teknik sampling
menggunakan total populasi dengan jumlah sampel sebanyak 64 orang anak balita
gizi kurang usia 12-59 bulan. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan
kuesioner dan formulir food recall 24 jam. Teknik analisis data menggunakan
analisis chi square. Hasil penelitian, sebesar 89,1% gizi kurang ringan dan 10,9%
gizi kurang berat. Variabel pengetahuan ibu dengan hasil ρ-value (0,004)< 0,05,
pendapatan keluarga dengan hasil ρ-value (0,014)< 0,05, kelengkapan imunisasi
ρ-value (1,000)>0,05, pemberian ASI Ekslusif dengan hasil ρ-value (0,030)<0,05,
asupan makanan dengan hasil ρ-value (0,012)<0,05, penyakit infeksi dengan hasil
ρ-value (1,000)>0,05. Kesimpulan penelitian ini adalah variabel yang
mempengaruhi kejadian gizi kurang pada anak balita di wilayah kerja Puskesmas
Saitnihuta adalah tingkat pendapatan keluarga, dan asupan makanan. Pendapatan
keluarga merupakan variabel yang paling berpengaruh terhadap kejadian gizi
kurang pada anak balita di wilayah kerja Puskesmas Saitnihuta. Berdasarkan hasil
penelitian, diharapkan kepada Puskesmas Saitnihuta, agar melakukan penyuluhan
pendidikan kesehatan di posyandu-posyandu kepada ibu hamil dan ibu yang
mempunyai anak balita tentang pemberian asupan gizi pada anak balita. Dan
kepada pemerintah setempat diharapkan agar lebih memberdayakan masyarakat
atau mengembangkan sarana prasarana dalam meningkatkan pendapatan keluarga
serta kepada ibu–ibu yang mempunyai anak balita diharapkan agar lebih aktif
mengikuti kegiatan posyandu setiap bulannya.

8
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
Ada 4 faktor yang melatarbelakangi gizi buruk yaitu :ekonomi, sanitasi,
pendidikan orangtua, dan perilaku orangtua. Kemiskinan salah satu
determinan social-ekonomi, merupakan akar dariketiadaan pangan, tempat
mukim yang berjejalan, dan tidak sehat serta ketidakmampuanmengakses
fasilitas kesehatan. Malnutrisi masih saja melatarbelakangi penyakit
dan kematiananak. Kurang kalori protein sesungguhnya berpeluang
menyerap siapa saja, terutama bayidan anak yang tengah tumbuh-
kembang. Gizi buruk cenderung menyerang setelah merekaberusia 18
bulan. Penilaian status gizi masyarakat memerlukan kebijakan yang
menjaminsetiap anggota masyarakat mendapatkan makanan yang cukup
jumlah dan mutunya. Giziyang diperoleh seorang anak melalui konsumsi
makanan setiap hari. Kecukupan zat giziberpengaruh pada kesehatan dan
kecerdasan anak.Kasus gizi buruk bukanlah jenis penyakityang datang
tiba-tiba begitu saja. Tetapi karena proses yang menahun terus bertumpuk
danmenjadi kronik saat mencapai puncaknya. Masalah defisiensi gizi
khususnyamenjadiperhatian karena berbagai penelitian menunjukan
adanya efek jangka panjang terhadappertumbuhan dan perkembangan otak
manusia.

B. Saran
Diharapkan makalah ini dapat menambah pengetahuan mengenai Analisis
Faktor Penyebab Kekurangan Gizi Pada Anak Anak

9
DAFTAR PUSTAKA

Arisman. 2004. Gizi Dalam Daur Kehidupan Buku Ajar Ilmu Gizi. Jakarta:
BukuKedokteran EGC.Fajar,

Ibnu, dkk. 2001. Penilaian Status Gizi. Jakarta : Buku Kedokteran EGC.

Moehji, Sjahmien. 1999. Ilmu Gizi. Jakarta : Bhratara.

Santoso, Soegeng, Ranti, Anne Lies.2004. Kesehatan dan Gizi. Jakarta : Rineka
Cipta.

10

Anda mungkin juga menyukai