Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kedokteran Biomedis 2(4): 34-44, November 2017

Jurnal Ilmiah Mahasiswa

Kedokteran Biomedis

Hubungan Kadar Trombosit dengan Derajat Wagner Kaki Diabetik Pada


Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 Di RSUDZA Banda Aceh
Relationship of Platelet Counts and Wagner Degrees of Diabetic Foot in Diabetes Mellitus
Type 2 Patient in RSUDZA Banda Aceh
1
Meliza Yuliansari, 2Vivi Keumala Mutiawati, 3Masra Lena Siregar
1
Program Studi Pendidikan Dokter - Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala
2
Bagian/SMF Patologi Klinik Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala – RSUDZA
3
Bagian/SMF Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala – RSUDZA
*Email: melizayuliansariloveallah@gmail.com

ABSTRAK
Diabetes melitus merupakan penyakit metabolik yang ditandai dengan hipergikemia akibat kelainan
sekresi insulin, kerja insulin atau keduanya. Kaki diabetik adalah komplikasi kronik yang sering terjadi
pada penderita diabetes melitus tipe 2. Disfungsi trombosit yang terjadi pada penderita kaki diabetik
menyebabkan trombosis sehingga berisiko terjadi kaki diabetik dan manifestasi gangren. Jenis
penelitian ini adalah analitik observasional dengan desain cross sectional. Sampel pada penelitian ini
adalah pasien diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi kaki diabetik di RSUDZA Banda Aceh.
Pengambilan sampel dilakukan dengan metode consecutive sampling sebanyak 49 sampel. Pengelolaan
evaluasi data menggunakan uji normalitas data Kolmogorov-Smirnov dan analisis korelasi Spearman.
Hasil uji normalitas data berdistribusi tidak normal (p=0.014). Berdasarkan penelitian dan klasifikasi
derajat Wagner terdapat 17 pasien derajat 1, derajat 2 sebanyak 11 pasien, derajat 3 sebanyak 9
pasien dan derajat 4 sebanyak 12. Hasil uji korelasi sperman korelasi positif dengan kekuatan korelasi
lemah antara kadar trombosit dengan kejadian kaki diabetik (p=0.043;(r)=0.296). Kesimpulan dari
penelitian ini adalah terdapat hubungan bermakna kadar trombosit dengan kejadian kaki diabetik
dengan kekuatan hubungan bernilai lemah.

Kata kunci: Derajat Wagner, Diabetes melitus, Kaki diabetik, Trombosit

ABSTRACT
Diabetes mellitus is a metabolic disease characterized by hyperglycemia that caused by abnormalities of
insulin secretion, insulin function or both of them. Diabetic foot is a chronic complication that often
occurs to diabetes mellitus type 2 patients. Platelets dysfunction that happen to a diabetic foot patients
which will lead to thrombosis, so the risk of diabetic foot and gangrene manifestation occur. This type of
research is an analytical observational by cross sectional design. The sample of this research is a diabetes
mellitus patient type 2 with diabetic foot complication at RSUDZA Banda Aceh. Sampling was conducted
using consecutive sampling method, it is 49 samples. Management of data evaluation use normality test
of Kolmogorov-smirnov data and Spearman correlation analysis. The result of normality test shows that
data distribution is abnormal (p=0.014). Based on research and Wagner degree there are 17 first degree
patients, second degree are 11 patients, 9 person of third degree patients and 12 person of fourth degree
patients. And there is a positive correlation by low correlation count between the platelet count and the
occurrence of diabetic foot (p=0.043;(r)=0.296). The conclusion of this research is there is a correlation
between the platelet count and the occurrence of diabetic foot by a low correlation.

Key words : Wagner degree, Diabetes mellitus, Diabetic foot, Platelet

http://www.jim.unsyiah.ac.id/FKB/
35
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kedokteran Biomedis 2(4): 34-44, November 2017

Jurnal Ilmiah Mahasiswa

Kedokteran Biomedis
PENDAHULUAN
Diabetes Melitus/DM adalah suatu penyakit metabolik yang bersifat kronik. Penyakit ini ditandai
dengan adanya hiperglikemia yang terjadi karena terdapat kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau
keduanya.1 International Diabetes dengan pravelensi 1,9% di dunia. Tahun 2012 didapatkan angka
kejadian DM mencapai 372 juta jiwa, dengan proporsi DM tipe 2 adalah 95% dari populasi penderita
DM di dunia.2World Health Organization/WHO melaporkan 1,5 juta jiwa di dunia meninggal karena
DM pada tahun 2014. Penderita DM mencapai 8,5 juta jiwa di Indonesia pada tahun 2013 sehingga
Indonesia menjadi negara dengan penderita DM terbanyak ke-7 di dunia.3 Riset kesehatan
dasar/Riskesdas tahun 2013 menyebutkan provinsi Aceh adalah provinsi dengan pravelensi penderita
DM terbanyak nomor tiga di Indonesia yaitu 8,5% dengan jumlah kasus yang telah terdiagnosis sekitar
57.188 kasus.4

Diabetes Melitus yang tidak terkontrol dengan baik akan menimbulkan komplikasi berupa komplikasi
akut maupun komplikasi kronik. Kaki diabetik merupakan salah satu komplikasi kronik yang sering
terjadi pada penderita DM tipe 2. Kaki diabetik terjadi akibat tiga faktor utama yaitu iskemik,
neuropati dan infeksi.5 Penderita DM tipe 2 mengalami komplikasi kaki diabetik diperkirakan sekitar
15%.6 Insiden kaki diabetik mencapai 4,5% di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin/RSUDZA
Banda Aceh dan merupakan kasus terbanyak di ruang rawat bagian Ilmu Penyakit Dalam RSUDZA.7

Sistem klasifikasi kaki diabetik menggunakan parameter luasnya infeksi, neuropati, iskemia,
kedalaman atau luasnya luka dan lokasi luka.Penentuan derarat kaki diabetik dapat menggunakan
klasifikasi Edmonds, Klasifikasi Liverpool, Klasifikasi PEDIS, klasifikasi universitas Texas dan
Klasifikasi Wagner.Klasifikasi Wagner adalah klasifikasi yang banyak dipakai dalam menentukan
derajat kaki diabetik karena klasifikasi ini lebih mudah dimengerti, diingat dan lebih praktis.Klasifikasi
Wagner adalah klasifikasi yang menentukan derajat kaki diabetik berdasarkan kedalaman luka dan
sangat berguna dalam penentuan pengelolaan kaki diabetik untuk menentukan perlunya tindakan
bedah. Klasifikasi Wagner dibagi menjadi 5 derajat yaitu derajat 0 (kulit intak/utuh), derajat 1 (tukak
superficial), derajat 2 (tukak dalam sampai tendon/tulang), derajat 3 (tukak dalam dengan infeksi),
derajat 4 (tukak dengan gangrene pada 1-2 jari kaki) dan derajat 5 (tukak dengan gangren luas
seluruh kaki).8

Hiperglikemia, hiperinsulinemia dan resistensi insulin pada penderita DM tipe 2 yang terjadi dalam
jangka waktu yang panjang akan menimbulkan kerusakan pada endotel pembuluh darah. Sel endotel

http://www.jim.unsyiah.ac.id/FKB/
36
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kedokteran Biomedis 2(4): 34-44, November 2017

Jurnal Ilmiah Mahasiswa

Kedokteran Biomedis
pembuluh darah berfungsi dalam proses sintesis nitrit oksida/NO, nitrat oksida berfungsi sebagai
vasodilator pembuluh darah, membatasi aktivitas trombosit, dan regulasi hemostasis. 6 Kerusakan sel
endotel mengakibatkan penurunan NO sehingga fungsinya akan terganggu dan menyebabkan
peningkatan aktivasi koagulasi dan menurunkan aktivitas antikoagulasi dari sistem hemostasis.
Penderita DM tipe 2 mengalami abnormalitas hemostasis yang mengakibatkan terjadi respon
koagulasi yang secara berlebihan sehingga meningkatkan aktivitas trombosit yang pada akhirnya akan
menimbulkan trombosis. Trombosis sering terjadi pada pembuluh darah ektremitas bawah bagian
distal pada penderita DM tipe 2. Trombosis mengakibatkan berkurangnya suplai darah ke jaringan
sehingga akan meningkatkan risiko terjadinya kaki diabetik.9

Puspita, dkk dalam studi kasus kontrol dengan uji statistik korelasi Spearman didapatkan hubungan
yang bermakna pada peningkatan kadar trombosit dengan kejadian kaki diabetik pada pasien DM tipe
2 (p<0,05).10 Apriyani dan Gugun dalam penelitian hubungan jumlah trombosit sebagai prediktor
kemajuan klinis pasien ulkus diabetikum dengan studi kohort didapatkan tidak terdapat hubungan
yang bermakna antar jumlah trombosit dengan ulkus diabetikum (p>0,05).11Berdasarkan penjelasan
di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian untuk mengetahui hubungan kadar trombosit
dengan derajat Wagner kaki diabetik pada penderita DM tipe 2 di RSUDZA Banda Aceh. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan kadar trombosit dengan derajat Wagner kaki
diabetik pada pasien Diabetes Melitus tipe 2 di RSUDZA Banda Aceh.

METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan desain penelitian potong
lintang/cross sectional yaitu untuk mencari hubungan antara kadar trombosit dan derajat Wagner kaki
diabetik pasien DM tipe 2. Penelitian ini dilakukan di klinik Endokrinologi, Metabolik dan Diabetes
/EMD, ruang Rawat Inap Pria dan Wanita dan Laboratorium Patologi Klinik di RSUDZA Banda Aceh.
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan non-probability sampling dengan
metode consecutive sampling, yaitu seluruh pasien DM tipe 2 dengan komplikasi kaki diabetik yang
memenuhi kriteria penelitian dimasukkan dalam penelitian sampai jumlah subjek terpenuhi.
Berdasarkan perhitungan besar sampel didapatkan jumlah sampel 49 orang.

Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah pasien DM tipe 2 dengan komplikasi kaki diabetik
berdasarkan diagnosis dokter spesialis penyakit dalam, pasien dewasa (umur 19-64 tahun) laki-laki

http://www.jim.unsyiah.ac.id/FKB/
37
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kedokteran Biomedis 2(4): 34-44, November 2017

Jurnal Ilmiah Mahasiswa

Kedokteran Biomedis
dan perempuan dan bersedia sebagai responden dalam penelitian dengan menandatangani lembar
informed consent. Kriteria eksklusi pada penelitian ini adalah pasien DM tipe 2 yang menderita
penyakit jantung koroner, pasien DM tipe 2 yang menderita gagal ginjal, pasien DM tipe 2 yang
menderita demam berdarah dengue/DBD dan penderita DM tipe 2 dengan riwayat konsumsi obat
antikoagulan, antitrombotik, dan trombolitik

HASIL
Pengambilan sampel dilakukan pada tanggal 19 September – 20 Oktober 2016. Jumlah sampel
penelitian ini adalah 49 orang dengan rincian 3 orang di Ruang Rawat Inap Wanita, 5 orang di Ruang
Rawat Inap Pria dan 41 orang di klinik Endokrinologi, Metabolik dan Diabetes/EMD.Karakteristik
subjek penelitian berdasarkan usia, jenis kelamin, pekerjaan dan pendidikan terakhir pasien kaki
diabetik disajikan dalam Tabel 1.

Tabel 1. Karakteristik Subjek Penelitian Berdasarkan Usia, Jenis Kelamin, Pekerjaan dan Pendidikan
Karakteristik
(n=49) (%)
Subjek
Usia (tahun)
19-25 0 0,00
26-35 1 2,00
36-45 2 4,10
46-55 17 34,70
56-64 29 59,20
Jenis Kelamin
Laki-laki 20 40,80
Perempuan 29 59,20
Pekerjaan
Swasta 16 32,70
PNS 12 24,50
Petani 4 8,20
IRT 15 30,60
Pensiunan 2 4,10
Pendidikan Terakhir
Tamat SD 6 12,20
Tamat SMP 10 20,40
Tamat SMA 19 38,80
Tamat S1 14 28,60
Keterangan: n=Subjek penelitian, %=persentase

http://www.jim.unsyiah.ac.id/FKB/
38
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kedokteran Biomedis 2(4): 34-44, November 2017

Jurnal Ilmiah Mahasiswa

Kedokteran Biomedis
Berdasarkan Tabel 1 karakteristik subjek penelitian berdasarkan usia terbanyak adalah usia 56-64
tahun (59,20 %), jenis kelamin terbanyak adalah perempuan (59,20 %), pekerjaan terbanyak adalah
swasta (32,70 %) dan pendidikan terakhir terbanyak adalah tamat SMA (38,80 %). Penilaian terhadap
distribusi data kadar trombosit menggunakan uji normalitas data kolmogorov-Smirnov dengan nilai
p= 0,014 (p<0,05) artinya data berdistribusi tidak normal. Berdasarkan hasil uji normalitas tersebut
maka metode statistik analisis bivariat yang digunakan adalah uji korelasi Spearman. Hasil uji korelasi
Spearman hubungan kadar trombosit terhadap derajat Wagner kaki diabetik dapat dilihat pada Tabel
2 berikut ini

Tabel 2 Hubungan Kadar trombosit Terhadap Derajat Wagner Kaki diabetik


Kaki (n=49) Median Minimum Maximum p r
Diabetik (103/mm3) (103/mm3) (103/mm3)
Derajat 1 17 270 157 419 0,039 0,296

Derajat 2 11 289 176 521

Derajat 3 9 298 188 435

Derajat 4 12 320 200 818

Keterangan: Median= nilai tengah (103/mm3), min-max=nilai minimal-maksimal p= nilai signifikan,


r= korelasi

Tabel 2 diatas menunjukkan median kadar trombosit tertinggi yaitu pada penderita kaki diabetik
derajat 4 (320 103/mm3) dan penderita kaki diabetik terbanyak adalah derajat 1 (34,69%). Hasil uji
Korelasi Spearman menunjukkan bahwa nilai p=0,039 (p<0,05) artinya terdapat korelasi yang
bermakna antara kadar trombosit terhadap derajat Wagner kaki diabetik. Nilai korelasi yang
didapatkan yaitu (r)=0,296 yang berarti mempunyai arah korelasi positif yaitu searah dan tingkat
kekuatan korelasi bernilai lemah.

PEMBAHASAN
Hasil analisis data pada Tabel 1 menyatakan subjek penelitian paling banyak berada pada kelompok
usia 56-64 tahun yaitu berjumlah 29 orang (59,20 %). Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian
yang dilakukan oleh Madanchi, et al pada 873 subjek penelitian didapatkan rerata umur penderita
kaki diabetik adalah 59,3 tahun.12Penelitian yang dilakukan oleh Suciati di RSUDZA Banda Aceh pada
40 subjek penelitian didapatkan penderita kaki diabetik terbanyak berada dalam kelompok usia 56-65

http://www.jim.unsyiah.ac.id/FKB/
39
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kedokteran Biomedis 2(4): 34-44, November 2017

Jurnal Ilmiah Mahasiswa

Kedokteran Biomedis
tahun (45,0%).13 Penelitian yang dilakukan oleh Muduli, et al di India didapatkan penderita kaki
diabetik terbanyak pada kelompok usia 51-70 tahun (54%).14 Prevalensi dan insiden kaki diabetik
akan meningkat seiring dengan bertambahnya usia. Prevalensi kaki diabetik meningkat 3% pada
penderita DM tipe 2 usia di atas 40 tahun dan 6% pada usia di atas 60 tahun. 14 Faktor risiko terbesar
terjadinya ulkus kaki diabetik adalah usia di atas 40 tahun. Hal ini disebabkan karena pada usia
tersebut seseorang mengalami kemunduran fisik dan psikis sehingga menimbulkan masalah khusus
yang yang memerlukan perhatian antara lain komplikasi makrovaskular dan mikrovaskular dari DM. 16
Peningkatan usia akan menyebabkan perubahan fisiologi yang menurun drastis seperti penurunan
fungsi endokrin menyebabkan kemampuan tubuh terhadap pengendalian kadar glukosa yang tinggi
kurang optimal karena penurunan sekresi atau resistensi insulin.17Peningkatan usia menyebabkan
perubahan pada stratum korneum. Stratum korneum merupakan lapisan terluar epidermis yang
terdiri dari timbunan korneosit.Perubahan yang terjadi pada stratum korneum adalah pelembab pada
stratum korneum berkurang yang menyebabkan penampilan kulit menjadi kasar dan kering.Faktor ini
menyebabkan seseorang menderita DM lebih mudah mengalami luka pada kaki. Kohesi sel dan waktu
regenerasi sel pada stratum korneum menjadi lama, implikasi dari hal ini adalah apabila terjadi luka
maka waktu penyembuhan luka akan lebih lama.18

Berdasarkan jenis kelamin subjek penelitian paling banyak yaitu jenis kelamin perempuan yang
berjumlah 29 orang (59,20 %). Hasil penelitian ini sejalan dengan Ningsih di RSUDZA Banda Aceh
pada 42 penderita kaki diabetik didapatkan perempuan sebanyak 22 orang (52,40%) dan laki-laki
sebanyak 20 orang (47,60%).19 Penelitian yang dilakukan oleh Sihombing, dkk di Bandung didapatkan
perempuan lebih banyak menderita kaki diabetik dengan jumlah 78 orang (84,78%) dibanding laki-
laki dengan jumlah 14 orang (15,22%).20 Prevalensi DM tipe 2 lebih tinggi pada perempuan dibanding
laki-laki, hal ini disebabkan terjadi fluktuasi kadar hormon siklus menstruasi yang dapat
mempengaruhi kadar gula darah. Pada waktu kadar hormon estrogen meningkat tubuh akan menjadi
resisten terhadap insulin.21 Wanita usia diatas 55 tahun mengalami penurunan kadar hormon
estrogen. Hormon estrogen berfungsi sebagai faktor protektif terhadap penyakit atherosklerosis.
Penyakit ini merupakan salah satu faktor risiko terjadinya kaki diabetik, sehingga wanita pada usia
tersebut lebih rentan terhadap ulkus atau kaki diabetik.19Penelitian yang dilakukan oleh Rubeaan, et al
menyebutkan bahwa penderita kaki diabetik terbanyak adalah laki-laki. Hal ini disebabkan karena
laki-laki memiliki mobilitas sendi yang terbatas serta tekanan plantar yang tinggi. Faktor ini

http://www.jim.unsyiah.ac.id/FKB/
40
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kedokteran Biomedis 2(4): 34-44, November 2017

Jurnal Ilmiah Mahasiswa

Kedokteran Biomedis
menyebabkan laki-laki lebih berisiko menderita neuropati perifer yang menyebabkan mati rasa
sehingga laki-laki lebih rentan terhadap kaki diabetik.22
Hasil analisis data berdasarkan pekerjaan terbanyak yaitu swasta berjumlah 16 orang (32,70 %).
Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakuan Melinda di Surakarta, penderita kaki diabetik
terbanyak adalah pekerja swasta (41,9%).23 Hasil ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan
Burhan , dkk di Makassar didapatkan hasil bahwa pekerjaan penderita kaki diabetik terbanyak adalah
petani (40,9%). Jenis dan kondisi pekerjaan seseorang mempengaruhi kesehatan, pekerjaan yang
tetap dan mapan menyebabkan peningkatan ekonomi sehingga individu dapat memenuhi kebutuhan
jasmani, perawatan kesehatan dan pencegahan komplikasi penyakit.24

Subjek penelitian berdasarkan pendidikan terakhir terbanyak adalah tamat SMA yaitu berjumlah 19
orang (38,80 %). Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Wardani di puskesmas Ciputat
Timur menyatakan sebanyak 31 orang (62%) pasien kaki diabetik berpendidikan SMA.25 Pendidikan
memiliki pengaruh terhadap pengetahuan seseorang. Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang
maka semakin tinggi pengetahuan seseorang tentang kaki diabetik dan perawatan kaki diabetik.26

Tabel 2 menunjukkan hasil analisis data menggunakan uji Korelasi Spearman terdapat hubungan yang
bermakna p=0,039 (p<0,05) antara kadar trombosit terhadap derajat Wagner kaki diabetik. Hasil ini
sesuai dengan penelitian yang dilakukan Puspita, dkk yang menyatakan adanya hubungan bermakna
(p<0,05) kadar trombosit terhadap kejadian kaki diabetik.10 Hal ini menunjukkan peranan trombosit
penting dalam hubungan fungsi pembuluh darah. Kadar gula darah yang semakin tinggi meningkatkan
beban jaringan tubuh yang mengganggu fungsi pembuluh darah yang menyebabkan teraktivasi
trombosit.Aktivasi trombosit yang meningkat dapat menimbulkan trombosis.Trombosis
menyebabkan gangguan aliran darah ke jaringan sehingga berkurangnya suplai oksigen dan nutrisi ke
jaringan yang berada di daerah distal.Gangguan perfusi ini menyebabkan kerusakan dan kematian
jaringan. Trombosis juga akan menghambat aliran darah ke daerah luka sehingga menghambat proses
penyembuhan luka dan memperparah derajat kaki diabetik sehingga menimbulkan manifestasi
gangrene.27

Penelitian lain yang dilakukan oleh Apriyani dan Gugun menunjukkan hasil yang berbeda yaitu tidak
ada hubungan jumlah trombosit dengan ulkus diabetikum (p=0,177).10 Perbedaan hasil penelitian ini
disebabkan karenametode penelitian, jumlah sampel dan analisis data yang dilakukan berbeda.
Terdapat faktor lain yang menyebabkan terjadinya kaki diabetik berdasarkan penelitian yang

http://www.jim.unsyiah.ac.id/FKB/
41
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kedokteran Biomedis 2(4): 34-44, November 2017

Jurnal Ilmiah Mahasiswa

Kedokteran Biomedis
dilakukan oleh Mendes, et al menyatakan bahwa kaki diabetik berhubungan dengan usia, jenis
kelamin, gangguan penglihatan, lama menderita DM, retinopati, nefropati, riwayat PAD dan riwayat
neuropati. Kaki diabetik tidak hanya dipengaruhi oleh kadar gula darah yang tinggi, tetapi peripheral
artery disease/PAD dan neuropati yang tidak teratasi juga mempengaruhi derajat luka kaki diabetik.28
Penelitian yang dilakukan oleh Khaier menunjukkan bahwa terdapat faktor lain yang meningkatkan
keparahan kaki diabetik yaitu perawatan kaki yang tidak teratur. Penelitian yang dilakukan oleh
Khaier menunjukkan hasil uji OR=6,67 (p>0,05) artinya pasien DM tipe 2 yang melalukan perawatan
kaki secara teratur mempunyai peluang 6,67 kali untuk tidak terjadinya ulkus diabetikum.29

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data pada penelitian ini, maka dapat disimpulkan bahwa
terdapat hubungan yang bermakna antara kadar trombosit dengan derajat Wagner kaki diabetik pada
pasien diabetes melitus tipe 2 di RSUDZA Banda Aceh.

DAFTAR PUSTAKA

1. American Diabetes Association. Diagnosis and Classification of Diabetes Mellitus. Diabetes Care.
2010;33(Supplement 1):S62-S9.

2. Internatonal Diabetes Federation. IDF Diabetes Atlas Sixth Edition. IDF. 2013:11-13

3. World Health Organisation. Global Status Report on Non Communicable Disease. WHO Library
Cataloguing in Publication Data.2014:79

4. Riset Kesehatan Dasar. Riset Kesehatan Dasar/riskesdas. Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan. Kementrian Kesehatan RI; 2013:87

5. Roza RL, Afriant R, Edward Z. Faktor Risiko Terjadinya Ulkus Diabetikum pada Pasien Diabetes
Mellitus yang Dirawat Jalan dan Inap di RSUP Dr. M. Djamil dan RSI Ibnu Sina Padang. Jurnal
Kesehatan Andalas. 2015;4(1)

6. Singh S, Pai DR, Yuhhui C. Diabetic Foot Ulcer – Diagnosis and Management. Clinical Research on
Foot & Ankle. 2013;1(3).

7. Sucipto KW, Zufry H, Hayati Z. Pola Kuman dan Efektifitas Antibiotik pada Infeksi Kaki Diabetik di
RSUDZA Banda Aceh. Jurnal Kedokteran Syiah Kuala. 2008;8:129-34

8. Jain AKC. A New Classification Of Diabetic Foot Complications: A Simple And Effective Teaching
Tool. The Journal of Diabetic Foot Complications. 2012;4(1)1-5

9. Suhartono. Hiperkoagulasi pada Penderita Kaki Diabetik [Tesis]. Medan: Universitas Sumatera
Utara. 2009:10-17

http://www.jim.unsyiah.ac.id/FKB/
42
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kedokteran Biomedis 2(4): 34-44, November 2017

Jurnal Ilmiah Mahasiswa

Kedokteran Biomedis
10. Puspita ND, Langi YA, Rotty LWA. Hubungan Kadar Trombosit dan Kejadian Kaki Diabetik pada
Penderita Diabetes Melitus tipe 2. Jurnal e-Clinic. 2015;3(1).

11. Apriyani L dan Gugun AM. Jumlah Trombosit sebagai Prediktor Kemajuan Klinis Pasien Ulkus
Diabetikum. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.2012:1-3

12. Madanchi N, Malazy OT, Pajouhi M, Heshmat R, Larijani B, Tehrani MRM, et al. Who Are Diabetic
Foot Patients? A Descriptive Study on 873 Patients. Journal of Diabetic & Metabolic
Disorders.2013;12(36)

13. Suciati PA.Hubungan Kadar HbA1C dengan Kejadian Kaki Diabetik dan Pola Kuman pada Pasien
Diabetes Melitus Tipe 2 di RSUD Dr. Zainoel Abidin.Banda Aceh : Fakultas Kedokteran Universitas
Syiah Kuala.2015;22
14. Muduli IC, Ansar PP, Panda C, Behera NC. Diabetik Foot Ulcer Complications and Its Management-
a Medical Collage Based Descriptive Study in Odhisa, an Eastern State of India. Indian J
Surg.2013;1(3)
15. Nogren WR, Hiat JA, Dormansy. Inter Society Concessus for the Management of Peripheral
Arterial Disease. Journal of Vascular Surgery. 2007. P. 45
16. Boyko. A Prospective Study of Risk Factor for Diabetic Foot Ulcer. The seattle Diabetic Foot Study.
Departement of Medicine of Washington Seattle. USA.1999;2(4)
17. Sustrani LS, Alam I, Hadibroto. Diabetes. PT Gramedia Pustaka. 2004:56-60
18. Suhartini P. Teori Penuaan, Perubahan Pada Sistem Tubuh dan Implikasinyapada Lansia.
Semarang : UNDIP. 2010:15-18
19. Ningsih L. Hubungan Kadar Low Density Lipoprotein (LDL) Kolesterol terhadap Kejadian Kaki
Diabetik diRSUD dr. Zainoel Abidin Banda Aceh. Banda Aceh : Fakultas Kedokteran Universitas
Syiah Kuala. 2016;21

20. Sihombing D, Nursiswati, Prawesti A.Gambaran Perawatan Kaki Dan Sensasi Sensorik Kaki Pada
Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 Di Poliklinik DM RSUDFakultas Ilmu Keperawatan Universitas
Padjadjaran, Bandung, Jawa Barat.2012;3

21. Pelt REV. Insulin Secretion and Clearance After Subacute Estradiol Administration in
Postmenopousal Women. J Clin Endrocrinol Metab. 93: 484-90

22. Rubeaan KA, Derwish MA, Ouizi S, Youssef AM, Subhani SN, Ibrahim HM. Diabetic Foot
Complications and Their Risk Factors from a Large Retrospective Cohort Study.2015;1(3)

23. Melinda. Gambaran Risiko Terjadinya Ulkus Pada Pasien Diabetes Melitus Di Rumah Sakit Umum
Daerah Dr. Moewardi. Surakarta. 2015:4

24. Burhan M, Madjid, Suradi H, Efendi. Gambaran Ulkus Kaki Diabetik Pada Penderita Diabetes
Melitus Di Ruang Baji Kamase I RSUD Labuang Baji Makassar. Makassar : FK UNHAS.2014:24-25

25. Wardani SR. Gambaran Pengetahuan tentang Pencegahan Luka DM pada Anggota Keluarga Pasien
DM di Wilayah Kerja Puskesmas Pisangan. Ciputat Timur. UIN Syarif Hidayatullah.2015:56

26. Singh N, Armstrong DG, Lipsky BA. Preventing Foot Ulcers in Patients with Diabetes. Jama
,2005.293:217-28

http://www.jim.unsyiah.ac.id/FKB/
43
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kedokteran Biomedis 2(4): 34-44, November 2017

Jurnal Ilmiah Mahasiswa

Kedokteran Biomedis
27. Dahlan M. Tatalaksana Bedah Oklusi Arteri Perifer. Dalam : Siti Setiadi dkk.(editor) Naskah
Lengkap Pertemuan Ilmiah Tahunan Ilmu Penyakit Dalam 2005. Pusat Penerbitan Departemen
Penyakit Dalam FKUI. Jakarta. 2005:120-125

28. Martins-Mendes D, Monteiro-Soares M, Boyko EJ, Ribeiro M, Barata P, Lima J,et al. The
Independent Contribution of Diabetik Foot Ulcer on Lower Extremity Amputation and Mortality
Risk. Journal of Diabetes and Its Complitation. 2014;28(5):632-8

29. Khaer N.Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kejadian Ulkus Diabetikum pada Pasien Diabetes
Mellitus Tipe 2. Jurnal Kedokteran 2012, Vol 2 No 5.

http://www.jim.unsyiah.ac.id/FKB/
44

Anda mungkin juga menyukai