Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Ulkus kaki diabetik merupakan komplikasi kronik dari penyakit diabetes, yang
disebabkan oleh hilangnya kontrol glikemik, neuropati perifer, penyakit pembuluh
darah perifer, dan penurunan kekebalan di sekitar kaki. Diperkirakan 15% pasien
dengan diabetes memiliki ulkus kaki diabetik. 1
Dari data International Diabetes Federation (IDF) tahun 2014
menunjukkan bahwa terdapat 387 juta orang yang hidup dengan diabetes di dunia
tahun 2013. Pada tahun 2035 jumlah tersebut diperkirakan akan meningkat
menjadi 55% atau 592 juta orang. Diperkirakan dari 387 juta orang tersebut, 175
juta di antaranya belum terdiagnosis, sehingga terancam berkembang progresif
menjadi komplikasi tanpa disadari dan tanpa pencegahan. 2
Prevalensi DM di Indonesia berdasarkan pengukuran tahun 2013 adalah
2,1%, lebih tinggi dibanding dengan tahun 2007 (1,1%) meningkat hampir dua
kali lipat. Sebanyak 31 provinsi (93,9%) menunjukkan kenaikan prevalensi DM
yang cukup berarti.3
Selain itu berdasarkan data rekam medis yang kami ambil dari rekam
medis penderita ulkus diabetik yang dilakukan debridement di ruang operasi dan
dirawat bersama dengan bagian Penyakit Dalam di RSUD Kajen selama 3 tahun,
dari tahun 2016 - 2018 terjadi peningkatan. dari total jumlah penderita ulkus DM
374 kasus yang telah di lakukan debridement, pada tahun 2016 terjadi 98 kasus
( 25 % ), tahun 2017 terjadi 122 kasus ( 32 % ), dan tahun 2018 terjadi 164 kasus (
43 % ), dimana setiap tahunya mengalami peningkatan jumlah kasus. dari kasus
dalam 3 tahun tersebut, 56 orang dilakukan debridement ulkus diabetik berulang.
Neuropati perifer menyebabkan hilangnya sensasi di daerah distal kaki
yang mempunyai risiko tinggi untuk terjadinya ulkus kaki bahkan amputasi.4

1
Penderita DM sangat rentan mengalami amputasi disebabkan kondisi
penyakit yang kronik dan risiko komplikasi yang lebih besar. Klasifikasi luka kaki
diabetik dibutuhkan untuk mengetahui lesi yang sedang diobati, mempelajari hasil
pengobatan dan dapat memberi pemahaman tentang kaki diabetik.7 Sampai saat
ini sistem klasifikasi yang digunakan untuk menentukan derajat ulkus diabetik
adalah kriteria Meggit-Wagner dan University of Texas sistem.7
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik pasien ulkus kaki
diabetikum yang ada di RSUD Kajen Kab. Pekalongan. Pengamatan terhadap
ulkus kaki diabetikum dirasa penting dilakukan karena dengan mengetahui derajat
ulkus maka dapat memprediksi pilihan perawatan, tindakan dan terapi yang
sesuai. Bagi penderita juga bermanfaat untuk menjaga kesehatan kaki dan
mencegah komplikasi lebih lanjut.

1.2 Identifikasi Masalah

Dari uraian yang telah dikemukakan di atas, dapat diidentifikasikan

masalah yaitu :

1. Berapa jumlah kasus ulkus kaki diabetikum di RSUD KAJEN periode

1 Januari 2016 – 31 Desember 2018?

2. Bagaimana karakteristik pasien ulkus kaki diabetikum di RSUD

KAJEN periode 1 Januari 2016 – 31 Desember 2018?

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui jumlah kasus ulkus kaki diabetikum di RSUD

KAJEN periode 1 Januari 2016 – 31 Desember 2018?

2. Untuk mengetahui karakteristik pasien ulkus kaki diabetikum di RSUD

KAJEN periode 1 Januari 2016 – 31 Desember 2018?

2
1.4 Kegunaan Penelitian

1.4.1 Kegunaan Ilmiah

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi terbaru mengenai

karakteristik pasien ulkus kaki diabetikum ditinjau dari jenis kelamin dan usia di

RSUD Kajen. Selain itu dapat memberikan informasi mengenai lokasi tersering

ditemukannya ulkus, tindakan dan angka kekambuhan ulkus diabetik setelah

debridement

1.4.2 Kegunaan Praktis

Sebagai sumber informasi bagi para praktisi bahwa komplikasi pada

pasien dengan ulkus kaki diabetikum seringkali ditemukan. Kecepatan diagnosis

dan tindakan menentukan prognosis pasien dengan ulkus kaki diabetikum, karena

keterlambatan dapat menimbulkan kecacatan. Selain tindakan debridement, obat

anti diabetik sangat berperan dalam kekambuhan ulkus kaki diabetikum.

Anda mungkin juga menyukai