Anda di halaman 1dari 7

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN

POST AMPUTASI ULKUS DIABETIK


DI RUANG RAWAT INAP
PUSKESMAS BANDAR BARU
KABUPATEN PIDIE JAYA

LAPORAN STUDI KASUS

Oleh :

NAMA: MAY TRYANA


NIM. P07120118166

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES ACEH


JURUSAN KEPERAWATAN BANDA ACEH
PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN
PROGRAM REKOGNISI
PEMBELAJARAN LAMPAU
KELAS PIDIE JAYA
2019
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Diabetes melitus merupakan kelainan heterogen yang ditandai

dengan peningkatan kadar glukosa dalam darah (hiperglikemia) yang

disebabkan oleh defisiensi insulin atau akibat kerja insulin yang tidak

adekuat (Smeltzer, 2013).

Menurut WHO (2018), diperkirakan 422 juta orang di dunia

menderita diabetes melitus. Jika kasus ini dibiarkan tanpa adanya

pencegahan dapat dipastikan jumlah penderita diabetes melitus semakin

meningkat. Sebagian besar dari penderita tersebut berada di Negara

berkembang. Indonesia sebagai salah satu Negara berkembang memiliki

jumlah penderita yang cukup tinggi. Diabetes melitus sendiri menduduki

peringkat ke 2 di dunia dengan penderita terbanyak.

Menurut International Diabetes Federation (2018) juga menyatakan

bahwa lebih dari 382 juta orang di dunia menderita diabetes melitus dan

Indonesia merupakan negara yang menempati urutan ke 5 di dunia . Jumlah

absolut penderita diabetes di Indonesia sebanyak 12 juta jiwa (Riskesdas,

2018).

Diabetes mellitus merupakan suatu kelompok penyakit metabolic

dengan karakteristik hiperglikemia akibat kelainan sekresi insulin, kerja

insulin atau keduanya (ADA, 2017). Diabetes Mellitus diklasifikasikan

1
2

beberapa tipe yaitu DM tipe I, DM tipe II, DM tipe lain, dan DM tipe

gestasional (CDC, 2014).

Menurut Badan Pusat Statistik Aceh (2018) terdapat 8 penyakit

tertinggi meliputi infeksi saluran pernapasan Akut (19,09%), Hipertensi

(18,7%), penyakit Flu (17,44%), kelainan pada lambung (6,98%), diabetes

mellitus (6,55%), penyakit kulit (6,32%), Dyspepsia (3,59%), penyakit Gigi

dan Mulut (3,26%).

Menurut Waspadji (2013) penderita diabetes melitus dapat

mengalami komplikasi pada semua tingkat sel dan semua tingkatan

anatomik. Manifestasi komplikasi kronik dapat terjadi pada pembuluh

darah serebral, jantung (penyakit jantung koroner) dan pembuluh darah

perifer (tungkai bawah). Komplikasi lain diabetes melitus dapat berupa

kerentanan berlebih terhadap infeksi dengan akibat mudahnya terjadi infeksi

saluran kemih, tuberkolosis paru dan infeksi kaki, yang kemudian dapat

berkembang menjadi ulkus atau gangren.

Ulkus atau gangren pada kaki merupakan salah satu komplikasi

kronik diabetes melitus yang paling ditakuti. Hasil pengelolaan cedera kaki

diabetes sering kali berakhir dengan kecacatan dan kematian. Di negara

maju cedera kaki diabetes masih merupakan masalah kesehatan masyarakat

yang besar, tetapi dengan kemajuan cara pengelolaan dan adanya klinik

cedera kaki diabetes yang aktif mengelola sejak pencegahan primer, angka

kematian dan angka amputasi dapat ditekan sampai ke tingkat sangat rendah

dan menurun sebanyak 49%-85%(Waspadji, 2013).


3

Upaya pemerintah Republik di Indonesia untuk mengenali penyakit

diabetes mellitus dilakukan dengan membuat program pengelolaan penyakit

kronis (prolanis). Prolanis merupakan suatu program pelayanan kesehatan di

Indonesia yang dilaksanakan secara integrasi untuk mencegah terjadinya

komplikasi pada seluruh peserta BPJS kesehatan yang menderita penyakit

kronis khususnya diabetes mellitus dan hipertensi (BPJS, 2014).

Prevelensi klien ulkus kaki diabetik di dunia sekitar 15% dengan

resiko amputasi 30%, angka mortalitas 32% (IDF, 2015). Penderita diabetes

di Indonesia yang mengalami komplikasi seperti, neuropati (63,5%),

retinopti (42%), nefropati (7,3%), makrovaskuler (16%), mikrovaskuler

(6%) dan luka kaki diabetik (15%). Sedangka angka kematian akibat ulkus

diabetik dan ganggren mencapai 17-23% serta angka amputasi mencapai

15-30%, selain itu angka kematian 1 tahun paca amputasi sebesar 14,8%

(Purwanti, 2013).

Peneliti telah melakukan studi pendahuluan di Puskesmas Bandar

Baru yaitu dengan data awal jumlah pasien Diabetes Mellitus Maret 2017

sampai Februari 2018 sebanyak 250 pasien. Hasil wawancara dengan 8

orang pasien didapatkan 3 dari 8 pasien (60%) mengatakan pasien yang

mengalami penyakit Diabetes Mellitus dikarenakan adanya faktor keturunan

yang ada riwayat penyakit Diabetes Mellitus dan 2 dari 6 pasien (40%)

mereka mengatakan sebelumnya tidak mengetahui bahwa mereka

mengalami penyakit Diabetes Mellitus karena tidak ada riwayat penyakit


4

Diabetes Mellitus dalam anggota keluarganya, dan dikarenakan faktor gaya

hidup serta nutrisi.

Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis tertarik untuk

melakukan penelitian tentang Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Post

Amputasi Ulkus Diabetik di Ruang Rawat Inap Puskesmas Bandar Baru

Kabupaten Pidie Jaya.

1.2. Perumusan Masalah

Adapun perumusan masalah dalam proposal studi kasus ini adalah

bagaimana Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Post Amputasi Ulkus

Diabetik di Ruang Rawat Inap Puskesmas Bandar Baru Kabupaten Pidie

Jaya?.

1.3. Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui gambaran pelaksanaan Asuhan

Keperawatan pada Pasien dengan Post Amputasi Ulkus Diabetik di

Ruang Rawat Inap Puskesmas Bandar Baru Kabupaten Pidie Jaya.

1.3.2. Tujuan Khusus

1.3.2.1 Untuk melakukan pengkajian pada pasien dengan Post

Amputasi Ulkus Diabetik di Ruang Rawat Inap Puskesmas

Bandar Baru Kabupaten Pidie Jaya.


5

1.3.2.2 Untuk menentukan diagnosa keperawatan pada pasien

dengan Post Amputasi Ulkus Diabetik di Ruang Rawat Inap

Puskesmas Bandar Baru Kabupaten Pidie Jaya.

1.3.2.3 Untuk menentukan intervensi keperawatan pada pasien

dengan Post Amputasi Ulkus Diabetik di Ruang Rawat Inap

Puskesmas Bandar Baru Kabupaten Pidie Jaya.

1.3.2.4 Untuk melakukan implementasi pada pasien dengan Post

Amputasi Ulkus Diabetik di Ruang Rawat Inap Puskesmas

Bandar Baru Kabupaten Pidie Jaya.

1.3.2.5 Untuk melakukan evaluasi pada pasien dengan Post

Amputasi Ulkus Diabetik di Ruang Rawat Inap Puskesmas

Bandar Baru Kabupaten Pidie Jaya.

1.4. Manfaat Penelitian

1.4.1. Bagi Peneliti

Sebagai bahan kajian pengembangan ilmu pengetahuan

untuk menambah informasi seputar pengetahuan tentang post

amputasi ulkus diabetik

1.4.2. Bagi Institusi Pendidikan

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan dan

bahan masukan yang dapat dibuat untuk acuan dimasa yang akan

datang oleh institusi pendidikan dan sebagai bahan bacaan bagi

perpustakaan yang dapat dimanfaatkan oleh mahasiswa, untuk


6

mengoptimalkan mutu pelayanan terutama untuk memperhatikan

pendidikan perawat agar pengetahuannya lebih tinggi.

1.4.3. Bagi Puskesmas

Dapat menjadi bahan masukan untuk meningkatkan

pelayanan kesehatan terutama penyuluhan tentang diabetes mellitus

1.4.4. Bagi Pasien

Diharapkan penelitian ini dapat meningkatkan pengetahuan

pasien tentang diabetes mellitus dan dapat mencegah terjadinya

ulkus diabetik.

Anda mungkin juga menyukai