Dokter Pendamping :
dr. Kurnia Mahleni
Disusun Oleh :
dr. Suyoslan Tambunan
dr. Mitra Sexa Gesima Simanjuntak
dr. Hotdia Novinia Siahaan
dr. Abed Nego Okthara Sebayang
Puji syukur Penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan
karunia-Nya sehingga Penulis dapat menyelesaikan laporan mini project Program Internsip
Dokter Indonesia ini dengan semaksimal mungkin. Laporan Mini Project ini dibuat sebagai
persyaratan Penulis dalam mengikuti Program Internsip Dokter Indonesia di UPTD
Puskesmas Gambir Baru Periode Mei 2021 – Febuari 2022 dengan judul kasus “Diabetes
Melitus Tipe 2”.
Pada kesempatan ini Penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang ikut
membantu dalam kelancaran pembuatan mini project ini. Terimakasih sebesar-besarnya
Penulis ucapkan kepada dr. Kurnia Mahleni selaku dokter pendamping Internsip stase
Puskesmas, dr. Riana Minerpa Sibarani selaku Kepala Puskesmas Gambir baru, Ibu
Trisnawaty selaku Kepala Tata Usaha Puskesmas Gambir baru dan seluruh staf pegawai dan
dokter Puskesmas Pekik Nyaring yang juga telah membantu dalam penulisan mini project ini.
Peneulis juga menyadari bahwa laporan mini project ini masih belum sempurna dari
segi isi maupun sistematika penulisan. Oleh karena itu, Penulis mengharapkan masukan
berupa kritik dan saran yang membangun demi penyempurnaan laporan mini project ini.
Semoga laporan mini project dapat berguna bagi kita semua.
Penulis
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN MINI PROJECT DOKTER INTERNSIP
Disusun Oleh :
dr. Suyoslan Tambunan
dr. Mitra Sexa Gesima Simanjuntak
dr. Hotdia Novinia Siahaan
dr. Abed Nego Okthara Sebayang
telah diterima dan disetujui sebagai salah satu syarat dalam mengikuti Program Internsip
Dokter Indonesia di Puskesmas Gambir Baru, Kabupaten Asahan Periode September 2021
Mengetahui,
Pendamping,
2.1.2. Epidemiologi
Menurut data terkini dari International Diabetes Federation (IDF) tahun 2019,
sebanyak 463 juta orang di seluruh dunia menghidap diabetes mellitus. Angka ini
dikemukakan pada 20th World Diabetes Congress di Montreal, Canada. Hanya di Asia
Tenggara saja sudah sebanyak 59 juta orang menghidap diabetes mellitus. Indonesia
merupakan salah satu negara dengan kasus diabetes yang paling tinggi yaitu sebanyak tujuh
juta orang.(1)
Menurut data Badan Kesehatan Dunia (WHO), Indonesia menempati urutan ke-4
terbesar dalam jumlah penderita Diabetes Melitus (DM). Sementara di Medan sendiri
menempati urutan pertama diatas penyakit jantung koroner.(4,5) Berdasarkan data 10 penyakit
tertinggi di Puskesmas Gambir Baru tahun 2021 Diabetes Mellitus menempati posisi ke-enam
terbesar dengan jumlah 110 orang.
2.1.5. Diagnosis
Tabel 2.1 Kriteria Diagnosis DM dan Gangguan Toleransi Glukosa (The Merck Manual,
2013)(10)
Gangguan Toleransi
Tes Normal Diabetes
Glukosa
KGDP
< 100 100-125 > 126
(mg/dl)
TTGO
< 140 140-199 > 200
(mg/dl)
HbA1c
< 5,7 5,7-6,4 > 6,5
(%)
HbA1c = Hb terglikosilasi ; KGDP = Kadar Glukosa Darah Puasa; TTGO = Tes Toleransi
Glukosa Oral.
Diagnosis DM tipe-2 dapat ditegakkan melalui tiga cara :
Gambar 2.2. Kadar Glukosa Darah Sewaktu dan Puasa Sebagai Patokan
Penyaring dan Diagnosis DM Tipe-2 (mg/dl).(3)
2.1.6. Penatalaksanaan
Tujuan penatalaksanaan secara umum adalah meningkatkan kualitas hidup
penyandang diabetes. Menurut PERKENI terdapat 4 pilar penatalaksanaan DM, yaitu:(3)
a. Edukasi
Pengetahuan tentang pemantauan glukosa darah mandiri, tanda dan gejala hipoglikemia
serta cara mengatasinya harus diberikan kepada pasien.
b. Terapi Nutrisi Medis (TNM)
Prinsip pengaturan makan pada penyandang diabetes hampir sama dengan anjuran
makan untuk masyarakat umum yaitu makanan yang seimbang dan sesuai dengan kebutuhan
kalori dan zat gizi masingmasing individu.
c. Latihan jasmani
Kegiatan jasmani seharihari dan latihan jasmani secara teratur (34 kali seminggu selama
kurang lebih 30 menit). Latihan jasmani yang dianjurkan berupa latihan jasmani yang bersifat
aerobik seperti jalan kaki, bersepeda santai, jogging, dan berenang.
d. Intervensi farmakologis
Terapi farmakologis diberikan bersama dengan pengaturan makan dan latihan jasmani
(gaya hidup sehat). Terapi farmakologis terdiri dari obat oral dan suntikan.
2.1.7. Komplikasi
Diabetes Mellitus dapat menyebabkan beberapa komplikasi yang serius, yaitu:
Hipoglikemia, peningkatan resiko infeksi, komplikasi mikrovaskuler (retinopati dan nefropati
diabetik), komplikasi neurologis, dan komplikasi makrovaskuler. Komplikasi mikrovaskuler
dapat menghambat penyembuhan luka. Hal ini menyebabkan luka kecil pada penderita DM
dapat meluas dan membentuk ulkus dalam yang dapat disertai dengan infeksi sekunder.(10)
2.1.8. Prognosis
Prognosis penderita DM sangat dipengaruhi oleh terkontrol atau tidaknya penyakit ini
pada penderitanya. Diabetes Control and Complication Trial (DCCT) menunjukkan terdapat
hubungan antara hiperglikemia kronis dengan peningkatan resiko komplikasi mikrovaskuler
pada penderita DM tipe 1. The United Kingdom Prospective Diabetes Study (UKPDS)
menunjukkan hasil yang sama pada penderita DM tipe 2.(8)
BAB III
LAPORAN KASUS
A. IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. R
No. BPJS : 000014802221
Tanggal Lahir : 18 Mei 1965
Jenis Kelamin : laki-laki
Alamat : Jl. KH. Agus Salim
B. KRONOLOGI PASIEN
Seorang pasien laki-laki berusia 56 tahun datang ke puskesmas gambir baru untuk
melakukan kontrol atas penyakit diabetes mellitus yang sudah dia derita selama 2 tahun.
Pasien merupakan PRB (Pasien Rujuk Balik) yang rutin datang setiap bulannya. Saat ini
pasien mengeluhkan kebas pada jari-jari tangannya. Kebas dirasakan sejak 3 minggu
belakangan ini terutama pada malam hari. Pasien juga mengeluhkan nyeri ulu hati sejak 1
bulan belakangan ini. Sensasi nyeri ulu hati dirasakan menjalar ke kerongkongan dan
mulut terasa pahit. Keluhan lainnya seperti demam, batuk dan lain-lain disangkal pasien.
Nafsu makan baik. BB tidak turun. BAK dan BAB normal. Diketahui pasien sudah
terdiagnosa DM sejak 2 tahun yang lalu dengan kadar gula darah saat terdiagnosa 365
mg/dl.
Tanda vital :
Tekanan darah : 120/80 mmHg
Nadi : 92 x/menit, regular, kuat angkat
Napas : 24 x/menit
Suhu : 36,5oC
Saturasi oksigen : 97% tanpa oksigen
Kepala : anemis -, ikterus -
Leher : pembesaran KGB -, JVP +2 mmH2O
Thorax :
Inspeksi : simetris
Palpasi : taktil fremitus sama kedua hemithorax
Perkusi : Sonor kedua hemithorax
Auskultasi : Vesikuler, Bunyi jantung S1 dan S2 reguler, murmur -, gallop -
Abdomen :
Inspeksi : supel, mengikuti gerakan nafas
Auskultasi : peristaltik (+) kesan normal
Perkusi : nyeri tekan (-),hepar dan lien tidak teraba
Palpasi : timpani
Extremitas :
Atas : deformitas -, tanda-tanda inflamasi -, jari tabuh -
Bawah : deformitas -, edema -/-
D. DIAGNOSIS
Polineuropati et causa Diabetes Mellitus type 2
E. PENATALAKSANAAN (30 Agustus 2021)
Non Farmakologi
Pasien diberi penjelasan nyeri ulu hati kemungkinan besar disebabkan oleh efek
samping obat diabetes yang dikonsumsi pasien
Pasien Dianjurkan untuk olahraga rutin selama 30 menit setiap hari
Pasien Dianjurkan untuk merendam jari-jari tangan yang kebas dengan air hangat
3 x sehari
Keluarga Pendamping pasien dianjurkan untuk menciptakan suasana rumah yang
menyenangkan agar pasien merasa nyaman dan mengesampingkan pikiran bahwa
dia sedang mengalami penyakit DM
Farmakologi
Metformin 500 mg 2x1 selama 1 bulan
Glimepride 2 mg 1x1 selama 1 bulan
Vitamin B12 tablet 1x1
Antasida syrp C1 3x1
BAB IV
PEMBAHASAN
Pasien datang ke Puskesmas Gambir Baru untuk melakukan pemeriksaan rutin tiap
bulannya dan memperpanjang obat sebagai Pasien Rujuk Balik/PRB. Saat ini pasien
mengeluhkan kebas pada jari-jari tangannya. Kebas dirasakan sejak 3 minggu belakangan ini
terutama pada malam hari. Pasien juga mengeluhkan nyeri ulu hati sejak 1 bulan belakangan
ini. Sensasi nyeri ulu hati dirasakan menjalar ke kerongkongan dan mulut terasa pahit.
Keluhan lainnya seperti demam, batuk dan lain-lain disangkal pasien. Nafsu makan baik. BB
tidak turun. BAK dan BAB normal. Riwayat merokok (+), perokok pasif (+). Riwayat
keluarga dengan keluhan yang sama(-) Riwayat keganasan pada keluarga (-).
Diabetes adalah suatu sindroma yang ditandai dengan peningkatan kadar glukosa darah
disebabkan adanya penurunan sekresi insulin. Diabetes adalah penyakit tidak menular yang
dapat menyerang segala kelompok umur. Pada diabetes melitus tipe 1 penurunan sekresi itu
disebabkan karena kerusakan sel beta akibat reaksi otoimun sedangkan pada diabetes melitus
tipe 2 penurunan sekresi disebabkan karena berkurangnya sel beta yang progresif akibat
glukotoksisitas, lipotoksisitas, tumpukan amilod dan faktor-faktor lain yang disebabkan oleh
resistensi insulin.(3,4)
Pada keadaan yang tidak memungkinkan dan tidak tersedia fasilitas pemeriksaan
TTGO, maka pemeriksaan penyaring dengan mengunakan pemeriksaan glukosa darah kapiler,
diperbolehkan untuk patokan diagnosis DM. Dalam hal ini harus diperhatikan adanya
perbedaan hasil pemeriksaan glukosa darah plasma vena dan glukosa darah kapiler. Pada
Pasien ini dikarenakan Puskesmas tidak memiliki fasilitas pemeriksaan TTGO maka
pemeriksaan glukosa darah kapiler pun dilakukan saat pertama sekali pasien terdiagnosa DM
dan rutin setiap bulannya dilakuan pemeriksaan kadar gula darah untuk melihat
beberapa keluhan, maka diabetes bisa menjadi penyebab terjadinya komplikasi baik akut
maupun kronis.
1) Komplikasi akut(6)
Komplikasi akut terjadi jika kadar glukosa darah seorang meningkat atau menurun
tajam dalam waktu relatif singkat. Kadar glukosa darah bisa menurun drastis jika penderita
menjalani diet terlalu ketat. Komplikasi akut meliputi hipoglikemia, ketoasidosis, koma
2) Komplikasi Kronis(6)
Pada pasien ini ditemukan komplikasi kronis berupa gangguan saraf yakni
pasien. Peningkatan kualitas hidup pasien diabetes melitus perlu dilakukan pengendalian
glukosa darah, tekanan darah, berat badan, dan profil lipid, melalui pengelolaan pasien secara
1) Edukasi
Edukasi pada pasien diabetes melitus bertujuan promosi hidup sehat, upaya
Menggunakan obat DM dan obat lainya pada keadaan khusus secara aman dan
kecemasan.
simulasi.
laboratorium.
dan keluarganya.
2) Nutrisi
makan untuk masyarakat umum, yaitu makanan yang seimbang dan sesuai dengan
jumlah kandungan kalori, terutama pada mereka yang menggunakan obat yang
meningkatkan sekresi insulin atau terapi insulin itu sendiri. Perhitungan kebutuhan
3) Jasmani
Latihan jasmani dapat dilakukan selama 3-4 kali seminggu dengan durasi kurang
biasa selama 30 menit, olahraga sedang adalah berjalan cepat selama 20 menit dan
olahraga berat adalah jogging. Pada akhir kegiatan latihan jasmani diharapkan
4) Terapi Farmakologis
Pada pasien ini diberikan obat antihiperglikemia oral yakni golongan biguanid (Metformin
500 mg) dan Sulfonilurea (Glimepiride 2 mg) dan penanganan keluhan polineuropati dengan
pemberian vitamin B 12 dan meredakan dyspepsia yang dialami dengan pemberian antasida
sirup. Berdasarkan penatalaksanaan yang diberikan sudah sesuai dengan teori yang ada yakni
melakukan 4 pilar penatalaksanaan pasien DM. Tujuan dari penatalaksanaan pasien diabetes
mellitus adalah menghindarkan pasien dari komplikasi akut maupun yang kronik.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Diabetes Mellitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan
karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau
kedua-duanya. Menurut data terkini dari International Diabetes Federation (IDF) tahun 2019,
sebanyak 463 juta orang di seluruh dunia menghidap diabetes mellitus. Angka ini
dikemukakan pada 20th World Diabetes Congress di Montreal, Canada. Hanya di Asia
Tenggara saja sudah sebanyak 59 juta orang menghidap diabetes mellitus. Penatalaksanaan
Diabetes mellitus berdasarkan 4 pilar yakni edukasi,nutrisi, jasmani dan terapi farmakologi.
Penatalaksanaan bertujuan untuk mencegah pasien diabetes mellitus dari komplikasi akut
maupun komplikasi kronik.
B. Saran
Berdasarkan hasil minipro yang dilakukan maka saran yang dapat diberikan oleh Peneliti
adalah sebagai berikut :
1. Bagi Pelayanan Kesehatan
Meningkatkan promosi kesehatan kepada masyarakat di
wilayah kerja Puskesmas Gambir Baru tentang penyakit Diabetes Mellitus.
2. Bagi Dokter Internship
Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam
penanganan penyakit diabetes mellitus secara komprehensif.
DAFTAR PUSTAKA