Anda di halaman 1dari 30

LAPORAN MINI PROJECT Januari 2021

KARAKTERISTIK PASIEN TRAUMA DI IGD PUSKESMAS AMPARITA


OKTOBER – DESEMBER 2020

Pembimbing:
dr. Nurwati

Disusun Oleh:
dr. Muh. Ilham Raymana Amiruddin

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


PROGRAM DOKTER INTERNSIP
PUSKESMAS AMPARITA
KABUPATEN SIDENRENG RAPPANG
PERIODE OKTOBER 2020 – FEBRUARI 2021
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN MINI PROJECT DOKTER INTERNSIP

Karakteristik Pasien Trauma di IGD Puskesmas Amparita Oktober – Desember and


2020

Disusun Oleh :
dr. Muh. Ilham Raymana Amiruddin

Telah diterima dan disetujui sebagai salah satu syarat dalam mengikuti Program
Internsip Dokter Indonesia di Puskesmas Amparita, Sidenreng Rappang periode 12
Oktober 2020 – 12 Februari 2021

Amparita, Januari 2021

Mengetahui,
Pembimbing,

dr. Nurwati

i
KATA PENGANTAR

Puji serta syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena atas rahmat dan
hidayah–Nyalah penulis dapat menyelesaikan Mini Project ini dalam rangka
memenuhi persyaratan dalam program Internsip di Kabupaten Sidenreng Rappang
mengenai Karakteristik pasien trauma di IGD Puskesmas Amparita Oktober-
Desember 2020.
Dalam penyusunan tugas dan materi ini, tidak sedikit hambatan yang dihadapi.
Namun, penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain
berkat bantuan, dorongan, dan bimbingan semua pihak sehingga kendala-kendala
yang penulis hadapi dapat teratasi. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Andi Palla, S. Kep, NS,, M.
Kes, sebagai Kepala Puskesmas, serta dr. Nurwati sebagai dokter pembimbing dalam
pembuatan Mini Project ini. Dan tidak lupa kami ucapakan terima kasih kepada
seluruh staff yang ada di Puskesmas Amparita .
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan Mini Project ini masih terdapat
banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis terbuka terhadap kritik dan saran yang
membangun dari semua pihak. Semoga Mini Project ini dapat bermanfaat dan
membantu teman sejawat.

Amparita, Januari 2021

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Trauma merupakan kejadian atau peristiwa timbulnya cedera sehingga


menyebabkan aktivitas sehari-hari menjadi terganggu.1 Trauma sudah menjadi
permasalahan kesehatan yang utama di dunia. 2 Di seluruh dunia, kematian yang
disebabkan oleh trauma mencapai 5,8 juta setiap tahunnya3, 9 orang tiap menit
meninggal oleh karena trauma yang disengaja ataupun tidak. Penyebab terbanyak
trauma karena kecelakaan lalu lintas, dimana angkanya mencapai 1,3 juta kasus per
tahun, lalu bunuh diri sebanyak 844.000 kasus per tahun, dan pembunuhan
sebanyak 600.000 kasus per tahun. Mayoritas keadaan ini (91%) terjadi di negara
yang berkembang.2 Di Indonesia, angka kejadian trauma masih cukup tinggi.
Menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Kementrian Kesehatan pada tahun
2019 terjadi 84.774 kejadian trauma selama 12 bulan pengamatan, dengan berbagai
penyebab.1

Trauma merupakan penyebab kematian tertinggi pada kelompok usia


dibawah 45 tahun di Amerika Serikat. 3 Menurut penelitian, rerata usia pasien yang
mengalami kejadian trauma adalah 34,1 tahun dan frekuensi tertinggi terjadi antara
usia 16-59 tahun, dimana trauma toraks dan abdominal yang paling sering terjadi
pada usia muda.4 Data pada Riskesdas 2013 juga menunjukkan bahwa kelompok
usia 15-24 tahun adalah kelompok usia yang paling sering mengalami cedera.1

Di negara maju dan berkembang, trauma masih merupakan salah satu


penyebab kematian terbanyak, meskipun kemajuan dalam penanganan trauma telah
berkembang pesat. Hal ini mungkin dikarenakan masih tingginya angka urbanisasi
dan industrialisasi yang akan meningkatkan angka kecelakaan di jalan. Menurut
prediksi WHO, pada tahun 2020, kecelakaan lalu lintas akan menjadi penyebab
kematian tertinggi kedua di dunia.4

1
Masih minimnya data tentang karakterisrik pasien trauma akibat KLL serta
pentingnya data ini untuk menjadi bahan informasi dan evaluasi dari berbagai pihak
mendasari peneliti untuk melakukan penelitian terkait karakteristik pasien trauma di
IGD Puskesmas Amparita Oktober- Desember 2021.

1.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang yang tersebut diatas, maka rumusan masalah pada
penelitian ini adalah bagaimana karakteristik pasien trauma di IGD Puskesmas
Amparita Oktober- Desember 2021?

1.3 Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui karakteristik pasien trauma di IGD Puskesmas Amparita


Oktober- Desember 2021.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk:

a. Bagi instansi tempat penelitian

• Sebagai bahan evaluasi bagi pihak Puskesmas mengenai


kasus trauma yang terjadi di Wilayah Kerja Puskesmas Amparita.
• Agar dapat meningkatkan pelayanan trauma di Puskesmas
Amparita Kab. Sidenreng Rappang.
• Agar dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia
dalam menangani trauma.
b. Bagi masyarakat umum

Sebagai sarana untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang


trauma, berapa jumlah kejadiannya dan faktor-faktor penyebab.
c. Bagi peneliti

Sebagai pengalaman penelitian bagi penulis, serta menambah


pengetahuan tentang trauma.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Trauma
Trauma adalah penyebab paling umum kematian pada orang usia 16-44
tahun di seluruh dunia (WHO, 2004). Proporsi terbesar dari kematian (1,2
juta pertahun) kecelakaan di jalan raya. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)
memprediksi bahwa pada tahun 2020, cedera lalu lintas menduduki peringkat
ketiga dalam penyebab kematian dini dan kecacatan (Peden, 2004).

2.2. Kecelakaan
Kecelakaan lalu lintas merupakan masalah kesehatan diseluruh dunia,
khususnya di negara berkembang. Kecelakaan lalu lintas bisa dialami oleh
siapa saja, kapan saja dan dimana saja. Badan kesehatan dunia mencacat di
tahun 2011 terdapat lebih dari 5,6 juta orang meninggal dikarenakan insiden
kecelakan dan sekitar 1,3 juta orang mengalami kecacatan fisik. Salah satu
insiden kecelakan yang memiliki prevalensi cukup tinggi yaitu insiden fraktur
ekstrimitas bawah sekitar 40% dari insiden kecelakaan yang terjadi.
Kecelakaan lalu lintas bisa mengakibatkan kerusakan fisik hingga kematian.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia (Depkes RI) tahun 2013
didapatkan bahwa dari jumlah kecelakaan yang terjadi, terdapat 5,8% korban
cedera atau sekitar delapan juta orang mengalami fraktur dengan jenis fraktur
yang paling banyak terjadi yaitu fraktur pada bagian ekstremitas bawah
sebesar 65,2% dan ekstremitas atas sebesar 36,9%.
Fraktur di Indonesia menjadi penyebab kematian terbanyak ketiga
dibawah penyakit jantung koroner dan tuberculosis. Berdasarkan hasil riset
kesehatan dasar (riskesdas) tahun 2013 didapatkan bahwa angka kejadian
cidera mengalami peningkatan dibandingkan dari hasil pada tahun 2007.
Kasus fraktur yang disebabkan oleh cedera antara lain karena terjatuh,

3
kecelakaan lalu lintas dan trauma benda tajam atau tumpul. Kecendrungan
prevalensi cedera menunjukkan kenaikan dari 7,5% pada tahun 2007 menjadi
8,2% pada tahun 2013 (kemenkes RI, 2013). Peristiwa terjatuh terjadi
sebanyak 45.987 dan yang mengalami fraktur sebanyak 1.775 orang (58%)
turun menjadi 40,9%, dari 20.829, kasus kecelakaan lalu lintas yang
mengalami fraktur sebanyak 1.770 orang (25,9%) meningkat menjadi 47,7%
dari 14.125 trauma benda tajam atau tumpul yang mengalami fraktur
sebanyak 236 orang (20,6%) turun menjadi 7,3%. Fraktur yang sering terjadi
yaitu fraktur femur. Fraktur femur adalah hilangnya kontinuitas tulang paha,
kondisi fraktur femur secara klinis bisa berupa fraktur femur terbuka yang
disertai adanya kerusakan jaringan lunak dan fraktur femur tertutup yang
dapat disebabkan oleh trauma langsung pada paha (Helmi, 2014).
Hasil Riset Kesehatan Dasar tahun 2013 juga menyebutkan bahwa
kejadian kecelakaan di Provinsi Bali yaitu 8,6% karena cedera, 43,3% karena
sepeda motor, 5,8% karena transport lain, 37,7% karena jatuh, 8,7 % karena
benda tumpul/tajam. Kejadian fraktur di provinsi Bali cukup tinggi. Data
registrasi Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Bali tahun 2011, di dapatkan
data fraktur sebanyak 3.065 kasus (8,9%) dari seluruh penyakit yang dirawat
di Rumah Sakit di Bali
Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan peneliti di Ruang
Bima RSUD Sanjiwani Gianyar tahun 2019, didapatkan data jumlah
penderita fraktur satu tahun terakhir yaitu pada bulan Maret 2018 sampai
dengan Maret 2019 berjumlah rata-rata 33 orang.
Fraktur adalah patah tulang, biasanya disebabkan oleh trauma atau
tenaga fisik (Rendy & Margareth., 2012). Trauma yang disebabkan tulang
patah dapat berupa trauma langsung, misalnya yaitu benturan pada lengan
bawah yang bisa menyebabkan patah tulang radius dan ulna, dan dapat juga
berupa trauma tidak langsung, misalnya jatuh bertumpu pada tangan yang
dapat menyebabkan tulang klavikula atau radius distal patah atau fraktur.
Akibat daripada trauma pada tulang yaitu bergantung pada jenis trauma,
kekuatan dan arahnya. Trauma tajam yang secara langsung atau trauma

4
tumpul yang kuat bisa menyebabkan patah tulang dengan luka terbuka sampai
ke tulang yaitu disebut patah tulang terbuka. Patah tulang di dekat sendi atau
mengenai sendi dapat menyebabkan patah tulang yang disebut fraktur
dislokasi (Sjamsuhidayat & Jong., 2011). Fraktur dapat mengakibatkan nyeri
yaitu nyeri akut dan nyeri kronis.
2.3. Instalasi Gawat Darurat
Gawat Darurat adalah keadaan klinis yang membutuhkan tindakan medis
segera untuk penyelamatan nyawa dan pencegahan kecacatan (Permenkes RI
No. 47 tahun 2018).
Pelayanan kegawat daruratan adalah tindakan medis yang dibutuhkan
oleh pasien gawat darurat dalam waktu segera untuk menyelamatkan nyawa
dan pencegahan kecacatan (Permenkes RI No. 47 tahun 2018). Fasilitas
Pelayanan Kesehatan adalah suatu alat dan/atau tempat yang digunakan untuk
menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik promotif, preventif,
kuratif maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh pemerintah pusat,
pemerintah daerah, dan/atau masyarakat (Permenkes RI No. 47 tahun 2018).
IGD adalah salah satu unit pelayanan di Rumah Sakit yang menyediakan
penanganan awal (bagi pasien yang datang langsung ke rumah sakit)/lanjutan
(bagi pasien rujukan dari fasilitas pelayanan kesehatan lain), menderita sakit
ataupun cedera yang dapat mengancam kelangsungan hidupnya (Permenkes
RI No. 47 tahun 2018). IGD berfungsi menerima, menstabilkan dan mengatur
Pasien yang membutuhkan penanganan kegawatdaruratan segera, baik dalam
kondisi sehari-hari maupun bencana (Permenkes RI No. 47 tahun 2018). IGD
berfungsi menerima, menstabilkan dan mengatur pasien yang membutuhkan
penanganan kegawatdaruratan segera, baik dalam kondisi sehari - hari
maupun bencana (Permenkes RI No. 47 tahun 2018). Secara garis besar
kegiatan di IGD rumah sakit dan menjadi tanggung jawab IGD secara umum
terdiri dari:
1) Menyelenggarakan pelayanan kegawatdaruratan yang bertujuan
menangani kondisi akut atau menyelamatkan nyawa dan/atau kecacatan
pasien.

5
2) Menerima pasien rujukan yang memerlukan penanganan
lanjutan/definitif dari fasilitas pelayanan kesehatan lainnya.
IGD rumah sakit harus dikelola dan diintegrasikan dengan instalasi/unit
lainnya di dalam sumah sakit. Kriteria umum IGD rumah sakit (Permenkes RI
No. 47 tahun 2018) :
1) Dokter/dokter gigi sebagai kepala IGD rumah sakit disesuaikan
dengan kategori penanganan.
2) Dokter/dokter gigi penanggungjawab pelayanan kegawatdaruratan
ditetapkan oleh kepala/direktur rumah sakit.
3) Perawat sebagai penanggung jawab pelayanan keperawatan
kegawatdaruratan.
4) Semua dokter, dokter gigi, tenaga kesehatan lain, dan tenaga
nonkesehatan mampu melakukan teknik pertolongan hidup dasar (Basic Life
Support).
5) Memiliki program penanggulangan pasien massal, bencana (disaster
plan) terhadap kejadian di dalam rumah sakit maupun di luar rumah sakit.
6) Jumlah dan jenis serta kualifikasi tenaga di IGD rumah sakit sesuai
dengan kebutuhan pelayanan.

6
BAB III
METODE PENELITIAN

2.1 Jenis dan Desain Penelitian


Jenis dari penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Metode penelitian deskriptif
adalah suatu penelitian yang dilakukan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan
suatu kejadian yang terjadi dalam masyarakat, berarti di dalam penelitian ini
dilakukan untuk menggambarkan Karakteristik Pasien Trauma di IGD Puskesmas
Amparita Oktober – Desember and 2020. Pengambilan data dilakukan melalui huku
register di IGD Puskesmas Amparita

2.2 Waktu dan Tempat Penelitian


1. Waktu penelitian
Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober – Desember tahun 2020.
2. Tempat penelitian
Penelitian ini dilakukan di IGD Puskesmas Amparita, Kabupaten
Sidenreng Rappang, Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2020

2.3 Populasi Dan Sampel Penelitian


1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang akan diteliti.
Populasi pada penelitian ini adalah seluruh masyarakat yang termasuk di
Wilayah Kerja Puskesmas Anggrek.
2. Sampel
Sampel adalah objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi.
Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan cara total sampling.

2.4 Teknik Pengumpulan Data


Cara pengumpulan data dilakukan dengan melihat daftar pasien trauma
melalui buku register di IGD Puskesmas Amparita. Metode Pengolahan Data

7
2.5 Definisi Operasional
Tabel berikut ini akan diuraikan variabel penelitian dalam bentuk definisi
operasional.

Tabel 3.1 Definisi operasional


No Variabel Defenisi Alat ukur Hasil ukur Skala
. Operasional Ukur
1. Pengetahuan Segala sesuatu Kuesiner 1 : Baik Ordinal
yang diketahui 2 : Cukup
responden 3 : Kurang
mengenai hipertensi
2. Sikap Tanggapan atau Kuesioner 1 : Baik Ordinal
reaksi responden 2 : Cukup
mengenai hipertensi 3 : Kurang

Cara Ukur:
a. Pengetahuan
Pengetahuan responden diukur melalui 10 pertanyaan, sehingga skor
total adalah 10. Selanjutnya dikategorikan atas baik, cukup, dan kurang
dengan definisi sebagai berikut:
1. Baik, apabila ≥ 75% responden memiliki pengetahuan tentang
hipertensi dengan nilai jawaban 8.
2. Cukup, apabila 56% - 74% responden memiliki jawaban dengan nilai
7–6.
3. Kurang, apabila < 55% responden memiliki jawaban dengan nilai < 6.

b. Sikap
Sikap responden diukur melalui 10 pertanyaan, sehingga skor total
adalah 10. Selanjutnya dikategorikan atas baik, cukup, dan kurang dengan
definisi sebagai berikut:

8
1. Baik, apabila ≥ 75% responden memiliki sikap tentang hipertensi dengan
nilai jawaban 8.
2. Cukup, apabila 56% - 74% responden memiliki jawaban dengan nilai 7 –
6.
3. Kurang, apabila < 55% responden memiliki jawaban dengan nilai < 6.

9
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan disajikan hasil penelitian dan pembahasan tentang gambaran
tingkat pengetahuan dan sikap masyarakat terhadap hipertensi di wilayah kerja
Puskesmas Anggrek pada bulan september – oktober tahun 2020. Hasil penelitian ini
disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi.

3.1 Gambaran Umum Wilayah Puskesmas Anggrek


a) Latar Belakang

Puskesmas merupakan sarana pelayanan kesehatan paling terdepan di


masyarakat. Pada era globalisasi sekarang ini dibutuhkan suatu
paradigma yang berbeda dalam memberikan pelayanan kesehatan
terhadap masyarakat. Dengan kondisi masyarakat yang semakin maju,
maka dibutuhkan pelayanan kesehatan berorientasi pada promotif dan
preventif.
Puskesmas Anggrek merupakan fasilitas kesehatan milik pemerintah
di Kecamatan Anggrek yang membina kelurahan dalam wilayah
Kecamatan Anggrek.
Dalam rangka mendukung program Pemerintah Daerah, Puskesmas
Anggrek berupaya melaksanakan kegiatan pelayanan kesehatan terhadap
masyarakat secara maksimal, sesuai program-program yang telah
direncanakan sebelumnya. Dimana dalam acuan tugas pokok puskesmas
dalam memberikan pelayanan kesehatan terhadap masyarakat. Puskesmas
Anggrek memberikan pelayanan kesehatan terhadap masyarakat,
Puskesmas Anggrek berupaya menjangkau semua lapisan masyarakat
yang berada di wilayah kerja puskesmas.
Dengan segala keterbatasan, Puskesmas Anggrek berupaya membawa
masyarakat di wilayahnya untuk berperilaku hidup bersih dan sehat. Pada
era desentralisasi ini, keberhasilan seluruh program yang akan
dilaksanakan bergantung pada keseriusan Pemerintah Daerah dalam

10
membiayai dan masyarakat selaku objek, untuk ikut berperan dalam
meningkatkan derajat kesehatannya.
1. Data Peta Wilayah Kerja

Nama Puskesmas : Anggrek


Kecamatan : Anggrek
Kabupaten : Gorontalo Utara
Provinsi : Gorontalo
Alamat : Jl. Trans Sulawesi Desa, Anggrek, Kec.Anggrek
2. Keadaan Geografi

Terletak di Kecamatan Anggrek Kabupaten Gorontalo Utara, wilayah


kerja Puskesmas Anggrek meliputi 9 desa, yakni Desa Tutuwoto, Desa
Tolongio, Desa Motilango, Desa Helumo, Desa Ilodulunga, Desa Langge,
Desa Popalo, Desa Hiyalooile, serta Desa Putiana. Secara geografis
terletak antara 0,9711o – 0,9917o Lintang Utara dan 122,1803o – 122,9762o
Bujur Timur, dengan luas wilayah daratan seluas 61,8 Km 2. Wilayah kerja
Puskesmas Anggrek sebelah utara berbatasan dengan Laut Sulawesi,
sebelah timur berbatasan dengan Puskesmas Ilangata yang berada dalam
satu Kecamatan dengan Puskesmas Anggrek, sebelah selatan berbatasan
dengan Kabupaten Gorontalo, dan sebelah barat berbatasan dengan
Puskesmas Molingkapoto Kecamatan Kwandang.
Dengan orbitasi antara 00o 51’ 00” LU sampai dengan 00o 94’ 00” LU,
dan 122o 38’ 15” BT sampai dengan 122o 81’ 94” BT, maka Kecamatan
Anggrek tepatnya berada pada daerah beriklim tropis seperti umumnya
wilayah Indonesia yang memiliki dua musim, yaitu musim kemarau dan
musim hujan.

11
3. Data Tenaga Kesehatan di Wilayah Kerja Puskesmas Anggrek

NO JABATAN FUNGSIONAL L P KET


1 Dokter Umum 1
2 Dokter Gigi
3 Administrasi Kesehatan 0
4 Epidemiologi Kesehatan 1
5 Penyuluh Kesehatan Masyarakat 2
6 Kesehatan Lingkungan
7 Perawat 2 22
8 Perawat Gigi 1
9 Apoteker 1
10 Asisten Apoteker
11 Nutrisionis 1 5
12 Sanitarian 1
13 Bidan 22 1
(Abdi)
14 Verifikator Medik
15 Pranata Lab. Kes.
16 Non Kesehatan (Supir, CS, 2 4
Pengelola Keuangan Kontrak Di
BOK (1ORG))
JUMLAH 8 57 66

4. Persentase Pelayanan Kesehatan Penderita Hipertensi


No Desa Sasaran Capaian %
1 Tutuwoto 24 20 83
2 Helumo 21 19 90

12
3 Tolongio 30 26 86
4 Motilango 33 24 72
5 Langge 21 17 80
6 Ilodulunga 12 10 83
7 Popalo 22 19 86
8 Putiana 30 26 86
9 Hiyalooyile 20 16 80
Jumlah 213 177 83,1%

3.2 Hasil Penelitian


a) Karakteristik Responden

Karakteristik responden dapat dilihat pada tabel 4.1 dibawah ini.

Karakteristik Responden
Keterangan Jumlah (n) Persen (%)
Usia
< 51 45 46,9
≥ 51 51 53,1
Jenis Kelamin
Laki-laki 21 21,9
Perempuan 75 78,1
Pendidikan Terakhir
Tidak Tamat SD 25 26
SD 29 30,2
SMP 21 21,9
SMA 13 13,5
Perguruan Tinggi 8 8,3
Total 96 100
Tabel 4.1 Distribusi Karakteristik Responden

Karakteristik responden penelitian ini yang memiliki usia < 51 tahun ada
45 orang responden dengan persentase 46,9% dan yang memiliki usia ≥ 51
tahun ada 51 orang responden dengan persentase 53,1%. Responden dengan
jenis kelamin laki-laki ada 21 orang responden dengan persentase 21,9% dan
jenis kelamin perempuan ada 75 orang responden dengan persentase 78,1%.
Responden dengan pendidikan terakhir tidak tamat SD ada 25 orang
responden dengan persentase 26%, dengan pendidikan terakhir SD ada 29
orang dengan persentase 30,2%, dengan pendidikan terakhir SMP ada 21

13
orang dengan persentase 21,9%, dengan pendidikan terakhir SMA ada 13
orang dengan persentase 13,5%, dan dengan pendidikan terakhir perguruan
tinggi ada 8 orang dengan persentase 8,3%.

b) Penilaian Tingkat Pengetahuan

Hasil tingkat pengetahuan dapat dilihat pada tabel 4.2 dibawah ini.

Kategori Tingkat Pengetahuan Frekuensi (n) Persentase (%)


Baik 18 18,8
Cukup 29 30,2
Kurang 49 51
Total 96 100
Tabel 4.2 Penilaian Tingkat Pengetahuan

Berdasarkan tabel diatas, kategori tingkat pengetahuan responden


dengan kategori baik ada 18 orang responden dengan persentase 18,8%,
kategori cukup ada 29 orang responden dengan persentase 30,2%, dan
kategori kurang ada 49 orang responden dengan persentase 51%.

c) Penilaian Tingkat Sikap

Hasil tingkat sikap dapat dilihat pada tabel 4.3 dibawah ini.

Kategori Tingkat Sikap Frekuensi (n) Persentase (%)


Baik 20 20,8
Cukup 34 35,4
Kurang 42 43,8
Total 96 100
Tabel 4.3 Penilaian Tingkat Sikap

14
Berdasarkan tabel diatas, kategori tingkat sikap responden dengan
kategori baik ada 20 orang responden dengan persentase 20,8%, dengan
kategori cukup ada 34 orang responden dengan persentase 35,4%, dan
dengan kategori kurang ada 42 orang responden dengan persentase 43,8%.

3.3 Pembahasan
a) Pengetahuan

Berdasarkan penelitian didapatkan bahwa responden penelitian secara


dominan memiliki tingkat pengetahuan yang kurang. Ini terbukti bahwa dari
96 responden, yang memiliki pengetahuan kurang sebanyak 51%. Hal ini
sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Mahfudz (2015) yang
menunjukkan bahwa 66% responden memiliki kategori tingkat pengetahuan
kurang tentang hipertensi.
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi tingkat pengetahuan adalah
pendidikan, umur, pekerjaan, dan lingkungan. Pada penelitian ini hanya
18,8% responden yang memiliki pengetahuan yag baik dan 30,2%
responden yang memiliki pengetahuan yang cukup mengenai hipertensi.
Sejalan pada hasil tersebut apabila dilihat dari karakteristik responden
mengenai pendidikan terakhirnya adalah 80,6% non sarjana (Tabel 4.1).
Pendidikan mempengaruhi proses belajar, makin tinggi pendidikan
seseorang, makin mudah orang tersebut untuk menerima informasi. Dengan
pendidikan tinggi, maka seseorang akan cenderung untuk mendapatkan
informasi, baik dari orang lain maupun dari media massa.

b) Sikap

Berdasarkan penelitian didapatkan bahwa responden penelitian secara


dominan memiliki tingkat sikap yang kurang. Ini terbukti bahwa dari 96
responden, yang memiliki sikap kurang sebanyak 43,8%. Hal ini sejalan
dengan penelitian yang dilakukan oleh Mahfudz (2015) yang menunjukkan

15
bahwa 66% responden memiliki kategori tingkat sikap kurang tentang
hipertensi.
Sikap seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu pengalaman
pribadi, pengaruh orang lain, dan media massa. Sikap responden mengenai
hipertensi sejalan dengan pengetahuan, pendidikan, dan usia. Adanya
pengetahuan yang kurang tentang penyakit hipertensi dan kurangnya
kesadaran atau kemauan responden untuk berperilaku hidup sehat, sehingga
membentuk sikap yang kurang terhadap penyakit hipertensi.

16
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan
Dari data yang berhasil dikumpulkan dalam penelitian ini telah
diperoleh gambaran tingkat pengetahuan dan sikap masyarakat tentang
hipertensi di wilayah Kerja Puskesmas Anggrek bulan September – Oktober
tahun 2020 sebagai berikut:
1. Pengetahuan masyarakat tentang penyakit hipertensi secara umum kurang
baik sejumlah 49 responden dengan persentase 51%.
2. Sikap masyarakat tentang penyakit hipertensi secara umum kurang baik
sejumlah 42 responden dengan persentase 43,8%.

4.2 Saran
1. Untuk Masyarakat
Agar lebih meningkatkan pengetahuan tentang penyakit hipertensi
dengan mengikuti penyuluhan kesehatan yang diberikan oleh petugas
kesehatan terdekat agar dapat terhindar dari penyakit hipertensi secara dini.
2. Untuk Petugas Kesehatan
Diharapkan bagi petugas kesehatan agar dapat lebih meningkatkan
sosialisasi tentang penyakit tekanan darah tinggi dan memberikan
penyuluhan tentang upaya mencegah penyakit hipertensi secara dini dan
tindakan apa saja yang harus dilakukan jika tekanan darah meningkat serta
menjelaskan pentingnya memeriksakan tekanan darah secara teratur ke
pelayanan kesehatan terdekat.

17
3. Untuk Penderita Hipertensi
Agar lebih rajin dalam memeriksakan tekanan darahnya ke pelayanan
kesehatan terdekat atau rumah sakit serta mengikuti kegiatan yang
berkaitan dengan kesehatan untuk mencegah komplikasi penyakit
hipertensi serta dapat termotivasi untuk menghindari hal-hal yang dapat
memperberat penyakit hipertensi, misalnya menghindari makanan yang
mengandung lemak seperti gorengan, daging kambing, santan, mengurangi
konsumsi garam dapur, minuman yang mengandung kafein, alcohol,
merokok, malas berolahraga, serta menjauhi stress.

18
DAFTAR PUSTAKA

1. Wade, A Hwheir, D N Cameron, A. 2003. Using a Problem Detection Study


(PDS) to Identify and Compare Health Care Privider and Consumer Views of
Antihypertensive therapy. Journal of Human Hypertension, Jun Vol 17 Issue
6.
2. Yogiantoro M. Hipertensi Esensial dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam
Jilid I Edisi IV. Jakarta: FK UI. 2006
3. Armilawaty, Amalia H, Amirudin R. Hipertensi dan Faktor Risikonya dalam
Kajian Epidemiologi. Bagian Epidemiologi FKM UNHAS.
2007.http;//www.CerminDuniaKedokteran.com/index.php?
option=com_content&tas k=view&id=38&Itemid=12). Diakses tanggal 8
April 2014, pukul 20.00 WIB.
4. Sharma S, et all. Hypertension. Last Update Aug 8, 2008.
http//:www.emedicine.com. [Diakses pada tanggal 8 April 2014].
5. Oktora R. Gambaran Penderita Hipertensi Yang Dirawat Inap di Bagian
Penyakit Dalam RSUD Arifin Achmad Pekanbaru Periode Januari Sampai
Desember 2005, Skripsi, FK UNRI, 2007, hal 41-42.
6. Kumar V, Abbas AK, Fausto N. Hypertensive Vascular Disease. Dalam:
Robn and Cotran Pathologic Basis of Disease, 7th edition. Philadelpia:
Elsevier Saunders, 2005.
7. Cortas K, et all. Hypertension. Last update May 11 2008.
http//:www.emedicine.com. [Diakses pada tangal 8 April 2014].
8. Shapo L, Pomerleau J, McKee M. Epidemiology of Hypertension and
Associated Cardiovascular Risk Factors in a Country in Transition. Albania:
Journal Epidemiology Community Health 2003.
9. Notoatmojo S. 2005. Promosi Kesehatan, Teori dan Aplikasi. Jakarta: Rineka
Cipta
10. Waspadji S dkk. Daftar Bahan Makanan Penukar. Divisi Metabolik Endokrin
Departemen Ilmu Penyakit Dalam dan Instalasi Ilmu Gizi RS Cipto
Mangunkusuno, Jakarta, 2004.

19
11. Bowman ST et al. Clinical Research Hypertension. A Prospective Study of
Cigarette Smokey And Risk of Inciden Hypertension In Bringham And
Women Hospital Massachucetts, 2007.
12. Cahyono, Suharjo. 2008. Gaya Hidup dan Penyakit Modern. Jakarta :
Kanisius.
13. Price, Wilson. 2006. Patofisiologi Volume 2. Jakarta: EGC
14. Gray, Huon. 2005. Kardiologi Edisi IV. Jakarta: Erlangga.
15. Depkes 2006. Pedoman Teknis Penemuan dan Tata Laksana Penyakit
Hipertensi. Jakarta: Direktorat Pengendalian Penyakit Tidak Menular Depkes
RI.
16. Hoeymans N, Smit HA, Verkleij H, Kromhout D. Cardiovascular Risk
Factors in Netherlands. Eur Heart , 1999.p 520.
17. Susalit E, Kapojos EJ, Lubis HR. Hipertensi Primer Dalam Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam, Edisi III, Jilid II, Jakarta: Balai Penerbit FKUI.
18. Ridjab DA. Pengaruh Aktifitas Fisik Terhadap Tekanan Darah. Majalah
Kedokteran Atmajaya, Volume 4, Nomor 2 2005. hal.73.

19. Almatser, S. 2005. Penuntun Diit Instaalsi Gizi Perjan RSCM. Jakarta:PT
Gramedia Pustaka Utama
20. Notoatmojo S. 2005. Promosi Kesehatan, Teori dan Aplikasi. Jakarta: Rineka
Cipta.
21.

20
LAMPIRAN

1. Hasil Pengolahan Data

21
2. Grafik Hasil Pengolahan Data

22
23
24
3. Kuesioner

KUESIONER PENELITIAN

Kode Responden : (diisi oleh peneliti)


Petunjuk pengisian :
1. Bacalah dengan cermat dan teliti pada tiap item pertanyan.
2. Pilih salah satu jawaban yang menurut Bapak/Ibu paling sesuai dengan kondisi
yang dialami dengan cara memberi tanda ceklis (√) pada pilihan yang dipilih.
3. Isilah titik-titik yang tersedia dengan jawaban yang benar.

A. Karakteristik Responden
Nama (inisial) : .........................................................................................
Umur : .........................................................................................
Jenis Kelamin : .........................................................................................
Tingkat Pendidikan: Tidak tamat SD
SD
SMP
SMA
Perguruan tinggi
B. Keluarga yang selama ini merawat:
Suami :
Istri :
Anak :
Ayah/Ibu :
Yang lain sebutkan .......................................................

25
Pengetahuan dan Sikap
No Pernyataan Benar Salah
1 Hipertensi/darah tinggi adalah penyakit
meningkatnya tekanan darah
2 Tekanan darah normal adalah 120/80 mmHg
3 Semakin tua kita, tekanan darah semakin
meningkat
4 Hipertensi/darah tinggi merupakan penyakit yang
bisa disembuhkan
5 Tekanan darah dapat berubah-ubah sesuai dengan
aktivitas yang dilakukan.
6 Hipertensi/ darah tinggi dapat diturunkan dari
orang tua ke anak.
7 Olahraga dapat meningkatkan metabolism tubuh
dan memperlancar perdarahan sehingga tidak baik
untuk jantung
8 Latihan fisik yang berat tidak dapat meningkatkan
tekanan darah
9 Olah raga teratur, diit rendah garam merupakan hal
cara mencegah komplikasi hipertensi
10 Merokok hanya merusak paru-paru tidak merusak
jantung
11 Pola makan rendah lemak baik untuk mengontrol
tekanan darah
12 Penggunaan garam berlebih tidak berpengaruh
pada tekanan darah
13 Kelebihan berat badan dapat meningkatkan resiko
hipertensi/ darah tinggi.
14 Hipertensi akan sembuh jika minum obat dengan
rutin
15 Hipertensi merupakan penyakit yang bahaya
apabila tidak dikontrol
16 Hipertensi/ darah tinggi dapat dikontrol

17 Jika merasa pusing dan tengkuk terasa berat dalam


jangka waktu yang lama sebaiknya memeriksakan
diri ke pelayanan kesehatan terdekat

26
18 Kurang istirahat dan banyak beban pikian dapat
menyebabkan tekanan darah meningkat
19 Jika istirahat cukup tetapi masih pusing, teruskan saja
minum obat anti hipertensi tidak perlu ke puskesmas
20 Penderita hipertensi sebaiknya memeriksakan tekanan
darah
secara teratur tiap bulan dan mengontrol pola makan

27

Anda mungkin juga menyukai