Anda di halaman 1dari 37

MINI PROJECT

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN PRILAKU PENDERITA


HIPERTENSI DI PUSKESMAS PAKUAN BARU KELURUHAN TAMBAK SARI
KOTA JAMBI TAHUN 2022

Disusun Oleh:
dr. Dini Yuhelfi Nuryanto

Pendamping:
dr. Hj. Raodah

PROGRAM DOKTER INTERNSIP


PPSDM KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA DAN
KOMITE INTERNSIP DOKTER INDONESIA
PUSKESMAS PAKUAN BARU KECAMATAN JAMBI SELATAN
KOTA JAMBI PROVINSI JAMBI
2022
HALAMAN PENGESAHAN

Mini Project

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN PRILAKU PENDERITA


HIPERTENSI DI PUSKESMAS PAKUAN BARU KELURAHAN TAMBAK SARI
KOTA JAMBI 2022

Disusun Oleh :

dr. Dini Yuhelfi Nuryanto

Telah dilaksanakan pada Februari 2022 sebagai salah satu persyaratan menyelesaikan

Program Internsip Dokter Indonesia di Puskesmas Pakuan Baru

Jambi, Februari 2022

Pembimbing

dr. Hj. Raodah


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat dan karunia-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Mini Project dalam rangka melaksanakan Program Dokter
Internsip di Puskesmas Pakuan Baru Kota Jambi yang dilaksanakan pada bulan Februari 2022.
Laporan ini merupakan hasil dari kegiatan selama menjalani Program Dokter Internsip di Puskesmas
Pakuan Baru Kota Jambi. Laporan ini berjudul “Gambaran Tingkat Pengetahuan Dan Prilaku
Penderita Hipertensi Di Puskesmas Pakuan Baru Kelurahan Tambak Sari Kota Jambi Tahun
2022”
Dalam penulisan laporan ini, penulisan menyadari masih banyak kesalahan dan kekurangan, oleh
karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun untuk kesempatan laporan
ini. Demikianlah laporan ini semoga bermanfaat bagi kita semua.

Jambi, Februari 2022

Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN............................................................... i
KATA PENGANTAR....................................................................... ii
DAFTAR ISI ..................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................... 2
1.3 Tujuan Penelitian .......................................................................... 2
1.4 Manfaat Penelitian ....................................................................... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA....................................................... 4
2.1 Pengetahuan ................................................................................. 4
2.1.1 Definisi Pengetahuan ........................................................... 4
2.1.2 Tingkatan Pengetahuan ........................................................ 5
2.1.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan ................. 5
2.1.4 Pengukuran Pengetahuan ...................................................... 6
2.2 Hipertensi……………………………………………………….. 6
2.2.1 Definisi…………………………………………………… 6
2.2.2 Klasifikasi………………………………………………… 7
2.2.3 Etiologi……………………………………………………. 7
2.1.4 Faktor Resiko……………………………………………… 9
2.1.5 Patofisiologi……………………………………………….. 12
2.1.6 Gejala Klinis………………………………………………. 13
2.1.7 Tatalaksana………………………………………………… 15
2.1.8 Pencegahan………………………………………………… 17
BAB III METODE PENELITIAN.................................................... 18
3.1 Jenis Penelitian ............................................................................. 18
3.2 Populasi dan Sampel .................................................................... 18
3.3 Tempat dan Waktu Penelitian....................................................... 18
3.4 Kerangka Konsep Penelitian ........................................................ 18
3.5 Definisi Operasional .................................................................... 19
3.6 Pengumpulan Data ....................................................................... 19
3.7 Instrumen Penelitian ..................................................................... 19
3.8 Teknik Penelitian ......................................................................... 19
3.9 Pengolahan Data dan Analisis Data .......................................... 20
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................... 21
4.1 Hasil Analisis Penelitian .............................................................. 24
4.1.1 Tabel dan Diagram Distribusi Pengetahuan .............................. 24
4.3 Permasalahan dan Pemecahan Masalah ....................................... 39
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ........................................... 40
5.1 Kesimpulan .................................................................................. 40
5.2 Saran ............................................................................................ 40
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DOKUMENTASI
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Hipertensi merupakan penyebab kematian dan kesakitan yang tinggi. Darah tinggi
sering diberi gelar The Silent Killer karena hipertensi merupakan pembunuh tersembunyi
yang penyebab awalnya tidak diketahui atau tanpa gejala sama sekali, hipertensi bisa
menyebabkan berbagai komplikasi terhadap beberapa penyakit lain, bahkan penyebab
timbulnya penyakit jantung, stroke dan ginjal. Data WHO (2011) menunjukkan, di seluruh
dunia, sekitar 972 juta orang atau 26,4 % penghuni bumi mengidap hipertensi. Angka ini
kemungkinan akan meningkat menjadi 29,2 % di tahun 2025. Dari 972 juta pengidap
hipertensi, 333 juta berada di negara maju dan 639 sisanya berada di Negara berkembang,
termasuk Indonesia.1
Menurut WHO (2011), hipertensi membunuh hampir 8 juta orang setiap tahun,
dimana hampir 1,5 juta adalah penduduk wilayah Asia Tenggara. Diperkirakan 1 dan 3 orang
dewasa di Asia Tenggara menderita hipertensi. Menurut data Departemen Kesehatan,
hipertensi dan penyakit jantung lain meliputi lebih dari sepertiga penyebab kematian, dimana
hipertensi menjadi penyebab kematian kedua setelah stroke. Berdasarkan data World Health
Organization (WHO) dari 70% penderita hipertensi yang di ketahui hanya 25% yang
mendapat pengobatan, dan hanya 12,5% yang diobati dengan baik (adequately treated cases)
diperkirakan sampai tahun 2025 tingkat terjadinya tekanan darah tinggi akan bertambah 60%.
1,2

Menurut Hamid (2011), dalam Seminar The S Scientific Meeting on Hypertension


2011, tingkat prevalensi hipertensi di Indonesia mencapai 31,7 persen dari total penduduk
dewasa. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar Tahun 2013, prevalensi hipertensi di Indonesia
berdasarkan hasil pengukuran pada umur ≥ 18 tahun sebesar 25,8 persen. Jadi cakupan nakes
hanya 36,8 persen, sebagian besar (63,2%) kasus hipertensi di masyarakat tidak terdiagnosis.
Data secara nasional yang belum lengkap, sebagian besar penderita hipertensi di Indonesia
tidak terdeteksi, sementara mereka yang terdeteksi umumnya tidak menyadari kondisi
penyakitnya.1,2,3
Berdasarkan data dari rekapan kunjungan pasien Puskesmas Pakuan Baru selama
tahun 2021, kasus hipertensi di Kelurahan Tambak Sari sebanyak 241 dari total keseluruhan
1276 Pasien, dan hipertensi menduduki peringkat 10 dari 10 penyakit terbanyak di
Puskesmas Pakuan Baru.4

Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
terhadap penderita hipertensi dengan judul Gambaran Pengetahuan dan Perilaku Penderita
Hipertensi dalam Upaya Mencapai Tekanan Darah Terkontrol di wilayah Puskesmas Pakuan
Baru.
Responden yang diambil pada mini project ini adalah dari Kasus Kunjungan pasien
Puskesmas Pakuan Baru Kelurahan Tambak Sari. sebagian responden adalah wanita dan usia
lanjut.

1.2 Rumusan Masalah


Dari penjelasan di atas, dapat ditemukan permasalahan sebagai berikut:
 Hipertensi menjadi penyebab kematian kedua setelah stroke.
 Hipertensi menduduki peringkat ke 10 dari 10 penyakit terbanyak di Puskesmas
kecamatan Pakuan Baru
 Kurangnya pengetahuan dan perilaku penderita hipertensi dalam upaya mencapai tekanan
darah terkontrol

1.3 Tujuan Penelitian


1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui gambaran pengetahuan dan perilaku penderita hipertensi
dalam upaya mencapai tekanan darah terkontrol di wilayah kerja Puskesmas
kecamatan Pakuan Baru tahun 2022.

2. Tujuan Khusus
a. Diketahuinya gambaran tingkat pengetahuan penderita hipertensi di wilayah kerja
Puskesmas kecamatan Pakuan Baru tahun 2022.dalam upaya mencapai tekanan
darah terkontrol.
b. Diketahuinya gambaran tingkat perilaku penderita hipertensi di wilayah kerja
Puskesmas kecamatan Pakuan Baru tahun 2022. dalam upaya mencapai tekanan
darah terkontrol.

1.4 Manfaat Penelitian


1. Bagi Peneliti
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengalaman bagi penulis dalam
meneliti secara langsung di lapangan.
b. Untuk memenuhi salah satu tugas peneliti dalam menjalani program internsip
dokter umum Indonesia.
2. Bagi Masyarakat
Hasil penelitian ini diharapkan agar masyarakat tahu dan mengerti tentang cara
mencapai tekanan darah terkontrol pada penyakit hipertensi.
3. Bagi Tenaga Kesehatan
Hasil penelitian ini diharapkan menjadi masukan bagi Puskesmas kecamatan Pakuan
Baru dalam rangka meningkatkan pelayanan kesehatan khususnya penyakit hipertensi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1.1 Pengetahuan
2.1.1 Definisi Pengetahuan5

Menurut Notoatmodjo pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah
orang tersebut melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi
melalui panca indera manusia. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata
dan telinga. Pengetahuan kognitif adalah domain yang sangat penting untuk terbentuknya
tindakan seseorang (over behavior). Dari hasil pengalaman serta penelitian terbukti bahwa
perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak
didasari oleh pengetahuan. Penelitian yang dilakukan oleh Rogers (1974) mengungkapkan
bahwa sebelum seseorang mengadaptasi perilaku yang baru didalam diri orang tersebut
terjadi proses yang beruntun yaitu:
a. Awarenes (kesadaran), dimana orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui terlebih
dahulu terhadap stimulus (objek).
b. Interest (merasa tertarik) merasa tertarik terhadap stimulus atau objek tersebut disini sikap
subjek sudah mulai timbul.
c. Evaluation (menimbang-nimbang baik dan tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya) hal ini
berarti sikap responden sudah lebih baik lagi.
d. Trial, dimana subjek mulai mencoba melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang
dikehendaki oleh stimulus.
e. Adaption, dimana subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran
dan sikapnya terhadap stimulus.
Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk
terbentuknya tindakan seseorang, karena dari pengalaman dan penelitian yang didasari oleh
pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan.

9
2.1.2 Tingkatan Pengetahuan5
Menurut Bloom (1987) dikutip oleh Notoatmodjo (2007), pengetahuan yang dicakup
didalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan, yaitu:
a. Tahu (Know) diartikan sebagai mengingat sesuatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya. Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali
(recall), terhadap sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau
rangsangan yang telah diterima.
b. Memahami (Comprehension) diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan
secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterprestasikan materi
tersebut secara benar.
c. Aplikasi (Aplication) diartikan kemampuan untuk menggunakan materi yang telah
dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya).
d. Analisis (Analysis) merupakan suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau
suatu objek kedalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam satu struktur
organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain.
e. Sintesis (Syntesis) menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau

menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.


f. Evaluasi (evaluation) berkaitan dengan kemajuan untuk melakukan justifikasi atau
penilaian terhadap suatu materi atau objek.

2.1.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan5


Menurut Notoatmodjo (2007), pengetahuan seseorang dapat dipengaruhi oleh
beberapa faktor, yaitu :
a. Pengalaman, dimana dapat diperoleh dari pengalaman diri sendiri atau orang lain.
Misalnya, jika seseorang pernah merawat seorang anggota keluarga yang sakit hipertensi,
umumnya menjadi lebih tahu tindakan yang harus dilakukan jika terkena hipertensi.
b. Tingkat pendidikan, dimana pendidikan dapat membawa wawasan atau pengetahuan
seseorang. Secara umum, seseorang yang memiliki pengetahuan yang tingi akan
mempunyai pengalaman yang lebih luas dibandingkan dengan seseorang yang tingkat
pendidikannya lebih rendah.
c. Sumber informasi, keterpaparan seseorang terhadap informasi mempengaruhi tingkat
pengetahuaannya. Sumber informasi yang dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang,
misalnya televise, radio, Koran, buku, majalah dan internet.

10
2.2 Hipertensi

2.2.1 Definisi Hipertensi6,7


Hipertensi didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya
diatas 140 mmHg dan tekanan diastoliknya diatas 90 mmHg). Menurut Potter dan Perry
(2006), hipertensi merupakan gangguan asimptomatik yang ditandai dengan peningkatan
tekanan darah persisten, dimana diagnosa hipertensis pada orang dewasa ditetapkan paling
sedikit dua kunjungan dimana lebih tinggi atau pada 140/90 mmHg.

2.2.2 Klasifikasi Hipertensi8


Menurut The Seventh Report of The Joint National Committee on Prevention,
Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure (JNC 7) klasifikasi tekanan
darah pada orang dewasa terbagi menjadi kelompok normal, prahipertensi, hipertensi derajat
1 dan derajat 2 seperti yang terlihat pada tabel 1 dibawah.

Tabel 2.1. Klasifikasi Tekanan Darah menurut JNC 7


Klasifikasi Tekanan Darah Tekanan Darah Sistolik Tekanan Darah Diatolik
(mmHg) (mmHg)
Normal < 120 < 80
Prahipertensi 120 – 139 80 -89
Hipertensi Derajat 1 140 – 159 90 – 99
Hipertensi Derajat 2 ≥ 160 ≥ 100

2.2.3 Faktor Penyebab Hipertensi

Berhubung lebih dari 90% penderita hipertensi digolongkan atau disebabkan oleh
hipertensi primer, maka secara umum yang disebut hipertensi primer. Meskipun hipertensi
primer belum diketahui dengan pasti penyebabnya, data-data penelitian telah menemukan
beberapa faktor yang sering menyebabkan hipertensi, yaitu :

a. Faktor Keturunan
Hipertensi merupakan suatu kondisi yang bersifat menurun dalam suatu keluarga. Anak
dengan orang tua hipertensi memiliki kemungkinan dua kali lebih besar untuk menderita
hipertensi daripada anak dengan orang tua yang tekanan darahnya normal.9

b. Ras
Statistik menunjukkan prevalensi hipertensi pada orang kulit hitam hampir dua kali lebih

banyak dibandingkan dengan orang kulit putih.


11
c. Usia
Wanita premenopause cenderung memiliki tekanan darah yang lebih tinggi daripada pria
pada usia yang sama, meskipun perbdaan diantara jenis kelami kurang tampak setelah
usia 50 tahun. Penyebabnya, sebelum menopause, wanita cenderung terlindungi dari
penyakit jantung oleh hormone esterogen.10

d. Jenis Kelamin
Pria lebih banyak mengalami kemungkinan menderita hipertensi daripada wanita.
Hipertensi berdasarkan jenis kelamin ini dapat pula dipengaruhi faktor psikologis. Pada
pria seringkali dipicu oleh perilaku tidak sehat (merokok, kelebihan berat badan), depresi
dan rendahnya status pekerjaan. Sedangkan pada wanita lebih berhubungan dengan
pekerjaan yang mempengaruhi faktor psikis kuat.11

e. Stress psikis
Stress meningkatkan aktivitas saraf simpatis, peningkatan ini mempengaruhi
meningkatnya tekkana darah secara bertahap. Apabila stress berkepanjangan dapat
berakibat tekanan darah tetap tinggi.11

f. Obesitas
Pada orang yang obesitas terjadi peningkatan kerja pada jantung untu memompa darah
agar dapat menggerakan beban berlebih dari tubuh tersebut. Berat badan yang berlebihan
menyebabkan bertambahnya volume darah dan perluasan sistem sirkulasi. Bila bobot
ekstra dihilangkan, TD dapat turun lebih kurang 0,7/1,5 mmHg setiap kg penurunan berat
badan.

g. Asupan garam Na
Ion natrium mengakibatkan retensi air, sehingga volume darah bertambah dan
menyebabkan daya tahan pembuluh meningkat. Juga memperkuat efek vasokonstriksi
noradrenalin.

h. Rokok
Nikotin dalam tembakau adalah penyebab tekanan darah meningkat. Hal ini karena
nikotin terserap oleh pembuluh darah yang kecil dalam paru-paru dan disebarkan
keseluruh aliran darah. Hanya dibutuhkan waktu 10 detik bagi nikotin untuk sampai ke
otak. Otak bereaksi terhadap nikotin dengan memberikan sinyal kepada kelenjar adrenal
untuk melepaskan efinefrin (adrenalin). Hormon yang sangat kuat ini menyempitkan
pembuluh darah, sehingga memaksa jantung untuk memompa lebih keras dibawah
tekanan yang lebih tinggi.12
12
i. Konsumsi Alkohol
Alkohol memiliki pengaruh terhadap tekanan darah, dan secara keseluruhan semakin
banyak alkohol yang diminum semakin tinggi tekanan darah.10

j. Olahraga
Olahraga yang bersifat kompetensi dan meningkatkan kekuatan dapat memacu emosi
sehingga dapat mempercepat peningkatan tekanan darah seperti tinju, panjat tebing dan
angkat besi. Bentuk latihan yang paling tepat untuk penderita hipertensi adalah jalan kaki,
bersepeda, senam, berenang dan aerobic.

2.2.4 Patofisiologi Hipertensi13,14


Mekanisme patogenesis hipertensi yaitu peningkatan tekanan darah yang dipengaruhi
oleh curah jantung dan tahanan perifer. Mekanisme hipertensi tidak dapat dijelaskan dengan
satu penyebab khusus, melainkan sebagai akibat interaksi dinamis antara faktor genetik,
lingkungan dan faktor lainnya. Tekanan darah dirumuskan sebagai perkalian antara curah
jantung dan atau tekanan perifer yang akan meningkatkan tekanan darah. Retensi sodium,
turunnya filtrasi ginjal, meningkatnya rangsangan saraf simpatis, meningkatnya aktifitas renin
angiotensin alosteron, perubahan membransel, hiperinsulinemia, disfungsi endotel merupakan
beberapa faktor yang terlibat dalam mekanisme hipertensi.
Mekanisme patofisiologi hipertensi salah satunya dipengaruhi oleh sistemr renin
angiotensin aldosteron, dimana hampir semua golongan obat anti hipertensi bekerja dengan
mempengaruhi sistem tersebut. Renin angiotensin aldosteron adalah sistem endogen komplek
yang berkaitan dengan pengaturan tekanan darah arteri. Aktivasi dan regulasi sistem renin
angiotensin aldosteron diatur terutama oleh ginjal. Sistem renin angiotensi aldosteron
mengatur keseimbangan cairan, natrium dan kalium. Sistem ini secara signifikan berpengaruh
pada aliran pembuluh darah dan aktivasi sistem saraf simpatik serta homeostatik regulasi
tekanan darah

13
Gambar 1. Pengaruh Renin Angiotensin Aldosteron Terhadap Kenaikan Tekanan
Darah

2.2.5 Manifestasi Klinis Hipertensi15


Pada sebagian besar penderita, hipertensi tidak menimbulkan gejala, meskipun secara
tidak sengaja beberapa gejala terjadi bersamaan dan dipercaya berhubungan dengan tekanan
darah tinggi (padahal sesungguhnya tidak). Gejala yang dimaksud adalah sakit kepala,
perdarahan dari hidung, pusing, wajah kemerahan dan kelelahan yang bisa saja terjadi baik
pada penderita hipertensi maupun pada seseorang dengan tekanan darah yang normal.
Hipertensi diduga dapat berkembang menjadi masalah kesehatan yang lebih serius
dan bahkan dapat menyebabkan kematian. Sering kali hipertensi disebut sebagai silent killer
karena dua hal yaitu:
a. Hipertensi sulit disadari seseorang karena hipertensi tidak memiliki gejala khusus, gejala
ringan seperti pusing, gelisah, mimisan dan sakit kepala biasanya jarang berhubungan
langsung dengan hipertensi, hipertensi dapat diketahui dengan mengukur secara teratur.
b. Hipertensi apabila tidak ditangani dengan baik, akan mempunyai risiko besar untuk
meninggal karena komplikasi kardiovaskular seperti stroke, serangan jantung, gagal
jantung dan gagal ginjal.

14
Jika timbul hipertensinya berat atau menahun dan tidak terobati, bisa timbul gejala berikut:
1. Sakit kepala
2. Kelelahan
3. Jantung berdebar-debar
4. Mual
5. Muntah
6. Sesak nafas
7. Gelisah
8. Pandangan menjadi kabur
9. Telinga berdenging
10. Sering buang air kecil terutama di malam hari.
Kadang penderita hipertensi berat mengalami penurunan kesadaran dan bahkan koma
karena terjadi pembengkakan otak. Keadaan ini disebut ensefalopati hipertensif, yang
memerlukan penanganan segera.

2.2.6 Komplikasi dari Hipertensi12,16, 17

Salah satu alasan mengapa kita perlu mengobati tekanan darah tinggi adalah untuk
mencegah kemungkinan terjadinya komplikasi yang dapat timbul jika penyakit ini tidak
disembuhkan. Beberapa komplikasi hipertensi yang umum terjadi sebagai berikut :
1. Stroke
Hipertensi adalah faktor resiko yang penting dari stroke dan serangan transient
iskemik. Pada penderita hipertensi 80% stroke yang terjadi merupakan stroke iskemik, yang
disebabkan karena trombosis intra-arterial atau embolisasidari jantung dan arteri besar.
Sisanya 20% disebabkan oleh pendarahan (haemorrhage), yang juga berhubungan dengan
nilai tekanan darah yang sangat tinggi. Studi populasi menunjukan bahwa penurunan tekanan
darah sebesar 5 mmHg menurunkan resiko terjadinya stroke.

2. Penyakit jantung koroner dan gagal jantung

Nilai tekanan darah menunjukan hubungan yang positif dengan resiko terjadinya
penyakit jantung koroner (angina, infark miokard atau kematian mendadak). Bukti dari suatu
studi epidemiologik yang bersifat retrospektif menyatakan bahwa penderita dengan riwayat
hipertensi memiliki resiko enam kali lebih besar untuk menderita gagal jantung daripada
penderita tanpa riwayat hipertensi.

15
3. Penyakit vaskular

Penyakit vaskular meliputi abdominal aortic aneurysm dan penyakit vaskular perifer.
Kedua penyakit ini menunjukan adanya atherosklerosis yang diperbesar oleh hipertensi.
Hipertensi juga meningkatkan terjadinya lesi atherosklerosis pada arteri carotid, dimana lesi
atherosklerosis yang berat seringkali merupakan penyebab terjadinya stroke.
4. Retinopati
Hipertensi dapat menimbulkan perubahan vaskular pada mata, yang disebut retinopati
hipersensitif. Perubahan tersebut meliputi bilateral retinal falmshaped haemorrhages, cotton
woll spots, hard exudates dan papiloedema. Pada tekanan yang sangat tinggi (diastolic >120
mmHg, kadang-kadang setinggi 180 mmHg atau bahkan lebih) cairan mulai bocor dari
arteriol-arteriol kedalam retina, sehingga menyebabkan padangan kabur.
5. Kerusakan ginjal
Ginjal merupakan organ penting yang sering rusak akibat hipertensi. Dalam waktu

beberapa tahun hipertensi parah dapat menyebabkan insufiensi ginjal, kebanyakan sebagai
akibat nekrosis febrinoid insufisiensi arteri-ginjal kecil. Perkembangan kerusakan ginjal
akibat hipertensi biasanya ditandai oleh proteinuria. Proteinuria dapat dikurangi dengan
menurunkan tekanan darah secara efektif.2.3.7

Penatalaksanaan pada Penderita Hipertensi18,19,20


Penatalaksanaan pengobatan hipertensi harus secara holistik dengan tujuan
menurunkan morbiditas dan mortalitas akibat hipertensi dengan menurunkan tekanan darah
seoptimal mungkin sambil mengontrol faktor-faktor resiko kardiovaskular lainnya.
Menurut Joint National Commission (JNC) 7, rekomendasi target tekanan darah yang
harus dicapai adalah < 140/90 mmHg dan target tekanan darah untuk pasien penyakit ginjal
kronik dan diabetes adalah ≤ 130/80 mmHg. American Heart Association (AHA)
merekomendasikan target tekanan darah yang harus dicapai, yaitu 140/90 mmHg, 130/80
mmHg untuk pasien dengan penyakit ginjal kronik, penyakit arteri kronik atau ekuivalen
penyakit arteri kronik, dan ≤ 120/80 mmHg untuk pasien dengan gagal jantung.
Algoritme penanganan hipertensi menurut JNC 7 (2003), dijelaskan pada skema dibawah ini:

16
Promosi kesehatan modifikasi gaya hidup direkomendasikan untuk individu dengan
pra-hipertensi dan sebagai tambahan terhadap terapi obat pada individu hipertensi. Intervensi
ini untuk risiko penyakit jantung secara keseluruhan. Pada penderita hipertensi, bahkan jika
intervensi tersebut tidak menghasilkan penurunan tekanan darah yang cukup untuk
menghindari terapi obat, jumlah obat atau dosis yang dibutuhkan untuk mengontrol tekanan
darah dapat dikurangi. Modifikasi diet yang efektif menurunkan tekanan darah adalah
mengurangi berat badan, mengurangi asupan NaCl, meningkatkan asupan kalium,
mengurangi konsumsi alkohol, dan pola diet yang sehat secara keseluruhan.
Mencegah dan mengatasi obesitas sangat penting untuk menurunkan tekanan darah
dan risiko penyakit kardiovaskular. Berolah raga teratur selama 30 menit seperti berjalan, 6-7
perhari dalam seminggu, dapat menurunkan tekanan darah. Ada variabilitas individu dalam
hal sensitivitas tekanan darah terhadap NaCl, dan variabilitas ini mungkin memiliki dasar
genetik. Konsumsi alkohol pada orang yang mengkonsumsi tiga atau lebih minuman per hari
(minuman standar berisi ~ 14 g etanol) berhubungan dengan tekanan darah tinggi. Begitu
17
pula dengan DASH (Dietary Approaches to Stop Hypertension) meliputi diet kaya akan
buah- buahan, sayuran, dan makanan rendah lemak efektif dalam menurunkan tekanan darah.

Tabel 2.2. Modifikasi gaya hidup untuk mencegah dan mengatasi hipertensi
Modifikasi Rekomendasi Penurunan potensial TD
sistolik
Diet natrium Membatasi diet natrium tidak 2-8 mmHg
lebih dari 2400 mg/hari atau
100 meq/hari
Penurunan Berat Badan Menjaga berat badan normal; 5-20 mmHg per 10 kg
BMI = 18,5-24,9 kg/ penururnan berat badan
Olahraga aerobik Olahraga aerobik secara 4-9 mmHg
teratur, bertujuan untuk
melakukan aerobik 30 menit
Latihan sehari-hari dalam
seminggu. Disarankan pasien
berjalan-jalan 1 mil per hari di
atas tingkat aktivitas saat ini
Diet DASH Diet yang kaya akan buah- 4-14 mmHg
buahan, sayuran, dan
mengurangi jumlah lemak
jenuh dan total
Membatasi konsumsi alkohol Pria ≤2 minum per hari, 2-4 mmHg
wanita ≤1 minum per hari

Jadi, modifikasi gaya hidup merupakan upaya untuk mengurangi tekanan darah,
mencegah atau memperlambat insiden dari hipertensi, meningkatkan efikasi obat
antihipertensi, dan mengurangi risiko penyakit kardiovaskular.
Jenis-jenis obat antihipertensi untuk terapi farmakologis hipertensi yang dianjurkan
oleh JNC 7 adalah:
a. Diuretika, terutama jenis Thiazide (Thiaz) atau Aldosteron Antagonist
b. Beta Blocker (BB)
c. Calcium Chanel Blocker atau Calcium antagonist (CCB)
d. Angiotensin Converting Enzym Inhibitor (ACEI)
e. Angiotensin II Receptor Blocker atau Areceptor antagonist/blocker (ARB)
Beberapa obat antihipertensi yang sering dipakai

No Jenis obat Dosis sehari (mg) Frekuensi


Min Maks pemakaian sehari
1 Diuretik
HCT 12,5-25 50 1x
Chlorbalidone 12,5-25 50 1x
Indopamide 2,5 5 1x
Spironolactone 2,5 10 1x
18
2 Bekerja netral
Clonidene 0,1 1,2 2x
Gufacine 1 3 1x
Methidopa 250 2000 2x
3 Penyakit alfa-1
Prozoin 1-2 20 2x
Doxazosin 1-2 15 1x
Terazosin 1-2 20 1x

4 Penyakit beta
Metoprolol Atenolol 50 200 1x 1x 1x 1x
Propanolol Acebutolol 25 150
40 320
200 1200
5 Vasodilator
Hydralazine Ecarazine HCL 50 300 2x 2x
30 120
6 Penghambat ACE
Captopril Lisinopril 25-50 300 1-3x
Enalapril 5 40 1x 1-2x
2,5-5 40

Untuk sebagian besar pasien hipertensi, terapi dimulai secara bertahap, dan target
tekanan darah tercapai secara progresif dalam beberapa minggu. Dianjurkan untuk
menggunakan obat antihipertensi dengan masa kerja panjang atau yang memberikan efikasi
24 jam dengan pemberian sekali sehari. Pilihan apakah memulai terapi dengan satu jenis obat
antihipertensi atau dengan kombinasi tergantung pada tekanan darah awal dan ada tidaknya
komplikasi. Jika terapi dimulai dengan satu jenis obat dan dalam dosis rendah, dan kemudian
tekanan darah belum mencapai target, maka langkah selanjutnya adalah meningkatkan dosis
obat tersebut, atau berpindah ke antihipertensif lain dengan dosis rendah. Efek samping
umumnya bisa dihindari dengan menggunakan dosis rendah, baik tunggal maupun kombinasi.
Sebagian besar pasien memerlukan kombinasi obat antihipertensi untuk mencapai target
tekanan darah, tetapi terapi kombinasi dapat meningkatkan biaya pengobatan dan
menurunkan kepatuhan pasien karena jumlah obat yang harus diminum bertambah.
Kombinasi obat yang telah terbukti efektif dan dapat ditolerensi pasien adalah :
a. CCB dan BB
b. CCB dan ACEI atau ARB
c. CCB dan diuretika
d. AB dan BB
e. Kadang diperlukan tiga atau empat kombinasi obat.

19
Tabel 2.5. Tatalaksana Hipertensi Menurut JNC 7
Klasifikasi TDS TDD Perbaikan Pola Terapi Obat Awal
Tanpa Indikasi Dengan Indikasi
Tekanan (mmHg (mmHg) Hidup
) yang Memaksa yang Memaksa
Darah
Normal < 120 < 80 Dianjurkan
Prehipertensi 120 - Atau 80 – Ya Tidak indikasi Obat-obatan
139
89 obat untuk indikasi
yang memaksa
Hipertensi 140 - Atau 90 – Ya Diuretika Obat-obatan
159 jenis Thiazide untuk indikasi
Derajat 1 99
untuk yang memaksa
sebagian obat
besar kasus antihipertensi
dapat lain (diuretika,
dipertimbang ACEI, ARB,
ka n ACEI, BB, CCB)
ARB, sesuai
BB, CCB, kebutuhan
atau
kombinasi
Hipertensi ≥ 160 Atau ≥ Ya Kombinasi 2
100 obat untuk
Derajat 2
sebagian besar
kasus
umumnya
diuretika jenis
Thiazide dan
ACEI atau
ARB atau BB
atau
CCB

20
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian


Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang bertujuan untuk menggambarkan
pengetahuan dan perilaku penderita hipertensi dalam upaya mencapai tekanan darah terkontrol di
Wilayah Puskesmas kecamatan Pakuan Baru kelurahan Tambak Sari Tahun 2022. Penelitian ini
disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi terhadap variabel yang diteliti yaiu variabel
pengetahuan dan variabel perilaku.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian


3.2.1. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini dilakukan di Puskesmas kecamatan Pakuan Baru Kota Jambi.

3.2.2. Waktu Penelitian


Penelitian dilakukan pada bulan januari – februari 2022

3.3 Populasi dan Subjek Penelitian


3.3.1 Populasi Penelitian

Berdasarkan tujuan yang ingin dicapai maka populasi dalam penelitian ini adalah semua
penderita hipertensi yang datang ke Puskesmas kecamatan Pakuan Baru Pada Bulan Januari-
Februari 2022 yang berjumlah 50 orang.

3.3.2 Subjek Penelitian

Subjek Penelitian adalah pasien lama atau baru yang didiagnosis hipertensi di Puskesmas Pakuan Baru
yang termasuk dalam kriteria inklusi.

3.4. Kriteria Pemilihan Subjek Penelitian

3.4.1. Kriteria Inklusi

- Pasien lama / baru yang didiagnosa hipertensi yang datang berobat ke poli umum dan poli lansia
- Bersedia diperiksa dan diwawancarai

21
3.4.2. Kriteria Eksklusi
Pasien hipertensi yang tidak kooperatif dan tidak bersedia menjadi sampel dari penelitian.

3.5 Kerangka Konsep Penelitian

Kuesioner Pengetahuan Hipertensi

3.6 Definisi Operasional


1. Umur adalah tingkatan kelangsungan hidup responden dalam satu tahun.
2. Pendidikan terakhir adalah tingkat pembelajaran formal tertinggi yang berhasil di tamatkan
oleh responden.
3. Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui responden tentang Hipertensi, Penyebab
Hipertensi, Gejala Hipertensi, Komplikasi Hipertensi, dll.
4. Hipertensi dimana kondisi yang ukuran tekanan darah ≥ 140 mm Hg sistolik dan 90 mmHg
Distolik. Pembagian Lembaran Kuesioner dengan kriteria Hipertensi jika di dapat tekanan
darah >140/100 mmHg dan kriteria Tidak Hipertensi, jika didapat tekanan darah 120/80
mmHg.

3.7 Teknik Pengumpulan dan Pengolahan Data


3.7.1 Tehnik Pengumpulan Data
Data diperoleh dari pengisian kuesioner yang telah disiapkan oleh peneliti dengan
menggunakan teknik wawancara.
3.7.2 Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian berupa kuesioner yang berisi pertanyaan tertulis tentang
pengetahuan dan perilaku penderita hipertensi dalam upaya mencapai tekanan darah terkontrol.
Pengetahuan reponden dianggap baik apabila benar dalam menjawab 12-14 pertanyaan, cukup
bila benar 8-11 pertanyaan dan kurang bila hanya menjawab ≤ 7 pertanyaan. Perilaku responden
dianggap baik apabila melakukan ≥ 7 perilaku untuk mencapai tekanan darah terkontrol, dan
kurang baik bila melakukan ≤ 6.

22
3.8 Teknik Pengolahan dan Analisa Data
3.8.1 Teknik Pengolahan Data
a. Pengolahan Data (editing)
Meneliti kembali apakah lembar kuesioner sudah cukup baik sehingga dapat di proses lebih
lanjut. Editing dapat dilakukan di tempat pengumpulan data sehingga jika terjadi kesalahan maka
upaya perbaikan dapat segera dilaksanakan.
b. Pengkodean (Coding)
Usaha mengklarifikasi jawaban-jawaban yang ada menurut macamnya, menjadi bentuk yang
lebih ringkas dengan menggunakan kode.
c. Pemasukan Data (Entry)
Memasukan data ke dalam perangkat komputer sesuai dengan kriteria.
d. Pembersihan Data (Cleaning data)
Data yang telah di masukan kedalam komputer diperiksa kembali untuk mengkoreksi
kemungkinan kesalahan.

3.8.2 Tehnik Analisis Data


Pada penelitian ini digunakan analisa univariat yaitu analisa yang dilakukan terhadap
setiap variabel dari hasil penelitian dalam analisa ini hanya menghasilkan distribusi dan
persentase dari tiap variabel yang diteliti yaitu variabel pengetahuan, dan variable perilaku.

23
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Karakteristik Demografi Sampel

Berdasarkan hasil terhadap 50 sampel, didapatkan hasil sebagai berikut:

Tabel 4.1 Jenis Kelamin Responden


Jenis Kelamin Jumlah Persentase
Laki-Laki 15 30
Perempuan 35 70

Dari penelitian di dapatkan responden yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 15


orang (30%), dan yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 35 orang (70%).

Tabel 4.2 Pendidikan Terakhir Responden


Pendidikan Terakhir Jumlah Persentase
Tidak Sekolah 1 2
SD 15 30
SMP 12 24
SMA/Sederajat 12 24
Perguruan Tinggi 10 20

Pendidikan terakhir responden bervariasi dari 1 orang tidak bersekolah 15 orang memiliki
pendidikan terakhir SD, 12 orang tamat SMP, 12 orang tamat SMA, dan 10 orang yang tamat
Perguruan Tinggi.

24
Tabel 4.3 Pekerjaan Responden

Pekerjaan Jumlah Persentase


Peg. Swasta 8 16
Peg. Negeri 5 10
Wiraswasta 4 8
Pensiunan 10 20
Lain – lain 23 46
Pekerjaan responden bervariasi dari 8 orang peg. Swasta, 4 orang sebagai wiraswasta,
10 orang pensiunan, dan lain-lain sebanyak 23 orang.

Tabel 4.4 Riwayat Hipertensi

Riwayat Hipertensi Jumlah Persentase


Diri Sendiri 23 46
Orang Tua 27 54
Dari tabel di atas didapatkan responden yang memiliki riwayat hipertensi hanya di diri
sendiri sebanyak 23 orang (46%) dan responden yang memiliki riwayat hipertensi dari oran
tua sebanyak 27 orang (54%).

4.3 Hasil Penelitian


4.7.1 Gambaran Tingkat Pengetahuan Penderita Hipertensi

Tabel 4.5 Pengetahuan Responden Mengenai Hipertensi

Status Pengetahuan Jumlah Persentase


Baik 20 40
Cukup 25 50
Kurang 5 10

Tabel diatas memperlihatkan bahwa sebagian besar responden memiliki pengetahuan


baik sejumlah 20 responden (40 %), cukup baik sejumlah 25 responden (50 %), dan sisanya
berpengetahuan kurang sejumlah 5 orang (10%)
25
Tabel 4.6 Distribusi Jawaban Pada Pertanyaan Mengenai Pengetahuan

Soal Benar Salah


(Nomor)
*
1 21 responden 29 responden
2 31 responden 19 responden
3 46 responden 4 responden
4 49 responden 1 responden
5 37 responden 13 responden
6 21 responden 29 responden
7 43 responden 7 responden
8 17 responden 33 responden
9 3 responden 47 responden
10 42 responden 8 responden
11 46 responden 4 responden
12 46 responden 4 responden
13 46 responden 4 responden
14 46 responden 4 responden

*soal terlampir

Dari tabel diatas didapatkan hampir semua responden, yaitu sebanyak 47 orang yang
salah menjawab di nomor 9 yaitu mengenai tidak semua penderita hipertensi timbul gejala.
Dan sebanyak 33 orang yang salah menjawab nomor 8 yaitu kelebihan berat badan dapat
meningkatkan resiko hipertensi.

26
4.7.2 Gambaran Perilaku Penderita Hipertensi dalam Upaya Mencapai Tekanan Darah
Terkontrol

Tabel 4.7 Perilaku Responden dalam Mencapai Tekanan Darah Terkontrol

Nilai Jumlah Persentase


Baik 30 60
Kurang Baik 20 40

Tabel diatas memperlihatkan bahwa sebagian besar responden memiliki perilaku baik
sejumlah 30 responden (60 %), dan sisanya kurang baik sejumlah 20 orang (40%).

Tabel 4.8 Distribusi Jawaban Pada Pertanyaan Mengenai Perilaku

Soal Melakukan Tidak Melakukan


(Nomor)
*
1 30 responden 20 responden
2 40 responden 10 responden
3 33 responden 17 responden
4 28 responden 22 responden
5 26 responden 24 responden
6 14 responden 36 responden
7 48 responden 2 responden
8 35 responden 15 responden
9 33 responden 17 responden
10 38 responden 12 responden
11 30 responden 20 responden
12 41 responden 9 responden
*soal terlampir
Dari tabel di atas terlihat bahwa dari 50 responden yang diteliti sebanyak 20 responden
yang tidak mengontrol tekanan darahnya secara rutin, dan sebanyak 22 responden tidak
meminum obat tekanan darah tingginya secara teratur. Selain itu hampir seluruh responden
tidak melakukan perilaku dalam upaya mencapai tekanan darah tinggi pada soal nomor 6, yaitu
kurangnya olahraga secara teratur.
27
4.7.3 Gambaran Perbandingan Pengetahuan Responden dan Perilaku Responden
dalam Upaya Mencapai Tekanan Darah Terkontrol

Tabel 4.9 Perbandingan Pengetahuan Responden dan Perilaku Responden

Perilaku
Total
Pengetahuan Baik Kurang Baik
Baik 14 6 20
Cukup 17 8 25
Kurang 4 1 5
Total 35 15 50

Dari tabel diatas terlihat bahwa antara pengetahuan dan perilaku responden dalam
upaya mencapai tekanan darah terkontrol berbanding lurus.

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa responden yang berpengetahuan baik


sejumlah 20 responden (40%), cukup sebanyak 25 orang (25%) dan sisanya berpengetahuan
kurang sejumlah 5 responden (10%). Hal ini menunjukan bahwa sebagian besar penderita
hipertensi sudah mempunyai pengetahuan cukup baik. Sebagian responden tidak mengetahui
bahwa hipertensi tidak selalu menimbulkan gejala dan hipertensi dapat terjadi diusia muda.
Kurangnya pengetahuan responden ini dapat disebabkan beberapa faktor antara lain:
rendahnya tingkat pendidikan responden, kurangnya keaktifan responden dalam mengikuti
penyuluhan kesehatan yang diadakan oleh petugas kesehatan setempat dan ada beberapa
responden yang sudah berusia lanjut (diatas 50 tahun) dimana kemampuan responden dalam
menerima informasi kesehatan agak kurang.

28
4.2 Permasalahan dan Pemecahan Masalah

No Permasalahan Pemecahan Masalah


1 Sebagian besar (94 %) responden Kegiatan Posbindu sebaiknya
tidak mengetahui bahwa penyakit dilakukan penyuluhan mengenai
darah tinggi terkadang tidak perlunya memeriksakan darah
menimbulkan gejala. secara berkala atau rutin .
2 Masih ada (24 %) responden tidak kegiatan disini monitoring
mengetahui bahwa menjaga berat mencakup kegiatan minimal yaitu
badan dalam kisaran normal bisa hanya memantau masalah konsumsi
mengurangi terjadinya penyakit sayur/buah dan lemak, aktivitas
tekanan darah tinggi fisik, indeks massa tubuh (IMT),
dan tekanan darah.
3 Masih ada (30 %) responden tidak Tindak lanjut dini berupa
mengetahui bahwa meminum obat peningkatan pengetahuan
anti hipertensi secara teratur dan masyarakat tentang cara mencegah
mengontrol pola makan adalah komplikasi PTM ( hipertensi)
usaha mencegah kekambuhan dilakukan melalui penyuluhan atau
penyakit hipertensi dialog interaktif secara massal dan
konseling faktor risiko secara
terintegrasi pada individu dengan
faktor risiko, sesuai dengan
kebutuhan masyarak.

29
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa pengetahuan penderita


hipertensi tentang upaya menciptakan tekanan darah terkontrol masih cukup baik, dan
perilaku penderita hipertensi dalam upaya menciptakan tekanan darah terkontrol juga sudah
cukup baik.

5.2 Saran
1. Bagi masyarakat
- Bagi masyarakat hendaknya merubah gaya hidup yang beresiko
menimbulkan penyakit hipertensi seperti merokok, kurangnya aktivitas
fisik, obesitas, stress, dan konsumsi garam yang berlebihan, terutama
yang memiliki riwayat keluarga penderita hipertensi.
- Penderita hipertensi diharapkan berobat secara rutin dan mengkonsumsi
obat hipertensi secara teratur agar tekanan darah dapat stabil dan
mencapai target tekanan darah.
2. Bagi instansi kesehatan
- Mengembangkan dan memperkuat kegiatan deteksi dini hipertensi
secara aktif (skrining).
- Meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan deteksi dini
melalui kegiatan Posbindu PTM
- Meningkatkan akses penderita terhadap pengobatan hipertensi melalui
revitalisasi Puskesmas untuk pengendalian PTM melalui Peningkatan
sumberdaya tenaga kesehatan yang profesional dan kompenten dalam
upaya pengendalian PTM khususnya tatalaksana PTM Puskesmas;
- Peningkatan manajemen pelayanan pengendalian PTM secara
komprehensif (terutama promotif dan preventif) dan holistik; serta
Peningkatkan ketersediaan sarana dan prasarana promotif-preventif,
maupun sarana prasarana diagnostik dan pengobatan.
-
30
3. Bagi peneliti lain
- Bagi peneliti selanjutnya dapat melakukan penelitian lebih lanjut
mengenai hubungan keteraturan minum obat dengan tekanan darah
yang belum mencapai target normal.

31
BAB VI

DAFTAR PUSTAKA

1. Hanid, Seminar the 5th scientific meeting on hypertension 2011. Available from:
http://www.to-
day.co.id/read/2011/02/26/13140/astagaprevalensi_hipertensi_di_indonesia_sangat_ti
nggi.
2. Depkes RI. 2007. Pedoman Surveilans Epidemiologi Penyakit Jantung dan Pembuluh
Darah. Depkes, Jakarta : ii + 52 hlm.
3. Riskesda. 2013. Riset Kesehatan Dasar. Depkes RI. Jakarta.
4. Salwati S. Laporan Tahunan Puskesmas kecamatan Mendahara Ilir 2013. Jakarta.2014
5. Notoatmodjo, S. 2007.Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta
6. Smeltzer, C. Suzanne, Bare G. Brenda., 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal
– Bedah. Alih Bahasa: dr. H. Y. Kuncara. Jakarta: EGC
7. Potter & Perry. (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan : konsep, proses,
dan praktik edisi 4. Jakarta : EGC
8. Gray, et al. (2005). Lecture Notes Kardiologi edisi 4. Jakarta: Erlangga Medical
Series.
9. Kumar, P., and Clark, M., 2005. Clinical Medicine 6th ed. London, UK: Elseveir
Saunders.
10. Beevers, D. G. 2002. Tekanan Darah. Jakarta : Dian Rakyat.
11. Hariwijaya, M., & Sutanto. (2007). Pencegahan Dan Pengobatan Penyakit Kronis.
Jakarta : Edsa Mahkota.
12. Gardner, D.S. Hypertension and impaired renal function accompany
juvenileobesity: the effect of prenatal diet. Kidney International. 2007
13. Soemantri, Djoko, Nugroho, J. 2006. Standar Diagnosis dan Terapi Penyakit Jantung
dan Pembuluh Darah. Edisi 4. Surabaya: Fakultas Kedokteran Universitas
Airlangga.
14. Dipiro, J.T., et al. 2005. Pharmacotherapy Handbook. Sixth edition. The Mc. Graw
Hill Company. USA.
15. Macnair, Trisha. 2001. Tekanan Darah Tinggi. Jakarta : Erlangga
16. Shankie, Susan. 2001. Hypertension In Focus. Pharmaceutical Pr. USA.
17. Padmawinata, Kosasih. (2001). Pengendalian Hipertensi, Bandung: ITB
18. Cohen, L.D., Townsend, R.R., 2008. In the Clinic Hypertension. Available from:
www.annals.org/intheclinic/
19. Joint National Comitte on Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment of High
Blood Pressure. 2003. Seventh Report of The Joint National Committe on
Prevention,Detection,Evaluation,and Treatment of High Blood Pressure JNC
Express(NIH Publication No.03-5233). Bethesda, MD:U.S.Department of Helath
and Human Services.
20. Yogiantoro Mohammad, 2006. Hipertensi Esensial. In: Sudoyo, Aru.w., ed. Ilmu Penyakit
Dalam Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI,

32
Lampiran
Kuisioner Penelitian

Gambaran Pengetahuan dan Tindakan Penderita Hipertensi dalam Upaya Mencapai


Tekanan Darah Terkontrol di Kelurahan Puskesmas Pakuan Baru, Jambi

Nama :
Alamat :
No. Telpon :
Tekanan Darah :
Kontrol TD Terakhir :

A. Data demografi
1. Umur : tahun
2. Jenis kelamin : Laki-laki Perempuan
3. Pendidikan : SD SMP SMA
Perguruan Tinggi
4. Pekerjaan : Peg. Swasta Wiraswasta
Peg. Negeri Pensiunan
Lainnya
5. Riwayat hipertensi : Diri Sendiri Orangtua
Tidak Ada
6. Mendapat informasi tentang hipertensi :
Keluarga
Pelayanan Kesehatan
Media massa/TV
Lain-lain
Tidak pernah

33
B. Aspek pernyataan pengetahuan hipertensi

No. Pernyataan Benar Salah


1. Hipertensi adalah suatu penyakit kenaikan tekanan
darah diatas normal, yaitu tekanan darah mencapai ≥
140/90 mmHg.
2. Hipertensi dapat disebabkan karena keturunan.
3. Hipertensi dapat menyebabkan stroke, payah jantung
dan ginjal.
4. Mengkonsumsi garam berlebihan akan menyebabkan
tekanan darah meningkat.
5. Merokok dan minum alkohol merupakan salah satu
faktor yang dapat menyebabkan hipertensi.
6. Hipertensi hanya terjadi pada lansia (lanjut usia).
7. Banyak mengkonsumsi buah dan sayur, serta
membatasi makanan berlemak dianjurkan pada
penderita hipertensi.
8. Kelebihan berat badan dapat meningkatkan resiko
hipertensi/darah tinggi
9. Semua orang yang menderita hipertensi PASTI
menunjukkan gejala, seperti kepala sakit, sukar tidur
dan rasa berat di tengkuk.
10. Aktifitas fisik seperti olahraga secara rutin setiap hari
dapat menurunkan tekanan darah.
11. Dukungan keluarga merupakan salah satu yang
penting untuk memotivasi penderita hipertensi dalam
menjalankan perubahan gaya hidupnya..
12. Menjauhkan diri dari strees salah satu cara untuk
mencegah tekanan darah tinggi.
13. Penderita tekanan darah tinggi penting memeriksakan
tekanan darah secara teratur ke pelayanan kesehatan
yang terdekat.
14. Meminum obat anti hipertensi secara teratur dan
mengontrol pola makan adalah usaha mencegah
kekambuhan penyakit tekanan darah tinggi.

34
C. Aspek pernyataan perilaku

No. Pernyataan Melakukan Tidak


Melakukan

1. Saya selalu mengontrol tekanan darah setiap


bulannya.
2. Saya membatasi mengkonsumsi makanan yang
mengandung kolesterol tinggi seperti daging
merah, gorengan, jeroan.
3. Saya mengkonsumsi buah dan sayuran segar
setiap hari.
4. Saya selalu minum obat anti hipertensi secara
teratur.
5. Saya tidur dan istirahat dengan cukup.
6. Saya berolahraga teratur minimal 3 kali
seminggu.
7. Saya mengkonsumsi minuman keras.
8.. Saya tidak merokok.
9. Saya akan mengontrol emosi jika sedang
marah/banyak pikiran.
10. Saya membatasi jumlah garam yang saya
makan,
11. Saya bertanya kepada petugas kesehatan
tentang penyebab, faktor reiko dan cara
pencegahan atau pengobatan tekanan darah
tinggi pada saat pemeriksaan tekanan darah.
12. Jika merasa sakit kepala dan jantung berdebar-
debar saya akan langsung
mengkonsultasikannya ke petugas kesehatan.

35
DOKUMENTASI

36
37

Anda mungkin juga menyukai