Oleh:
dr. Sinta Angraini
Pendamping:
dr. Ira Karlina
2020
1
LEMBAR PENGESAHAN
Penyusun :
Pendamping
Tabel 2.1 Komposisi Kolostrum,ASI dan Susu Sapi untuk Setiap 100 ml 26
Intervensi 54
Intervensi 55
2
DAFTAR GAMBAR
BAB 1
3
PENDAHULUAN
4
makanan tunggal harus diberikan sampai bayi berusia enam bulan. Pemberian
ASI tanpa pemberian makanan lain ini disebut dengan menyusui secara ekslusif.
Selanjutnya bayi perlu mendapatkan makanan pendamping ASI kemudian
pemberian ASI di teruskan sampai anak berusia dua tahun.
ASI merupakan makanan yang bergizi sehingga tidak memerlukan
tambahan komposisi. Disamping itu ASI mudah dicerna oleh bayi dan langsung
terserap. Diperkirakan 80% dari jumlah ibu yang melahirkan ternyata mampu
menghasilkan air susu dalam jumlah yang cukup untuk keperluan bayinya secara
penuh tanpa makanan tambahan selama enam bulan pertama. Bahkan ibu yang
gizinya kurang baik pun sering dapat menghasilkan ASI cukup tanpa makanan
tambahan selama tiga bulan pertama.
ASI merupakan makanan pertama dan utama bagi bayi yang
bernilai gizi tinggi serta terjangkau. Pola pemberian ASI yang dianjurkan
ialah pemberian ASI segera atau 30 menit hingga satu jam setelah
melahirkan, selanjutnya pemberian ASI saja atau menyusui secara
ekslusif hingga bayi usia enam bulan dan pemberian makanan tambahan
setelah umur enam bulan serta tetap memberian ASI diteruskan sampai
umur dua tahun (UNICEF/WHO/IDAI, 2005;22).
5
(Penkes). Pemberian Penkes tentang ASI eksklusif mampu merubah
perilaku, sikap ibu dalam menyusui dan dapat menambah pengetahuan
ibu mengenai ASI eksklusif (Winarsih, Resnayati, & Susanti, 2007,
hlm.50).
6
2) Sebagai informasi tambahan untuk instansi kesehatan akan
pentingnya pengetahuan para ibu tentang ASI eksklusif terkait
perilaku terhadap pemberian ASI.
7
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
8
protein “whey”nya lebih banyak, sehingga akan membetuk gumpalan yang lunak
dan lebih mudah dicerna serta diserapoleh usus bayi.
Sekitar setengah dari energi yang terkandung dalam ASI berasal dari
lemak, yang lebih mudah dicerna dan diserap oleh bayi dibandingkan dengan
lemak susu sapi, sebab ASI mengandung lebih banyak enzim pemecah lemak
(lipase). Kandungan total lemak sangat bervariasi dari satu ibu ke ibu lainnya,
dari satu fase laktasi air susu yang pertama kali keluar hanya mengandung
sekitar 1 – 2% lemak dan terlihat encer. Air susu yang encer ini akan membantu
memuaskan rasa haus bayi waktu mulai menyusui. Air susu berikutnya disebut
“Hand milk”, mengandung sedikitnya tiga sampai empat kali lebih banyak lemak.
Ini akan memberikan sebagian besar energi yang dibutuhkan oleh bayi, sehingga
penting diperhatikan agar bayi, banyak memperoleh air susu ini.
Tabel 2.1Komposisi Kolostrum, ASI dan Susu Sapi untuk Setiap 100 ml
Zat-zat Gizi Kolostrum ASI Susu Sapi
Energi (K Cal) 58 70 65
Protein (g) 2,3 0,9 3,4
- Kasein/whey 140 1 : 1,5 1 : 1,2
- Kasein (mg) 218 187 -
- Laktamil bumil (mg) 330 161 -
- Laktoferin (mg) 364 167 -
- Ig A (mg) 5,3 142 -
Laktosa (g) 2,9 7,3 4,8
Lemak (g) 151 4,2 3,9
Vitamin
- Vit A (mg) 1,9 75 41
- Vit B1 (mg) 30 14 43
- Vit B2 (mg) 75 40 145
- Asam Nikotinmik (mg) - 160 82
- Vit B6 (mg) 183 12-15 64
- Asam pantotenik 0,06 246 340
- Biotin 0,05 0,6 2,8
- Asam folat 0,05 0,1 ,13
- Vit B12 5,9 0,1 0,6
9
- Vit C - 5 1,1
- Vit D (mg) 1,5 0,04 0,02
- Vit Z - 0,25 0,07
- Vit K (mg) 39 1,5 6
Mineral 130
- Kalsium (mg) 85 35 108
- Klorin (mg) 40 40 14
- Tembaga (mg) 70 40 70
- Zat besi (ferrum) (mg) 4 100 12
- Magnesium (mg) 14 4 120
- Fosfor (mg) 74 15 145
- Potassium (mg) 48 57 58
- Sodium (mg) 22 15 30
- Sulfur (mg) 14
diperlukan bayi selama empat sampai enam bulan pertama kehidupannya dapat
diperoleh dari ASI. Hanya sedikit terdapat vitamin D dalam lemak susu, tetapi
penyakit polio jarang terjadi pada anak yang diberi ASI, bila kulitnya sering
terkena sinar matahari. Vitamin D yang terlarut dalam air telah ditemukan
10
terdapat dalam susu, meskipun fungsi vitamin ini merupakan tambahan terhadap
11
Disekresi oleh kelenjar mamae dari hari pertama sampai hari ketiga
atau keempat, dari masa laktasi.
Komposisi kolostrum dari hari ke hari berubah.
Merupakan cairan kental yang ideal yang berwarna kekuning-
kuningan, lebih kuning dibandingkan ASI Matur.
Merupakan suatu laksatif yang ideal untuk membersihkan
mekonium usus bayi yang baru lahir dan mempersiapkan saluran
pencernaan bayi untuk menerima makanan selanjutnya.
Lebih banyak mengandung protein dibandingkan ASI Matur, tetapi
berlainan dengan ASI Matur dimana protein yang utama adalah
casein sedangkan pada kolostrum protein yang utama adalah
globulin, sehingga dapat memberikan daya perlindungan tubuh
terhadap infeksi.
Lebih banyak mengandung antibodi dibandingkan ASI Matur yang
dapat memberikan perlindungan bagi bayi sampai 6 bulan pertama.
Lebih rendah kadar karbohidrat dan lemaknya dibandingkan
dengan ASI Matur.
Total energi lebih rendah dibandingkan ASI Maturyaitu 58
kalori/100 ml kolostrum.
Vitamin larut lemak lebih tinggi. Sedangkan vitamin larut dalam air
dapat lebih tinggi atau lebih rendah.
Bila dipanaskan menggumpal, ASI Matur tidak.
PH lebih alkalis dibandingkan ASI Matur.
Lemaknya lebih banyak mengandung kolesterol dan lecitin di
bandingkan ASI Matur.
Terdapat trypsin inhibitor, sehingga hidrolisa protein di dalam usus
bayi menjadi kurang sempurna, yangakan menambah kadar
antobodi pada bayi.
Volumenya berkisar 150-300 ml/24 jam.
12
Disekresi dari hari ke 4 – hari ke 10 dari masa laktasi, tetapi ada
pula yang berpendapat bahwa ASI Matur baru akan terjadi pada
minggu ke 3 – ke 5.
Kadar protein semakin rendah, sedangkan kadar lemak dan
karbohidrat semakin tinggi.
Volume semakin meningkat.
13
bayi lahir akan dapat menghasilkan 50-100 ml sehari dari jumlah ini akan terus
bertambah sehingga mencapai sekitar 400-450 ml pada waktu bayi mencapai
usia minggu kedua.Jumlah tersebut dapat dicapai dengan menyusui bayinya
selama 4–6 bulan pertama. Karena itu selama kurun waktu tersebut ASI mampu
memenuhi kebutuhan gizinya. Setelah 6 bulan volume pengeluaran air susu
menjadi menurun dan sejak saat itu kebutuhan gizi tidak lagi dapat dipenuhi oleh
ASI saja dan harus mendapat makanan tambahan.
Dalam keadaan produksi ASI telah normal, volume susu terbanyak yang
dapat diperoleh adalah 5 menit pertama. Penyedotan/penghisapan oleh bayi
biasanya berlangsung selama 15-25 menit.
Selama beberapa bulan berikutnya bayi yang sehat akan mengkonsumsi
sekitar 700-800 ml ASI setiap hari.Akan tetapi penelitian yang dilakukan pada
beberapa kelompok ibu dan bayi menunjukkan terdapatnya variasi dimana
seseorang bayi dapat mengkonsumsi sampai 1 liter selama 24 jam, meskipun
kedua anak tersebut tumbuh dengan kecepatan yang sama.
Konsumsi ASI selama satu kali menyusui atau jumlahnya selama sehari
penuh sangat bervariasi. Ukuran payudara tidak ada hubungannya dengan
volume air susu yang diproduksi, meskipun umumnya payudara yang berukuran
sangat kecil, terutama yang ukurannya tidak berubah selama masa kehamilan
hanya memproduksi sejumlah kecil ASI.
Pada ibu-ibu yang mengalami kekurangan gizi, jumlah air susunya dalam
sehari sekitar 500-700 ml selama 6 bulan pertama, 400-600 ml dalam 6 bulan
kedua, dan 300-500 ml dalamtahun kedua kehidupan bayi. Penyebabnya
mungkin dapat ditelusuri pada masa kehamilan dimana jumlah pangan yang
dikonsumsi ibu tidak memungkinkan untuk menyimpan cadangan lemak dalam
tubuhnya, yang kelak akan digunakan sebagai salah satu komponen ASI dan
sebagai sumber energi selama menyusui. Akan tetapi kadang-kadang terjadi
bahwa peningkatan jumlah produksi konsumsi pangan ibu tidak selalu dapat
meningkatkan produksi air susunya. Produksi ASI dari ibu yang kekurangan gizi
seringkali menurun jumlahnya dan akhirnya berhenti, dengan akibat yang fatal
bagi bayi yang masih sangat muda. Di daerah-daerah dimana ibu-ibu sangat
kekurangan gizi seringkali ditemukan “marasmus” pada bayi-bayi berumur
sampai enam bulan yang hanya diberi ASI.
14
2.3.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produksi ASI
Adapun hal-hal yang mempengaruhi produksi ASI antara lain adalah:
a. Makanan Ibu
Makanan yang dimakan seorang ibu yang sedang dalam masa
menyusui tidak secara langsung mempengaruhi mutu ataupun jumlah
air susu yang dihasilkan. Dalam tubuh terdapat cadangan berbagai
zat gizi yang dapat digunakan bila sewaktu-waktu diperlukan. Akan
tetapi, jika makanan ibu terus menerus tidak mengandung cukup zat
gizi yang diperlukan tentu pada akhirnya kelenjar-kelenjar pembuat
air susu dalam buah dada ibu tidak akan dapat bekerja dengan
sempurna, dan akhirnya akan berpengaruh terhadap produksi ASI.
Unsur gizi dalam 1 liter ASI setara dengan unsur gizi yang terdapat
dalam 2 piring nasi ditambah 1 butir telur. Jadi diperlukan kalori yang
setara dengan jumlah kalori yang diberikan 1 piring nasi untuk
membuat 1 liter ASI. Agar Ibu menghasilkan 1 liter ASI diperlukan
makanan tamabahan disamping untuk keperluan dirinya sendiri, yaitu
setara dengan 3 piring nasi dan 1 butir telur.
Apabila ibu yang sedang menyusui bayinya tidak mendapat
tambahan makanan, maka akan terjadi kemunduran dalam
pembuatan ASI. Terlebih jika pada masa kehamilan ibu juga
mengalami kekurangan gizi. Karena itu tambahan makanan bagi
seorang ibu yang sedang menyusui anaknya mutlak diperlukan. Dan
walaupun tidak jelas pengaruh jumlah air minum dalam jumlah yang
cukup. Dianjurkan disamping bahan makanan sumber protein seperti
ikan, telur dan kacang-kacangan, bahan makanan sumber vitamin
juga diperlukan untuk menjamin kadar berbagai vitamin dalam ASI.
15
dan berbagai bentuk ketegangan emosional, mungkin akan gagal
dalam menyusui bayinya.
Pada ibu ada 2 macam, reflek yang menentukan keberhasilan dalam
menyusui bayinya, reflek tersebut adalah:
Reflek Prolaktin
Reflek ini secara hormonal untuk memproduksi ASI. Waktu bayi
menghisap payudara ibu, terjadi rangsangan neurohormonal pada
puting susu dan aerola ibu. Rangsangan ini diteruskan ke
hypophyse melalui nervus vagus, terus ke lobus anterior. Dari
lobus ini akan mengeluarkan hormon prolaktin, masuk ke
peredaran darah dan sampai pada kelenjar–kelenjar pembuat ASI.
Kelenjar ini akan terangsang untuk menghasilkan ASI.
Let-down Reflex (Refleks Milk Ejection)
Refleks ini membuantu melancarkan keluarnya ASI. Bila bayi
didekatkan pada payudara ibu, maka bayi akan memutar
kepalanya kearah payudara ibu. Refleks memutarnya kepala bayi
ke payudara ibu disebut: ”rooting reflex” (refleks menoleh). Bayi
secara otomatis menghisap puting susu ibu dengan bantuan
lidahnya. Let-down reflex mudah sekali terganggu, misalnya pada
ibu yang mengalami goncangan emosi, tekanan jiwa, dan
gangguan pikiran. Gangguan terhadap let down reflex
mengakibatkan ASI tidak keluar. Bayi tidak cukup mendapat ASI
dan akan menangis. Tangisan bayi ini justru membuat ibu lebih
gelisah dan semakin mengganggu let down reflex.
16
dari ASI. Pengaruh itu akan semakin buruk apabila disekitar kamar
bersalin dipasang gambar-gambar atau poster yang memuji
penggunaan susu buatan.
e. Perawatan Payudara
Perawatan fisik payudara menjelang masa laktasi perlu dilakukan,
yaitu dengan mengurut payudara selama 6 minggu terakhir masa
kehamilan. Pengurutan tersebut diharapkan apablia terdapat
penyumbatan pada duktus laktiferus dapat dihindarkan sehingga pada
waktunya ASI akan keluar dengan lancar.
17
Merangsang pertumbuhan mikroorganisme yang dapat
menghasilkan asam organik dan mensintesa beberapa jenis
vitamin.
Memudahkan terjadinya pengendapan calsium-cassienat.
Memudahkan penyerahan berbagai jenis mineral, seperti calsium,
magnesium.
c. ASI mengandung zat pelindung (antibodi) yang dapat melindungi bayi
selama 5-6 bulan pertama, seperti: Immunoglobin, Lysozyme,
Complemen C3 dan C4, Antistapiloccocus, lactobacillus, Bifidus,
Lactoferrin.
d. ASI tidak mengandung beta-lactoglobulin yang dapat menyebabkan
alergi pada bayi.
e. Proses pemberian ASI dapat menjalin hubungan psikologis antara ibu
dan bayi.
Selain memberikan manfaat bagi bayi, menyusui dengan bayi juga dapat
memberikan keuntungan bagi ibu, yaitu:
a. Suatu rasa kebanggaan dari ibu, bahwa ia dapat memberikan
“kehidupan” kepada bayinya.
b. Hubungan yang lebih erat karena secara alamiah terjadi kontak kulit yang
erat, bagi perkembangan psikis dan emosional antara ibu dan anak.
c. Dengan menyusui, bagi rahim ibu akan berkontraksi yang dapat
menyebabkan pengembalian keukuran sebelum hamil.
d. Mempercepat berhentinya pendarahan post partum.
e. Dengan menyusui maka kesuburan ibu menjadi berkurang untuk
beberapa bulan sehingga dapat menjarangkan kehamilan.
f. Mengurangi kemungkinan kanker payudara pada masa yang akan
datang.
g. Menambah panjang kembalinya kesuburan pasca melahirkan.
h. Memberi jarak antar anak yang lebih panjang alias menunda kehamilan
berikutnya.
i. Karena kembalinya menstruasi tertunda, ibu menyusui tidak
membutuhkan zat besisebanyak ketika mengalami menstruasi.
18
j. Ibu lebih cepat langsing. Penelitian membuktikan bahwa ibu menyusui
enam bulan lebih langsing setengah kilogram dibanding ibu yang
menyusui empat bulan.
Selain itu, pemberian ASI juga bermanfaat bagi keluarga, yaitu :
a. Tidak perlu uang untuk membeli susu formula, botol susu kayu bakar
atau minyak untuk merebus air, susu atau peralatan.
b. Bayi sehat berarti keluarga mengeluarkan biaya lebih sedikit (hemat)
dalam perawatan kesehatan dan berkurangnya kekhawatiran bayi
akan sakit.
c. Penjarangan kelahiran karena efek kontrasepsi MAL dari ASI
eksklusif.
d. Menghemat waktu keluarga bila bayi lebih sehat.
e. Memberikan ASI pada bayi (meneteki) berarti hemat tenaga bagi
keluarga sebab ASI selalu siap tersedia.
f. Lebih praktis saat akan bepergian, tidak perlu membawa botol, susu,
air panas, dll.
kehamilan (antenatal):
Memberikan penerangan dan penyuluhan tentang manfaat dan
keunggulan ASI, manfaat menyusui baik bagi ibu maupun
bayinya, di samping bahaya pemberian susu botol.
Pemeriksaan kesehatan, kehamilan dan payudara/keadaan puting
susu, apakah ada kelainan atau tidak. Di samping itu, perlu
dipantau kenaikan berat badan ibu hamil.
Perawatan payudara mulai kehamilan umur enam bulan agar ibu
mampu memproduksi dan memberikan ASI yang cukup.
Memperhatikan gizi/makanan ditambah mulai dari kehamilan
trimester kedua sebanyak 1 1/3 kali dari makanan pada saat
belum hamil.
19
Pada masa segera setelah persalinan (prenatal)
a. Ibu dibantu menyusui 30 menit setelah kelahiran dan ditunjukkan cara
menyusui yang baik dan benar, yakni: tentang posisi dan cara
melekatkan bayi pada payudara ibu.
b. Membantu terjadinya kontak langsung antara bayi-ibu selama 24 jam
sehari agar menyusui dapat dilakukan tanpa jadwal.
c. Ibu nifas diberikan kapsul vitamin A dosis tinggi (200.000 IU) dalam
waktu dua minggu setelah melahirkan.
Pada masa menyusui selanjutnya (post-natal)
a. Menyusui dilanjutkan secara ekslusif selama 6 bulan pertama usia
bayi, yaitu hanya memberikan ASI saja tanpa makanan/minuman
lainnya.
b. Perhatikan gizi/makanan ibu menyusui, perlu makanan 1 ½ kali lebih
banyak dari biasa dan minum minimal 8 gelas sehari.
c. Ibu menyusui harus cukup istirahat dan menjaga ketenangan pikiran
dan menghindarkan kelelahan yang berlebihan agar produksi ASI
tidak terhambat.
d. Pengertian dan dukungan keluarga terutama suami penting untuk
menunjang keberhasilan menyusui.
e. Rujuk ke Posyandu atau Puskesmas atau petugas kesehatan apabila
ada permasalahan menysusui seperti payudara banyak disertai
demam.
f. Menghubungi kelompok pendukung ASI terdekat untuk meminta
pengalaman dari ibu-ibu lain yang sukses menyusui bagi mereka.
g. Memperhatikan gizi/makanan anak, terutama mulai bayi 4 bulan,
berikan MP ASI yang cukup baik kuantitas maupun kualitas.
Betapapun tingginya dan baiknya mutu ASI sebagai makanan bayi,
manfaatnya bagi pertumbuhan dan perkembangan bayi sangat ditentukan oleh
jumlah ASI yang dapat diberikan oleh ibu. Kebaikan dan mutu ASI yang dapat
dihasilkan oleh ibu tidak sesuai dengan kebutuhan bayi, dan akibatnya bayi akan
menderita gangguan gizi.
ASI sebagai makanan tunggal harus diberikan sampai bayi berumur 6
bulan. Hal ini sesuai dengan kebijaksanaan PP-ASI yaitu ASI diberikan selama 2
tahun dan baru pada usia 4 bulan bayi mulai di beri makanan pendamping ASI,
20
paling lambat usia 6 bulan karena ASI dapat memenuhi kebutuhan bayi pada 6
bulan pertama.
Adapun makanan bayi umur 0-6 bulan adalah sebagai berikut:
Susui bayi segera dalam 30 menit setelah lahir (Inisiasi Menyusu Dini)
Kontak fisik dan hisapan bayi akan merangsang produksi ASI. Pada
periode ini, ASI saja sudah dapat memenuhi kebutuhan gizi bayi, karena
ASI adalah makanan terbaik untuk bayi. Menyusui sangat baik untuk
bayi dan ibu. Dengan menyusui akan terjalin hubungan kasih sayang
antara ibu dan anak.
Berikan Kolostrum
Berikan ASI dari kedua payudara, kiri dan kanan secara bergantian, tiap
kali sampai payudara terasa kosong. Payudara yang dihisap sampai
kosong merangsang produksi ASI yang cukup.
o Berikan ASI setiap kali meminta/menangis tanpa jadwal.
o Berikan ASI 8-12 kali setiap hari, termasuk pada malam hari.
21
Gambar 2.1 Posisi Menyusui yang Benar
22
Lidah bayi akan menekan dinding bawah payudara dengan
gerakan memerah sehingga ASI akan keluar dari sinus
lactiferous yang terletak dibawah areola.
Setelah bayi menyusu atau menghisap payudara dengan baik,
payudara tidak perlu dipegang atau disangga lagi.
Beberapa ibu sering meletakkan jarinya pada payudara dengan
hidung bayi dengan maksud untuk memudahkan bayi bernafas.
Hal ini tidak perlu karena hidung bayi telah dijauhkan dari
payudara dengan cara menekan pantat bayidengan lengan ibu.
Dianjurkan tangan ibu yang bebas digunakan untukmengelus-
elus bayi.
3. Kasih
Ibu memeluk dan memandang bayi saat menyusui.
23
Pijatlah sel-sel produksi ASI dan saluran ASI mulai dari bagian
atas payudara dengan gerakan memutar dan pijatan payudara
dengan dengan menekan ke arah dada.
b) Stroke
Tekanlah daerah payudara dari bagian atas hingga sekitar
putting dan tekan dengan lembut, dengan jari seperti
menggelitik.
c) Shake
Gunjang payudara dengan arah memutar, gerakan seperti ini
dapat membantu pengeluaran ASI.
2) Memerah dengan menggunakan pompa
Pemerahan ASI denga pompa lebih mudah dan cepat dilakukan.
Kendurkan otot dan saluran ASI dalam payudara dengan menaruh
handuk hangat di atas payudara ibu atau diurut sebelumnya dan
pastikan pompa telah steril sebelum dipakai. Lamanya pemerahan
ASI dengan pompa bisa sampai 15-45 menit dan tidak bisa
menimbulkan rasa sakit tergantung jenis pompa yang digunakan.
24
b. jika ASI disimpan di dalam lemari es 2 pintu, dimana ASI diletakkan
terpisah dari bahan makanan lain yang ada di dalam lemari es, maka ASI
bisa bertahan sampai 8 hari. Jika lemari es tidak memiliki ruangan
terpisah, maka ASI jangan disimpan lebih dari 72 jam.
c. jika ASI disimpan di dalam lemari es dengan suhu 4 oc, dapat disimpan
selama 72 jam jika disimpan pada freezerdengan suhu -20oc, maka ASI
dapat disimpan selama3-6 bulan.
25
Kebutuhan untuk perkembangan intelektual dan sosialisasi
(ASAH).
2) ASI eksklusif dapat meningkatkan jalinan kasih sayang
Bayi yang sering berada dalam dekapan ibu akan merasa aman dan
nyaman dikarenakan bayi akan mendengar detak jantung sang ibu
yang telah dikenalnya selama di dalam kandungan.
BAB 3
PERENCANAAN DAN PEMILIHAN INTERVENSI
26
menggunakan data primer berupa wawancara langsung dengan responden
dengan menggunakan kuisioner yang diberikan kepada responden sebelum dan
sesudah penyuluhan. Evaluasi dilakukan saat posyandu selanjutnya yaitu pada
minggu pertama bulan November.
Data sekunder yang didapat dari laporan POA Puskesmas Teluk Dalam
memuat profil Puskesmas Teluk Dalam, serta identifikasi berbagai masalah
berdasarkan program seperti program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), gizi,
imunisasi, kesehatan lingkungan. Data ini diolah untuk mendapatkan satu dari
program yang paling sesuai dan mudah untuk dilakukan intervensi. Selain itu,
berdasar laporan tahunan pemegang program gizi memuat pemberian ASI
eksklusif, pemberian Vitamin A, pemberian Fe pada ibu hamil, anak dengan berat
badan kurang dan lebih, dan gizi buruk. Dengan capaian ASI eksklusif yang
hanya 7,95 % , maka diputuskan untuk memilih target masalah ASI Eksklusif.
Instrumen pengumpulan data pada mini project ini adalah data laporan
program tahunan Plan of Action Puskesmas Teluk Dalam tahun 2020 serta
27
laporan tahunan dari bidang gizi perihal pencapaian ASI eksklusif di tiap-tiap
desa di wilayah kerja Puskesmas Teluk Dalam.
Semua jenis data yang dikumpulkan pada mini project ini adalah data
primer dan data sekunder. Data primer berupa profil responden dan hasil
intervensi. Sedangkan data sekunder berupa profil Desa Bukit Raya, Kecamatan
Tenggarong Seberang, Kabupaten Kutai Kartanegara.
3.2. Perencanaan dan Pemilihan Intervensi
3.2.1 Metode Intervensi
Metode intervensi yang digunakan dalam mini project ini adalah penyuluhan
dengan alat bantu leaflet. Sebagai evaluasi terhadap penyuluhan ini,
dilakukan pretest dan posttest. Pretest dan posttest akan diberikan dalam
bentuk pernyataan benar/salah.
1. Baik, bila jawaban responden benar >75% dari total nilai angket pengetahuan.
2. Sedang, bila jawaban responden benar 40%-75% dari total nilai angket
pengetahuan.
3. Kurang, bila jawaban responden benar <40% dari total nilai angket
pengetahuan.
28
1. Skor 12-15 = baik.
2. Perilaku
29
3.2.3 Petugas Penyuluhan
Petugas penyuluhan dari kegiatan mini project ini adalah :
Kegiatan mini project ini bertempat di posyandu desa Bukit Raya . Pelaksanaannya
untuk pretest adalah pada tanggal 03 November 2020, pukul 09.00 WITA. Sedangkan untuk
pelaksanaan posttes yaitu pada tanggal 3 November 2020, pukul 11.00 WITA.
Sasaran kegiatan mini project ini adalah seluruh ibu yang memiliki bayi dengan usia 0-6
bulan yang berkunjung ke posyandu di desa Bukit Raya.
PENYULUHAN ASI
EKSKLUSIF
- Leaflet
- Pemaparan materi
Edukasi
SEBELUM SESUDAH
30
BAB 4
HASIL INTERVENSI
31
Puskesmas 324 m2 dibangun sejak tahun 1980 dan perbaikan terakhir Tahun 2019,
kondisi sekarang dalam keadaan baik.
32
1.3 Kependudukan
Berdasarkan data dari profil kecamatan Tenggarong seberang jumlah penduduk di
wilayah kerja Puskesmas Teluk Dalam Tahun 2019 adalah jiwa dengan jumlah
penduduk laki-laki jiwa dan perempuan adalah jiwa. Jumlah Kepala Keluarga KK. Dan
jumlah KK miskin sebanyak KK.
Tabe1.1 Jumlah Penduduk, Jumlah Rumah Tangga, Luas Wilayah dan Kepadatan Penduduk di
Wilayah Kerja Puskesmas Teluk Dalam tahun 2019
Jumlah Rata-Rata
Luas Jumlah Kepadatan
Jumlah Jiwa
No Desa Wilayah Desa+ Rumah Penduduk
Desa Kelurahan Penduduk /Rumah
(km2) Kelurahan Tangga per km2
Tangga
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 Loa Lepu 10,000 1 0 1 1.571 6 261,8 0,2
2 Teluk Dalam 24,380 1 0 1 1.974 4 493,5 0,1
3 Perjiwa 8,000 1 0 1 1.912 5 382,4 0,2
4 Loa Raya 22,000 1 0 1 1.386 5 277,2 0,1
5 Loa Ulung 12,000 1 0 1 2.204 10 220,4 0,2
6 Embalut 43,680 1 0 1 2.713 8 339,1 0,1
7 Bukit Raya 18,430 1 0 1 5.577 20 278,9 0,3
8 Manunggal 23,720 1 0 1 8.071 23 350,9 0,3
jaya
9 Bangun Rejo 21,960 1 0 1 11.986 34 352,5 0,5
10 Loa Pari 12,000 1 0 1 2.049 7 292,7 0,2
11 Tanjung Batu 3,215 1 0 1 1.274 6 212,3 0,4
12 Karang 1,300 1 0 1 4.563 17 268,4 3,5
Tunggal
JUMLAH 200,685 12 0 12 45.280 145 312,3 0,2
Tabel 1.2 Penduduk Wilayah Kerja Puskesmas Teluk Dalam Menurut Kelompok Umur dan
Jenis Kelamin di Puskesmas Teluk Dalam
Jumlah Penduduk
No
Kelompok Umur (tahun) Laki-Laki + Rasio Jenis
. Laki-Laki Perempuan
Perempuan Kelamin
1 2 3 4 5 6
1 0-4 2197 2135 4332 102,90
2 5-9 2076 1966 4042 105,60
3 10-14 2059 1965 4024 104,78
4 15-19 2012 1944 2956 103,50
5 20-24 2010 1812 3822 110,93
6 25-29 1990 1886 3876 105,51
7 30-34 2071 1878 3949 110,28
8 35-39 1958 1882 3840 104,04
9 40-44 1955 1688 3643 115,82
10 45-49 1396 1277 3673 109,32
11 50-54 1082 993 2075 108,96
12 55-59 939 839 1778 111,92
13 60-64 691 576 1267 119,97
14 65-69 472 399 871 118,30
15 70-74 342 257 599 133,07
33
16 >75 240 293 533 81,91
JUMLAH 23490 21790 45280 107,8
ANGKA BEBAN TANGGUNGAN (DEPENDENCY RATIO) 47
Tabel 1.3 Jumlah Penduduk dan Penduduk Sasaran di Wilayah Kerja Puskesmas Teluk Dalam
tahun 2019
PUSKESMAS TELUK DALAM JUMLAH
PENDUDUK Jumlah Penduduk 45.280
Laki-Laki 23.650
Perempuan 21.630
Penduduk Miskin 5.017
Tabel 1.4 Data Jumlah Penduduk Perdesa menurut Jenis Kelamin di Wilayah Kerja Puskesmas
Teluk Dalam tahun 2019
JUMLAH PENDUDUK MENURUT
N
NAMA DESA JUMLAH PENDUDUK JENIS KELAMIN
o
LAKI-LAKI PEREMPUAN
1 2 3 4 5
1 Loa Lepu 1571 825 746
2 Teluk Dalam 1974 1020 954
3 Perjiwa 1912 990 922
4 Loa Raya 1386 751 635
5 Loa Ulung 2204 1178 1026
6 Embalut 2713 1430 1283
7 Bukit Raya 5577 2893 2684
8 Manunggal jaya 8071 4146 3925
9 Bangun Rejo 11986 6285 5701
10 Loa Pari 2049 1044 1005
11 Tanjung Batu 1274 684 590
12 Karang Tunggal 4563 2404 2159
JUMLAH 45280 23650 21630
34
A. Sarana dan Prasarana
Upaya pembangunan kesehatan dapat berdaya guna dan berhasil guna bila kebutuhan
sumber daya kesehatan terpenuhi. Gambaran mengenai situasi sumber daya kesehatan di
Wilayah Kerja Puskesmas Teluk Dalam dikelompokan kedalam sajian data dan informasi
mengenai tenaga kesehatan.
Tenaga kesehatan di Puskesmas Teluk Dalam sebanyak 77 orang dengan rincian 53
berada di puskesmas dan 24 berada di Puskesmas Pembantu. Tenaga kesehatan tersebut
terdiri dari berbagai profesi seperti : dokter umum, dokter gigi, perawat, bidan, kesehatan
masyarakat, farmasi , analis, gizi, sanitasi dan sebagainya.
35
4.2 Hasil Intervensi
Untuk mengetahui perbedaan sebelum dan sesudah dilakukannya intervensi terhadap
para ibu yang memiliki bayi usia 0-6 bulan, penyuluh melakukan evaluasi terhadap ibu
ibu tersebut dengan meminta ibu menjawab soal pretest dan posttest. Pretest dan
posttest yang diberikan dalam bentuk pernyataan benar/salah yang terdiri dari lima
belas pernyataan ringkas seputar ASI eksklusif dan sepuluh soal tentang perilaku ASI
Eksklusif.
36
Pekerjaan responden bervariasi dari 0 orang pegawai swasta, 3 orang sebagai guru, 1 orang
sebagai wiraswasta dan IRT sebanyak 34 orang.
Tabel diatas memperlihatkan bahwa sebagian besar responden memiliki pengetahuan baik
sejumlah 15 responden (39,5 %), cukup sejumlah 23 responden (60,5 %), dan sisanya berpengetahuan
kurang sejumlah 0 orang (0%).
Tabel diatas memperlihatkan bahwa sebagian besar responden memiliki pengetahuan baik
sejumlah 32 responden (84,2 %), cukup sejumlah 6 resposnden (15,8 %), dan sisanya berpengetahuan
kurang sejumlah 0 orang (0%).
37
3. ASI dapat menurunkan angka kematian bayi 71% 29% 78,9% 21,1%
(27) (11) (30) (8)
4. ASI jarang mengakibatkan alergi pada bayi. 97,3% 2,7% 89,5% 10,5%
(37) (1) (34) (4)
5. Dengan ASI, bayi sudah mendapatkan 84,2% 15,8% 86,8% 13,2%
nutrisi yang cukup (32) (6) (33) (5)
6. ASI mengandung zat pelindung (antibody) 92,1% 7,9 71,1% 28,9%
yang dapat melindungi bayi selama 0-6 (35) (3) (27) (11)
bulan pertama
14. ASI dapat melindungi bayi dari suatu 65,8% 34,2% 81,6% 18,4%
penyakit (25) (13) (31) (7)
15. ASI diberikan kepada bayi 3-4 kali sehari 92,1% 7,9% 100% 0
(35) (3) (38) (0)
Dari tabel diatas didapatkan hampir semua responden, yaitu sebanyak 36 orang
yang salah menjawab di nomor 13 yaitu mengenai madu yang dapat melembabkan
dan menyembuhkan putting yang lecet dan sebanyak 35 orang yang salah menjawab di
nomor 15 yaitu ASI diberikan pada bayi 3-4 kali sehari. Selain itu didapatkan 17
38
responden yang menjawab salah pada pertanyaan nomor 11 tentang posisi menyusui
yang benar dan 13 responden yang menjawab salah pada pertanyaan nomor 14 tentang
ASI yang dapat melindungi bayi dari suatu penyakit.
Tabel diatas memperlihatkan bahwa sebagian responden memiliki perilaku baik sejumlah 22
responden (57,9 %), dan sisanya kurang baik sejumlah 16 orang (42,1,7%).
Tabel diatas memperlihatkan bahwa sebagian besar responden memiliki perilaku baik sejumlah
29 responden (76,3 %), dan sisanya kurang baik sejumlah 9 orang (23,7%).
39
keluar yang berwarna kekuningan (28) (10) (35) (3)
3. Saya menyusui dari mulai anak pertama 92,1% 7,9% 94,7% 5,3%
sampai anak terakhir (35) (3) (36) (2)
4. Saya memberi susu formula pada anak bayi 63,2% 36,8% 52,6% 47,4
saya (24) (14) (20) (18)
5. Saya tidak menyusui karena ASI saya 81,6% 18,4% 81,6% 18,4%
tidak/belum keluar (31) (7) (31) (7)
40
BAB 5
PEMBAHASAN
Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi pemberian ASI eksklusif adalah
pengetahuan gizi. Seseorang yang mempunyai pengetahuan gizi yang baik, diharapkan akan
memilliki perilaku pemberian ASI eksklusif yang baik. Salah satu strategi untuk memperoleh
perubahan perilaku menurut WHO.
41
memungkinkan mereka masih mampu untuk menangkap informasi yang diberikan dan bisa
mengingatnya kembali. Begitu juga dengan karakteristik pekerjaan. Responden yang mayoritas
sebagai ibu rumah tangga 100% sangat mendukung dalam menyediakan waktu untuk
mendengarkan penyuluhan, membaca leaflet, dan mencoba melakukan tindakan penyuluhan
yang dianjurkan.
Dari hasil penelitian diperoleh bahwa pengetahuan ibu hamil sebelum diberikan
penyuluhan ASI eksklusif mayoritas nilainya cukup (60,5 %), dengan pengetahuan baik adalah
39,5% dan tidak ada yang memiliki nilai kurang. Jika dilihat dari tingginya persentase ibu yang
mempunyai tingkat pengetahuan tentang ASI eksklusif cukup baik, hal ini mungkin disebabkan
karena aktifnya responden dalam mengikuti posyandu dan aktifnya kader dan tenaga
kesehatan dalam promosi kesehatan.
Berbagai keunggulan mengenai manfaat pemberian ASI eksklusif selama enam bulan,
mulai dari pertumbuhan fisik yang sempurna, perkembangan kecerdasan yang pesat, hingga
kematangan emosional seorang anak, terpacu berkat ASI eksklusif selama enam bulan.
Setelah diberikan penyuluhan pengetahuan pada ibu terhadap indikator ASI eksklusif
sudah baik dibandingkan sebelum diberikan penyuluhan. Disamping itu identitas ibu yang
mencakup umur dapat mempengaruhi peroses perubahan perilaku. Umur ibu yang rata-rata
masih dalam usia produktif memungkinkan mereka masih mampu untuk menerima informasi
yang diberikan dan bisa mengingatnya kembali.
Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Astuti dkk (2002), bahwa metode pendidikan
kesehatan dengan penyuluhan (ceramah) dapat meningkatkan pengetahuan setelah dilakukan
post-test dibandingkan dengan pengetahuan pretest. Dalam penelitian Bart (1994), mengatakan
42
bahwa perilaku yang dilakukan atas dasar pengetahuan akan lebih bertahan lama dari pada
perlaku yang tidak didasari dengan pengetahuan. Jadi pengetahuan yang memadai sangat
dibutuhkan ibu hamil terutama dalam hal pemberian ASI eksklusif sampai usia 6 bulan.
Perilaku merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap
stimulus atau objek. Manifestasi perilaku tidak dapat terlihat, tetapi hanya dapat ditafsirkan
terlebih dahulu dari perilaku tertutup.
Dari hasil penelitian diperoleh bahwa perilaku para ibu sebelum diberikan penyuluhan
ASI eksklusif mayoritas memiliki perilaku baik sejumlah 22 orang (57,9 %), dan sisanya kurang
baik sejumlah 16 orang (42,1%).
Perilaku yang kurang pada ibu hamil sebelum (pre-test) diberikan penyuluhan antara
lain: perilaku ibu terhadap pemberian ASI eksklusif sampai usia 6 bulan, bayi yang diberikan
ASI eksklusif jarang sakit jika dibandingkan dengan bayi yang diberi susu formula, waktu
pemberian makanan tambahan pada saat bayi berusia diatas 6 bulan.
Pada tabel 4.2.7 dan tabel 4.2.8 dapat dilihat bahwa perilaku responden
terbanyak sebelum diberikan penyuluhan adalah 22 orang (57,9 %) masuk dalam kategori
perilaku baik dan sebanyak 16 orang (42,1%) masuk dalam kategori kurang baik.
43
post-test, serta ada kemungkinan juga perilaku yang sudah ada terbentuk karena faktor sosial
budaya di lingkungan tempat tinggal.
Menurut Purwanto (1993) perilaku bukan dibawa sejak lahir melainkan dibentuk dan
dipelajari sepanjang perkembangan orang tersebut dalam hubungan dengan objeknya. Dalam
hal ini pengetahuan yang diberikan melalui penyuluhan kepada para ibu membantu
pembentukan perilaku para ibu tersebut.
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
7.1 Saran
Perlu digunakan metode yang berbeda agar lebih valid dalam mengumpulkan data
terkait dengan masalah pemberian ASI eksklusif khususnya di desa Bukit Raya. Pengumpulan
44
berdasarkan laporan data yang ada mungkin masih belum bisa mencakup masalah tentang
pemberian ASI eksklusif terutama di wilayah kerja Puskesmas Teluk Dalam sehingga saya
menyarankan agar menggunakan metode pengumpulan data menggunakan kuesioner maupun
pendekatan personal (konseling) pada ibu – ibu yang memiliki bayi usia 0-6 bulan. Diperlukan
juga sosialisasi yang berkelanjutan dan berkesinambungan tentang ASI eksklusif baik kepada
ibu hamil dan ibu menyusui pada kelas ibu hamil dan balita serta pembentukan Kelompok
Pendukung ASI di tiap desa. Dengan menggunakan metode ini diharapkan dapat meningkatkan
pengetahuan dan perubahan perilaku ibu mengenai ASI eksklusif.
DAFTAR PUSTAKA
Emilia, Rika Candra. 2009. Pengaruh Penyuluhan Asi Eksklusif Terhadap Pengetahuan dan
Sikap Ibu Hamil di Mukim Laure-E Kecamatan Simeulue Tengah Kabupaten
Simeulue (NAD) Tahun 2008 (Skripsi). Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Sumatera Utara.Medan.
Puskesmas Teluk Dalam. 2019. Profil Kesehatan Puskesmas Teluk Dalam Tahun 2019.
45
Yuliarti, Iin Dwi. 2008. Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu dengan Perilaku Pemberian Asi
Eksklusif (Tesis). Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret. Surakarta.
46