Anda di halaman 1dari 32

Mini Project

PEMBENTUKAN KP-ASI

PUSKESMAS KENALI BESAR KOTA JAMBI

Pembimbing:

dr. Maria Inge Jammin

Disusun oleh:

dr. Merry Cardina

Program Internsip Dokter Indonesia

Puskesmas Kenali Besar Kota Jambi

2017
HALAMAN PENGESAHAN

Mini Project

Pembentukan KP-ASI

Puskesmas Kenali Besar Kota Jambi

Disusun oleh:

dr. Ditto Rezkiawan


dr. Merry Cardina
dr. Novvi Fitria Ayu
dr. Pira Anggraini
dr. Priska iis Aprilianti
dr. Silviana Sari
dr. Sayarfina Rosyadah

Telah dilaksanakan pada tanggal 7 Februari 2017 sebagai salah satu persyaratan
meyelesaikan Program Internsip Dokter Indonesia di Puskesmas Kenali Besar Kota
Jambi.

Jambi, 28 Februari 2017


Pembimbing

dr. Maria Inge Jammin


BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang

ASI eksklusif merupakan pemberian ASI saja sampai bayi berusia 6 bulan, tanpa disertai
makanan atau minuman pendamping lainnya (kecuali obat, vitamin dan mineral).1,2 Anak yang
diberi ASI Eksklusif akan tumbuh dan berkembang secara optimal serta tidak mudah sakit.1,3
Beberapa contoh diantaranya, kolostrum (ASI pada hari 1-5) kaya protein,yang merupakan
bahan pembentukan antibodi untuk meningkatkan sistem imun bayi. Laktosa pada ASI sebagai
sumber karbohidrat diserap lebih baik dibanding yang terdapat di dalam susu formula.1

Komposisi protein yang lebih banyak whey di dalam ASI lebih mudah diserap oleh usus
bayi. ASI mengandung beberapa asam amino dan nukleotida yang berperan pada
perkembangan jaringan otak, saraf, kematangan usus, penyerapan besi, dan daya tahan tubuh,
yang mana jumlahnya lebih besar dibandingkan dalam susu formula.1

Lemak dalam ASI, selain jumlahnya lebih besar, profilnya juga berbeda dibanding lemak
di dalam susu formula. Lemak juga diperlukan untuk pertumbuhan jaringan saraf dan retina
mata. Disamping itu, ASI juga kaya akan vitamin dan mineral yang sangat berguna untuk
pembentukan sel dan jaringan.1

Yang perlu dipahami dalam pemberian ASI adalah produksi ASI yang tidak selalu sama
setiap harinya; yaitu antara 450 - 1200 ml per hari, sehingga bila dalam 1 hari dirasakan
produksinya berkurang, maka belum tentu akan begitu seterusnya. Bahkan pada 1-2 hari
kemudian jumlahnya akan melebihi rata-rata sehingga secara kumulatif akan mencukupi
kebutuhan bayi.1

Kajian Global The Lancet Breastfeeding Series, 2016 telah membuktikan : menyusui
Ekslusif menurunkan angka kematian karena infeksi sebanyak 88% pada bayi berusia kurang
dari 3 bulan.3 Selain itu, ASI Ekslusif juga bermanfaat untuk ibu yaitu mempercepat penurunan
berat badan pasca melahirkan, menunda periode menstruasi, sehingga dapat berperan sebagai
KB sementara.4 Tidak menyusui berhubungan dengan kehilangan nilai ekonomi sekitar $302
miliar setiap tahunnya atau sebesar 0-49% dari pendapatan nasional.3

Mengacu pada target ASI Ekslusif Departemen Kesehatan tahun 2014 sebesar 80%, maka
secara nasional cakupan pemberian ASI Eksklusif sebesar 52,3% belum mencapai target.
Menurut provinsi pada tahun 2014 hanya terdapat satu provinsi yang berhasil mencapai target
yaitu : Nusa Tenggara Barat sebesar 84,7%.5 Di Indonesia, target Air Susu Ibu (ASI) eksklusif
80% terlihat terlalu tinggi karena tren ASI eksklusif justru menurun.5,6 Cakupan ASI Ekslusif
di Indonesia tahun 2012 mencapai 48,6 %, tahun 2013 mencapai 54,3%, tahun 2014 mencapai
52,3%, sedangkan tahun 2015 hanya mencapai 41,3 %.5,6,7 Hal ini juga terjadi di provinsi Nusa
Tenggara Barat dari 84,7% (2014) menjadi 78,9% (2015).5,6 Tren penurunan ASI Eksklusif
sendiri juga terjadi di Provinsi Jambi 64,3% (2014) menjadi 54,6% (2015).5,6

Puskesmas merupakan unit pelaksana Teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang


bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan Kesehatan disuatu wilayah kerja
(Kemenkes RI No.128/Menkes/SK/II/2004).8 Puskesmas sendiri mempunyai 7 program wajib
diantaranya Kesehatan ibu dan anak serta upaya perbaikan gizi.8 Puskesmas Kenali Besar
merupakan salah satu puskesmas yang terletak di Kota Jambi. Wilayah kerja Puskesmas Kenali
Besar meliputi 2 kelurahan, yaitu : Kelurahan Kenali Besar dan Kelurahan Bagan Pete.
Berdasarkan laporan pencapaian indikator kinerja pembinaan gizi enam bulanan di Puskesmas
Kenali Besar Kota Jambi Februari dan Agustus 2016, jumlah cakupan ASI eksklusif di dua
kelurahan tersebut belum mencapai target nasional 80%. Pemberian ASI Ekslusif bulan
Februari 2016 di Kelurahan Kenali Besar mencapai 146 dari 315 bayi atau 54%. Sedangkan
pemberian ASI Eksklusif di Kelurahan Bagan Pete 59 dari 125 bayi atau 47%. Bulan Agustus
2016, pencapaian ASI Eksklusif di Kelurahan Kenali Besar mencapai 50,6%, sedangan di
Kelurahan Bagan Pete mencapai 68,5%.9

Salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan ASI Eksklusif yaitu pemahaman
tentang ASI Eksklusif. Semakin rendah pemahaman ibu menyusui mengenai ASI Eksklusif,
keberhasilannya juga menurun.12 Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan Rahmawati
(2013) di Yogyakarta, rendahnya tingkat pemahaman tentang ASI dikarenakan kurangnya
pengetahuan yang dipengaruhi oleh banyaknya promosi produk susu formula, pengaruh sosial
budaya di masyarakat dan ibu harus kembali bekerja.10 Penyebab kegagalan ASI Ekslusif
lainnya dikarenakan pemberian makan prelakteal, bayi sakit, ibu lelah/sakit, ibu kurang
percaya diri dan lain- lain.11 Faktor lainnya yang mempengaruhi keberhasilan ASI Ekslusif
adalah kemampuan untuk melakukan inisiasi menyusui dini (IMD).12

Faktor pendorong ataupun hambatan pemberian ASI Eksklusif terdiri dari 3 kelompok yang
diduga memberi pengaruh yaitu : tenaga kesehatan, keluarga dan media termasuk iklan.10 Pada
sebuah studi ditemukan bahwa bidan melakukan promosi susu formula dengan cara membekali
ibu yang hendak pulang dari rumah sakit dengan susu formula.10 Selain itu, banyak pula ibu
yang baru pulang dari rumah sakit banyak yang diberi susu kaleng gratis.10 Studi ini lebih lanjut
menemukan bahwa susu formula tersebut kemudian diberi kepada bayi karena ibu merasa
sayang susu formula tersebut dibuang dan tidak dicobakan ke bayinya. Akibatnya bayi tersebut
tidak mau lagi diberi ASI.10 Dalam sebuah studi hanya 6 dari 14 ibu hamil yang mendapat
nasihat tentang ASI Eksklusif saat ANC. Padahal pengetahuan ibu sangat menentukan tindakan
ibu untuk melakukan ASI Eksklusif.10

Penyuluhan, promosi kesehatan tentang IMD dan ASI Eksklusif telah banyak diterapkan
dimasyarakat kepada ibu-ibu, namun tingkat keberhasilan IMD dan ASI Ekslusif tetap saja
rendah. Peningkatan Pengetahuan ibu saja tentang ASI Ekslusif tidak cukup untuk merubah
perilaku. Seorang ibu memerlukan keterampilan dan dukungan sosial dalam bentuk
kepercayaan, penerimaan, pengakuan dan penghargaan akan perasaannya.13,14

Penelitian yang dilakukan di Uganda menunjukkan bahwa konseling yang dilakukan teman
sebaya lebih mudah diterima masyarakat. Ibu- ibu senang memiliki seseorang dimasyarakat
yang dapat membantu menyelesaikan problema dalam menyusui. Suasana saling memberi
dukungan lebih mudah terbangun dalam kelompok sebaya yang mempunyai pengalaman dan
situasi lingkungan yang sama. (J.Nankunda, 2006).13

Sebuah penelitian intervensi di Dhaka, Bangladesh tahun 2000 tentang efektifitas konselor
kawan sebaya berbasis masyarakat terhadap perilaku menyusui eksklusif, terbukti efektif
meningkatkan inisiasi dan durasi menyusui eksklusif. Prevalensi menyusui eksklusif 5 bulan
antara kelompok intervensi 202/228 (70%) dibandingkan kelompok kontrol 17/285 (6%) (diff=
64%, CI 95% 57-71%, p>0,0001) (R. Haider, 2000).13
Salah satu intervensi dukungan sebaya melalui konseling kelompok yang dapat dilakukan
untuk meningkatkan cakupan ASI Eksklusif dan Inisiasi Menyusui Dini (IMD) adalah dengan
membentuk KP-ASI (Kelompok Pendukung ASI).13,14 Kelompok Pendukung ASI merupakan
kelompok ibu hamil dan ibu yang memiliki bayi usia di bawah 2 tahun, mereka bertemu secara
rutin sebulan sekali termasuk kunjungan rumah untuk saling bertukar pengalaman, berdiskusi
dan saling memberi dukungan terkait kesehatan ibu dan anaknya khususnya seputar kehamilan,
menyusui dan gizi, dipandu/ difasilitasi oleh motivator.15 Peserta Kelompok Pendukung ASI
diutamakan ibu hamil serta ibu-ibu yang memiliki bayi usia 0-6 bulan dan 7-24 bulan.
Walaupun demikian, kelompok ini terbuka untuk orang-orang yang memiliki minat yang sama.
Suami, anggota keluarga lain dari ibu hamil/ menyusui, seorang perempuan yang belum hamil
tapi berkeinginan menyusui anaknya suatu saat nanti, tenaga kesehatan yang ingin belajar atau
berbagi informasi dengan para ibu hamil/ menyusui dapat dilibatkan dalam Kelompok
Pendukung ASI ini.15

Berdasarkan latar belakang tersebut, perlu dibentuk Kelompok Pendukung ASI di


Puskesmas Kenali Besar.

1.2 Rumusan masalah

Apakah KP ASI Puskesmas Kenali Besar sudah terbentuk?

1.3 Tujuan

1.3.1 Umum
Meningkatnya ASI Eksklusif dalam rangka pencapaian target ASI Eksklusif
nasional
1.3.2 Khusus
a. Mengidentifikasi masalah pemberian ASI Eksklusif di wilayah Puskesmas
Kenali Besar
b. Menentukan penyebab utama tidak tercapainya ASI Eksklusif
c. Menentukan alternatif pemecahan masalah ASI Eksklusif

1.4 Manfaat

1.4.1 Bagi ilmu pengetahuan


Hasil miniproject ini diharapkan berguna sebagai sumber informasi dalam
mengkaji masalah ASI Ekslusif dan KP-ASI
1.4.2 Bagi profesi
Menjadi bahan pertimbangan pemerintah untuk membuat kebijakan-
kebijakan terkait ASI Eksklusif dan KP-ASI
Bagi dokter, dan tenaga paramedis selain memperluas wawasan ilmu,
dengan mini project ini juga bisa membantu upaya promotif terkait ASI
Eksklusif melalui KP-ASI

1.4.3 Bagi masyarakat


Sebagai informasi untuk menambah pengetahuan masyarakat mengenai
pentingnya ASI Eksklusif. Selain itu, dengan terbentuknya KP ASI diharapkan dapat
mendukung ibu-ibu yang sedang menyusui dalam mengatasi berbagai permasalahan
yang timbul saat menyusui supaya bisa mencapai ASI Eksklusif sehingga mengurangi
angka morbiditas dan mortalitas bayi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Puskesmas Kenali Besar


Puskesmas Kenali Besar terletak di Wilayah Kelurahan Kenali besar Kecamatan Kota
Baru tepatnya berada di ujung perbatasan Kota Jambi dengan Kabupaten Muaro Jambi.
Wilayah kerja Puskesmas Kenali Besar meliputi 2 kelurahan, yaitu Kelurahan Kenali Besar
dan Kelurahan Bagan Pete.
Luas wilayah kerja Puskesmas Kenali Besar adalah km2 dengan perincian :
1. Kelurahan Kenali Besar 816,0 : km2
2. Kelurahan Bagan Pete 596,2 : km2
Adapun batas-batas wilayah kerja Puskesmas Kenali Besar adalah :
Sebelah Utara berbatasan dengan Kelurahan Penyengat Rendah
Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Sungai Bertam
Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Mandalo Darat
Sebelah Barat berbatasan dengan Kelurahan Rawasari.
Berikut data yang menggambarkan keadaan penduduk sebagaimana pada tabel dibawah ini :
Tabel 2.1 Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin, Jumlah KK dan RT di
Wilayah Kerja Puskesmas Kenali Besar Tahun 2016
Jumlah Penduduk
Kelurahan Kepala Keluarga
Laki-laki Perempuan N
Kenali Besar 14.663 15.074 29.737 7.150
Bagan Pete 5.751 5.113 10.864 2.734
Jumlah 20.414 20.187 40.601 9.884

Berikut Sumber Daya Tenaga kerja di Puskesmas Kenali Besar:

Tabel 2.2 Data Ketenagaan Puskesmas Kenali Besar tahun 2015


Ketenagaan Puskesmas Puskesmas Pembantu
Kepala Puskesmas 1
Dokter Umum 3
Dokter Gigi 1
Tenaga Kesmas 0
Bidan 19 6
Perawat 9
Perawat gigi 2 1
Asisten apoteker 3
Sanitarian 2
Gizi 3
Laboratorium 3
Tata usaha 1
SMA 1
LCPK 1
DI Komputer 1
Jumlah 50 7

Puskesmas Kenali Besar memiliki sumber daya tenaga sebanyak 57 orang. Dimana sebanyak
50 orang bertugas pada Puskesmas Kenali Besar, 4.orang bertugas di Puskesmas Pembantu
Simpang Rimbo 3 orang di Pustu Bagan Pete.
Berdasarkan analisis beban kerja, jumlah pegawai lebih dari cukup memadai untuk kebutuhan,
sedangkan ditinjau dari kualitas dan keterampilan masih perlu adanya peningkatan
pengembangan wawasan dan keterampilan dengan mengikutsertakan pegawai dalam
pendidikan dan pelatihan-pelatihan di masa yang akan datang.
Berdasarkan tingkat pendidikannya, tingkat pendidikan pegawai di Puskesmas Kenali Besar
sangat variatif dan rata rata masih berpendidikan di bawah sarjana muda, dapat dilihat pada
tabel berikut.
Tabel 2.3 Distribusi Pegawai Pada Puskesmas Kenali Besar Berdasarkan Tingkat
Pendidikan Terakhir Tahun 2016
NO. TINGKAT PENDIDIKAN JUMLAH
1. Kepala Puskesmas 1
2. Dokter Umum 3
3. Dokter Gigi 1
4. SI Perawat, Nurse 1
5. D IV Bidan 1
Sarjana Muda Kesehatan
AKPER 4
AKZI 1
AKL 0
AKBID 19
AKFAR 2
6. AKG 1
7. AAK 1
8. Bidan / D1 7
9. Perawat/SPK 3
10. SMF/SAA 1
11. SPAG 2
12. SMAK 2
13. SPRG 2
SPPH 2
SLTA Sederajat 2
LCPK 1
Kota Jambi 57
Puskesmas Kenali Besar adalah Puskesmas non perawatan yang didirikan pada tahun
1991 dengan luas 650 m2 telah mengalami rehabilitasi fisik bangunan pada tahun 2009
menjadi gedung lantai bertingkat 2 :
Lantai 1 : Ruang Loket, IGD,Poli umum,poli Gigi,Apotik,Gudang obat,Usila,poli Anak
Lantai 2 :Ruang Ka Puskesmas,Ruang TU, Poli KIA ,Tumbang, Ruang
Imunisasi,Laboratorium,Kesling
Puskesmas Kenali Besar dikepalai oleh Kepala Puskesmas yang dibantu oleh beberapa
orang staf yang mempunyai tugas dan tanggung jawab masing-masing.
Sumber Daya Sarana Puskesmas Kenali Besar memiliki 1 (satu) Puskesmas Pembantu
dan 1 (satu) Pusling yang juga berperan dalam penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi
Puskesmas Kenali Besar, untuk menunjang kelancaran dari penyelenggaraan upaya kesehatan,
Puskesmas Kenali Besar juga dilengkapi oleh beberapa sarana diantaranya :
Kendaraan roda 4 (Empat) sebanyak : 2 unit
Kendaraan roda 2 (Dua ) sebanyak : 4 unit
Komputer : 4 unit

2.2 ASI Eksklusif


2.2.1 Definisi ASI Eksklusif
ASI eksklusif adalah tidak memberi bayi makanan atau minuman lai, termasuk
airputih,selain meyusui (keculi obat-obatan dan vitamin atau mineral tetes, ASI perah juga
diperbolehkan). Pada Riskesdas 201, menyusui eksklusif adalah komposit dari pertanyaa, bayi
masih disusui, sejak lahir tidak pernah mendapatkan makanan atau minuman selain ASI,
selama 24 jam terakhir bayi hanya disusui (tidak diberi makan selainASI). 16 ASI eksklusif
adalah pemberian ASI tanpa makanan tambahan lain pada bayi berumur 0-6 bulan. 17
ASI eksklusif adalah memberi ASI secara penuh kepada bayi usia 0 - 6 bulan tanpa
tambahan makanan pendamping ASI apapun. Setelah itu pemberian ASI harus tetap diberikan
hingga usia bayi 2 tahun dengan pendamping makanan seperti pisang halus atau nasi tim. 18

2.2.2 Manfaat ASI eksklusif


1.Untuk bayi
ASI mempunyai manfaat bagi bayi yang dijabarkan sebagai berikut:
a. ASI sebagai nutrisi.
b. Makanan "terlengkap" untuk bayi, terdiri dari proporsi yang seimbang dan
cukup mengandung zat gizi yang diperlukan untuk 6 bulan pertama.
c. Mengandung antibodi (terutama kolostrum) yang melindungi terhadap penyakit
terutarna diare dan gangguan pernapasan.
d. Menunjang perkembangan motorik sehingga bayi yang diberi ASI ekslusif akan
lebih cepat bisa jalan.
e. Meningkatkan jalinan kasih sayang
f. Selalu siap tersedia, dan dalam suhu yang sesuai.
g. Mudah dicerna dan zat gizi mudah diserap.
h. Melindungi terhadap alergi karena tidak mengandung zat yang dapat
menimbulkan alergi.
i. Mengandung cairan yang cukup untuk kebutuhan bayi dalam 6 bulan pertama
(87% ASI adalah air).
j. Mengandung asam lemak yang diperlukan untuk pertumbuhan otak sehingga
bayi ASI eksklusif potensial lebih pandai.
k. Menunjang perkembangan kepribadian, kecerdasan emosional, kematangan
spiritual, dan hubungan sosial yang baik.4
2. Untuk Ibu
Bagi ibu ASI juga mempunyai manfaat sebagai berikut:
a) Mengurangi Pendarahan Setelah Melahirkan. Apabila bayi disusukan segera setelah
dilahirkan, maka kemungkinan terjadinya pendarahan setelah melahirkan (post partum)
akan berkurang. Pada ibu menyusui terjadi peningkatan kadar oksitosin yang berguna
juga untuk kontraksi atau penutupan pembuluh darah sehingga pendarahan akan lebih
cepat berhenti.
b) Menjarangkan Kehamilan Menyusui merupakan cara kontrasepsi yang aman, murah,
dan cukup berhasil. Selama ibu memberi ASI eksklusif dan belum haid, 98% tidak akan
hamil pada 6 bulanpertama setelah melahirkan dan 96% tidak akan hamil sampai bayi
berusia 12 bulan.
c) Menempelkan segera bayi pada payudara membantu pengeluaran plasenta karena
hisapan bayi merangsang kontraksi rahim, karena itu menurunkan resiko pendarahan
pasca persalinan.
d) Memberikan ASI segera (dalam waktu 60 menit), membantu meningkatkan produksi
ASI dan proses laktasi.
e) Hisapan puting yang segera dan sering membantu mencegah payudara bengkak.
f) Pemberian ASI membantu mengurangi beban kerja ibu karena ASI tersedia kapan dan
dimana saja. ASI selalu bersih, sehat dan tersedia dalam suhu yang cocok.
g) Pemberian ASI ekonomis/murah
h) Menurunkan resiko kanker payudara
i) Aspek Psikologis : memberi kepuasan bagi ibu. Keuntungan menyusui bukan hanya
bermanfaat untuk bayi, tetapi juga untuk ibu. lbu akan merasa bangga dan diperlukan
rasa sayang yang dibutuhkan oleh semua manusia.19
3. Untuk Keluarga
a) Aspek Ekonomi. ASI tidak perlu dibeli, sehingga dana yang seharusnya digunakan
untuk susu formula dapat digunakan untuk keperluan lain. Selain itu, penghematan juga
disebabkan karena bayi yang mendapat ASI lebih jarang sakit sehingga mengurangi
biaya berobat.
b) Aspek Psikologis. Kebahagiaan keluarga bertambah, karena kelahiran lebih jarang,
sehingga suasana kejiwaan ibu baik dan dapat mendapatkan hubungan kasih bayi dalam
keluarga.
c) Aspek kemudahan. Menyusui sangat praktis, karena dapat diberikan di mana saja dan
kapan saja. Keluarga tidak perlu repot menyiapkan air masak, botol dan dot yang harus
dibersihkan. Tidak perlu meminta pertolongan orang lain. 19
4. Untuk Masyarakat
a) a)Menyusui/memberi ASI kepada bayi sangat penting untuk mengatasi masalah
kelaparan. Pada kebanyakan masyarakat, banyak keluarga dan individu tidak
mempunyai makanan yang cukup, oleh karena itu sering menderita kelaparan. Dengan
menyusui dapat memberi jaminan pangan yang sangat penting bagi keluarga yang
mengalami kekurangan pangan dalam situasi darurat.
b) Para Ibu harus yakin bahwa mereka dapat memberikan makanan yang terbaik bagi bayi
mereka. Bahkan Ibu yang kelaparan karena tidak mampu membeli makanan mereka
setiap hari masih dapat memberi ASI lebih sering dari pada ibu yang mendapat
makanan cukup.
c) Selain itu, bayi yang mendapat ASI memiliki IQ lebih tinggi dari yang tidak mendapat,
maka masyarakat akan diuntungkan. Ibu lebih sehat dan biaya untuk kesehatan lebih
kecil. Menyusui/memberi ASI merupakan cara terbaik untuk meningkatkan
kelangsungan hidup anak. 19
5. Untuk lingkungan
Menyusui/memberi ASI, tidak menimbulkan sampah karena setiap ibu yang menyusui dapat
mengurangi masalah polusi dan sampah. Dengan menyusui/memberi ASI tidak membutuhkan
lahan, air, metal, plastik dan minyak yang semuanya dapat merusak lingkungan, Dengan
demikian, menyusui/memberi ASI dapat melindungi lingkungan hidup kita. Kita
pertimbangkan beberapa fakta berikut ini :
a) Jika setiap bayi di Indonesia diberi ASI, akanmenghemat sekitar 86.000 ton kaleng susu
yang seharusnya dapat digunakan untuk membuat 550 juta kaleng susu; dan 1.230 ton
kertas (label susu kaleng )
b) Makanan botol, kempeng dan peralatan lainnya, membutuhkan plastik, karet dan
silikon. Tahun 1987 misalnya 4,5 juta botol susu hanya di Pakistan. Jumlah untuk setiap
bayi bahkan lebih besar di negara industri. Sampah ini menghabiskan sumber daya alam
dan menambah masalah pembuangan sampah.
c) Air untuk susu buatan, botol dan dot harus disterilisasi terlebih dahulu sebelum
digunakan. Untuk itu diperlukan sekitar 200 gr kayu untuk memanaskan 1 liter air; alam
1 tahun bayi yang diberi makanan buatan akan menghabiskan paling sedikit sekitar 73
kg kayu.
d) Selain air, peralatan dapur untuk menyiapkan susu formula merupakan sumber
kontaminasi yang perlu diwaspadai.
e) Pada tahun 70an, perawat kesehatan masyarakat di Canada menurunkan tingkat timah
hitam pada bayi yang berasal dari sodder timah hitam dari panci listrik yang digunakan
untuk mendidihkan air untuk mengencerkan susu formula.
6. Untuk Negara
a) Menurunkan angka kesakitan dan kematian nutrient yang sesuai dalam ASI menjamin
status gizi bayi baik serta kesakitan dan kematan anak menurun. Beberapa penelitian
epidemiologis menyatakan bahwa ASI melindungi bayi dan anak dari penyakit infeksi,
misalnya diare, otitis media, dan infeksi saluran pernafasan akut bagian bawah.
b) Menghemat devisa Negara ASI dapat dianggap sebagai kekayaan nasional. Jika semua
ibu menyusui diperkirakan dapat menghemat devisa sebesar Rp.8,6 milyar yang
seharusnya dipakai untuk membeli susu formula.
c) Mengurangi susidi untuk rumah sakit Subsidi untuk rumah sakit berkurang, karena
rawat gabung akan memperpendek lama rawat ibu dan bayi, mengurangi komplikasi
persalinan dan infeksi nosokomial serta mengurangi biaya yang diperlukan untuk
perawatan anak sakit. Anak mendapat ASi lebih jarang masuk ke rumah sakit
dibandingkan anak yang mendapat susu formula.
d) Peningkatan kualitas generasi penerus Anak yang mendapat ASI dapat tumbuh
kembang secara optimal sehingga kualitas generasi penerus bangsa akan terjamin. 19

2.2.3 Prevalensi ASI-Eksklusif


Berdasarkan laporan dinas kesehatan provinsi tahun 2013, sebaran cakupanpemberian ASI
eksklusifpada bayi 0-6 bulan sebesar 54,3 %. Terdapat 19 provinsiyang mempunyai persentase
ASI eksklusif diatas angkanasional (54,3 %), dimana pada persetase tertinggi terdapat di Nusa
Tenggara Barat (79,7%). Dan terendah pada provinsi Maluku(25,2%). Perlu dilakukan agar
provinsi yang masih dibawah angka nasional agar dapat meningkatkan cakupan ASI eksklusif.
Pemberian ASI eksklusif untuk bayi yang berusia 0-6 bulan secara global dilaporkankurang
dari 40%. Dengan demikian angka nasional ASI eksklusif di Indonesiamasih lebih tinggi jika
dibandingkandengan angka global. Sedangakn persentasi di kota Jambi untuk pemberian ASI
eksklusif sekitar 51,3%.16
Untuk persentasi ASI eksklusif 0-6 bulan di wilayah Puskesmas Kenali Besar yaitu di
kelurahan Kenali Besar sekitar 52,2 % dan di kelurahan Bagan Pete sekitar 73,7%. 16

2.2.4 Landasan Hukum Pemberian ASI


Undang-Undang No. 36 tahun 2009tentang Kesehatan, secara khususmengamanatkan
setiap bayi berhak mendapatkan Air Susu Ibu (ASI) eksklusif sampai dengan 6 (enam) bulan
setelahdilahirkan, kecuali bila ada indikasi medislain. Selama pemberian ASI eksklusif
ini, pihak keluarga, Pemerintah, PemerintahDaerah dan masyarakat harus mendukung ibu bayi
secara penuh dengan penyediaan waktudan fasilitas khusus, misalnya di tempat kerjamaupun
tempat sarana umum.Survey demografi World Health Organization (WHO) tahun 2000
menemukan bahwa pemberian ASI eksklusif selama 4 bulan pertama sangat rendah terutama
diAfrika Tengah dan Utara, Asia dan Amerika Latin. 16
Berdasarkan penelitian WHO (2000) dienam negara berkembang, resiko kematian bayi
antara 9 12 bulan meningkat 40% jika bayi tersebut tidak disusui, untuk bayi berusiadi bawah
dua bulan, angka kematian inimeningkat menjadi 48% (Roesli, 2008).Data Riset Kesehatan
Dasar (Riskesdas) tahun 2010 menunjukkan pemberian ASI di Indonesia saat
inimemprihatinkan, persentase bayi yangmenyusui eksklusif sampai dengan 6 bulanhanya
15,3%. Hal ini disebabkan kesadaranmasyarakat dalam mendorong peningkatan pemberian
ASI masih relatif rendah. 16

2.2.5 Komposisi ASI


Komposisi ASI tidak tetap dan tidak sama dari waktu ke waktu (Suraatmaja, 1997
dalam Refina 2009). Komposisi ASI tersebut dapat dipengaruhi oleh stadium laktasi, ras,
keadaan nutrisi dan diet ibu. Secara umum, komposisi ASI adalah sebagai berikut 20
a) Kolostrum
Kolostrum merupakan cairan yang keluar pada hari pertama sampai hari ketiga setelah
melahirkan yang berwarna kuning atau jernih. Volume kolostrum sekitar 150-300
ml/24 jam. Komposisi kolostrum berubah setiap hari. Kandungan protein kolostrum
lebih banyak daripada ASI matang, namun kandungan karbohidrat dan total energinya
lebih rendah daripada ASI matang. Kolostrum mengandung zat anti infeksi 10-17 kali
lebih banyak dibandingkan dengan ASI matang. Selain itu kolostrum merupakan cairan
pencahar yang ideal untuk membersihkan zat yang tidak dibutuhkan dari usus bayi yang
baru lahir dan mempersiapkan saluran cerna bayi terhadap makanan yang akan datang.
b) Air susu transisi/peralihan
Air susu peralihan merupakan ASI yang keluar setelah kolostrum hingga sebelum
menjadi ASI matang , disekresikan pada hari keempat hingga hari kesepuluh sesudah
bayi dilahirkan. Kandungan protein air susu peralihan lebih rendah dibanding
kolostrum sedangkan kandungan karbohidratnya lebih tinggi. Volume air susu
peralihan meningkat dibanding kolostrum.
c) Air susu matang (mature) Air susu matang (mature)
Merupakan cairan yang berwarna putih kekuning-kuningan karena garam Ca-caseinat,
riboflavindan karotenyang terdapat di dalam air susu matang tersebut . ASI matang
disekresikan pada hari kesepuluh dan seterusnya. Komposisi ASI matang relatif
konstan.19
Dalam 72 jam pertama dalam hidupnya bayi dapat bertahan tanpa makanan/minuman apapun
(48%) dan yang lain berpendapat bahwa bayi baru lahir dapat bertahan tanpa
makanan/minuman apapun dalam 48 jam pertama (37%).20
Bayi baru lahir, memiliki cadangan makanan di dalam tubuhnya yang diperoleh dari plasenta
selama berada di rahim ibu. Oleh karena itu, bayi baru lahir tidaklah memerlukan
makanan/minuman apapun. Satu-satunya zat yang ia perlukan ketika baru lahir adalah
kolostrum (ASI awal) yang akan menjadi imunisasi pertamanya, karena berfungsi untuk
melapisi dinding usus bayi (yang sel-selnya belum rapat) menjadi tertutup dan akhirnya rapat.
Seringkali banyak ibu yang bertanya. 20

2.3 Inisiasi Menyusu Dini (IMD)


2.3.1 Definisi IMD

IMD adalah proses membiarkan bayi dengan nalurinya sendiri menyusu dalam 1 jam
pertama setelah lahir, bersamaan dengan kontak kulit (skin to skin contact) antara kulit ibu
dengan kulit bayinya (Nurtjahjo dan Paramitia, 2008 dalam Sunansari, 2008). Di Indonesia
pelaksanaan IMD disosialisasikan pada saat Pekan ASI se-Dunia tahun 2007. Pada kesempatan
tersebut ibu Presiden Republik Indonesia menghimbau agar para ibu memberi kesempatan pada
bayinya untuk menyusu dalam satu jam pertama setelah melahirkan. Oleh karena itu, Ibu
Negara juga menghimbau semua petugas kesehatan yang terlibat dalam persalinan, termasuk
para dokter dan bidan untuk membantu ibu-ibu melaksanakan IMD segera setelah melahirkan
(Kementrian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat, 2007). IMD menjadi begitu penting
untuk dilakukan karena sejak tahun 2008 dalam Asuhan Persalinan Normal (APN), IMD
tersebut merupakan langkah terakhir yang harus dilakukan oleh petugas kesehatan yang
membantu persalinan.
2.3.2 Tahapan yang Dilakukan Bayi dalam IMD

Tahapan yang biasanya dilakukan bayi pada saat IMD adalah :19

Istirahat sebentar dalam keadaan siaga untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
Memasukkan tangan ke mulut.
Menghisap tangan dan mengeluarkan suara
Bergerak ke arah payudara dengan aerola sebagai sasaran.
Menyentuh puting susu dengan tangannya.
Menemukan puting susu.
Melekat pada puting susu.
Menyusu untuk pertama kalinya.

2.3.3 Manfaat IMD

Menurut Roesli (2008) ada beberapa manfaat yang bisa didapat dengan melakukan IMD adalah
Menurunkan resikokedinginan (Bayi yang diletakkan segera di dada ibunya setelah
melahirkan akan mendapatkan kehangatan sehingga dapat menurunkan resiko
hypothermiasehingga angka kematian karena hypothermiadapat ditekan. 19
Membuat pernapasan dan detak jantung bayi lebih stabil.Ketika berada di dada ibunya
bayi merasa dilindungi dan kuat secara psikis sehingga akan lebih tenang dan
mengurangi stres sehingga pernafasan dan detak jantungnya akan lebih stabil .
Bayi akan memiliki kemampuan melawan bakteri.IMD memungkinkan bayi akan
kontak lebih dahulu dengan bakteri ibu yang tidak berbahaya atau ada antinya di ASI
ibu, sehingga bakteri tersebut membuat koloni di usus dan kulit bayi yang akan dapat
menyaingi bakteri yang lebih ganas di lingkungan luar.
Bayi mendapat kolostrum dengan konsentrasi protein dan immunoglobulin paling
tinggi.IMD akan merangsang pengeluaran oksitosin sehingga pengeluaran ASI dapat
terjadi pada hari pertama kelahiran. ASI yang keluar pada hari pertama kelahiran
mengandung kolostrum yang memiliki protein dan immunoglobulin dengan
konsentrasi paling tinggi. Kolostrum sangat bermanfaat bagi bayi karena kaya akan
antibodi dan zat penting untuk pertumbuhan usus dan ketahanan terhadap infeksi yang
sangat dibutuhkan bayi demi kelangsungan hidupnya .
Mendukung keberhasilan ASI Eksklusif Bayi yang diberikan kesempatan menyusu
dini akan mempunyai kesempatan lebih berhasil menyusu Eksklusif dan
mempertahankan menyusu dari pada yang menunda menyusu dini.
Membantu pengeluaran plasenta dan mencegah pendarahanSentuhan, kuluman dan
jilatan bayi pada puting susu ibu akan merangsang sekresi hormon oksitosin yang
penting untuk menyebabkan rahim kontraksi yang membantupengeluaran plasenta
dan mengurangi pendarahan sehingga mencegah anemia, merangsang hormon lain
yang membuat ibu menjadi tenang, rileks dan mencintai bayinya serta merangsang
pengaliran ASI dari payudara.
Membantu bayi agar memiliki keahlian makan di waktu selanjutnya
Ibu dan ayah akan sangat bahagia bertemu dengan bayinya pertama kali di dada
ibunya

2.3.4 Penghambat Inisiasi Menyusu Dini

Berikut ini beberapa pendapat yang menghambat terjadinya kontak dini kulit ibu dengan kulit
bayi: 19
Bayi kedinginan
Berdasarkan Penelitian drNiels Bergman (2005) ditemukan bahwa suhu dada ibu yng
melahirkan menjadi 1C lebih panas daripada suhu dada ibu yang tidak melahirkan.
Jika bayi yang diletakkan di dada ibu ini kepanasan, suhu dada ibu akan turun 1C. Jika
bayi kedinginan suhu dada ibu akan meningkat 2C untuk menghangatkan bayi.
Setelah melahirkan, ibu terlalu lelah untuk segera menyusui bayinya Seorang ibu jarang
terlalu lelah untuk memeluk bayinya segera setelah lahir. Keluarnya oksitosin saat
kontak kulit ke kulit serta saat bayi menyusu dini membantu menenangkan ibu.
Tenaga Kesehatan kurang tersedia. Saat usia bayi di dada ibu, penolong persalinan
dapat menjalankan tugas. Bayi dapat menemukan sendiri payudara ibu. Lihat ayah atau
keluarganya terdekat unuk menjaga bayi sambil memberikandukungan pada Ibu.
Kamar bersalin atau kamar operasi sibukDengan bayi diatas ibu, ibu dapat dipindahkan
keruang pulih atau kamar perawatan. Beri kesempatan pada bayi untuk meneruskan
usahanya mencapai payudara dan menyusu dini.
Ibu harus dijahitKegiatan merangkak mencari payudara terjadi diarea payudara.yang
dijahit adalah Suntikan vitamin K dan tetes mata untuk mencegah penyakit gonore
(gonorhea) harus segera diberikan setelah lahir
Bayi harus segera dibersihkan, dimandikan, diMenunda memandikan bayi berarti
menghindarkan hilangnya panas badan bayi. Selain itu, kesempatan vernix (zat lemak
putih yang melekat pada bayi) meresap,melunakkan dan melindungi kulit bayi lebih
besar. Bayi dapat dikeringkan segera setelah lahir. Penimbangan dan pengukuran dapat
ditunda sampai menyusu dini selesai.
Ibu harus dijahitKegiatan merangkak mencari payudara terjadi diarea payudara.yang
dijahitadalah bagian bawah tubuh ibu.
Suntikan vitamin K dan tetes mata untuk mencegah penyakit gonore (gonorhea) harus
segera diberikan setelah lahir
Bayi harus segera dibersihkan, dimandikan, ditimbang, dan diukurMenunda
memandikan bayi berarti menghindarkan hilangnya panas badan bayi. Selain itu,
kesempatan vernix (zat lemak putih yang melekat pada bayi) meresap,melunakkan dan
melindungi kulit bayi lebih besar. Bayi dapat menyusu dini selesai.
Bayi kurang siagaPada 1 -2 jam pertama kelahirannya, bayi sangat siaga (alert). Setelah
itu, bayi tidur dalam waktu yang lama. Jika bayi mengantuk akibat obat yangdiasup ibu,
kontak kulit akan lebih penting lagi karena bayi memerlukan bantuan lebih untuk
bonding (ikatan kasih sayang).
Kolostrum tidak keluar atau jumlah kolostrum tidak memadai sehingga diperlukan
cairan lain (cairan prelaktal) Kolostrum cukup dijadikan makanan pertama bayi baru
lahir. Bayi dilahirkan dengan membawa bekal air dan gula yang dapat dipakai pada saat
itu.
Kolostrum tidak baik, bahkan berbahaya bagi bayi.Kolostrum sangat diperlukan untuk
tumbuh kembang bayi. Selain sebagai imunisasi pertama dan mengurangi kuning pada
bayi baru lahir, kolostrum melindungi dan mematangkan dinding usus yang masih
muda.

2.3.5 Langkah Pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini

langkah-langkah dalammelakukan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) yaitu: 21

Menganjurkan suami atau keluarga mendampingi ibu saat persalinan.


Menyarankan untuk tidak atau mengurangi penggunaan obat kimiawi.
Mempersilahkan ibu untuk menentukan cara melahirkan yang diinginkannya, misalkan
melahirkan normal, di dalam air, atau dengan jongkok.
Mengeringkan seluruh badan dan kepala bayi sebaiknya dikeringkan secepatnya,
kecuali kedua tangannya.
Menengkurapkan bayi di dada atau di atas perut ibu, dan biarkan bayi melekat dengan
kulit ibu. Posisi kontak kulit dengan kulit dipertahankan minimal satu jam setelah
menyusu awal selesai dan keduanya diselimut i.
Membiarkan bayi sendiri mencari puting susu ibu, ibu dapat saja merangsang bayi
dengan sentuhan lembut, tetapi tidak memaksakan bayi ke puting susu.
Memberikan dukungan pada ayah agar membantu ibu untuk mengenali tanda-tanda
atau prilaku bayi sebelum menyusu.
Menganjurkan untuk memberikan kesempatan kontak kulit dengan kulit pada ibu yang
melahirkan dengan tindakan, misalnya operasi Caesar.
Memisahkan bayi dari ibu untuk ditimbang ,diukur, dan dicap setelah satu jam atau
menyusu awal selesai.
Merawat gabung, ibu dan bayi dalam satu kamar.Menurut Roesli (2008), dalam Inisiasi
Menyusu Dini melalui 5 (lima) tahapan prilaku sebelum bayi menyusu, yakni :
Dalam 30 menit pertama, stadium istirahat / diam dalam keadaan siaga. Bayi diam tidak
bergerak, sesekali matanya terbuka lebar melihat ibunya. Masa tenang yang istimewa
ini merupakan penyesuaian peralihan dari keadaan dalam kandungan ke luar
kandungan.
Antara 30-40 menit, mengeluarkan suara, gerakan mulut seperti mau minum, mencium,
menjilat tangan. Bayi mencium dan merasakan air ketuban yang ada ditangannya. Bau
dan rasa ini akan membimbing bayi untuk menemukan payudara dan puting susu ibu.
Mengeluarkan air liur, saat menyadari ada makanan disekitarnya bayi mulai
mengeluarkan air liurnya.
Bayi mulai bergerak kearah payudara. Areola (kalang payudara) sebagai sasaran,
dengan kaki menekan perut ibu. Ia menjilat-jilat kulit ibu, menoleh ke kanan dan ke
kiri, serta menyentuh dan meremas daerah puting susu dan sekitarnya dengan tangan
yang mungil.
Menemukan, menjilat, mengulum puting, membuka mulut lebar, dan melekat dengan
baik.19

2.3.6 Perawatan Payudara

Merupakan suatu tindakan perawatan payudara yang dilaksanakan, baik oleh pasien maupun
dibantu orang lain yang dilaksanakn mulai hari pertama atau kedua setelah melahirkan.
Perawatan payudara bertujuan untuk melancarkan sirkulasi darah dan mencegah tersumbatnya
aliran susu sehingga mempelancar pengeluaran ASI, serta menghindari terjadinya pembekakan
dan kesulitan menyusui, selain itu juga menjaga kebersihan payudara agar tidak mudah terkena
infeksi. Adapun langkah-langkah dalam perawatan payudara.22
Pengurutan Payudara
o Tangan dilicinkan dengan minyak kelapa / baby oil.
o Pengurutan payudara mulai dari pangkal menuju arah putting susu selama 2
menit (10kali) untuk masing-masing payudara.
o Handuk bersih 1-2 buah.
o Air hangat dan air dingin dalam baskom.
o Waslap atau sapu tangan dari handuk.

Langkah-langkah pengurutan payudara:22


Pengurutan yang pertama
Licinkan kedua tangan dengan minyak tempatkan kedua telapak tangan diantara kedua
payudara lakukan pengurutan, dimulaidari arah atas lalu arak sisi samping kiri
kemudian kearah kanan, lakukan terus pengurutan kebawah atau melintang. Lalu kedua
tangan dilepas dari payudara, ulangi gerakan 20-30 kali untuk setiap satu payudara.
Pengurutan yang kedua
Menyokong payudara kiri dengan tangan kiri, kemudian dua atau tiga jari tangan kanan
mulai dari pangkal payudara dan berakhir pada puting susu. Lakukan tahap mengurut
payudara dengan sisi kelingking dari arah tepi kearah putting susu. Lakukan gerakan
20-30 kali.
Pengurutan yang ketiga
Menyokong payudara dengan satu tangan, sedangkan tangan lain mengurut dan
menggenggam dari pangkal menuju ke putting susu. Langkah gerakan 20-30 kali.
Pengompresan Alat- alat yang disiapkan:22
o 2 buah kom sedang yang masing-masing diisi dengan air hangat dan air dingin.
o 2 buah waslap.
o Caranya:Kompres kedua payudara dengan waslap hangat selama 2 menit,
kemudian ganti dengan kompres dingin selama 1 menit. Kompres bergantian
selama 3 kali berturut-turut dengan kompres air hangat.Menganjurkan ibu
untukmemakai BH khusus untuk menyusui.

Perawatan puting susu


Putting susu memegang peranan penting pada saat menyusui. Air susu ibu akan keluar
dari lubang-lubang pada putting susu oleh karena itu putting susu perlu dirawat agar
dapat bekerja dengan baik, tidak semua wanita mempunyai putting susu yang menonjol
(normal). Ada wanita yang mempunyai putting susu dengan bentuk yang mendatar atau
masuk kedalam, bentuk putting susu tersebut tetap dapat mengeluarkan ASI jika
dirawat denganbenar. Langkah-langkah yang perlu dilakukan untuk merawat putting
susu:22
o Setiap pagi dan sore sebelum mandi putting susu (daerah areola mamae), satu
payudara diolesi dengan minyak kelapa sekurang-kurangnya 3-5 menit, lama 4-
5 kali.
o Jika putting susu normal, lakukan perawatan dengan oleskan minyak pada ibu
jari dan telunjuk lalu letakkan keduanya pada Putting susu dengan gerakan
memutar dan ditarik-tarik selama 30 kali putaran untuk kedua putting susu.
o Jika puting susu datar atau masuk kedalam lakukan tahapan berikut:
o Letakkan kedua ibu jari disebelah kiri dan kanan putting susu, kemudian
tekan dan hentakkan kearah luar menjahui putting susu secara perlahan.
o Letakkan kedua ibu jari diatas dan dibawah putting susu lalu tekan serta
hentakkan kearah putting susu secara perlahan.
o Kemudian untuk masing-masing putting digosok dengan handuk kasar
agar kotoran-kotoran yang melekat pada putting susu dapat terlepas.
o Akhirnya payudara dipijat untuk mencoba mengeluarkan ASI.Lakukan
langkah-langkah perawatan diatas 4-5 kali pada pagi dan sore hari,
sebaiknya tidak menggunakan alkohol atau sabun untuk membersihkan
putting susu karena akan menyebabkan kulit kering dan lecet. Pengguna
pompa ASI atau bekas jarum suntik yang pada putting susu yang
terbenam.

2.4 KP-ASI (Kelompok Pendukung ASI)


a. Definisi KP-ASI
Kelompok Pendukung ASI (KP ASI) secara khusus diselenggarakan untuk para
ibu yang ingin berhasil melaksanakan pemberian air susu ibu (ASI) secara optimal,
yang meliputi inisiasi menyusu dini (IMD), ASI Eksklusif 6 bulan, dan meneruskan
pemberian ASI hingga 2 tahun atau lebih dengan makanan pendamping yang bergizi.23

b. Manfaat KP-ASI
Kelompok Pendukung ASI (KP - ASI) merupakan Kegiatan yang efektif untuk
meningkatkan cakupan ASI Eksklusif dan Inisiasi Menyusu Dini (IMD). Kelompok
pendukung ASI adalah beberapa orang yang mengalami situasi yang sama atau
memiliki tujuan yang sama, yang bertemu secara rutin untuk saling menceritakan
kesulitan, keberhasilan, informasi dan ide berkaitan dengan situasi yang dihadapi atau
upaya mencapai tujuan yang diinginkan. Pertemuan kelompok pendukung ASI
dilaksanakan dalam suasana bersahabat, nyaman, saling mempercayai dan menghargai.
Melalui pertemuan pertemuan tersebut, peserta sebuah Kelompok Pendukung dapat
saling memberi dan menerima dukungan, baik berupa dukungan teknis, moral maupun
emosional untuk sukses mengatasi situasi yang dihadapi atau mencapai tujuan yang
diinginkan.23
c. Tugas KP-ASI
Memberikan nasihat praktis kepada ibu-ibu hamil dan menyusui tentang perawatan
payudara, cara menyususi yang baik dan benar, manfaat ASI dan menyusui secara
eksklusif dan nasehat tentang cara mengatasi permasalahan yang ditemui pada
waktu menyusui.
Memberikan motivasi dan dukungan psikologis kepada ibu menyusui sehingga
menimbulkan rasa percaya diri pada ibu dan memotivasi agar:
Ibu yakin bahwa dapat menyusui. ASI adalah yang terbaik dan ibu dapat
memproduksi ASI yang cukup untuk memenuhi kebutuhan bayinya.
Ibu mengetahui setiap perubahan fisik yang terjadi dan mengerti bahwa perubahan
itu adalah normal.
Ibu mengetahui dan mengerti akan perubahan dan perilaku bayi dan bagaimana
seharusnya menghadapi dan mengatasinya.
Bertukar pengalaman dan berdiskusi.
Kunjungan rumah kepada ibu yang baru melahirkan terkait pemberian ASI.

Peserta Kelompok Pendukung ASI diutamakan ibu hamil serta ibu ibu yang
memiliki bayi usia 0-6 bulan dan 7- 24 bulan . Walaupun demikian, kelompok ini
terbuka untuk orang orang lain yang memiliki minat yang sama. Suami atau anggota
keluarga lain dari seorang ibu hamil / menyusui, seorang perempuan yang belum hamil
tapi sudah berkeinginan untuk menyusui bayinya suatu saat, atau tenaga kesehatan yang
ingin belajar dari dan berbagi informasi dengan para ibu hamil/ menyusui dapat
dilibatkan dalam pertemuan Kelompok Pendukung ASI. Diskusi di dalam pertemuan
Kelompok Pendukung ASI diutamakan pada isu seputar ASI dan menyusui. Walaupun
demikian, bila diskusi berkembang dengan baik tidak tertutup kemungkinan untuk
mencakup isu isu lain yang berhubungan dengan situasi peserta Kelompok Pendukung
ASI, misalnya perawatan ibu pada masa kehamilan, proses persalinan dan pemulihan
pasca persalinan, pemberian makanan tambahan pada anak dan lain lain.23
BAB III

PELAKSANAAN PROGRAM

3.1 Identifikasi Masalah Kesehatan


Proses identifikasi masalah dilakukan melalui kegiatan observasi dan wawancara
dengan kepala puskesmas dan staf pemegang program di Puskesmas Kenali Besar dan juga
melalui data sekunder berupa laporan bulanan dari program dan evaluasi pencapaian kegiatan
program puskesmas pada tahun 2016.

Tabel 3.1 Laporan Pencapaian Program Asi Eksklusif Februari 2016


Pencapaian ASI pada bayi 0-6 bulan
Tidak Tdk
Kelurahan Sasaran Eksklusif Persentase
Eksklusif datang
Kenali Besar 315 169 146 54
Bagan Pete 125 59 66 47
Jumlah 440 228 212

Tabel 3.2 Laporan Pencapaian Program Asi Eksklusif Agustus 2016


Pencapaian ASI pada bayi 0-6 bulan
Tidak Tdk
Kelurahan Sasaran Eksklusif Persentase
Eksklusif datang
Kenali Besar 320 123 120 51
Bagan Pete 130 89 41 68
Jumlah 450 212 161
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa pencapaian program Asi eksklusif masih jauh dari
target pencapaian yang diharapkan.

3.2 Analisis Sebab Akibat Masalah


Berikut ini merupakan rincian analisa masalah yang ditemukan :
1. Lingkungan.
Semakin banyaknya iklan-iklan mengenai susu formula
2. Manusia.
Pengetahuan, sikap dan tindakan masyarakat tentang Asi ekslusif yang masih rendah.
Belum semua kader posyandu mendapatkan pelatihan tentang ASI eksklusif.
Motivasi yang masih kurang dari petugas untuk mengingatkan pemberian ASI
eksklusif.
Banyaknya ibu yang bekerja
Adanya anggapan di masyarakat yang berkembang bahwa susu formula lebih baik dari
pada ASI
3. Material
Media dan alat peraga, seperti leaflet, poster mengenai pemberian ASI eksklusif
jumlahnya masih kurang.
Alat peraga yang masih konvensional belum menggunakan audio visual
4. Metode
Promosi pemberian ASI eksklusif ke masyarakat berupa sosialisasi melalui
penyuluhan masih kurang.
Pelaksanaan Konseling Laktasi di Puskesmas belum optimal
Untuk menunjukkan hubungan sebab akibat, maka dibuat diagram sebab akibat (diagram
tulang ikan) sebagai berikut :

Manusia :
Pengetahuan, sikap dan tindakan masyarakat tentang Asi
ekslusif yang masih rendah.
Belum semua kader posyandu mendapatkan pelatihan
Lingkungan
tentang ASI eksklusif.
Semakin banyaknya
Motivasi yang masih kurang dari petugas untuk
iklan-iklan mengenai
mengingatkan pemberian ASI eksklusif.
susu formula
Banyaknya ibu yang bekerja
Adanya anggapan di masyarakat yang berkembang bahwa
susu formula lebih baik dari pada ASI

Tingkat
Pemberian ASI
Ekslusif yang
Rendah di
Wilayah Kerja
Puskesmas
Kenali Besar

Material Metode
Media dan alat peraga, seperti leaflet, Promosi pemberian ASI eksklusif ke
poster mengenai pemberian ASI masyarakat berupa sosialisasi melalui
eksklusif jumlahnya masih kurang. penyuluhan masih kurang.
Alat peraga yang masih konvensional Pelaksanaan Konseling Laktasi di
belum menggunakan audio visual Puskesmas belum optimal
3.3 Alternatif Pemecahan Masalah
Berdasarkan penetapan prioritas masalah tersebut maka dapat diuraikan upaya pemecahan
masalah pada program serta kegiatan yang belum terpapai pada tabel berikut:

Tabel. 3.3 Tabel Alternatif Pemecahan Masalah


No Permasalahan Alternatif Pemecahan Masalah
1 Pengetahuan, sikap dan tindakan Penyuluhan terhadap masyarakat tentang
masyarakat tentang Asi ekslusif yang ASI eksklusif di posyandu, kelas ibu dan
masih rendah. balita serta konseling laktasi di Puskesmas
2 Belum semua kader posyandu Dilaksanakan pelatihan tentang ASI
mendapatkan pelatihan tentang ASI eksklusif terhadap kader posyandu
eksklusif.
3 Motivasi yang masih kurang dari Pemberian pelatihan dan motivasi bagi
petugas untuk mengingatkan pemberian setiap kader agar turut serta mengingatkan
ASI eksklusif. masyarakat akan pentingnya ASI eksklusif
4 Banyaknya ibu yang bekerja Pemberian edukasi dan pelatihan kepada
ibu untuk memerah susu di Posyandu
5 Adanya anggapan di masyarakat yang Penyuluhan terhadap masyarakat tentang
berkembang bahwa susu formula lebih ASI eksklusif di posyandu, kelas ibu dan
baik dari pada ASI balita serta konseling laktasi di Puskesmas
6 Semakin banyaknya iklan-iklan Kerja sama dengan lintas sektor seperti
mengenai susu formula Bidan Praktek Swasta yang ada di wilayah
kerja Puskesmas tentang digalakkannya
ASI Eksklusif
7 Media dan alat peraga, seperti leaflet, Penambahan pengadaan media dan alat
poster mengenai pemberian ASI peraga, seperti leaflet mengenai pemberian
eksklusif jumlahnya masih kurang. ASI eksklusif
8 Alat peraga yang masih konvensional Pengadaan video ASI eksklusif oleh pihak
belum menggunakan audio visual puskesmas kenali besar
9 Promosi pemberian ASI eksklusif ke Penyuluhan terhadap masyarakat tentang
masyarakat berupa sosialisasi melalui ASI eksklusif setiap kunjungan posyandu.
penyuluhan masih kurang.
10 Pelaksanaan Konseling Laktasi di Mengoptimalkan pelaksanaan konseling
Puskesmas belum optimal laktasi di klinik gizi puskesmas kenali
besar

3.4 Prioritas Alternatif Pemecahan Masalah


Penetapan Prioritas alternatif pemecahan masalah ditetapkan berdasarkan teknik scoring.
Kriteriah nilai yang digunakan adalah waktu pelaksanaan , dana untuk kegiatan dan SDM
pelaksana sebagai berikut :
1. Waktu
a. nilai 1 = sangat lama
b. nilai 2 = lama
c. nilai 3 = cukup
d. nilai 4 = cepat
e. nilai 5 = sangat cepat
2. Dana
a. nilai 1 = sangat maksimal
b. nilai 2 = maksimal
c. nilai 3 = cukup
d. nilai 4 = minimal
e. nilai 5 = sangat minimal
3. Sumber Daya Manusia (SDM)
a. nilai 1 = tidak memadai
b. nilai 2 = kurang memadai
c. nilai 3 = cukup
d. nilai 4 = memadai
e. nilai 5 = sangat memadai

Tabel. 3.4 Prioritas Alternatif Pemecahan Masalah


Alternatif Pemecahan Masalah Waktu Dana SDM Hasil Rangking
No (WxDxS)
1 Penyuluhan terhadap 4 5 5 120 II
masyarakat tentang ASI
eksklusif di wilayah kerja
puskesmas kenali besar
2 Konseling laktasi di klinik gizi 3 5 4 60 IV
Puskesmas
3 Pelatihan kader posyandu tentang 3 2 4 24 VI
ASI eksklusif
4 Kerja sama dengan lintas sektor 3 3 3 27 V
seperti Bidan Praktek Swasta di
wilayah kerja Puskesmas tentang
digalakkannya ASI Eksklusif
5 Pembuatan leaflet mengenai 4 4 4 64 III
pemberian ASI eksklusif
6 Pengadaan media dan alat peraga 3 2 3 18 VII
seperti pamflet dan video ASI
eksklusif oleh pihak puskesmas Ps.
Kuok
7. Pemberian edukasi dan 5 5 5 125 I
pelatihan kepada masyarakat
dengan membentuk kelompok
pendukung ASI eksklusif
Keterangan :
- Poin 1,5 dan 7 : prioritas alternatif pemecahan masalah
- Poin 2,3,4, dan 6 : saran untuk puskesmas

3.5 Rencana Kegiatan


Sebelum intervensi telah disusun rencana kegiatan sebagai berikut :
Tabel 3.5 . Plant of Action ASI Eksklusif Puskesmas Kenali Besar
No Kegiatan Pelaksana Sasaran Tempat Waktu
Pelaksanaan
1. Penyuluhan - Dokter internship Peserta Kelurahan 7 Februari 2017
terhadap posyandu, Bagan Pete
masyarakat - Koordinator kader, ketua
tentang ASI kepala puskesmas RT dan Kelurahan 9 Februari 2017
eksklusif - Bidan masyarakat Kenali Besar

2. Penggalangan - Kepala Kelurahan Peserta Kelurahan 7 Februari 2017


Komitmen - Dokter internship posyandu, Bagan Pete
Kelompok - Koordinator kader, ketua
Pendukung ASI kepala puskesmas RT dan Kelurahan 9 Februari 2017
Eksklusif - Bidan masyarakat Kenali Besar
-
3. Pembuatan leaflet - Dokter internship Peserta Wilayah kerja Februari 2017
tentang penyuluhan puskesmas
pemberian ASI Kenali Besar
eksklusif
4. Musyawarah - Dokter internship Peserta Kelurahan 1 Maret 2017
masyarakat desa - Koordinator posyandu, Bagan Pete
mengenai kepala puskesmas kader, ketua
pembentukan - Bidan RT dan Kelurahan Maret 2017
kelompok masyarakat Kenali Besar
pendukung ASI
eksklusif
5. Pembentukan - Dokter internship Semua orang Kelurahan 1 Maret 2017
kelompok - Koordinator yang mampu Bagan Pete
pendukung ASI kepala puskesmas berkomitmen
Eksklusif - Bidan untuk Kelurahan Maret 2017
mendukung Kenali Besar
ASI Eksklusif
6 Pembentukan - Dokter internship Bidan desa Kelurahan Maret April
Bidan Koordinasi - Koordinator Bagan Pete 2017
kepala puskesmas
- Bidan Kelurahan Maret April
Kenali Besar 2017
3.6 Pelaksanaan Kegiatan
Penyuluhan terhadap masyarakat tentang ASI eksklusif
a. Waktu : 7 Februari 2017
Tempat : Kel.Bagan Pete
Pelaksana : dr. Ditto Rezkiawan, dr.Novvi Fitria Ayu, dr.Priska Iis A, dr.Syarfina
Bidan : Netti Herawati Am.Keb S.KM, Widia rezki Am.G

b. Waktu : 9 Februari 2017


Tempat : Kel.Kenali Besar
Pelaksana : dr. Syarfina R, dr.Merry Cardina, dr.Silviana S, dr. Pira Angraini
Bidan : Netti Herawati Am.Keb S.KM, Widia rezki Am.G

Penggalangan Komitmen Kelompok Pendukung ASI eksklusif


a. Waktu : 7 Februari 2017
Tempat : Kel.Bagan Pete
Pelaksana : dr. Ditto Rezkiawan, dr.Novvi Fitria Ayu, dr.Priska Iis A, dr.Syarfina
Bidan : Netti Herawati Am.Keb S.KM, Widia rezki Am.G

b. Waktu : 9 Februari 2017


Tempat : Kel.Kenali Besar
Pelaksana : dr. Syarfina R, dr.Merry Cardina, dr.Silviana S, dr. Pira Angraini
Bidan : Netti Herawati Am.Keb S.KM, Widia rezki Am.G

Musyawarah Masyarakat Desa mengenai pembentukan kelompok pendukung ASI Eksklusif


a. Waktu : 1 Maret 2017
Tempat : Kel.Bagan Pete
Pelaksana : dr. Ditto Rezkiawan, dr.Novvi Fitria Ayu, dr.Priska Iis A, dr.Syarfina,
dr. Merry Cardina, dr. Silviana S, dr. Pira Angraini
Bidan : Netti Herawati Am.Keb S.KM, Widia Rezki Am.G
b. Waktu : Maret 2017
Tempat : Kel.Kenali Besar
Pelaksana : Dokter internsip
Bidan :
Keterangan : Belum Terlaksana

Pembentukan Kelompok Pendukung ASI Eksklusif


a. Waktu : 1 Maret 2017
Tempat : Kel.Bagan Pete
Pelaksana : Dokter internsip
Bidan : Netti Herawati, Widia Rezki AmG

b. Waktu : Maret 2017


Tempat : Kel.Kenali Besar
Pelaksana : Dokter internsip
Bidan :
Keterangan : Belum Terlaksana

Pembentukan Bidan Koordinasi


a. Waktu : Maret April 2017
Tempat : Kel.Bagan Pete
Pelaksana : Dokter internship
Bidan :
Keterangan : Belum Terlaksana

b. Waktu : Maret April 2017


Tempat : Kel.Kenali Besar
Pelaksana : Dokter internship
Bidan :
Keterangan : Belum Terlaksana
BAB IV

HASIL

4.1 Hasil
Tujuan pembentukan Kelompok Pendukung ASI (KP-ASI) secara umum adalah
untuk meningkatnya pemberian ASI Eksklusif dalam rangka pencapaian target ASI Eksklusif
nasional di wilayah kerja Puskesmas Kenali Besar.
Kegiatan pembentukan Kelompok Pendukung ASI diawali dengan penyuluhan
tentang ASI eksklusif di Kelurahan Bagan Pete dan Kelurahan Kenali Besar pada tanggal 7
Februari 2017 dan 9 Februari 2017. Kegiatan dihadiri Lurah, Kepala Puskesmas Kenali Besar
beserta staf, dokter - dokter internsip, bidan, Ketua RT, kader dan segenap masyarakat. Dari
penyuluhan yang diberikan, diharapkan bisa menambah pengetahuan masyarakat dan
meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya ASI eksklusif.
Selain pemberian materi edukasi oleh dokter internsip, dokter dokter internsip
juga membagikan leaflet tentang pentingnya ASI eksklusif. Leaflet berisi tentang manfaat ASI,
cara menyusui yang benar, Inisiasi Menyusui Dini (IMD), KP-ASI, dan lain sebagainya.
Dalam waktu bersamaan juga diadakan penggalangan komitmen Kelompok
Pendukung ASI. Lembar komitmen ditandatangani oleh Lurah, Kepala Puskesmas Kenali
Besar, Dokter, Bidan, kader, dan seluruh masyarakat yang menghadiri acara.
Musyawarah masyarakat desa mengenai pembentukan kelompok pendukung ASI
eksklusif, telah di laksanakan pada tanggal 1 Maret 2017 bertempat di kantor lurah bagan pete.
Dalam acara tersebut di hadiri oleh ibu Lurah Bagan Pete, Dokter Puskesmas Kenali Besar,
Dokter Internship, Bidan, Ketua RT, dan Kader. Dari kegiatan tersebut maka terbentuklah
kelompok pendukung ASI eksklusif dengan struktur organisasi KP-ASI di Kelurahan Bagan
Pete:
Pembina : Suherman (Lurah Bagan Pete)
Ketua Umum I : Sri Purwani (Ibu Lurah Bagan Pete)
Ketua Umum II : dr. Maria Inge Jammin (Kepala Puskesmas Kenali Besar)
Ketua Pelaksana : Pujiono (Ketua RT)
Sekertaris I : Widya Rezki, AMG (Petugas Gizi Puskesmas Kenali Besar)
Sekertaris II : Indah
Bendahara : Ratna
Anggota : Semua Kader di Kelurahan Bagan Pete
Sementara untuk pembentukan kelompok pendukung ASI di Kelurahan Kenali Besar
belum terlaksana dan diharapkan kepada kelompok internsip selanjutnya untuk dapat
melanjutkan kegiatan ini, yang dibantu oleh petugas kesehatan Puskesmas Kenali Besar.
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan
1. Pembentukan Kelompok Peduli ASI sangat penting sebagai salah satu upaya untuk
pencapaian target ASI eksklusif Nasional.
2. Butuh peran masyarakat secara langsung dalam meningkatkan pemberian ASI,
salah satunya dengan cara pembentukan Kelompok Pendukung ASI.
3. Kegiatan telah berjalan sampai pembentukan kelompok pendukung ASI eksklusif
(KP-ASI).
4. Untuk kegiatan selanjutnya akan dilanjutkan oleh petugas yang bersangkutan di
Puskesmas Kenali Besar dan kelompok dokter internsip selanjutnya.

5.2 Saran
Diharapkan kepada petugas yang bersangkutan di Puskesmas Kenali Besar dan kelompok
dokter internsip selanjutnya untuk melanjutkan kegiatan KP ASI dan pertemuan dengan bidan
untuk membentuk bidan koordinasi.
DAFTAR PUSTAKA

1. IDAI. Mengapa ASI Ekslusif Sangat dianjurkan pada Usia di bawah 6 Bulan.
Available at : http://www.idai.or.id/artikel/klinik/asi/mengapa-asi-eksklusif-sangat-
dianjurkan-pada-usia-di-bawah-6-bulan. Accesed on February 16th. 2017
2. PP Nomor 33 Tahun 2012.
3. Kemenkes RI. Pedoman Pekan ASI Sedunia (PAS). Jakarta : Kementerian Kesehatan
Indonesia, Direktorat Gizi Masyarakat.2016.
4. WHO. Exclusive breastfeeding for six months best for babies everywhere. Available
at: http: //www.who.int/mediacentre/news/statements/2011/breastfeeding_20110115
/en/. Accesed on February 16 th.2017.
5. KEMENKES RI. Pemberian ASI Eksklusif. Jakarta : Profil Kesehatan Indonesia 2014,
kementerian Kesehatan Indonesia.
6. Kemenkes RI. Asi Ekslusif. Jakarta : Pusat Data dan Informasi Kemeterian Kesehatan
RI.2016.
7. RISKESDAS. Pola Pemberian ASI. Jakarta : Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan. 2013.
8. Kemenkes RI. Data Dasar Puskesmas. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia, 2013.
9. Laporan Pencapaian Indikator Kinerja Pembinaan Gizi Enam Bulanan di Puskesmas
Kenali Besar Kota Jambi Bulan Februari Tahun 2016.
10. Arintasari F. Faktor- faktor yang berhubungan dengan pemberian ASI Ekskusif di
Puskesmas Tegal Rejo Yogyakarta 2015. Yogyakarta; J Med Respati;XI; 2: 2016.
11. Simanjuntak D. Faktor- faktor yang berhubungan dengan pemberian makanan
pendamping ASI dini pada bayi di Kecamatan Pasar Rebo, Jakarta Timur tahun 2001
(tesis). Depok : Universitas Indonesia; 2002.
12. Fikawati S dan Syafiq A. Hubungan antara immediate breastfeeding dan ASI Ekslusif
4 bulan. Jurnal Kedokteran Trisakti. Vol.22(2).
13. Lakhmi T. Hubungan Kelompok Pendukung ASI terhadap Perubahan Perilaku
Menyusui di Kelurahan Banguntapan, Kecamatan Banguntapan, Kabupaten Bantul di
Yogyakarta (Analisis Data Sekunder KPC Healthy Start Yogyakarta Survey 2009-
2010). (Tesis). Depok: Universitas Indonesia; 2011.
14. Graffy, J, Taylor. (2005) What information, advice, and support do women want with
breastfeeding? Birth 2005; 32(3): 179-86.
15. http://oryshaa.co.id/2014/05/kelompok-pendukung-kp-asi.html. Accesed on
Fabruary,2017.
16. Depkes. Asi-eksklusif. Jakarta. Infodatin asi . 2012. Available at
http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/infodatin/infodatin-
asi.pdf.2012. Accesed on February 15th. 2017
17. Yuliarti, N. ASI eksklusif. Yogyakarta. 2010 Available at .Keajaiban ASI.Yogyakarta.
CV Andi Offset. Accesed on February 15th. 2017.
18. Renggatama Pentingnya ASI eksklusif. Jakarta. 2016. Available at. www.pentingnya-
asi-eksklusif 2016. Accesed on February 15th. 2017
19. Available at
.http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/25863/3/Chapter%20II.pdf 2011.
Accesed on February 15th. 2017
20. Sisca,B.U. ASI-ekslusif. Jakarta . Available at:.http://www.jurnalasieksklusif.com/ Accesed on
February 15th. 2017
21. Depkes. Asi-eksklusif. Jakarta . Infodatin. Available at
http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/infodatin/infodatin-
asi.pdf.2008. Accesed on February 15th. 2017
22. Asi-eksklusif. Available at http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/118/jtptunimus-gdl-
nifatulmus-5882-2-babii.pdf. Accesed on February 15th. 2017
23. KP-ASI. Available at . http://oryshaa.co.id/2014/05/kelompok-pendukung-kp-asi.html.
Accesed on February 15th. 2017

Anda mungkin juga menyukai