PEMBENTUKAN KP-ASI
Pembimbing:
Disusun oleh:
2017
HALAMAN PENGESAHAN
Mini Project
Pembentukan KP-ASI
Disusun oleh:
Telah dilaksanakan pada tanggal 7 Februari 2017 sebagai salah satu persyaratan
meyelesaikan Program Internsip Dokter Indonesia di Puskesmas Kenali Besar Kota
Jambi.
ASI eksklusif merupakan pemberian ASI saja sampai bayi berusia 6 bulan, tanpa disertai
makanan atau minuman pendamping lainnya (kecuali obat, vitamin dan mineral).1,2 Anak yang
diberi ASI Eksklusif akan tumbuh dan berkembang secara optimal serta tidak mudah sakit.1,3
Beberapa contoh diantaranya, kolostrum (ASI pada hari 1-5) kaya protein,yang merupakan
bahan pembentukan antibodi untuk meningkatkan sistem imun bayi. Laktosa pada ASI sebagai
sumber karbohidrat diserap lebih baik dibanding yang terdapat di dalam susu formula.1
Komposisi protein yang lebih banyak whey di dalam ASI lebih mudah diserap oleh usus
bayi. ASI mengandung beberapa asam amino dan nukleotida yang berperan pada
perkembangan jaringan otak, saraf, kematangan usus, penyerapan besi, dan daya tahan tubuh,
yang mana jumlahnya lebih besar dibandingkan dalam susu formula.1
Lemak dalam ASI, selain jumlahnya lebih besar, profilnya juga berbeda dibanding lemak
di dalam susu formula. Lemak juga diperlukan untuk pertumbuhan jaringan saraf dan retina
mata. Disamping itu, ASI juga kaya akan vitamin dan mineral yang sangat berguna untuk
pembentukan sel dan jaringan.1
Yang perlu dipahami dalam pemberian ASI adalah produksi ASI yang tidak selalu sama
setiap harinya; yaitu antara 450 - 1200 ml per hari, sehingga bila dalam 1 hari dirasakan
produksinya berkurang, maka belum tentu akan begitu seterusnya. Bahkan pada 1-2 hari
kemudian jumlahnya akan melebihi rata-rata sehingga secara kumulatif akan mencukupi
kebutuhan bayi.1
Kajian Global The Lancet Breastfeeding Series, 2016 telah membuktikan : menyusui
Ekslusif menurunkan angka kematian karena infeksi sebanyak 88% pada bayi berusia kurang
dari 3 bulan.3 Selain itu, ASI Ekslusif juga bermanfaat untuk ibu yaitu mempercepat penurunan
berat badan pasca melahirkan, menunda periode menstruasi, sehingga dapat berperan sebagai
KB sementara.4 Tidak menyusui berhubungan dengan kehilangan nilai ekonomi sekitar $302
miliar setiap tahunnya atau sebesar 0-49% dari pendapatan nasional.3
Mengacu pada target ASI Ekslusif Departemen Kesehatan tahun 2014 sebesar 80%, maka
secara nasional cakupan pemberian ASI Eksklusif sebesar 52,3% belum mencapai target.
Menurut provinsi pada tahun 2014 hanya terdapat satu provinsi yang berhasil mencapai target
yaitu : Nusa Tenggara Barat sebesar 84,7%.5 Di Indonesia, target Air Susu Ibu (ASI) eksklusif
80% terlihat terlalu tinggi karena tren ASI eksklusif justru menurun.5,6 Cakupan ASI Ekslusif
di Indonesia tahun 2012 mencapai 48,6 %, tahun 2013 mencapai 54,3%, tahun 2014 mencapai
52,3%, sedangkan tahun 2015 hanya mencapai 41,3 %.5,6,7 Hal ini juga terjadi di provinsi Nusa
Tenggara Barat dari 84,7% (2014) menjadi 78,9% (2015).5,6 Tren penurunan ASI Eksklusif
sendiri juga terjadi di Provinsi Jambi 64,3% (2014) menjadi 54,6% (2015).5,6
Salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan ASI Eksklusif yaitu pemahaman
tentang ASI Eksklusif. Semakin rendah pemahaman ibu menyusui mengenai ASI Eksklusif,
keberhasilannya juga menurun.12 Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan Rahmawati
(2013) di Yogyakarta, rendahnya tingkat pemahaman tentang ASI dikarenakan kurangnya
pengetahuan yang dipengaruhi oleh banyaknya promosi produk susu formula, pengaruh sosial
budaya di masyarakat dan ibu harus kembali bekerja.10 Penyebab kegagalan ASI Ekslusif
lainnya dikarenakan pemberian makan prelakteal, bayi sakit, ibu lelah/sakit, ibu kurang
percaya diri dan lain- lain.11 Faktor lainnya yang mempengaruhi keberhasilan ASI Ekslusif
adalah kemampuan untuk melakukan inisiasi menyusui dini (IMD).12
Faktor pendorong ataupun hambatan pemberian ASI Eksklusif terdiri dari 3 kelompok yang
diduga memberi pengaruh yaitu : tenaga kesehatan, keluarga dan media termasuk iklan.10 Pada
sebuah studi ditemukan bahwa bidan melakukan promosi susu formula dengan cara membekali
ibu yang hendak pulang dari rumah sakit dengan susu formula.10 Selain itu, banyak pula ibu
yang baru pulang dari rumah sakit banyak yang diberi susu kaleng gratis.10 Studi ini lebih lanjut
menemukan bahwa susu formula tersebut kemudian diberi kepada bayi karena ibu merasa
sayang susu formula tersebut dibuang dan tidak dicobakan ke bayinya. Akibatnya bayi tersebut
tidak mau lagi diberi ASI.10 Dalam sebuah studi hanya 6 dari 14 ibu hamil yang mendapat
nasihat tentang ASI Eksklusif saat ANC. Padahal pengetahuan ibu sangat menentukan tindakan
ibu untuk melakukan ASI Eksklusif.10
Penyuluhan, promosi kesehatan tentang IMD dan ASI Eksklusif telah banyak diterapkan
dimasyarakat kepada ibu-ibu, namun tingkat keberhasilan IMD dan ASI Ekslusif tetap saja
rendah. Peningkatan Pengetahuan ibu saja tentang ASI Ekslusif tidak cukup untuk merubah
perilaku. Seorang ibu memerlukan keterampilan dan dukungan sosial dalam bentuk
kepercayaan, penerimaan, pengakuan dan penghargaan akan perasaannya.13,14
Penelitian yang dilakukan di Uganda menunjukkan bahwa konseling yang dilakukan teman
sebaya lebih mudah diterima masyarakat. Ibu- ibu senang memiliki seseorang dimasyarakat
yang dapat membantu menyelesaikan problema dalam menyusui. Suasana saling memberi
dukungan lebih mudah terbangun dalam kelompok sebaya yang mempunyai pengalaman dan
situasi lingkungan yang sama. (J.Nankunda, 2006).13
Sebuah penelitian intervensi di Dhaka, Bangladesh tahun 2000 tentang efektifitas konselor
kawan sebaya berbasis masyarakat terhadap perilaku menyusui eksklusif, terbukti efektif
meningkatkan inisiasi dan durasi menyusui eksklusif. Prevalensi menyusui eksklusif 5 bulan
antara kelompok intervensi 202/228 (70%) dibandingkan kelompok kontrol 17/285 (6%) (diff=
64%, CI 95% 57-71%, p>0,0001) (R. Haider, 2000).13
Salah satu intervensi dukungan sebaya melalui konseling kelompok yang dapat dilakukan
untuk meningkatkan cakupan ASI Eksklusif dan Inisiasi Menyusui Dini (IMD) adalah dengan
membentuk KP-ASI (Kelompok Pendukung ASI).13,14 Kelompok Pendukung ASI merupakan
kelompok ibu hamil dan ibu yang memiliki bayi usia di bawah 2 tahun, mereka bertemu secara
rutin sebulan sekali termasuk kunjungan rumah untuk saling bertukar pengalaman, berdiskusi
dan saling memberi dukungan terkait kesehatan ibu dan anaknya khususnya seputar kehamilan,
menyusui dan gizi, dipandu/ difasilitasi oleh motivator.15 Peserta Kelompok Pendukung ASI
diutamakan ibu hamil serta ibu-ibu yang memiliki bayi usia 0-6 bulan dan 7-24 bulan.
Walaupun demikian, kelompok ini terbuka untuk orang-orang yang memiliki minat yang sama.
Suami, anggota keluarga lain dari ibu hamil/ menyusui, seorang perempuan yang belum hamil
tapi berkeinginan menyusui anaknya suatu saat nanti, tenaga kesehatan yang ingin belajar atau
berbagi informasi dengan para ibu hamil/ menyusui dapat dilibatkan dalam Kelompok
Pendukung ASI ini.15
1.3 Tujuan
1.3.1 Umum
Meningkatnya ASI Eksklusif dalam rangka pencapaian target ASI Eksklusif
nasional
1.3.2 Khusus
a. Mengidentifikasi masalah pemberian ASI Eksklusif di wilayah Puskesmas
Kenali Besar
b. Menentukan penyebab utama tidak tercapainya ASI Eksklusif
c. Menentukan alternatif pemecahan masalah ASI Eksklusif
1.4 Manfaat
Puskesmas Kenali Besar memiliki sumber daya tenaga sebanyak 57 orang. Dimana sebanyak
50 orang bertugas pada Puskesmas Kenali Besar, 4.orang bertugas di Puskesmas Pembantu
Simpang Rimbo 3 orang di Pustu Bagan Pete.
Berdasarkan analisis beban kerja, jumlah pegawai lebih dari cukup memadai untuk kebutuhan,
sedangkan ditinjau dari kualitas dan keterampilan masih perlu adanya peningkatan
pengembangan wawasan dan keterampilan dengan mengikutsertakan pegawai dalam
pendidikan dan pelatihan-pelatihan di masa yang akan datang.
Berdasarkan tingkat pendidikannya, tingkat pendidikan pegawai di Puskesmas Kenali Besar
sangat variatif dan rata rata masih berpendidikan di bawah sarjana muda, dapat dilihat pada
tabel berikut.
Tabel 2.3 Distribusi Pegawai Pada Puskesmas Kenali Besar Berdasarkan Tingkat
Pendidikan Terakhir Tahun 2016
NO. TINGKAT PENDIDIKAN JUMLAH
1. Kepala Puskesmas 1
2. Dokter Umum 3
3. Dokter Gigi 1
4. SI Perawat, Nurse 1
5. D IV Bidan 1
Sarjana Muda Kesehatan
AKPER 4
AKZI 1
AKL 0
AKBID 19
AKFAR 2
6. AKG 1
7. AAK 1
8. Bidan / D1 7
9. Perawat/SPK 3
10. SMF/SAA 1
11. SPAG 2
12. SMAK 2
13. SPRG 2
SPPH 2
SLTA Sederajat 2
LCPK 1
Kota Jambi 57
Puskesmas Kenali Besar adalah Puskesmas non perawatan yang didirikan pada tahun
1991 dengan luas 650 m2 telah mengalami rehabilitasi fisik bangunan pada tahun 2009
menjadi gedung lantai bertingkat 2 :
Lantai 1 : Ruang Loket, IGD,Poli umum,poli Gigi,Apotik,Gudang obat,Usila,poli Anak
Lantai 2 :Ruang Ka Puskesmas,Ruang TU, Poli KIA ,Tumbang, Ruang
Imunisasi,Laboratorium,Kesling
Puskesmas Kenali Besar dikepalai oleh Kepala Puskesmas yang dibantu oleh beberapa
orang staf yang mempunyai tugas dan tanggung jawab masing-masing.
Sumber Daya Sarana Puskesmas Kenali Besar memiliki 1 (satu) Puskesmas Pembantu
dan 1 (satu) Pusling yang juga berperan dalam penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi
Puskesmas Kenali Besar, untuk menunjang kelancaran dari penyelenggaraan upaya kesehatan,
Puskesmas Kenali Besar juga dilengkapi oleh beberapa sarana diantaranya :
Kendaraan roda 4 (Empat) sebanyak : 2 unit
Kendaraan roda 2 (Dua ) sebanyak : 4 unit
Komputer : 4 unit
IMD adalah proses membiarkan bayi dengan nalurinya sendiri menyusu dalam 1 jam
pertama setelah lahir, bersamaan dengan kontak kulit (skin to skin contact) antara kulit ibu
dengan kulit bayinya (Nurtjahjo dan Paramitia, 2008 dalam Sunansari, 2008). Di Indonesia
pelaksanaan IMD disosialisasikan pada saat Pekan ASI se-Dunia tahun 2007. Pada kesempatan
tersebut ibu Presiden Republik Indonesia menghimbau agar para ibu memberi kesempatan pada
bayinya untuk menyusu dalam satu jam pertama setelah melahirkan. Oleh karena itu, Ibu
Negara juga menghimbau semua petugas kesehatan yang terlibat dalam persalinan, termasuk
para dokter dan bidan untuk membantu ibu-ibu melaksanakan IMD segera setelah melahirkan
(Kementrian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat, 2007). IMD menjadi begitu penting
untuk dilakukan karena sejak tahun 2008 dalam Asuhan Persalinan Normal (APN), IMD
tersebut merupakan langkah terakhir yang harus dilakukan oleh petugas kesehatan yang
membantu persalinan.
2.3.2 Tahapan yang Dilakukan Bayi dalam IMD
Tahapan yang biasanya dilakukan bayi pada saat IMD adalah :19
Istirahat sebentar dalam keadaan siaga untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
Memasukkan tangan ke mulut.
Menghisap tangan dan mengeluarkan suara
Bergerak ke arah payudara dengan aerola sebagai sasaran.
Menyentuh puting susu dengan tangannya.
Menemukan puting susu.
Melekat pada puting susu.
Menyusu untuk pertama kalinya.
Menurut Roesli (2008) ada beberapa manfaat yang bisa didapat dengan melakukan IMD adalah
Menurunkan resikokedinginan (Bayi yang diletakkan segera di dada ibunya setelah
melahirkan akan mendapatkan kehangatan sehingga dapat menurunkan resiko
hypothermiasehingga angka kematian karena hypothermiadapat ditekan. 19
Membuat pernapasan dan detak jantung bayi lebih stabil.Ketika berada di dada ibunya
bayi merasa dilindungi dan kuat secara psikis sehingga akan lebih tenang dan
mengurangi stres sehingga pernafasan dan detak jantungnya akan lebih stabil .
Bayi akan memiliki kemampuan melawan bakteri.IMD memungkinkan bayi akan
kontak lebih dahulu dengan bakteri ibu yang tidak berbahaya atau ada antinya di ASI
ibu, sehingga bakteri tersebut membuat koloni di usus dan kulit bayi yang akan dapat
menyaingi bakteri yang lebih ganas di lingkungan luar.
Bayi mendapat kolostrum dengan konsentrasi protein dan immunoglobulin paling
tinggi.IMD akan merangsang pengeluaran oksitosin sehingga pengeluaran ASI dapat
terjadi pada hari pertama kelahiran. ASI yang keluar pada hari pertama kelahiran
mengandung kolostrum yang memiliki protein dan immunoglobulin dengan
konsentrasi paling tinggi. Kolostrum sangat bermanfaat bagi bayi karena kaya akan
antibodi dan zat penting untuk pertumbuhan usus dan ketahanan terhadap infeksi yang
sangat dibutuhkan bayi demi kelangsungan hidupnya .
Mendukung keberhasilan ASI Eksklusif Bayi yang diberikan kesempatan menyusu
dini akan mempunyai kesempatan lebih berhasil menyusu Eksklusif dan
mempertahankan menyusu dari pada yang menunda menyusu dini.
Membantu pengeluaran plasenta dan mencegah pendarahanSentuhan, kuluman dan
jilatan bayi pada puting susu ibu akan merangsang sekresi hormon oksitosin yang
penting untuk menyebabkan rahim kontraksi yang membantupengeluaran plasenta
dan mengurangi pendarahan sehingga mencegah anemia, merangsang hormon lain
yang membuat ibu menjadi tenang, rileks dan mencintai bayinya serta merangsang
pengaliran ASI dari payudara.
Membantu bayi agar memiliki keahlian makan di waktu selanjutnya
Ibu dan ayah akan sangat bahagia bertemu dengan bayinya pertama kali di dada
ibunya
Berikut ini beberapa pendapat yang menghambat terjadinya kontak dini kulit ibu dengan kulit
bayi: 19
Bayi kedinginan
Berdasarkan Penelitian drNiels Bergman (2005) ditemukan bahwa suhu dada ibu yng
melahirkan menjadi 1C lebih panas daripada suhu dada ibu yang tidak melahirkan.
Jika bayi yang diletakkan di dada ibu ini kepanasan, suhu dada ibu akan turun 1C. Jika
bayi kedinginan suhu dada ibu akan meningkat 2C untuk menghangatkan bayi.
Setelah melahirkan, ibu terlalu lelah untuk segera menyusui bayinya Seorang ibu jarang
terlalu lelah untuk memeluk bayinya segera setelah lahir. Keluarnya oksitosin saat
kontak kulit ke kulit serta saat bayi menyusu dini membantu menenangkan ibu.
Tenaga Kesehatan kurang tersedia. Saat usia bayi di dada ibu, penolong persalinan
dapat menjalankan tugas. Bayi dapat menemukan sendiri payudara ibu. Lihat ayah atau
keluarganya terdekat unuk menjaga bayi sambil memberikandukungan pada Ibu.
Kamar bersalin atau kamar operasi sibukDengan bayi diatas ibu, ibu dapat dipindahkan
keruang pulih atau kamar perawatan. Beri kesempatan pada bayi untuk meneruskan
usahanya mencapai payudara dan menyusu dini.
Ibu harus dijahitKegiatan merangkak mencari payudara terjadi diarea payudara.yang
dijahit adalah Suntikan vitamin K dan tetes mata untuk mencegah penyakit gonore
(gonorhea) harus segera diberikan setelah lahir
Bayi harus segera dibersihkan, dimandikan, diMenunda memandikan bayi berarti
menghindarkan hilangnya panas badan bayi. Selain itu, kesempatan vernix (zat lemak
putih yang melekat pada bayi) meresap,melunakkan dan melindungi kulit bayi lebih
besar. Bayi dapat dikeringkan segera setelah lahir. Penimbangan dan pengukuran dapat
ditunda sampai menyusu dini selesai.
Ibu harus dijahitKegiatan merangkak mencari payudara terjadi diarea payudara.yang
dijahitadalah bagian bawah tubuh ibu.
Suntikan vitamin K dan tetes mata untuk mencegah penyakit gonore (gonorhea) harus
segera diberikan setelah lahir
Bayi harus segera dibersihkan, dimandikan, ditimbang, dan diukurMenunda
memandikan bayi berarti menghindarkan hilangnya panas badan bayi. Selain itu,
kesempatan vernix (zat lemak putih yang melekat pada bayi) meresap,melunakkan dan
melindungi kulit bayi lebih besar. Bayi dapat menyusu dini selesai.
Bayi kurang siagaPada 1 -2 jam pertama kelahirannya, bayi sangat siaga (alert). Setelah
itu, bayi tidur dalam waktu yang lama. Jika bayi mengantuk akibat obat yangdiasup ibu,
kontak kulit akan lebih penting lagi karena bayi memerlukan bantuan lebih untuk
bonding (ikatan kasih sayang).
Kolostrum tidak keluar atau jumlah kolostrum tidak memadai sehingga diperlukan
cairan lain (cairan prelaktal) Kolostrum cukup dijadikan makanan pertama bayi baru
lahir. Bayi dilahirkan dengan membawa bekal air dan gula yang dapat dipakai pada saat
itu.
Kolostrum tidak baik, bahkan berbahaya bagi bayi.Kolostrum sangat diperlukan untuk
tumbuh kembang bayi. Selain sebagai imunisasi pertama dan mengurangi kuning pada
bayi baru lahir, kolostrum melindungi dan mematangkan dinding usus yang masih
muda.
Merupakan suatu tindakan perawatan payudara yang dilaksanakan, baik oleh pasien maupun
dibantu orang lain yang dilaksanakn mulai hari pertama atau kedua setelah melahirkan.
Perawatan payudara bertujuan untuk melancarkan sirkulasi darah dan mencegah tersumbatnya
aliran susu sehingga mempelancar pengeluaran ASI, serta menghindari terjadinya pembekakan
dan kesulitan menyusui, selain itu juga menjaga kebersihan payudara agar tidak mudah terkena
infeksi. Adapun langkah-langkah dalam perawatan payudara.22
Pengurutan Payudara
o Tangan dilicinkan dengan minyak kelapa / baby oil.
o Pengurutan payudara mulai dari pangkal menuju arah putting susu selama 2
menit (10kali) untuk masing-masing payudara.
o Handuk bersih 1-2 buah.
o Air hangat dan air dingin dalam baskom.
o Waslap atau sapu tangan dari handuk.
b. Manfaat KP-ASI
Kelompok Pendukung ASI (KP - ASI) merupakan Kegiatan yang efektif untuk
meningkatkan cakupan ASI Eksklusif dan Inisiasi Menyusu Dini (IMD). Kelompok
pendukung ASI adalah beberapa orang yang mengalami situasi yang sama atau
memiliki tujuan yang sama, yang bertemu secara rutin untuk saling menceritakan
kesulitan, keberhasilan, informasi dan ide berkaitan dengan situasi yang dihadapi atau
upaya mencapai tujuan yang diinginkan. Pertemuan kelompok pendukung ASI
dilaksanakan dalam suasana bersahabat, nyaman, saling mempercayai dan menghargai.
Melalui pertemuan pertemuan tersebut, peserta sebuah Kelompok Pendukung dapat
saling memberi dan menerima dukungan, baik berupa dukungan teknis, moral maupun
emosional untuk sukses mengatasi situasi yang dihadapi atau mencapai tujuan yang
diinginkan.23
c. Tugas KP-ASI
Memberikan nasihat praktis kepada ibu-ibu hamil dan menyusui tentang perawatan
payudara, cara menyususi yang baik dan benar, manfaat ASI dan menyusui secara
eksklusif dan nasehat tentang cara mengatasi permasalahan yang ditemui pada
waktu menyusui.
Memberikan motivasi dan dukungan psikologis kepada ibu menyusui sehingga
menimbulkan rasa percaya diri pada ibu dan memotivasi agar:
Ibu yakin bahwa dapat menyusui. ASI adalah yang terbaik dan ibu dapat
memproduksi ASI yang cukup untuk memenuhi kebutuhan bayinya.
Ibu mengetahui setiap perubahan fisik yang terjadi dan mengerti bahwa perubahan
itu adalah normal.
Ibu mengetahui dan mengerti akan perubahan dan perilaku bayi dan bagaimana
seharusnya menghadapi dan mengatasinya.
Bertukar pengalaman dan berdiskusi.
Kunjungan rumah kepada ibu yang baru melahirkan terkait pemberian ASI.
Peserta Kelompok Pendukung ASI diutamakan ibu hamil serta ibu ibu yang
memiliki bayi usia 0-6 bulan dan 7- 24 bulan . Walaupun demikian, kelompok ini
terbuka untuk orang orang lain yang memiliki minat yang sama. Suami atau anggota
keluarga lain dari seorang ibu hamil / menyusui, seorang perempuan yang belum hamil
tapi sudah berkeinginan untuk menyusui bayinya suatu saat, atau tenaga kesehatan yang
ingin belajar dari dan berbagi informasi dengan para ibu hamil/ menyusui dapat
dilibatkan dalam pertemuan Kelompok Pendukung ASI. Diskusi di dalam pertemuan
Kelompok Pendukung ASI diutamakan pada isu seputar ASI dan menyusui. Walaupun
demikian, bila diskusi berkembang dengan baik tidak tertutup kemungkinan untuk
mencakup isu isu lain yang berhubungan dengan situasi peserta Kelompok Pendukung
ASI, misalnya perawatan ibu pada masa kehamilan, proses persalinan dan pemulihan
pasca persalinan, pemberian makanan tambahan pada anak dan lain lain.23
BAB III
PELAKSANAAN PROGRAM
Manusia :
Pengetahuan, sikap dan tindakan masyarakat tentang Asi
ekslusif yang masih rendah.
Belum semua kader posyandu mendapatkan pelatihan
Lingkungan
tentang ASI eksklusif.
Semakin banyaknya
Motivasi yang masih kurang dari petugas untuk
iklan-iklan mengenai
mengingatkan pemberian ASI eksklusif.
susu formula
Banyaknya ibu yang bekerja
Adanya anggapan di masyarakat yang berkembang bahwa
susu formula lebih baik dari pada ASI
Tingkat
Pemberian ASI
Ekslusif yang
Rendah di
Wilayah Kerja
Puskesmas
Kenali Besar
Material Metode
Media dan alat peraga, seperti leaflet, Promosi pemberian ASI eksklusif ke
poster mengenai pemberian ASI masyarakat berupa sosialisasi melalui
eksklusif jumlahnya masih kurang. penyuluhan masih kurang.
Alat peraga yang masih konvensional Pelaksanaan Konseling Laktasi di
belum menggunakan audio visual Puskesmas belum optimal
3.3 Alternatif Pemecahan Masalah
Berdasarkan penetapan prioritas masalah tersebut maka dapat diuraikan upaya pemecahan
masalah pada program serta kegiatan yang belum terpapai pada tabel berikut:
HASIL
4.1 Hasil
Tujuan pembentukan Kelompok Pendukung ASI (KP-ASI) secara umum adalah
untuk meningkatnya pemberian ASI Eksklusif dalam rangka pencapaian target ASI Eksklusif
nasional di wilayah kerja Puskesmas Kenali Besar.
Kegiatan pembentukan Kelompok Pendukung ASI diawali dengan penyuluhan
tentang ASI eksklusif di Kelurahan Bagan Pete dan Kelurahan Kenali Besar pada tanggal 7
Februari 2017 dan 9 Februari 2017. Kegiatan dihadiri Lurah, Kepala Puskesmas Kenali Besar
beserta staf, dokter - dokter internsip, bidan, Ketua RT, kader dan segenap masyarakat. Dari
penyuluhan yang diberikan, diharapkan bisa menambah pengetahuan masyarakat dan
meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya ASI eksklusif.
Selain pemberian materi edukasi oleh dokter internsip, dokter dokter internsip
juga membagikan leaflet tentang pentingnya ASI eksklusif. Leaflet berisi tentang manfaat ASI,
cara menyusui yang benar, Inisiasi Menyusui Dini (IMD), KP-ASI, dan lain sebagainya.
Dalam waktu bersamaan juga diadakan penggalangan komitmen Kelompok
Pendukung ASI. Lembar komitmen ditandatangani oleh Lurah, Kepala Puskesmas Kenali
Besar, Dokter, Bidan, kader, dan seluruh masyarakat yang menghadiri acara.
Musyawarah masyarakat desa mengenai pembentukan kelompok pendukung ASI
eksklusif, telah di laksanakan pada tanggal 1 Maret 2017 bertempat di kantor lurah bagan pete.
Dalam acara tersebut di hadiri oleh ibu Lurah Bagan Pete, Dokter Puskesmas Kenali Besar,
Dokter Internship, Bidan, Ketua RT, dan Kader. Dari kegiatan tersebut maka terbentuklah
kelompok pendukung ASI eksklusif dengan struktur organisasi KP-ASI di Kelurahan Bagan
Pete:
Pembina : Suherman (Lurah Bagan Pete)
Ketua Umum I : Sri Purwani (Ibu Lurah Bagan Pete)
Ketua Umum II : dr. Maria Inge Jammin (Kepala Puskesmas Kenali Besar)
Ketua Pelaksana : Pujiono (Ketua RT)
Sekertaris I : Widya Rezki, AMG (Petugas Gizi Puskesmas Kenali Besar)
Sekertaris II : Indah
Bendahara : Ratna
Anggota : Semua Kader di Kelurahan Bagan Pete
Sementara untuk pembentukan kelompok pendukung ASI di Kelurahan Kenali Besar
belum terlaksana dan diharapkan kepada kelompok internsip selanjutnya untuk dapat
melanjutkan kegiatan ini, yang dibantu oleh petugas kesehatan Puskesmas Kenali Besar.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Pembentukan Kelompok Peduli ASI sangat penting sebagai salah satu upaya untuk
pencapaian target ASI eksklusif Nasional.
2. Butuh peran masyarakat secara langsung dalam meningkatkan pemberian ASI,
salah satunya dengan cara pembentukan Kelompok Pendukung ASI.
3. Kegiatan telah berjalan sampai pembentukan kelompok pendukung ASI eksklusif
(KP-ASI).
4. Untuk kegiatan selanjutnya akan dilanjutkan oleh petugas yang bersangkutan di
Puskesmas Kenali Besar dan kelompok dokter internsip selanjutnya.
5.2 Saran
Diharapkan kepada petugas yang bersangkutan di Puskesmas Kenali Besar dan kelompok
dokter internsip selanjutnya untuk melanjutkan kegiatan KP ASI dan pertemuan dengan bidan
untuk membentuk bidan koordinasi.
DAFTAR PUSTAKA
1. IDAI. Mengapa ASI Ekslusif Sangat dianjurkan pada Usia di bawah 6 Bulan.
Available at : http://www.idai.or.id/artikel/klinik/asi/mengapa-asi-eksklusif-sangat-
dianjurkan-pada-usia-di-bawah-6-bulan. Accesed on February 16th. 2017
2. PP Nomor 33 Tahun 2012.
3. Kemenkes RI. Pedoman Pekan ASI Sedunia (PAS). Jakarta : Kementerian Kesehatan
Indonesia, Direktorat Gizi Masyarakat.2016.
4. WHO. Exclusive breastfeeding for six months best for babies everywhere. Available
at: http: //www.who.int/mediacentre/news/statements/2011/breastfeeding_20110115
/en/. Accesed on February 16 th.2017.
5. KEMENKES RI. Pemberian ASI Eksklusif. Jakarta : Profil Kesehatan Indonesia 2014,
kementerian Kesehatan Indonesia.
6. Kemenkes RI. Asi Ekslusif. Jakarta : Pusat Data dan Informasi Kemeterian Kesehatan
RI.2016.
7. RISKESDAS. Pola Pemberian ASI. Jakarta : Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan. 2013.
8. Kemenkes RI. Data Dasar Puskesmas. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia, 2013.
9. Laporan Pencapaian Indikator Kinerja Pembinaan Gizi Enam Bulanan di Puskesmas
Kenali Besar Kota Jambi Bulan Februari Tahun 2016.
10. Arintasari F. Faktor- faktor yang berhubungan dengan pemberian ASI Ekskusif di
Puskesmas Tegal Rejo Yogyakarta 2015. Yogyakarta; J Med Respati;XI; 2: 2016.
11. Simanjuntak D. Faktor- faktor yang berhubungan dengan pemberian makanan
pendamping ASI dini pada bayi di Kecamatan Pasar Rebo, Jakarta Timur tahun 2001
(tesis). Depok : Universitas Indonesia; 2002.
12. Fikawati S dan Syafiq A. Hubungan antara immediate breastfeeding dan ASI Ekslusif
4 bulan. Jurnal Kedokteran Trisakti. Vol.22(2).
13. Lakhmi T. Hubungan Kelompok Pendukung ASI terhadap Perubahan Perilaku
Menyusui di Kelurahan Banguntapan, Kecamatan Banguntapan, Kabupaten Bantul di
Yogyakarta (Analisis Data Sekunder KPC Healthy Start Yogyakarta Survey 2009-
2010). (Tesis). Depok: Universitas Indonesia; 2011.
14. Graffy, J, Taylor. (2005) What information, advice, and support do women want with
breastfeeding? Birth 2005; 32(3): 179-86.
15. http://oryshaa.co.id/2014/05/kelompok-pendukung-kp-asi.html. Accesed on
Fabruary,2017.
16. Depkes. Asi-eksklusif. Jakarta. Infodatin asi . 2012. Available at
http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/infodatin/infodatin-
asi.pdf.2012. Accesed on February 15th. 2017
17. Yuliarti, N. ASI eksklusif. Yogyakarta. 2010 Available at .Keajaiban ASI.Yogyakarta.
CV Andi Offset. Accesed on February 15th. 2017.
18. Renggatama Pentingnya ASI eksklusif. Jakarta. 2016. Available at. www.pentingnya-
asi-eksklusif 2016. Accesed on February 15th. 2017
19. Available at
.http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/25863/3/Chapter%20II.pdf 2011.
Accesed on February 15th. 2017
20. Sisca,B.U. ASI-ekslusif. Jakarta . Available at:.http://www.jurnalasieksklusif.com/ Accesed on
February 15th. 2017
21. Depkes. Asi-eksklusif. Jakarta . Infodatin. Available at
http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/infodatin/infodatin-
asi.pdf.2008. Accesed on February 15th. 2017
22. Asi-eksklusif. Available at http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/118/jtptunimus-gdl-
nifatulmus-5882-2-babii.pdf. Accesed on February 15th. 2017
23. KP-ASI. Available at . http://oryshaa.co.id/2014/05/kelompok-pendukung-kp-asi.html.
Accesed on February 15th. 2017