Disusun oleh:
Dias Kurniawan G4A017024
Pembimbing:
dr. Dri Kusrini
NIP. 19720112 2002122 004
2018
2
LEMBAR PENGESAHAN
Disusun oleh:
Dias Kurniawan G4A017024
Pembimbing
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan kerja bertujuan untuk peningkatan dan pemeliharaan derajat
kesehtan fisik, mental dan sosial yang setinggi-tingginya bagi pekerja di semua
jenis pekerjaan, pencegahan terhadap gangguan kesehatan pekerja yang
disebabkan oleh kondisi pekerjaan, perlindungan bagi pekerja dari risiko
pekerjaan, serta penempatan pekerja sesuai dengan kondisi fisiologi dan
psikologisnya. Secara ringkas merupakan penyesuaian pekerjaan kepada
manusia dan setiap manusia kepada pekerjaan itu sendiri (ILO, 1995).
Keputusan Menteri Kesehatan nomor 75 tahun 2014 tentang puskesmas
menyatakan bahwa puskesmas merupakan fasilitas pelayanan kesehatan
promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif, menyelenggarakan upaya
kesehatan masyarakat di tingkat primer, terutama promotif dan preventif.
Berdasarkan hal tersebut, puskesmas juga perlu menyelenggarakan program
pengembangan di wilayahnya yang berhubungan dengan kesehatan dan
keselamatan kerja sebagai bentuk pelayanan dan perlindungan bagi pekerja di
wilayah kerja puskesmas.
Upaya kesehatan kerja yang diselenggarakan oleh puskesmas bertujuan
untuk melindungi pekerja agar hidup sehat dan terbebas dari gangguan kesehatan
serta penyakit akibat kerja. Upaya kesehatan kerja ini meliputi seluruh pekerja
dari sektor formal maupun informal, serta orang-orang selain pekerja yang
berada atau tinggal di sekitar lingkungan kerja.
International Labour Organization (ILO) menyatakan bahwa 1,2 juta orang
meninggal setiap tahunnya karena kecelakaan kerja atau penyakit akibat kerja.
Melihat data tersebut, maka pekerja di wilayah kerja suatu puskesmas perlu
diberikan perlindungan kesehatan dan pengetahuan tentang kesehatan dan
keselamatan kerja guna meningkatkan kemampuan pekerja untuk menolong
dirinya sendiri sehingga terjadi peningkatan status kesehatan dan produktivitas
kerja.
Puskesmas 1 Sumpiuh mencanangkan program pengembangan puskesmas
yang berkaitan dengan pelayanan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) bagi
4
masyarakat pekerja di wilayah kerjanya. Salah satu bentuk nyata dari program
pelayanan K3 ini adalah dengan membentuk pos-pos Unit Kesehatan Kerja
(UKK) sebagai representasi pelayanan K3 dan perpanjangan tangan Puskesmas
1 Sumpiuh dalam membina, memberdayakan dan memberikan pelayanan
kesehatan bagi masyarakat pekerja, dengan harapan meningkatnya derajat
kesehatan, menurunnya faktor risiko kerja serta menurunnya angka Penyakit
Akibat Kerja (PAK) dan Kecelakaan Akibat kerja (KAK) di wilayah kerja
Puskesmas 1 Sumpiuh.
Dalam penyelenggaraannya, masih banyak faktor-faktor internal maupun
eksternal yang menyebabkan pelaksanaan program pelayanan K3 di Puskesmas
1 Sumpiuh belum berjalan dengan baik. Setiap desa di wilayah kerja Puskesmas
1 Sumpiuh yang ditargetkan memiliki 1 buah pos UKK masih belum dapat
terrealisasi. Dari 7 desa di wilayah kerjanya, baru terdapat 1 buah pos UKK
binaan Puskesmas 1 Sumpiuh, yakni pos UKK di Desa Ketanda yang merupakan
pengembangan dari paguyuban penderes di desa tersebut. Pencapaian tersebut
baru mencapai angka 14,28% dari target 100%. Pos UKK di Desa Ketanda
merupakan pengembangan dari paguyuban penderes yang baru dirintis pada
tahun 2016, sehingga masih banyak permasalahan dan hambatan dalam
kinerjanya.
Berdasarkan permasalahan di atas, maka diperlukan analisis faktor-faktor
yang menyebabkan pelaksanaan program pembentukan pos UKK di wilayah
kerja Puskesmas 1 Sumpiuh belum bisa berjalan dengan baik.
5
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Mengetahui dan menganalisis masalah program kesehatan dan memberikan
rencana alternatif pemecahan masalah di Puskesmas 1 Sumpiuh.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui secara umum program pelayanan Kesehatan dan
Keselamatan Kerja (K3) di Puskesmas 1 Sumpiuh.
b. Mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap belum tercapainya
target pelayanan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) di Puskesmas
1 Sumpiuh.
c. Menganalisis kekurangan dan kelebihan pelaksanaan program
pelayanan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) di Puskesmas 1
Sumpiuh.
C. Manfaat Penulisan
1. Manfaat Praktis
a. Memberikan informasi kepada pembaca mengenai faktor-faktor yang
berpengaruh terhadap pelayanan Kesehatan dan Keselamatan Kerja
(K3) di Puskesmas 1 Sumpiuh.
b. Menjadi masukan bagi puskesmas dalam mengambil kebijakan jangka
panjang dalam upaya peningkatan program pelayanan Kesehatan dan
Keselamatan Kerja (K3) di Puskesmas 1 Sumpiuh.
2. Manfaat Teoritis
Menjadi dasar penelitian selanjutnya bagi pihak yang membutuhkan.
6
A. Gambaran Umum
1. Keadaan Geografi
Puskesmas I Sumpiuh adalah salah satu puskesmas di Kabupaten
Banyumas yang memiliki letak cukup strategis karena berada di tepi jalan
raya provinsi dan berada di daerah perbatasan dengan kabupaten Cilacap.
Wilayah Puskesmas I Sumpiuh terletak diperbatasan Kabupaten
Banyumas dengan Kabupaten Cilacap, dan berbatasan dengan
(Puskesmas 1 Sumpiuh, 2017):
a. Sebelah Utara : Kecamatan Somagede Kabupaten Banyumas
b. Sebelah Timur : Wilayah Kerja Puskesmas II Sumpiuh
c. Sebelah Selatan : Kecamatan Nusawungu Kabupaten Cilacap
d. Sebelah Barat : Kecamatan Kemranjen Kabupaten Banyumas.
Wilayah kerja Puskesmas I Sumpiuh secara administratif mencakup
6 desa dan 1 kelurahan, seluas 2.028,115 Ha atau sama dengan 26, 98 km2
dengan rincian sebagai berikut
a. Kelurahan Kebokura : 202.948 Ha
b. Desa Karanggedang : 202.458 Ha
c. Desa Kemiri : 284.000 Ha
d. Desa Kuntili : 327.050 Ha
e. Desa Pandak : 275.935 Ha
f. Desa Lebeng : 228,656 Ha
g. Desa Ketanda : 542.179 Ha
Aksesibilitas puskesmas I Sumpiuh adalah sebagai berikut: jarak
puskesmas ke kebupaten yaitu 100% aspal sejauh 40 km; jarak puskesmas
ke desa/ kelurahan yaitu 1-5 km; semua desa/ kelurahan dapat dijangkau
dengan kendaraan roda 2, dan komunikasi berita dapat melalui kantor pos,
telepon, radio, TV serta surat kabar (Puskesmas I Sumpiuh, 2017).
7
2. Keadaan Demografi
Jumlah penduduk keseluruhan di wilayah kerja Puskesmas I
Sumpiuh 28.522 jiwa dengan rincian sebagai berikut
d. Diare
Selama tahun 2017 kasus diare yang ditangani di Puskesmas 1
Sumpiuh sebanyak 827 orang atau sebesar 71,3%.
e. Kusta
Tahun 2015 ditemukan 2 kasus kusta, sedangkan pada tahun 2016
dan 2017 tidak didapatkan kasus kusta baru.
f. Penyakit IMS
Penyakit menular seksual meliputi sifilis, gonorrhea, bubo, jengger
ayam, herpes dll. Jumlah kasus baru IMS di Puskesmas 1 Sumpiuh tahun
2017 103 kasus. Jumlah tersebut meningkat hampir 3 kali dari tahun
2016, yaitu sebanyak 39 kasus. Berdasarkan layanan kunjungan IMS,
ditemukan IMS sebanyak 17 (16.50%), dengan positif sifilis sebanyak 3
kasus, GO positif 6 kasus, dan trikomoniasis sebanyak 2 kasus.
g. Pneumonia
Puskesmas 1 Sumpiuh tahun 2017 mendata dari 2.743 balita.
Penderita ditemukan dan ditangani sebanyak 251 balita (256,12%),
sedangkan tahun 2016 penderita ditemukan dan ditangani sebanyak 274
kasus di Puskesmas 1 Sumpiuh.
h. Penyakit DBD
Penyakit DBD masih menjadi permasalahan di Puskesmas 1
Sumpiuh. Pada tahun 2016 terdapat 5 kasus penyakit DBD. Pada tahun
2017, tidak terdapat kasus Demam Berdarah Dengue.
i. Penyakit PD3I
Penyakit yang termasuk PD3I yaitu polio, pertussis, tetanus non
neonatorum, campak, difteri, dan hepatitis B. Pada tahun 2017, tidak
didapatkan kasus difteri, pertussis, tetanus non neonatorum, polio dan
hepatitis B. Sedangkan terdapat 2 kasus campak pada tahun 2017.
j. Penyakit Tidak Menular
Jumlah PTM di Puskesmas 1 Sumpiuh tahun 2017 sebanyak 1.421
kasus. Kasus tertinggi adalah kelompok penyakit hipertensi esensial
sebesar 27,3% (389 kasus). Prevalensi kasus diabetes melitus tidak
tergatung insulin yaitu 8,58%. Prevalensi diabetes melitus tergantung
13
C. Input
1. Man (Tenaga Kesehatan)
Tenaga kesehatan merupakan tenaga kunci dalam mencapai
keberhasilan pembangunan bidang kesehatan. Jumlah tenaga kesehatan
dalam wilayah Puskesmas I Sumpiuh tahun 2017 sejumlah 46 tenaga, yang
terdiri dari: dokter spesialis, dokter umum, dokter gigi, perawat, bian,
tenaga kefarmasian, tenaga gizi, kesehatan masyarakat, tenaga sanitasi,
teknisi medis, tenaga fisioterapi, tenaga kesehatan lainnya, tenaga
penunang/pendukung kesehatan. Peningkatan mutu pelayanan kesehatan
dapat dipengaturi dengan peningkatan jumlah tenaga kesehatan, namun
kebutuhan tenaga kesehatan belum dapat terpenuhi dikarenakan beban
terhadap penganggaran pegawai serta belum berjalannya kegiatan
mobilisasi tenaga kesehatan yang sesuai dengan penempatan tugas tenaga
tersebut.
Tabel 2.4. Ratio Jumlah Tenaga Kesehatan terhadap Jumlah Penduduk di
Puskesmas I Sumpiuh
Jumlah Ratio
No Jenis Tenaga Tenaga /100.000
Kesehatan pddk
1. Dokter Umum 3 10,935
2. Dokter Spesialis 0 0
3. Dokter Gigi 1 3,64
4. Farmasi 1 3,506
5. Perawat 16 56,10
6. Bidan 13 45,58
7. Tenaga Kesehatan 1 3,506
Masyarakat
8. Sanitarian 1 3,506
9. Nutrisionis 1 3,506
10. Teknisi Medis 2 7,012
11. Tenaga Fisioterapi 0 0
12. Tenaga Kesehatan 0 0
Lainnya
13. Tenaga Penunjang / 7 0
Pendukung Kesehatan
dengan 502 ibu hamil dan ibu hamil yang mendapatkan pelayanan
K-4 adalah sebesar 404 ibu hamil (80,5%).
Pada prinsipnya kegiatan-kegiatan dalam rangka pelayanan
K-4 sudah dilaksanakan oleh Puskesmas 1 Sumpiuh, hal ini
menunjukan bahwa kesadaran masyarakat tentang pentingnya
pemeriksaan kesehatan pada waktu hamil belum maksimal.
Selain itu juga petugas kesehatan belum maksimal dalam
memberikan motivasi kepada ibu hamil. Standal pelayanan
minimal untuk cakupan kunjungan ibu hamil K-4 sebesar 95%.
Dengan demikian untuk wilayah Puskesmas 1 Sumpiuh masih
kurang memenuhi standar pelayanan minimal yang diharapkan.
2) TB paru
Target penemuan penderita TB paru BTA (+) pada tahun
2017 di wilayah kerja Puskesmas I Sumpiuh adalah 27 orang, hal
ini didapat dari target yang ditetapkan oleh pemerintah Kab.
Banyumas yaitu ditemukan dan tertanganinya 1 kasus TB baru
per 1.000 penduduk dengan jumlah penduduk pada akhir tahun
2016 sebanyak 27.436 penduduk.
Jumlah suspek penderita TB paru pada wilayah kerja
Puskesmas I Sumpiuh yang diperiksa pada tahun 2017 sebanyak
134 orang. Jumlah penderita TB paru yang terdiagosis BTA (+)
dan sudah ditangani sebanyak 23 orang, atau 85,19%
dibandingkan dengan target penemuan penderita baru TB paru
dan 17,16 % dibandingkan dengan total jumlah suspek penderita
TB pada tahun 2017 di wilayah kerja Puskesmas I Sumpiuh.
Terdapat pula penderita dengan gambaran radiologi TB paru
BTA (-) sebanyak 4 orang sehingga total seluruh penderita TB
baru di wilayah kerja Puskemas I Sumpiuh sebanyak 27 orang.
Sebanyak 20 penderita baru TB paru BTA (+) dinyatakan
sembuh dengan bukti hasil pemeriksaan BTA (-) di akhir
pengobatan, 4 penderita dengan gambaran radiologi TB paru
BTA (-) tuntas melaksanakan pengobatan dan 3 orang penderita
baru TB BTA (+) masih menjalani tahap pengobatan hingga akhir
tahun 2017.
Jumlah seluruh penderita TB yang sudah ditemukan dan
ditangani dengan jenis kelamin laki-laki sebanyak 12 orang,
sedangkan jumlah penderita yang sudah ditemukan dan ditangani
26
b. Money
Sumber pendanaan anggaran kesehatan Puskesmas 1 Sumpiuh
berasal dari APBN dan Bantuan Operasional Kegiatan (BOK), termasuk
di dalamnya anggaran untuk pelaksanaan program pelayanan Kesehatan
dan Keselamatan Kerja (K3).
c. Material
Sarana di Puskesmas I Sumpiuh terdiri dari 1 Puskesmas, 1 Pustu,
1 Puskesling, 1 Balai pengobatan, 7 Poskesdes, dan 41 posyandu.
Puskesmas 1 Sumpiuh memiliki fasilitas transportasi 1 buah ambulans
dan 2 buah kendaraan roda dua untuk mempermudah mobilitas dalam
pelaksanaan program. Selain itu, Puskesmas 1 Sumpiuh juga memiliki
alat-alat kesehatan yang telah terstandarisasi dan terkalibrasi untuk
membantu dalam melakukan pemeriksaan kesehatan pekerja dalam
pelayana Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3).
d. Method
Pelayanan K3 yang diberikan oleh puskesmas meliputi: 1) penilaian
dan pengendalian risiko, 2) pemeriksaan kesehatan sebelum kerja,
berkala dan khusus, 3) diagnosis dini dan pengobatan segera, 4)
pelayanan instalasi gawat darurat, 5) pelayanan kesehatan umum,
kuratif dan rehabilitatif, 6) promosi kesehatan di lingkungan kerja, 7)
pencegahan kecelakaan kerja, 8) surveilans serta 9) pencatatan,
pelaporan dan dokumentasi.
e. Minute
Waktu pelaksanaan kegiatan tidak ada jadwal khusus.
f. Market
Sasaran utama dari program pelayanan Kesehatan dan Keselamatan
Kerja (K3) yakni para pengusaha, pekerja serta lingkungan kerja di
wilayah kerja Puskesmas 1 Sumpiuh yang difasilitasi oleh pos-pos UKK
di setiap desa.
33
2. Proses
Program Pelayanan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)
masyarakat kerja di wilayah kerja Puskesmas 1 Sumpiuh terbagi ke dalam
dua tahap, yakni tahap perencanaan dan tahap pelaksanaan. Tahap
perencanaan meliputi: 1) pengumpulan data dasar mengenai kondisi
demografis dan geografis, 2) pemetaan jenis usaha masyarakat, jumlah
pekerja dan perkiraan faktor risiko dan besarnya masalah di lingkungan
kerja serta 3) penentuan prioritas sasaran yang didasarkan kepada jenis
usaha unggulan daerah di wilayah kerja Puskesmas 1 Sumpiuh. Data
tersebut diperoleh dari data primer dan sekunder.
Tahap pelaksanaan meliputi: 1) sosialisasi mengenai K3 serta
potensi bahaya di lingkungan kerja kepada pengusaha dan pekerja, 2)
kunjungan lapangan untuk melakukan identifikasi serta menilai masalah
bahaya kesehatan dan lingkungan kerja, 3) menentukan langkah perbaikan,
pemeliharaan dan pemantauan kesehatan lingkungan kerja, 4) memfasilitasi
pembentukan pos-pos Unit Kesehatan Kerja (UKK) serta 5) memberikan
pelayanan K3 bagi pekerja yang tidak memiliki akses.
3. Output
Output yang dihasilkan dalam tahap perencanaan program
pelayanan kesehatan dan keselamatan kerja ini berupa data pemetaan jenis
usaha masyarakat, jumlah pekerja dan perkiraan faktor risiko dan besarnya
masalah di lingkungan kerja, sedangkan output yang dihasilkan dalam tahap
pelaksanaan program pelayanan kesehatan dan keselamatan kerja berupa
terlaksananya program sosialisasi K3 di lingkungan kerja, terlaksananya
kunjungan lapangan untuk mengidentifikasi masalah bahaya kesehatan,
terbentuknya pos-pos Unit Kesehatan Kerja (UKK) masyarakat serta
tercapainya pelayanan kesehatan K3 bagi pekerja yang meliputi screening
dan diagnosis dini, pengobatan dan rehabilitasi.
Salah satu output dari program pelayanan Kesehatan dan
Keselamatan Kerja (K3), yakni pembentukan pos Unit Kesehatan Kerja
(UKK) di wilayah kerja Puskesmas 1 Sumpiuh baru mencapai 14,28% dari
target 100%. Dari 7 desa yang termasuk ke dalam wilayah kerja Puskesmas
34
1 Sumpiuh, baru terbentuk 1 buah pos UKK, yakni pos UKK di Desa
Ketanda yang merupakan pengembangan dari paguyuban penderes di desa
tersebut.
4. Effect
Upaya pelayanan kesehatan dan keselamatan kerja masyarakat yang
diselenggarakan oleh Puskesmas 1 Sumpiuh diharapkan dapat
menumbuhkan kesadaran masyarakat pekerja untuk berhimpun dan
memberdayakan dirinya serta menciptakan lingkungan dan perilaku kerja
masyarakat yang aman, sehat dan nyaman serta minim faktor risiko penyakit
akibat pekerjaan.
5. Outcome (Impact)
Upaya pelayanan kesehatan dan keselamatan kerja masyarakat yang
diselenggarakan oleh Puskesmas 1 Sumpiuh dalam jangka panjang
diharapkan dapat meningkatkan derajat kesehatan fisik, mental dan sosial
masyarakat pekerja, menciptakan lingkungan kerja yang aman, sehat dan
nyaman serta menurunkan angka kejadian Penyakit Akibat Kerja (PAK) dan
Kecelakaan Akibat Kerja (KAK) di wilayah kerja Puskesmas 1 Sumpiuh.
2. Weakness
1) Belum terbentuknya struktur dan unit kerja dalam menjalankan
program pelayanan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3).
2) Belum adanya Standar Operasional Prosedur (SOP) yang jelas
mengenai pelaksanaan program pelayanan Kesehatan dan Keselamatan
Kerja (K3) bagi masyarakat yang diselenggarakan oleh Puskesmas 1
Sumpiuh.
3) Pemegang program pelayanan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)
yang masih merangkap jabatan di bidang lain.
4) Belum optimalnya proses pengumpulan data dasar mengenai pemetaan
jenis usaha masyarakat, jumlah pekerja, faktor risiko di lingkungan
kerja serta analisis besar masalah di lingkungan kerja sehingga
pelayanan K3 oleh puskesmas masih lebih dititikberatkan pada tahap
kuratif dibandingkan promotif dan preventif.
5) Program pelayanan K3 masyarakat merupakan program pengembangan
Puskesmas 1 Sumpiuh yang relatif baru dicanangkan sehingga belum
banyak kegiatan yang terealisasi.
3. Opportunity
1) Kepercayaan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang diberikan
oleh puskesmas menjadikan masyarakat di sekitar wilayah kerja
Puskesmas 1 Sumpiuh lebih mudah untuk diajak berpartisipasi dalam
kegiatan puskesmas.
2) Adanya potensi kerjasama lintas sektoral seperti dinas kesehatan,
kepala desa, ketua RW dan ketua RT dalam melaksanakan program
pelayanan K3.
3) Telah munculnya kesadaran sebagian masyarakat pekerja untuk
membentuk paguyuban penderes di Desa Ketanda, Kecamatan
Sumpiuh yang bisa dibina dan dikembangkan oleh Puskesmas 1
Sumpiuh untuk menjadi model dan tolok ukur bagi pembentukan dan
pengembangan paguyuban pekerja dan pos UKK lainnya.
4) Adanya Keputusan Menteri Kesehatan RI no:
HK.02.02/Menkes/52/2015 yang di dalamnya menyebutkan tentang
36
A. Kesimpulan
1. Program pengembangan Puskesmas 1 Sumpiuh berupa pelayanan
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) belum berjalan dengan baik. Hal ini
dapat dilihat dari output pembentukan pos Unit Kesehatan Kerja (UKK)
yang baru mencapai 14,28% dari target 100%.
2. Faktor-faktor atau kendala yang menyebabkan program pelayanan
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) di Puskesmas 1 Sumpiuh belum
berjalan baik antara lain: terbatasnya kuantitas dan kualitas sumber daya
manusia, belum terbentuknya struktur organisasi pemegang program yang
solid, kurangnya kesadaran dan pengetahuan masyarakat mengenai K3,
serta belum optimalnya proses pengumpulan data dasar mengenai pemetaan
jenis usaha masyarakat, jumlah pekerja, faktor risiko di lingkungan kerja
serta analisis besar masalah di lingkungan kerja.
3. Program pelayanan K3 di Puskesmas 1 Sumpiuh merupakan program
pengembangan puskesmas yang baru dirintis sehingga masih banyak
keterbatasan dalam pelaksanaannya.
B. Saran
1. Mengintensifkan rapat koordinasi untuk mempersiapkan pembentukan tim
pemegang program pelayanan K3 di Puskemas 1 Sumpiuh.
2. Melengkapi syarat-syarat administrasi dan menetapkan arahan kerja
pelaksanaan program sebagai pedoman dalam menjalankan program
pelayanan K3 di Puskesmas 1 Sumpiuh.
3. Memperkuat hubungan dan kerjasama lintas sektoral.
4. Melakukan evaluasi rutin terhadap program pelayanan K3 untuk memantau
perkembangan program.
41
DAFTAR PUSTAKA